Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zatalini Zahra Irawan
"Tuberkulosis (TB) adalah salah satu penyakit infeksius yang menyebabkan kematian terbesar di dunia yang berasal dari satu agen infeksius. Prevalensi TB di Indonesia masih menjadi salah satu yang tertinggi di dunia menempati posisi lima tertinggi. Kompleksitas penularan TB, kepadatan penduduk, dan kemiskinan menjadi salah satu faktor penghambat untuk memutus rantai penyebaran TB di Indonesia. Dibutuhkan penanganan dari tenaga professional yang beragam untuk dapat menangangi permasalahan TB yang kompleks di Indonesia.
Pada penelitian sebelumnya telah ditemukan bahwa kolaborasi antarprofesi terbukti menunjukan hasil yang baik pada berbagai layanan kesehatan. WHO juga menyatakan adanya keterkaitan antara kolaborasi antarprofesi dengan penyelenggaraan program penanggulangan penyakit infeksius yang lebih baik. Maka dari itu, pendekatan kolaborasi antarprofesi tenaga kesehatan diharapkan bisa menjadi salah satu solusi untuk memutus rantai penularan TB di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kolaborasi antarprofesi dengan kesuksesan program penanggulangan TB di Puskesmas sebagai salah satu layanan kesehatan primer di Indonesia. Penelitian dilakukan di 34 Puskesmas di Kota Depok dengan responden tenaga kesehatan yang tergabung dalam tim penanggulangan TB di Puskesmas  yaitu dokter, perawat/petugas TB, dan analis laboratorium. Desain penelitian menggunakan pendekatan potong lintang dengan sampel sebesar 95 responden (total sampling). Hasil uji chi square menunjukan adanya hubungan antara kolaborasi antarprofesi dengan kesuksesan program penanggulangan TB (p value: 0,003; OR: 3,518; 95% CI: 1,511-8,195).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kolaborasi antarprofesi memiliki pengaruh positif pada penyelenggaraan program penanggulangan TB di Puskesmas Kota Depok. Kolaborasi Antarprofesi diharapkan dapat diterapkan dalam berbagai setting kesehatan oleh berbagai tenaga kesehatan agar dapat tercipta pelayanan kesehatan yang lebih baik yang berorientasi pada pasien.

Tuberculosis (TB) is one of the most infectious disease in the world caused by a single infectious agent. Indonesia’s prevalence of TB is amongst the highest ranking the top five in the world. Breaking the chain of TB transmission in Indonesia is still a complex challenge with the high population density and poverty. Various professionals contribution is needed to solve the complex dynamic of TB problem in Indonesia.
From previous researches, it has been proven that interprofessional collaboration results in a positive implementation of various healthcare services. WHO has also stated a positive link between interprofessional collaboration and infectious prevention programs. Interprofessional collaboration approach towards Indonesia’s TB problem is expected to be a solution.
This research aim to identify relationship between interprofessional collaboration and tuberculosis program success in public health center as one of Indonesia’s primary healthcare facility. The research is done in 34 public health centers in Depok City on healthcare providers that contribute in a TB collaboration team including doctor, nurse, and laboratorium analyst. The research design used was cross-sectional design on 95 respondents (total sampling). The result of the chi square test shows that there is a significant relationship between interprofessional collaboration and tuberculosis progam success (p value: 0,003; OR: 3,518; 95% CI: 1,511-8,195).
Based on this result, it can be concluded that interprofessional collaboration has a positive impact on tuberculosis prevention programs in Depok City public health centers. Awareness of interprofessional collaboration importance in creating a better patient-centered health services is hope to rise amongst stake holders such as government, educational institutions, health care centers, and healthcare provider to tackle the challenges of overcoming TB in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zatalini Zahra Irawan
"Halusinasi adalah salah satu gejala umum yang dialami pasien dengan skizofrenia. Gejala ini dapat membahayakan karena bila tidak segera tertangani dapat mengendalikan pikiran pasien untuk melukai diri sendiri mapun orang lain. Selain halusinasi, kemampuan kognitif yang menurun juga merupakan salah satu gejala yang timbul pada pasien skizofrenia. Kemampuan kognitif yang terganggu menyebabkan insight pasien menurun. Insight merupakan kemampuan pasien untuk memahami dan menerima penyakit yang sedang pasien alami. Insight yang buruk dapat menghambat pasien untuk patuh dalam program perawatan sehingga dapat mempengaruhi hasil perawatan yang buruk. Standar asuhan keperawatan jiwa ners disusun untuk dapat menurunkan gejala halusinasi serta meningkatkan insight pasien skizofrenia dengan halusinasi pada seorang pasien di Ruang Sadewa Rumah Sakit Marzuki Mahdi Bogor. Pasien adalah seorang wanita berusia 43 tahun yang didiagnosa dengan Skizofrenia paranoid dan telah memiliki riwayat gangguan jiwa selama lebih dari 10 tahun. Intervensi dilakukan oleh Mahasiswa Profesi Ners FIK UI selama 7 kali pertemuan. Hasil intervensi menunjukkan adanya penurunan tanda gejala halusinasi dan peningkatan insight pasien yang ditunjukkan dengan hasil evaluasi menggunakan Hallucination Rating Scale dan Beck Cognitive Insight Scale yang dilakukan pada awal intervensi dan pada akhir intervensi.

Hallucination is one of the most common symptom seen in patients with schizophrenia. This symptom could threatened the safety of patients and others if left untreated as it could overpower patient’s mind to hurt themselves or other. Besides hallucination, decreased in cognitive function is also seen in schizophrenic patients. Decrease in cognitive function can result in poor insight of patient. Insight is the ability of patient to understand and accept their current illness. Poor insight of patient’s illness could result in poor adherence and outcome of treatment. Standardized psychiatrict nursing care plan is made to decreased the symptoms of hallucination and increase insight of one of a schizofrenic patient with hallucination at Marzuki Mahdi Hospital Bogor that was treated in Sadewa Room. The patient was a 43 years old patient that was diagnozed with paranoid schizophrenia and has had mental disorder for more than 10 years. The intervention was done by a student residency student in 7 sessions. The result of this intervention is a decrease of hallucination symptoms and increase of insight in patient evidenced by evalution result using the Hallucination Rating Scale and the Beck Cognitive Insight Scale done before and after the intervention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library