Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudistira
"Dilatarbelakangi oleh adanya suatu kontroversi terhadap pemikiran etika Confucius mengenai hierarki moral di masa kini. Penelitian ini merupakan analisa kritis tentang teori hierarki moral Confucius. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengemukakan argumentasi logis dan relevansi tentang hierarki moral Confucius. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa argumentasi logis dari hierarki moral dapat menggunakan logika paradigmatis dengan membandingkan konsep hierarki moral Confucius dan konsep Leviathan Hobbes, selain itu dapat menggunakan teori revolusi kebudayaan dari Alvin Toffler sebagai landasan argumentasi. Hasil penelitian lainnya adalah bahwa konsep hierarki moral Confucius memiliki relevansi di masa kini.

Based on the controversion of Confucius ethics discourse about the hierarchy moral presently. This studies about the critical analysis about the theorytical of Confucius moral hierarchies. The purposes of this studies is to show the logic argumentation and relevance of moral hierarchies of Confucius. The method used is analysis descriptive method.
The studies result prove that logical argumentation from hierarchies moral using the logical paradigm with compare the concept of Confucius moral hierarchies and Hobbes Leviathan concept, instead able to use the revolution theory of culture from Alvin Toffler as a basic argumentation. Another result of this studies is the concept of Confucius moral hierarchies as a relevance for a today life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudistira
"Dalam penerapan statistika di masyarakat, metode pengambilan sampel dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang populasi yang menjadi fokus pengamatan. Namun karena keterbatasan dalam menjalankan metode pengambilan sampel, banyaknya sampel tersebut seringkali tidak mencukupi untuk mendapatkan taksiran yang presisi untuk populasi. Oleh karena itu, dikembangkan beberapa metode alternatif untuk menaksir parameter tersebut dengan area sampel yang jumlahnya kecil yang dibahas dalam topik Small Area Estimation. Dalam skripsi ini, dijelaskan tentang bagaimana mencari taksiran titik dari rata-rata populasi pada Small Area dengan metode Empirical Bayes berdasarkan model tingkat area. Secara umum, metode ini diawali dengan pendefinisian Model Spasial Tingkat Area, yaitu model dasar tingkat area dengan tambahan definisi model efek acak spasial pada . Model tersebut selanjutnya menjadi dasar untuk menaksir parameter rata-rata populasi dengan menggunakan Metode Empirical Bayes. Pada bagian akhir skripsi ini juga diberikan contoh penerapan metode Spatial Empirical Bayes untuk menaksir tingkat kemiskinan di Kota Depok pada tahun 2012.

In the application of statistics in society, sampling methods are conducted to obtain information about the populations that become a focus of observation. However, due to limitations in carrying out of sampling methods, the number of samples is often not sufficient to obtain precise estimates for the population. Therefore, several alternative methods are developed for estimating the parameters with a small number of sample areas which has covered in the topics Small Area Estimation. This paper is described about how to find a point estimation of population mean on small area with Empirical Bayes method based on area level model. In general, this method starts with defining the Spatial Area Level Model, which is the basic area level model with an additional definition of spatial random effects model for . That model then becomes basis for estimate parameter of population mean using Empirical Bayes methods. At the end, this paper also give an example of the application of Spatial Empirical Bayes methods for estimating poverty in Depok in 2012.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Yudistira
"On the past new era, we always see the action of, expansion the violence for take over the human right of the society ( local community) to ward the plantation or horticultural and the natural resources which done by the Government or private company. Even for the low level society, the action of losing, expansion and violence are things which threaten their life. Even most of us call it as the era of Reformation, but the society's fate has become a sacrifice of the action and it hasn't changed. All of these happened because the society lived in a country with unjustice.
Based on the thought above, the researcher tried to learn the conflict about expansion and the violence for take over the plantation which done by the company of oil palm, which titled : The Effort of Reconciliation of Conflict Between Society of Mahato And PT. Torganda in North Tambusai Regent of Rokan Hulu Riau Province.
The research found, the efforts which are taken to reconciliate the conflict was only the effort to make it peace and compensation. It's often interpreted as the causes of conflict's appearing while the substance of the conflict has been never touched.
Many cases and efforts of reconciliation which done need to learn more deeply. How ever the research tried to open our mind to know a lot the cases deeply which caused why the conflict happened, so the effort of the reconciliation which has been doing will effectively be applied.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Lukman Yudistira
"Perkembangan perbankan syariah yang signifikan di Indonesia pada saat ini telah memunculkan kemungkinan adanya berbagai penafsiran yang berbeda-beda terhadap berbagai produk dan jasa keuangan yang ditawarkan oleh bank-bank syariah yang ada. Atas keadaan tersebutlah, Peraturan Bank Indonesia No. 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia, dengan maksud untuk memberikan pedoman atas berbagai produk dan jasa keuangan yang saat ini ditawarkan oleh bank-bank syariah di Indonesia.Peraturan Bank Indonesia No. 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah diterbitkan dengan tidak hanya berisi ketentuan-ketentuan atas bentuk-bentuk berbagai produk dan jasa keuangan syariah yang saat ini ditawarkan oleh bank-bank syariah di Indonesia.
Peraturan Bank Indonesia No. 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah juga menetapkan ketentuan-ketentuan dasar perdata Islam yang bersifat fundamental. Salah satu dari ketentuan perdata Islam tersebut adalah larangan dalam melakukan transaksi yang mengandung unsur Maysir, yang oleh Peraturan Bank Indonesia No. 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah didefinisikan sebagai transaksi yang mengandung unsur perjudian, untung-untungan atau spekulaeif yang tinggi.
Atas pelarangan bagi bank syariah untuk melakukan transaksi yang mengandung unsur Maysir tersebutlah, penulis melakukan berbagai pembahasan. Pembahasan pertama yang dilakukan oleh penulis adalah pembahasan atas aspek-aspek perbankan syariah sebagai objek dalam penelitian ini.
Pembahasan berikutnya adalah pembahasan alas ketentuan Maysir dalam hukum Islam yang kemudian diikuti dengan pembahasan ketentuan Maysir dalam transaksi perbankan syariah di Indonesia dalam kaitannya dengan penerapan manajemen risiko bagi bank-bank syariah yang berbentuk Bank Umum. Pembahasan akhir dalam penelitian ini adalah pembahasan transaksi derivatif sebagai transaksi yang merupakan salah satu instrumen manajemen risiko yang terkait erat dengan variabel pasar, ditinjau dari perspektif prinsip-prinsip perbankan syariah.
Kemudian penelitian ini ditutup dengan bab penutup yang berisikan kesimpulan yang didapat dari penelitian ini serta saran-saran penulis atas berbagai permasalahan yang terurai dalam penelitian ini."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iyan Yudistira
"Analisis nilai intrinsik mcrupakan suatu analisis penting yang dapat digunakan oleh investor untuk melihat apakah harga saham di pasar mencerminkan nilai yang sebenarnya dari perusahaan. Dalam penelitian ini model yang digunakan untuk menghitung nilai intrinsik saham yaitu two stage dividend discount model. Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah suatu saham itu undervalued atau overvalued sehingga akan membantu investor dalam pengambilan keputusan investasi dan untuk mengungkapkan seberapa besar hubungan nilai intrinsik berdasarkan two stage dividend discount model dengan harga pasar saham.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel saham yang diperdagangkan di BEJ. Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan di atas antara lain data dividen kas per saham dan pendapatan per saham (FPS) stria return on equity yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan sampel, data harga saham perusahaan-perusahaan sampel per 30 Desember 2005, data pertumbuhan sektor industri dan tingkat SBI. Unluk menguji -hubungan nilai intrinsik dengan harga pasar saham dilakukan uji korelasi dengan menggunakan analisis Product Moment, sedangkan untuk mengetahui kebermaknaan nilai koefisien korelasi yang diperoleh dilanjutkan analisis Hest.
Berdasarkan analisis korelasi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara nilai intrinsik dan harga saham. Dari perhitungan analisis korelasi yang telah dilakukan koefisien korelasi berdasarkan two stage dividend discount model sebesar 0.8478 di mana dalam kasus ini hubungan tersebut cukup besar dan menunjukkan hubungan yang signifikan. Hal ini berarti terdapat hubungan antara peningkatan nilai intrinsik berdasarkan model dividen dengan peningkatan harga pasar saham dan sebaliknya bila terjadi penurunan nilai intrinsik berdasarkan model dividen akan diikuti oleh penurunan harga pasar saham.
Untuk lebih menjelaskan korelasi yang timbul maka dihilung koeftsien deternunast. Dalam penelitian ini koeftsien deterininasi yang didapat adalah sebesar 71.87%, artinya peningkatan atau penurunan sebesar 71.87% dari harp pasar saham ditentukan oleh nilai intrinsiknya sedangkan besarnya ketidaksesuaian atas pengaruh varuabel-variabel lain terhadap terjadinya harga pasar saham sebesar 28.13%. Dari hasil uji t dapat disimpulkan bahwa hipotesis model penilaian di atas diterima yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara nilai intrinsik dengan harga pasar saham.
Penelitian ini hanya menggunakan satu metode valuasi yakni two stage dividend discount model sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode valuasi lainnya seperli Free Cash Flow to Equity; Free Cash Flow to The Firm maupun EBO model sehingga dapat dibandingkan metode valuasi yang paling akurat dalam menghitung nilai intrinsik perusahaan-pcrusahaan go public di pasar modal Indonesia.

Intrinsic value analysis can he used by investors to observe whether the price stocks in the market reflect the true value of the firm or not. This research used two stage dividend discount model to calculate intrinsic value. The purposes of this research were to examine the undervalued and overvalued stocks in order to assist investors in their investment decision and to expose how strung the intrinsic values based on two stage dividend discount model were correlated with the price stocks in the market.
The required stock samples were obtained from Bursa Efek Jakarta (B EJ). This research also needed cash dividend per share, earning per share and return on equity to compute the intrinsic value. Those information were acquired from the company's financial .statements. The other relevant data .for this research were the company's price stocks at 30 December 2005, industry sector growth and Sill level. Product Moment analysis correlation test was used to asses the relationship between the true value and the price stock market and t-test was utilized to identify the significant of correlation coefficient value.
The correlation value which was obtained in this research was 0.8478. Therefore it can be summarized that there was a significant correlation between the intrinsic value and the price stocks. This meant that if the intrinsic value based on dividend model increased, it will be followed with the increasing price stocks in the market and vice versa
According to the determination coefficient analysis, it can be summarized that the increasing or decreasing price stock by 71.87% was determined by its intrinsic value and the magnitude of the mismatch due to other variables that influenced price stocks was 28.13%. Based on t-test, it concluded that the value model hypothesis can be accepted. This meant that there was a significant correlation between intrinsic value and price stocks in the market.
'This research used one valuation method which was the two stage dividend discount model. Therefore, it will require more research using other valuation methods like Free Cash Flow to Equity. Free Cash Flow to the Firm and EBO model. As a result, these valuation methods can be compared with each other m order to get the most reliable and credible result in terms of accuracy to calculate Intrinsic value of o public company nr Indonesian capital market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Yudistira
"Seni adalah salah satu perwujudan ekspresi dari manusia untuk mengungkapkan eksistensinya. Dan berbicara tentang seni maka yang menjadi permasalahan pokoknya adalah keindahan atau yang lebih dikenal dengan istilah estetika. Estetika ini tercipta atas dasar implementasi kreativitas dari cipta, rasa, dan karya dari manusia. Karena itu, estetika atau keindahan berfungsi sebagai jiwa dan seni sekaligus sebagai sistem kebudayaan di dalam berkesenian, yang didalamnya terdapat nilai-nilai, pedoman, gagasan-gagasan vital, dan keyakinan-keyalinan manusia di dalam berkesenian.
Kesenian itu sendiri termasuk ke dalam jenis kebutuhan integratif manusia, yaitu suatu kebutuhan yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan bersifat universal, tanpa mengenal ruang dan waktu. Hal ini mengandung pengertian bahwa manusia selain diharuskan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya untuk bisa bertahan hidup, ia juga harus menghadapi kebutuhan spiritual, salah satunya adalah kebutuhan keindahan.
Macam-macam bentuk kesenian, salah satunya adalah seni pertunjukan yang termasuk di dalamnya drama atau teater. Kabuki termasuk teater tradisional Jepang, merupakan salah satu dari empat seni pertunjukan tradisonal Jepang yang terkenal.
Pada masa-masa sebelumnya, di Jepang, khususnya dalam bidang seni, pertunjukan tidak pernah diciptakan dan kalangan rakyat biasa (shomin).Seperti halnya seni dan sastra telah berkembang di kalangan kaum bangsawan atau samurai (zaman sebelum kinsei). Berkaitan dengan hal tersebut, kabuki diciptakan oleh rakyat biasa (shomin) sebagai sarana komunikasi yang memuat pemikiran, nilai-nilai, serta keyakinan masyarakat Jepang menengah bawah berfungsi sebagai sarana untuk untuk memperkenalkan Jepang kepada dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususny. Dengan demikian untuk dapai mengapresiasi kesenian rakyat Jepang ini perlu mengkaji konsep keindahan dan makna simboliknya.
Salah satu ekspresi keindahan kabuki terdapat dalam tehnik peran atau Enshutsu.. Tehnik peran (enshutsu) di dalam kabuki ini mewujudkankekhasan dari seni pertunjukan tersebut, karena di dalam tehnik peran (enshutsu) ini terdapat gaya atau sytle yang menjadi kekhasan kabuki tersebut. Karena itu tehnik peran ini dipilih oleh penulis untuk mengkaji bentuk ekspresi keindahan di dalam kabuki. Ada 3 konsep keindahan pada kabuki, yaitu youshiki, hikinbi dan hiteibi.
Berkaitan dengan paparan di alas, muncul permasalahan mengenai perwujudan pertunjukan kabuki berdasarkan ketiga konsep diatas, yakni mengkaji tehnik peran dalam kabuki secara estetis dan mencari makna simbolisnya, serta makna yang tersirat maupun tersurat di dalam pertunjukan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau mengidentifikasikan, menjelaskan, dan memahami tentang pertunjukan Kabuki khususnya Yoshitsune Sembonzakura, nilai-nilai estetika youshikibi, hikinbi, dan hiteibi yang diekspresikan dalam pertunjukan Yoshitsune Sembonzakura, serta makna yang terkandung dalam tehnik peran atau enshutsu dalam cerita Yoshitsune Sembonzakura pada seni pertunjukan kabuki. Dengan membatasi pada unsure keindahan kabuki yang terdapat pada tehnik peran (enshutsu) khas kabukiyang muncul pada midokoro dalam pertunjukan Yoshitsune Sembonzakura.
Mengacu kepada permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, diperlukan teori-teori untuk memecahkan permasalahan tersebut diatas, yaitu : teori budaya, kesenian, karya seni, estetika dan estetika seni pertunjukan youshikibi, hikinbi, dan hiteibi. Selain itu digunakan juga teori semiotik sebagai acuan di dalam menganalisis data.
Metode yang dipakai di dalam penulisan ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kepustakaan, dan observasi pertunjukan teater kabuki melalui rekaman pertunjukan untuk memperoleh data."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Yudistira
"Pada masa remaja perkembagan psikososial semakin meningkat seiring dengan perkembangan biologis. Akibat dari perkembangan tersebut remaja mulai tertarik dengan lawan jenis yang pada akhirnya berpacaran (Santrock,1990). Konflik merupakan hal yang sulit dihindari ketika berpacaran. Terdapat tiga cara dalam menyelesaikan konflik yaitu menghindar (avoidance), menyerang (attacking) dan menyelesaikan masaalah (problem solving) (Weber dan Haring, 1998).Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kecenderungan remaja dalam memilih cara penyelesaian konflik tersebut dan untuk melihat apakah ada perbedaan perempuan dan laki-laki dalam menyelesaikan konflik.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner cara penyelesaian konflik.Partisipan penelitian ini adalah remaja tengah (15-18 tahun) dan remaja akhir (19-21 tahun) dengan jumlah 84 orang berimbang antara laki-laki dan perempuan.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa remaja di Indonesia cenderung memilih cara problem solving dibandingkan dengan attacking dan avoidance. Selain itu tidak ada perbedaan diantara perempuan dan laki-laki dalam memilih cara penyelesaian konflik tersebut.

The psychosocial development increases alongside the biological development. This development can be seen from their interested in the opposite sex and because of it they start to make an intimate relationship with the opposite sex that we usually called romantic relationship (Santrock, 1990). In romantic relationship conflict can not be avoided. There are three methods of conflict resolution which are avoidance, problem solving and attacking (Weber and Haring, 1998). The objective of this study is knowing what kind of conflict resolution styles adolescences tend to use and see the differences between male and female in choosing the conflict resolution styles.
This is a quantitative study that use questionnaire as a measuring tool. The measuring tool which is used in this study is the conflict resolution styles questionnaire. The participants of this study are middle adolescences (15-18 years) and late adolescences (19-21 years). The total numbers of participants are 84. This number is equal between male and female.
The result shows that adolescences in Indonesia tend to choose the problem solving style than attacking. or avoidance. However there is no difference between male and female in choosing the conflict resolution styles."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Yudistira
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai analisis peran serikat pekerja pada Jakarta International Container Terminal (JICT) dan dalam pembahasannya penulis fokus pada studi tentang hubungan industrial tripartit. Berlandaskan kepada teori yang dikemukakan Bennington and Moor, terkait teori peran, teori serikat pekerja, dan teori hubungan industrial, maka penelitian ini akan melihat peran dari serikat pekerja JICT itu sendiri dalam melakukan hubungan industrial dan dukungan pemerintah terhadap eksistensi dari serikat pekerja JICT. Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif dengan tujuan penelitian eksplanatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam kepada berbagai narasumber yang relevan dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa serikat pekerja JICT telah melakukan peran dan fungsinya sebagai serikat pekerja dengan baik dalam lingkup seperti menampung aspirasi dan keluhan, merumuskan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), menjadi perwakilan pekerja di lembaga kerjasama pada Bipartit dan Tripartit, membantu menyelesaikan perselisihan atau permasalahan hubungan industrial, serta meningkatkan kemampuan pekerja JICT. Selain itu, terdapat pula dukungan pemerintah terhadap eksistensi serikat pekerja dalam bentuk pembuatan regulasi, menyediakan layanan, serta menyediakan perlindungan.

ABSTRACT
This thesis discusses the analysis about the role of labor unions in the Jakarta International Container Terminal (JICT) and the focus of this thesis is also discussion about the study of industrial tripartite relations. Based on role theory, trade union theory, and industrial relations theory that put forward by Bennington and Moor, this study will look at the role of the JICT labor unions itself in conducting industrial relations and how government support the existence of JICT labor unions. The approach of this research also used qualitative with the aim of descriptive research with data collection techniques through in depth interviews with various relevant sources and literature studies. The results of this study indicate and explain that the JICT labor union has carried out its role and function as a labor unions in the good way in areas such as accommodating aspirations and complaints, formulating Collective Labor Agreements (PKB), becoming workers representatives in cooperation institutions on Bipartite and Tripartite, helping to resolve disputes or industrial relations issues, and increasing the ability of JICT workers. In addition, on industrial relations there is also government support for the existence of labor unions in the form of making regulations, providing services, and providing protection."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferro Yudistira
"ABSTRAK
Manusia hidup dalam ruang dan waktu. Dalam situasi kehidupan sehari-hari, suatu
kegiatan tidak berlangsung secara kekal. Suatu kegiatan selalu memiliki rentang waktu
tertentu dan terjadi di suatu tempat yang spesifik. Kondisi ini disebut dengan event. Ketika event ini terjadi maka terbentuk sebuah ruang yang mewadahi selama event ini
berlangsung. Ruang ini hanya hadir ketika event tersebut berlangsung. Ketika event selesai, maka ruang tersebut juga menghilang. Ruang yang bisa muncul dan menghilang ini disebut dengan ruang ephemeral.
Kondisi yang disebut event beserta ruang ephemeral ini terjadi ketika sesorang atau
kelompok memilih satu atau beberapa dari berbagai elemen yang hadir di suatu tempat
untuk kemudian mereka interpretasi. Interpretasi ini dilakukan untuk menyesuaikan atau bahkan mengubah secara sementara fungsi dan peran dari suatu elemen agar bisa sesuai dengan event yang ingin dibentuk oleh seseorang atau kelompok tersebut.
Konsep tentang event dan ephemeral ini menjadi semakin kompleks apabila dibawa ke ranah ruang terbuka publik yang bersifat urban. Karena di ruang terbuka publik setiap individu bisa lebih bebas untuk melakukan berbagai interpretasi. Dalam tesis desain ini, konsep tentang event, ruang ephemeral dan interpretasi ini akan dibahas di suatu konteks spesifik, yaitu di sebuah ruang terbuka publik di Kota Palembang yang bernama Kambang Iwak. Rentang waktu yang akan diambil dalam tesis desain ini adalah akhir pekan (sabtu ? minggu). Pemilihan waktu akhir pekan ini terkait dengan konteks dari event yang akan dibahas yaitu event penyegaran (refresh). Event yang dilakukan pengunjung untuk menyegarkan badan dan pikiran mereka setelah lelah berkatifitas selama sepekan.
Dalam tesis desain ini akan coba dibahas bagaimana proses terbentuknya event dan ruang ephemeral. Interpretasi sebagai aspek yang sangat penting akan digali secara mendalam.
Mulai dari ranah makro hingga ke mikro, terkait dengan karakteristik khusus dari tapak Kambang Iwak. Dalam pembahasan akan dianalisa berbagai masalah yang mungkin muncul bersama dengan proses pembentukan event dan ruang epehemeral melalui interpretasi ini. Untuk kemudian disintesakan menjadi suatu intervensi arsitektural yang sesuai dengan konteks Kambang Iwak.

ABSTRACT
Humans living in space and time. In everyday life, an activity does not last eternally. A
range of activities has always had a certain time and happen in a specific place. This
condition is called the event. When this event occurs there are space formed together with it. This space is only appear when the event happen. When the event is completed, then the space will disappear. The space that can be appear and disappear is called ephemeral space.
Event and ephemeral space happens when someone or a group chooses one or several from various elements that present in a place, and then interpret the elements. This interpretation is done to adjust or even change the basis functions and roles of an element, so it can be fit with the event.
The concept of ephemeral events become increasingly complex when brought into the realm of urban - public open space. Because at urban-public open space, each individual can be more free to do a variety of interpretations. In this design thesis, the concept of the event, space, interpretation and ephemeral will be discussed in a specific context, in a public open space in the Palembang city called Kambang Iwak. Timeframe that taken in this design thesis is at the weekend (Saturday - Sunday). This timeframe taken related to the context of the event which will be discussed, which is refresh-event. Refresh-event is a time when people refresh their bodies and minds.
In this design thesis I will try to discuss how the ephemeral event and space are ?construct? and related each other. Interpretation as a very important aspect will be explored in depth.
Starting from the macro to the micro-sphere, associated with the special characteristics of the Kambang Iwak as the context. In this discussion I will analyze the various problems that might arise along with the process of forming event and epehemeral space through this interpretation, then I will try to synthesized into an architectural intervention that fits into the context.
"
2010
T27816
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hajime Yudistira
"ABSTRAK
Perkataan Nisan berasal dari kata maejan, yang dalam bahasa Arabnya adalah sapid (saksi). Arti umum dari nisan adalah tanda, yang mana di Jawa arti tersebut dikenal dengan kata tetenger dan sering diasosiasikan dengan anti maesan. Bentuk dari nisan beraneka ragam, demikian juga ragam hiasnya. Dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling raga. Di Indonesia sudah banyak penelitian tentang nisan, diantaranya dilakukan oleh Muarif Hasan Ambary dan Halina Eiudi Santosa. Permasalahan yang ingin diketahui, adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk nisan di Komplek Makam Tirtonatan, selanjutnya adalah, mengetahui nisan seperti apa yang paling dominan, serta bagaimana hubungan nisan yang ada di kompleks makam Tirtonatan dengan penelitian tentang nisan di Indonesia. Penelitian ini berdasarkan anggapan bahwa artefak merupakan refleksi dari ide atau gagasan manusia dalam bentuk materi dan juga merupakan refleksi dari tingkah laku yang berpola yang diterima atau disepakati oleh masyarakat.Hasil penelitiannya diperoleh bentuk-bentuk nisan berbentuk: dasar persegi paniang dan trapesium terbalik. Bentuk-bentuk nisan ini tidak lepas dari unsur-unsur yang terdapat dalam nisan, seperti bagian atas nisan, bagian tengah nisan, bagian bawah nisan, sayap nisan dan ragam hiasnya. Hasil penelitian ini kemudian dibandingkan dengan hasil penelitian nisan yang pernah dilakukan di Indonesia. Kemudian kesimpulannya bahwa nisan kubur di Komplek Makam Tirtonatan ini mempunyai persamaan bentuk dengan tipe Demak dan Tipe Troloyo pada penelitian Hasan Muarif Ambary. Bertolak dari penelitian ini, maka diharapkan ada penelitian selanjutnya mengenai nisan di berbagai tempat di Indonesia.

"
1996
S11863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>