Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marsella
Abstrak :
Sehubungan dengan mandatory spin-off sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 pasal 87 yang telah diperbaharui dengan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) No. 4 Tahun 2023, oleh karena itu peneliti bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi Asuransi Umum Syariah di Indonesia antara full-fledged dan unit usaha syariah (UUS) periode 2017-2022 dalam dua langkah. Pertama, metode non parametrik yaitu Data Envelopment Analysis (DEA). Asumsi analisis ini yaitu CRS (Constant Return to Scale) dan VRS (Variable Return to Scale) dengan pendekatan output & input oriented. Adapun variabel inputnya adalah aset dan biaya usaha, sedangkan variabel outputnya adalah laba netto dan pendapatan usaha. Kedua, skor hasil pengukuran DEA akan digunakan sebagai variabel dependen yang dianalisis menggunakan model Tobit untuk mengetahui faktor determinan tingkat efisiensi Asuransi Umum Syariah di Indonesia. Varibel independennya yaitu, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Current Ratio, dan Risk-Based Capital (RBC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan asuransi umum syariah full-fledged yang mencapai tingkat efisiensi hanya PT Asuransi Takaful Umum pada tahun 2022. Selanjutnya untuk perusahaan UUS yang mencapai tingkat efisiensi yaitu PT Asuransi Astra Buana pada tahun 2018, 2020, dan 2022; PT Asuransi Umum Mega pada tahun 2020; PT Sompo Insurance Indonesia pada tahun 2022; dan PT Asuransi Umum Bumiputeramuda 1972 pada tahun 2022. Temuan ini menunjukkan bahwa perusahaan jenis unit usaha syariah lebih mampu mencapai tingkat efisiensi dibandingkan dengan full-fledged. Faktor determinan penyebab tingkat efisiensi dari perusahaan asuransi umum syariah yaitu dipengaruhi secara signifikan positif oleh variabel ROA dan signifikan negatif oleh Current Ratio. Sedangkan variabel ROE dan RBC tidak signifikan. ......In connection with the mandatory spin-off in accordance with Law No. 40 of 2014, Article 87, which has been updated with the Law on the Development and Strengthening of the Financial Sector (UU PPSK) No. 4 of 2023, the researcher aims to analyze the efficiency level of Sharia General Insurance in Indonesia between full-fledged and Islamic business units (UUS) for the 2017–2022 period in two steps. First, the non-parametric method, namely Data Envelopment Analysis (DEA), The assumptions of this analysis are CRS (Constant Return to Scale) and VRS (Variable Return to Scale) with an output- and input-oriented approach. The input variables are assets and business expenses, while the output variables are net profit and operating income. Second, the DEA measurement score will be used as the dependent variable, which is analyzed using the Tobit model to determine the determinants of the efficiency level of Islamic General Insurance in Indonesia. The independent variables are Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Current Ratio, and Risk-Based Capital (RBC). The results of the study show that the only full-fledged Sharia general insurance company that achieves a level of efficiency will be PT Asuransi Takaful Umum in 2022. Furthermore, UUS companies that achieve this level of efficiency are PT Asuransi Astra Buana in 2018, 2020, and 2022; PT Asuransi Umum Mega in 2020; PT Sompo Insurance Indonesia in 2022; and PT Asuransi Umum Bumiputeramuda 1972 in 2022. These findings indicate that Sharia business unit companies are more capable of achieving efficiency than full-fledged ones. The determinant factor causing the level of efficiency of a general Sharia insurance company is influenced significantly positively by the ROA variable and significantly negatively by the Current Ratio. While the ROE and RBC variables are not significant.
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsella
Abstrak :
ABSTRAK
Coworking space ialah ruang kerja bersama yang memfasilitasi penggunanya untuk secara bebas berkolaborasi, namun tetap berfokus pada kepentingan individu. Sebagai ruang kerja kolaboratif, pengguna coworking space berasal dari berbagai bidang pekerjaan, dimana mereka memiliki perilaku kerja dan kebutuhan ruang kerja yang berbeda. Tiap individu memiliki tingkat kebutuhan akan interaksi, fokus dan privasi yang berbeda. Hal ini memengaruhi bagaimana cara mereka mengkondisikan ruang untuk bekerja, kapan dan sejauh mana mereka ingin berinteraksi atau tidak berinteraksi dengan lingkungan sekitar ketika bekerja. Di lain pihak, kolaborasi dan komunikasi ialah hal yang tidak dapat dihindarkan, bahkan merupakan nilai tambah coworking space. Hal ini menjadi tuntutan bagi coworking space untuk memiliki fleksibilitas dalam mengakomodasi pengguna, tanpa serta merta memisahkan pengguna berkebutuhan berbeda. Fleksibilitas yang dimaksudkan ialah kemampuan adaptasi ruang untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan penggunanya. Fleksibilitas ruang dapat dihasilkan oleh penataan elemen fisik ruang yaitu keterhubungan ruang, zoning, obyek dalam ruang dan pembatas ruang, dimana pengaturan fisik ini juga memengaruhi tingkat fleksibilitas yang dirasakan pengguna secara psikologis. Fleksibilitas secara fisik dapat diukur melalui konfigurasi, dimana oleh konfigurasi dapat dideterminasi level kedekatan, pembatasan ataupun fasilitasi komunikasi. Fleksibilitas tidak menjadi kebutuhan mutlak ruang untuk dapat menjalankan fungsinya, tetapi sebagai nilai tambah ruang kerja kolaboratif agar dapat mengakomodasi perilaku kerja penggunanya yang beragam.
ABSTRACT
Coworking space is shared workspace that deliberately facilitate coworker to collaborate, but keep considering on the needs of each individual. As collaborative workspace, coworking space has diverse user from variety fields of work. These different backgrounds causing both different working behaviours and types of workspace needed. Each worker has different level of need for interaction, focus and privacy, thus affecting on how they utilize their workspace, when and how far they want to interact or not interact with their surroundings whilst working. On the other hand, collaboration and communication is not something should be circumvented, even it is an added value from working in coworking space. Hence, it is important for coworking space to have flexibility in accommodating its users, without inconsiderably separate those whom have different needs. Flexibility here ? is the adaptability of space to accommodate the changing needs of its users. Flexibility could be achieved by the arrangement of physical elements of space, i.e. space connectivity, zoning, objects and boundaries. These elements could also affect the flexibility perceived by workers psychologically. Flexibility of space could be physically measured through space configuration, for organization of space could determine level of enclosure, furthermore either facilitate or inhibit communication. Flexibility is not absolutely needed for space to be able to run its function, but it is an added value for enhancing a collaborative workspace in accommodating its users? various working behavior.
2016
S63109
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nongka, Stella Marsella
Abstrak :
Penelitian ini berawal dari adanya ancaman tingginya potensi seorang warga binaan pemasyarakatan (WBP) kasus terorisme untuk menjadi seorang residivis. Banyak faktor yang melatari potensi tersebut, sehingga memahami sikap dan perilaku mereka dengan memanfaatkan intelijen pemasyarakatan sangat penting dalam kasus ini. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif analisis. Penelitian ini menggunakan data primer yang didapat dari wawancara sejumlah narasumber terkait, dan studi literatur yang berkaitan dengan konsep dan masalah yang diteliti. Hasil penelitian ini menunjukan intelijen kriminal, intelijen pemasyarakatan, intelijen penegakan hukum atau konsep yang masih terkait lainnya sudah lama dianggap penting di negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada dan Rusia dalam mencegah permasalahan yang terjadi dalam sistem keamanan dan penjara mereka. Sementara itu melihat kasus di Filipina, ketiadaan intelijen pemasyarakatan yang baik membuat sistem kategorisasi risiko WBP tidak berjalan dengan baik sehingga menictpakan banyaknya masalah dan ancaman dalam penjara. Selain itu, upaya atau strategi deteksi potensi residivisme WBP teroris melalui intelijen permasyarakatan yang dilakukan saat ini bisa tercermin dari beberapa upaya yaitu memahami penyebab timbulnya potensi ancaman residivisme WBP terorisme dan memahami potensi ancaman residivisme WBP terorisme dari sisi perubahan sikap dan perilaku individu yang pada umumnya terjadi akibat kegiatan deradikalisasi yang kurang efektif, ideologi radikal yang berlumuran darah (sangat kuat), WBP yang masih terhubung ke jaringan sebelumnya, kondisi sosial dan ekonomi yang kurang mapan dan tumbuhnya rasa ketidakadilan. Lalu dilakukan upaya penguatan integrasi strategis pencegahan residivisme WBP terorisme dengan sinergi antar lembaga dan terkahit integrasi metode intelijen dan teknologi informasi dalam pengawasan dan pencegahan residivisme WBP terorisme. ......This research began with the high potential threat of a prison inmate (WBP) in a terrorism case to become a recidivist. There are many factors behind this potential, so understanding their attitudes and behavior by utilizing correctional intelligence is very important in this case. Using a qualitative approach with descriptive analysis research type. This research uses primary data obtained from interviews with a number of related sources, and literature studies related to the concepts and problems studied. The results of this research show that criminal intelligence, correctional intelligence, law enforcement intelligence or other related concepts have long been considered important in countries such as the United States, Canada and Russia in preventing problems that occur in their security and prison systems. Meanwhile, looking at the case in the Philippines, the absence of good correctional intelligence means that the WBP risk categorization system does not work well, resulting in many problems and threats in prisons. Apart from that, efforts or strategies to detect potential recidivism of terrorist prisoners through community intelligence currently being carried out can be reflected in several efforts, namely understanding the causes of the potential threat of recidivism of terrorist prisoners and understanding the potential threat of recidivism of terrorist prisoners in terms of changes in individual attitudes and behavior that generally occur. due to less effective deradicalization activities, blood-stained radical ideology (very strong), WBP still connected to previous networks, less established social and economic conditions and a growing sense of injustice. Then efforts were made to strengthen strategic integration to prevent recidivism of terrorism prisoners with synergy between institutions and related to the integration of intelligence methods and information technology in monitoring and preventing recidivism of terrorism prisoners.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Erni Marsella
Abstrak :
Penelitian ini menguji keberadaan anomali akrual pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009, pengaruh kualitas audit terhadap anomali akrual tersebut, serta pengaruh strategi trading yang memanfaatkan keberadaan anomali akrual. Kualitas audit diukur dengan ukuran Kantor Akuntan Publik (Big-4 dan Non Big-4). Sedangkan anomali akrual diukur dengan besarnya abnormal returns yang terjadi, seperti dalam penelitian Sloan (1996). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anomali akrual memang terjadi di Indonesia, dengan bentuk yang berlawanan dengan yang pada umumnya terjadi di luar negeri (overweighting akrual), yakni underweighting akrual. Dalam penelitian ini juga terbukti bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap anomali akrual yang terjadi tersebut. Selanjutnya, ditemukan juga bahwa anomali akrual tersebut dapat memberikan keuntungan melalui strategi trading tertentu.
This study examines the existence of accrual anomaly in companies listed in Indonesian Stock Exchange 2009, the effect of audit quality on the anomaly, and the effect of trading strategy that exploit the existence of the anomaly. Audit quality was measured by size of auditor (Big-4 or Non Big-4). Accrual anomaly was measured by magnitude of abnormal returns formed. It was found that the accrual anomaly does occur in Indonesia, but with a form contrary to that generally occur in foreign countries (overweighting accrual), which is underweighting accrual. In this study also shown that the quality of audits will affect the occured accrual anomaly, but only in companies that receive lowquality audits. Furthermore, it was also found that the accrual anomaly can provide benefits through a particular trading strategy.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library