Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zalfa Salsabila
"TOD Manggarai merupakan sebuah daerah pembangunan perkotaan yang didesain untuk memaksimalkan jumlah ruang perumahan, bisnis, dan rekreasi dalam jarak berjalan kaki dari transportasi umum di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan dengan penduduk mayoritas masyarakat berpenghasilan rendah. Pemadatan penduduk yang tidak dapat terelakkan pada konsep TOD membuat komunitas eksisting memerlukan tempat publik yang dapat menunjang mereka pada perspektif baru. Bidang kuliner merupakan salah satu aspek penting yang melekat pada keseharian neighborhood di Jakarta dan dapat juga menjadi pemersatu penduduk pada tingkat kesejahteraan yang beragam. Manggarai Meal Centre adalah sebuah kitchen studio dengan communal kitchen sebagai program utamanya, yang berfungsi sebagai pusat komunitas untuk mengembangkan minat, bakat, dan keterampilan di bidang kuliner. Desain bangunan mid-rise ini merespons interaksi manusia dengan ruang urban, khususnya untuk penduduk yang telah direlokasi dari rumah tapak akibat perencanaan TOD. Pusat ini juga mengatasi masalah keberlanjutan dengan menangani limbah makanan yang sering terjadi dari berbagai pasar dan produsen bahan pokok di sekitar area tersebut.

Manggarai TOD is an urban development area designed to maximize the amount of residential, business, and recreational space within walking distance of public transportation in Manggarai, Tebet, South Jakarta, with a majority of low-income residents. The inevitable population density in the TOD concept requires existing communities to have public spaces that support them from a new perspective. The culinary field is an important aspect of daily life in Jakarta neighborhoods and can also unite residents of diverse socioeconomic levels. The Manggarai Meal Centre is a kitchen studio with a communal kitchen as its main program, serving as a community hub for developing interests, talents, and skills in the culinary field. The design of this mid-rise building responds to the human interaction with urban spaces, particularly for residents who have been relocated from landed houses due to TOD planning. It also addresses the issue of sustainability by tackling food waste that often occurs from various markets and staple food producers around the area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zalfa Salsabila
"Kampung kota merupakan permukiman padat penduduk dengan penduduk masyarakat menengah ke bawah yang identik dengan nilai kekeluargaannya. Gender merupakan salah satu konsep akibat dari konstruksi sosial yang dapat membedakan peran dan porsi kegiatan masyarakat kampung kota ke dalam kelompok wanita dan pria. Pembedaan ini termasuk dalam prosesnya bermukim, pembentukan gendered space, dan terciptanya sense of community terhadap kedua kelompok tersebut. Kelompok wanita kampung kota sendiri memiliki karakteristik unik yang timbul dari pengkondisiannya sebagai wanita, MBR, dan seseorang yang bermukim di kampung kota. Dari sini timbul pertanyaan apakah pengelompokan ini juga berpengaruh terhadap pandangan dan perlakuannya terhadap peningkatan kualitas bermukimnya? Dengan metode analisis deskriptif kualitatif, tulisan ini membahas mengenai mengapa kelompok wanita, kondisi ruang bermukim kampung kota, dan aktivitas kesehariannya saling berkorelasi satu sama lain. Selain itu apa peran kelompok wanita dalam meningkatkan kualitas bermukim di lingkungan kampung kota secara keseluruhan. Skripsi ini mengungkapkan bahwa peran kelompok wanita dalam peningkatan kualitas bermukim kampung kota terjadi pada tingkat subsisten yang banyak mengacu pada keamanan lingkungannya dan juga memiliki keterkaitan erat dengan tingkat pemberdayaan wanitanya.

Urban kampong is a densely populated settlement with lower-middle-class residents who are known for their strong sense of kinship. Gender is a concept resulting from social construction that can differentiate the role and portion of urban village community activities into groups of women and men. This matter includes the process of living, the establishment of gendered spaces, and the formation of a sense of community for both groups. The women's group in the urban kampong itself has unique characteristics arising from their condition as women, low-income households (MBR), and individuals living in the urban kampong. So the question remains of whether this categorization also influences their perspectives and treatment in improving their quality of living. Using a qualitative descriptive analysis method, this paper discusses how the women's group, the living conditions in the urban kampong, and their daily activities correlate with each other. It also explores the role of the women's group in enhancing the overall quality of living in the urban kampong neighborhood. This thesis reveals that the role of women's groups in improving the quality of living in urban kampong is at the subsistence level which refers a lot to the security of the neighborhood and also has a close relationship with the level of women's empowerment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devita Zalfa Salsabila
"Fenomena reformasi birokrasi di Indonesia terus digencar demi menciptakan kondisi yang adil. Namun faktanya, kehadiran fenomena tersebut juga diiringi dengan kehadiran perilaku KKN yang mengakibatkan banyak ditemui permasalahan dalam manajemen ASN yang jauh dari kata adil. Kebijakan sistem merit menjadi salah satu upaya dalam menangani permasalahan dalam manajemen ASN. Melalui UU ASN, dibentuklah KASN yang bertugas sebagai penjaga kebijakan sistem merit di Indonesia. Dalam proses penjagaan kebijakan sistem merit, KASN menilai sejauh mana agenda reformasi telah dilaksanakan mengingat kasus korupsi masih ada di berbagai tingkatan pemerintah. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses kelembagaan yang memengaruhi eksistensi kelembagaan KASN atas penerapan kebijakan sistem merit dengan menggunakan konsep institution yang dikemukakan oleh Scott (2008). Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan metode wawancara mendalam sebagai sumber data primer dan studi kepustakaan sebagai sumber data sekunder. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa unsur-unsur pembentuk kelembagaan KASN dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan konsep institution yang dikemukakan oleh Scott (2008). Selain itu, keberhasilan dari penerapan kebijakan sistem merit atas keberadaan KASN membuahkan hasil seperti salah satunya terdapatnya penambahan jumlah instansi pemerintah dalam menerapkan kebijakan sistem merit bertambah setiap tahun yang disertai dengan tumbuhnya keadilan bagi individu ASN. Meskipun demikian, masih ditemukan hambatan yang terjadi dalam proses pencapaian kebijakan sistem merit, baik secara internal KASN maupun eksternal kelembagaan KASN.

The phenomenon of bureaucratic reform in Indonesia continues to be intensified to create fair conditions. But in fact, the presence of this phenomenon is also accompanied by the presence of KKN behavior which results in many problems encountered in ASN management that are far from fair. The merit system policy is one of the efforts in dealing with problems in ASN management. Through the ASN Law, a KASN was formed that served as the guardian of the merit system policy in Indonesia. In the process of maintaining the merit system policy, KASN assesses the extent to which the reform agenda has been implemented considering that corruption cases still exist at various levels of government. This study aims to analyze the institutional process that influences the existence of the KASN institution in the application of the merit system policy using the institution concept proposed by Scott (2008). This study uses a post-positivist approach with in-depth interviews as the primary data source and a literature study as a secondary data source. The findings of this study indicate that the elements forming the KASN institution in carrying out their duties are by the institution concept proposed by Scott (2008). In addition, the success of the implementation of the merit system policy on the existence of KASN has produced results such as the achievement of the number of government agencies in implementing the merit system policy, which is increasing every year accompanied by the growth of justice for individual ASN. Nevertheless, there are still obstacles that occur in the process of achieving the merit system policy, both internally KASN and externally KASN institutions."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egydhia Zalfa Salsabila
"Severe Acute Respiratory Infection (SARI) merupakan salah satu tantangan kesehatan masyarakat karena dapat memicu epidemi, mulai dari H1N1 hingga pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, diperlukan informasi yang dapat membantu perencanaan layanan kesehatan, terutama untuk mengantisipasi beban penyakit SARI. Namun, studi mengenai karakteristik pasien dan lama rawat inap pasien SARI masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama rawat inap dan faktor-faktor yang berhubungan dengan lama rawat inap pasien SARI di rumah sakit sentinel di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, menganalisis data sekunder dari surveilans sentinel SARI selama Januari 2020 hingga Desember 2023. Analisis dilakukan terhadap seluruh kasus yang tercatat dalam sistem surveilans SARI dan memenuhi definisi kasus SARI, serta memiliki informasi tanggal masuk dan keluar rumah sakit, kecuali pasien pulang paksa, dirujuk, atau masih dirawat. Terdapat 2.127 kasus SARI yang diikutsertakan dalam penelitian. Median lama rawat pasien SARI adalah 5 hari. Faktor-faktor yang berhubungan dengan lama rawat inap lebih dari median (>5 hari) dan bermakna secara statistik adalah adanya komorbiditas (POR untuk satu jenis komorbiditas: 2,34; CI 95%: 1,85—2,98; dan POR untuk lebih dari satu komorbiditas: 1,93; CI 95%: 1,51—2,46), memiliki gejala sakit tenggorokan (POR: 1,30 ; CI 95%: 1,063—1,58), sesak napas (POR: 1,48; CI 95%: 1,24—1,76), perawatan di ruang intensif (POR = 2,28; CI 95%: 1,63—3,20), penggunaan ventilator (POR: 1,56; CI 95%: 1,09—2,22), dan intubasi (POR: 3,62; CI 95%: 1,76—7,42). Kelompok umur <1 tahun (POR: 0,55; CI 95%: 0,43—0,70), 1—4 tahun (POR: 0,33; CI 95%: 0,25—0,45), dan 5—14 tahun (POR: 0,35; CI 95%: 0,26—0,47), serta gejala mual/muntah (POR: 0,80; CI 95%: 0,66—0,96) menunjukkan rawat inap lebih singkat. Penelitian ini menyoroti pentingnya melakukan pemantauan lebih ketat, terutama untuk kasus-kasus yang berpotensi mengalami hari rawat lebih panjang sehingga dapat mengurangi beban perawatan di rumah sakit. Selain itu, memastikan pemenuhan sarana dan prasarana kesehatan, termasuk dengan alat ventilator di setiap rumah sakit sentinel, serta meningkatan kesadaran pasien, seperti mematuhi anjuran dari tenaga kesehatan untuk mencegah lama rawat inap yang lebih panjang.

Severe Acute Respiratory Infection (SARI) is one of the public health challenges as it can trigger epidemics, ranging from H1N1 to the Covid-19 pandemic. Therefore, there is a need for information that can assist with health care planning, specifically in the anticipation of the disease burden associated with SARI. However, studies on the characteristics of patients and the length of hospitalization for SARI patients remain scarce. This research aims to identify length of stay and factors associated with the length of stay for SARI patients in sentinel hospitals in Indonesia. This research utilizes a cross-sectional design and analyzes secondary data from sentinel SARI surveillance from January 2020 to December 2023. The analysis was conducted on all cases recorded in the SARI surveillance system and meeting the SARI case definition, as well as having information on admission and discharge dates, except for patients who were discharged against medical advice or referred elsewhere.  There were 2.127 SARI cases included in the study. The median length of hospitalization for SARI patients was 5 days. Factors associated with a hospitalization duration that exceeded the median (>5 days) included the presence of comorbidity (POR of single comorbidity: 2.34; 95% CI: 1.85-2.98; and POR of multiple comorbidities: 1.93; CI 95%: 1.51—2.46), symptoms of sore throat (POR: 1.30; CI 95%: 1.063—1.58), shortness of breath (POR: 1.48; CI 95%: 1.24—1.76), intensive care treatment (POR = 2.28; CI 95%: 1.63—3.20), ventilator use (POR: 1.56; CI 95%: 1.09—2.22), and intubation (POR: 3.62; CI 95%: 1.76—7.42).  The age group (<1 year (POR: 0.55; CI 95%: 0.43—0.70); 1—4 years (POR: 0.33; CI 95%: 0.25—0.45); and 5—14 years (POR: 0.35; CI 95%: 0.26—0.47), as well as symptoms of nausea/vomiting (POR: 0.80; CI 95%: 0.66—0.96) showed shorter hospitalization periods. This research highlights the importance of closer monitoring, particularly for cases that are likely to experience a longer hospitalization period, which can reduce the burden of treatment in hospitals. In addition, it is crucial to ensure adequate health facilities and infrastructure, including ventilators at each sentinel hospital, as well as to increase patients' awareness, such as complying wirh healthcare provider recommendations to prevent prolonged hospitalization."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library