Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yvonne Ivon
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai konsep hak access to justice sebagai hak asasi yang sangat penting bagi penyandang disabilitas. Hak asasi penyandang disabilitas diatur secara spesifik dalam Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD). Selain mengatur mengenai hak asasi penyandang disabilitas, CRPD juga mengatur mengenai ruang lingkup penyandang disabilitas. Pasal 13 konvensi ini mengatur mengenai hak access to justice bagi penyandang disabilitas. Pelaksanaan efektif dari hak ini bagi penyandang disabilitas bergantung pula pada pelaksanaan efektif dari hak asasi terkait access to justice, yaitu hak aksesibilitas, hak atas pendidikan, hak atas pekerjaan, dan hak untuk berpartisipasi dalam bidang politik. Meskipun hak ini sangatlah penting bagi para penyandang disabilitas, sampai saat ini Jepang, Malaysia, dan Indonesia belum memiliki pengaturan yang ditujukan khusus bagi penyandang disabilitas mengenai access to justice.
The focus of this thesis is access to justice concept as a very important right for persons with disabilities. Persons with disabilities? rights are specifically written in Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD). This convention also regulates the scope of persons with disabilities. Article 13 of this convention is ensuring access to justice rights for persons with disabilities. Effective access to justice for persons with disabilities also depend on effective implementation of related rights, such as accessibilities, education rights, rights to work and rights to participate in politics. Although this right is very important for persons with disabilities, Japan, Malaysia and Indonesia haven?t regulate this right specifically for them.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S60535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yvonne Ivon
Abstrak :
Gangguan Mental Emosional (GME) adalah suatu kondisi yang mengidikasikan seseorang mengalami perubahan psikologis yang mungkin merupakan sebuah kondisi normal, tetapi dapat juga merupakan kondisi patologis. Istilah lain GME adalah distress psikologik atau mental distress.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi GME dan hubungannya dengan lingkungan kerja, sosiodemografis, dan stressor kerja pada pekerja navigasi udara (airnav) cabang Pontianak di Bandara Udara Internasional Supadio-Pontianak.Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan potong lintang. Seratus tiga puluh pekerja airnav dari 97 petugas airnav cabang Pontianak telah diambil datanya lewat kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi GME pada seluruh petugas airnav adalah 12%, diantaranya 9,5% petugas lalu lintas udara (controller), tidak terdapat hubungan bermakna faktor sosiodemografis dan lingkungan kerja terhadap gangguan mental emosional dan terdapat hubungan bermakna faktor stressor pengembangan karier dengan gangguan mental emosional. Kesimpulannya prevalensi gangguan mental emosional pada seluruh pekerja airnav adalah 12% , diantaranya 9,5% adalah petugas lalu lintas udara (controller). Terdapat hubungan bermakna faktor stressor kerja pengembangan karier terhadap gangguan mental emosional pada pemandu lalu lintas udara di Bandara Udara Internasional Supadio-Pontianak. ......Mental Emotional Disorder (MED) is a condition that indicates a person experiencing psychological changes which may be a normal condition, but can also be a pathological condition. Another term for MED is psychological distress or mental distress. This study aims to determine the prevalence of MED and its relationship with the work environment, sociodemographics, and work stressors of the worker air navigation (airnav) branch West-Borneo at West Borneo-Supadio International Airport. This research was conducted descriptively with a cross section. One hundred and thirty Airnav workers out of 97 Airnav Pontianak branch officers had their data collected through questionnaires. The results showed that the prevalence of MED in all airnav workers was 12%, including 9.5% air traffic controllers, there was no significant relationship between sociodemographic factors and work environment on mental emotional disorders but there was a significant relationship between career development stressors and MED. In conclusion, the prevalence of mental emotional disorders in all airnav officers is 12%, of which 9.5% are air traffic officers (controllers). There is a significant relationship between career development work stressors and emotional mental disorders in air traffic controllers at West Borneo-Supadio International Airport.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library