Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12145 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Narno
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan komponen makna dan makna metaforis adjektiva pancaindra dalam novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori komponen makna Eugene Nida (1975) dan teori metafora Lakoff dan Johnson (1980). Hasil analisis komponen makna menunjukkan bahwa beberapa komponen makna yang terdapat pada ranah sumber berkorespondensi dengan ranah sasaran, ditunjukkan dengan kalimat-kalimat pendukung yang terdapat dalam novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk. Sementara itu, makna metaforis dari adjektiva pancaindra dalam novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk dapat diketahui dengan melihat konteks yang ada dalam novel, dibuktikan dengan kata-kata dan kalimat-kalimat yang tertulis di dalamnya.

The aims of this research is to describe components of meaning and to describe metaphorical meaning of five-sense adjective of Ronggeng Dukuh Paruk trilogy by Ahmad Tohari. This research is a descriptive qualitative research. The theories employed to analyze the data are componential analysis of meaning theory by Eugene A. Nida (1975) and conceptual metaphor theory by Lakoff and Johnson (1980). The componential analysis of meaning shows that some components of meaning from source domain corresponds with target domain; shown by sentences from trilogy novel of Ronggeng Dukuh Paruk. Meanwhile, related to metaphorical meaning analysis, it can be concluded that metaphorical meaning of five-sense adjectives of Ronggeng Dukuh Paruk trilogy novel can be seen through the context of the novel, proven by words and sentences written on it.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T47070
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Helfiana
"Tari Tinikling adalah tari bambu yang dibawakan oleh sepasang penari yang berasal dari Filipina Tengah, Kepulauan Visayas, Pulau Leyte. Tari Tinikling unik dalam kostum, gerakan, penari dan alat musik sehingga digemari masyarakat dan menjadi populer di Filipina. Tari Tinikling merupakan perpaduan akulturasi dari kebudayaan lokal yaitu masyarakat Visayan dengan masyarakat Spanyol dan Amerika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui arti dan makna tari Tinikling pada kebudayaan masyarakat Filipina, untuk mengetahui bentuk dinamika tari Tinikling dalam kehidupan masyarakat Filipina dan untuk mengetahui adanya nilai nasionalisme pada tari Tinikling. Tari Tinikling mengalami 4 periode dalam perkembangannya yang tidak menghilangkan sisi estetika dengan bantuan kesiapan penari dalam gerakan menghindari pukulan bambu. Simbol warna dan bambu merujuk pada negara dan hasil alam. Tari Tinikling memiliki fungsi keagamaan, sosial, hiburan, sarana edukasi, pelestarian budaya dan komoditi pariwisata. Tari Tinikling berperan sebagai media komunikasi antara manusia, Tuhan dan alam. Tari Tinikling bisa dianggap sebagai tari nasional kebanggaan masyarakat Filipina karena sampai sekarang masih eksis dan ditarikan pada saat perayaan hari besar seperti hari kemerdekaan dan natal. Masyarakat Filipina menerima perubahan tari Tinikling karena menyatukan hubungan mereka. Nilai yang terkandung dalam tari adalah nilai estetika, nilai religius dan nilai nasionalisme. Lembaga formal dan non formal menerapkan kurikulum di Sekolah dan Universitas tentang seni tari demi keberlangsungan tari Tinikling.Kata kunci:Tari Tinikling, masyarakat Visayan, nilai nasionalisme.

Tinikling dance has unique in costume, movement, dancers and musical instruments so that very popular in the Philippines. Tinikling dance is a blend of acculturation from local culture that is Visayan with Spanish and American. The purpose of this study is to determine the meaning and significance of cultural on Philippines society, to determine the form of dynamic in Tinikling dance on Philippines society and to determine the existence of nationalism value in Tinikling dance. Tinikling dance experienced four periods in its development that does not eliminate the aesthetic side with the help of the readiness of dancers in motion to avoid the puch of bamboo. The symbol of colors and bamboo refers to the country and natural products. The Tinikling dance has the function of religious, social, entertainment, educational, cultural preservation and tourism commodities. Tinikling dance acts as a medium of communication between man, God and nature. Tinikling dance can be considered as the national dance of community pride in the Philippines because until now it still exist and danced during big celebration such as the Independence Day and Christmas. The Philippines society accept changes in Tinikling dance because it unites their relationship. The values contained in the dance is the aesthetic value, the value of religious and nationalism value. Formal and informal institutions implementing the curriculum in schools and universities about the art of dance for the continuation of Tinikling dance.Key words Tinikling dance, Visayan society, nationalism value.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suprayogi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji variasi bahasa dan sentuh bahasa di Kabupaten Pringsewu melalui pendekatan dialektologi. Dengan menggunakan metode pupuan lapangan, penelitian ini menjaring data dengan daftar tanyaan kosakata Swadesh, medan makna anggota Tubuh, dan medan makna gerak dan kerja. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah geografi dialek Lauder, 2007 dan Chambers dan Trudgill, 2007, pemetaan bahasa Ayatrohaedi, 2002 dan sentuh bahasa McMahon, 1994 dan Thomason, 2001. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Pringsewu terdapat empat bahasa yang dominan yakni bahasa Lampung, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dan bahasa Semendo. Bahasa Lampung di Pringsewu memiliki tiga variasi sub wicara, yakni bahasa Lampung Pesisir, bahasa Lampung Pubian dan bahasa Lampung Komering. Selain itu, terdapat variasi leksikal sampai dengan empat belas etima dengan beberapa korespondensi bunyi dan perubahan bunyi antarbahasa di dalamnya. Perhitungan dialektometri menunjukkan bahwa terdapat banyak wilayah yang sebenarnya memiliki perbedaan bahasa hanya berstatus beda dialek. Keadaan ini terjadi karena adanya sentuh bahasa dan warisan bersama bahasa proto. Sentuh bahasa melalui peminjaman leksikal terjadi lebih banyak secara adopsi daripada adaptasi dan terjadi dalam kategori kontak biasa.

This research was aimed at investigating language variation and language contact in Pringsewu regency using dialectology approach. By applying field research, this study collected the data using the Swadesh list and lexical fields of body parts and activities. The theories used in this study were dialect geography Lauder, 2007 dan Chambers dan Trudgill, 2007, language mapping Ayatrohaedi, 2002 and language contact McMahon, 1994 dan Thomason, 2001 . This study revealed that there were for main languages in Pringsewu namely Lampungic, Javanese, Sundanese and Semendo. In this study, there are three variations of Lampung language, namely Lampung Pubian, Lampung Pesisir, and Lampung Komering. The lexical variaties can be classified in 14 groups of etyma, and sound correspondence as well as pattern of language changes were found in this study. The result of dialectometry revealed that there were alot of areas categorized as 'different in dialect', whereas they were actually 'different in language'. This was due to the existence of language contact and shared features of proto languages. Language contact in the Lampung villages was in the level of casual contact where lexical adoption borrowing occured more than lexical adaptation one."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friska Lasmi Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jenis ungkapan metaforis bahasa Jepang yang terdapat dalam lirik lagu girlband AKB48, dilihat dari sudut pandang metafora konseptual. Tujuan lainnya yaitu untuk menjelaskan kekhasan pengaruh latar belakang budaya masyarakat Jepang dalam pembentukan metafora yang dilihat dari konsep ranah sumber metafora yang dialihkan ke ranah sasaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teori metafora konseptual dari Lakoff dan Johnson (1980), teori analisis komponen makna dari Nida (1975). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ungkapan metaforis yang terdapat dalam lirik lagu girlband AKB48.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis ungkapan metaforis dalam lirik lagu AKB48, yaitu metafora struktural, metafora ontologis dan metafora orientasional. Pembentukan metafora konseptual tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kedekatan masyarakat Jepang dengan alam tetapi juga dipengaruhi oleh faktor sistem sosialmasyarakat Jepang.

This study aims to find metaphorical expression in Japan language that include in AKB48 lyrics based on conceptual metaphor point of view, and then describe the typical of Japanese cultural influences in forming the metaphor analized by source domain which transfered to target domain. The research applies qualitative method and uses the conceptual metaphor theory by Lakoff and Johnson (1980) and componential analysis of meaning by Nida (1975). The data taken from the metaphorical expression in AKB48 song lyrics.
The result shows that there are three kinds of metaphorical expression; that is structural metaphor, ontological metaphor and orientational metaphor. The conceptual metaphor formation is not only influenced by relationship between Japanese society and nature but also the inter-social system itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48889
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nayla Sabrina
"Tesis ini berupa kritik atas strategi penerjemahan nama dalam novel Harry Potter and the Prisoner of Azkaban ke dalam bahasa Indonesia. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori skopos dari Nord 1991 , teori strategi penerjemahan dari Newmark 1988 , Vermes 2001 , Molina Albir 2002 dan Fernandes 2009 , teori definisi nama dari kamus Merriam Webster dan teori tentang jenis nama dalam penerjemahan dari Newmark 1988 , Racs dan Takacs 1987 , Vermes 2001 dan KBBI. Hasil penelitian menunjukkan 1 tujuan penerjemahan adalah menyampaikan kisah sesetia mungkin dengan maksud penulis TSu, 2 Praanggapan yang berbeda menyebabkan penerjemah menerapkan dua atau tiga strategi dalam satu nama dan 3 penerjemah tidak mempertahankan beberapa unsur nonverbal sehingga memengaruhi pesan yang diterima pembaca TSa. Kesimpulan penelitian ini adalah penerjemah berhasil menerapkan strategi penerjemahan yang sesuai dengan tujuan penerjemahan walaupun penerjemah tidak konsisten dalam menerjemahkan nama yang dianggap tidak dipahami pembaca TSa.

This tesis is a criticsm to translation strategy of names in novel Harry Potter and the Prisoner of Azkaban into bahasa Indonesia. The theories used in this research are theory of skopos from Nord 1991 , theories of translation strategies from Newmark 1988 , Vermes 2001 , Molina Albir 2002 and Fernandes 2009 , the theory of name definition from Merriam Webster dictionary, theories of types of names from Newmark 1988 , Racs and Takacs 1987 , Vermes 2001 and KBBI. The results of the research show 1 the skopos is to deliver the story as faithful as possible to ST author intention, 2 different presuppositions force the translator to apply two or three strategies in translating one name and 3 the translator doesn rsquo t maintain some nonverbal features, therefore gives influence to ST reader in interpreting the message. The conclusion of this research is the translator succeeds in applying translation strategies which is based on the skopos although there are inconsistencies in translating certain names."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48824
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maftuha
"Tesis ini membahas tentang Dampak Kebijakan Politik Budaya Burmanifikasi Pada Masa Pemerintahan Ne Win 1962-1988 Terhadap Etnis Rohingya. Pembahasan tesis ini dibatasi pada kurun waktu pemerintahan Ne Win di Myanmar 1962-1988 . Pembahasan tesis ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan terhadap faktor munculnya tindakan diskriminasi pada masa pemerintahan Ne Win di Myanmar dan bagaimana dampak dari kebijakan burmanifikasi di Myanmar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat faktor sejarah, faktor agama, dan faktor budaya yang melandasi munculnya kebijakan diskriminatif terhadap etnis Rohingya. Adapun tindakan diskriminatif pemerintah militer Myanmar pada masa Ne Win telah menimbulkan reaksi dari etnis Rohingya yang berupa penerimaan cara menggunakan nama-nama yang diadopsi dari nama-nama etnis Burma, menerima status imigran, dan menerima aturan dalam perkawinan campur. Sedangkan perlawanan dilakukan dengan cara pemberontakan dan pelarian. Tesis ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian sejarah dan sumber sekunder.

This postgraduate thesis discusses about the Impact of Cultural Political Policy Burmanification in Ne Win era 1962 1988 on Ethnic Rohingyas. The discussion of this thesis was limited to the Ne Win government period in Myanmar 1962 1988 . The discussion of this thesis was conducted to answer the question of the factors of Burmanifications policies in the Ne Win Era. Also, to answer about the impact of Burmanification policies in Myanmar. The results of this study indicate that there are historical factors, religious factors, and cultural factors that underlie the emergence of discriminatory policies against ethnic Rohingya. The discriminatory actions of the military government of Myanmar during the Ne Win period have caused a reaction from the Rohingyas in the form of acceptance of using names adopted from Burmese ethnic names, accepting immigrant status, and accepting rules in mixed marriages. While the resistance that was done by rebellion and escape. This thesis is a qualitative research using historical research methods and secondary sources."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati
"Tesis ini membahas pengajaran keterampilan membaca menggunakan metode peer-assisted learning strategies PALS dan metode tradisional. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan ancangan pre-test post-test control group dan teknik sample purposive sampling. Data diperoleh dari pre-test, post-test, kuesioner motivasi membaca, kuesioner persepsi pemelajar terhadap metode PALS dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik metode PALS maupun metode tradisional sama-sama dapat meningkatkan kemampuan membaca teks recount secara signifikan namun kelompok eksperimen lebih unggul. Walaupun demikian metode PALS terbukti meningkatkan motivasi membaca pemelajar dan penerapan metode ini juga mendapat respon positif dari mereka. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan penggunaan metode PALS dalam pengajaran keterampilan.

This study examines the teaching of reading skills using peer assisted learning strategies PALS method and the teaching of reading skills using traditional method. This study is quasi experimental with pre test post test control group and uses purposive sampling. The data were obtained from the results of the pre test, post test, the questionnaire of reading motivation and the students perception toward PALS method and the interview.
The study shows both methods improve the students reading skills significantly but the students in the experimental group achieved a higher score compared with the students in the control group. In addition, PALS method has increased the students reading motivation and the students taught with PALS method had a positive perspective toward the implementation of this method. Thus, the researcher recommends the use of PALS method in improving the reading skills of students in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48190
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahidah Sumayyah Rahman
"Tesis ini membahas bagaimana peranan Aisyiyah dalam bidang pendidikan Indonesia pada tahun 1952-1959. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang menjadi bagian dari amal dan usaha Aisyiyah sejak awal berdirinya. Amal dan usaha Aisyiyah dalam bidang pendidikan tidak hanya sebatas pendidikan formal tetapi juga pendidikan non-formal. Tersebarnya cabang-cabang Aisyiyah di berbagai daerah mempermudah Aisyiyah untuk turut berperan dalam bidang pendidikan. Aisyiyah merupakan salah satu organisasi yang anggotanya turut terlibat menjadi pengajar pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah. Metode yang digunakan dalam penulisan adalah metode sejarah yang terdiri atas heuristic, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Dalam tesis ini, penulis menggunakan majalah sejaman yang diterbitkan oleh organisasi Aisyiyah dilengkapi dengan berbagai sumber pendukung lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa Aisyiyah memiliki peranan dalam bidang pendidikan pada periode 1952-1959. Tidak hanya dalam pendidikan formal melalui taman kanak-kanak dan jenjang pendidikan lainnya, Aisyiyah juga turut berpartisipasi dalam pemberantasan buta huruf serta pengajaran lainnya melalui muballighatnya.

This thesis discusses the role of Aisyiyah in Indonesian education from 1952 to 1959. Education is one area that has been part of Aisyiyah's activities since its birth. Aisyiyah's activities in education are not only limited to formal education but also non-formal education. The branches of Aisyiyah are spreading in various areas, which makes it easier for Aisyiyah to take part in the field of education. This thesis is being written using historical methods which consist heuristic, verification, interpretation and historiography. In this thesis, the author uses contemporary magazines published by the Aisyiyah organization, complemented by various other supporting sources. Based on the research results, it is perceptible that Aisyiyah had a role in the field of education from the period 1952-1959. In formal education through kindergarten and other levels of education, Aisyiyah also participates in eradicating illiteracy and teaching through her preacher. Aisyiyah is also one of the organizations whose members are involved in teaching Islamic religious lessons in schools."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawaddatul Khusna Rizqika
"Tesis ini memuat model manajemen kuratorial berdasarkan paradigma museologi baru dengan studi kasus di Museum Nasional. Tesis ini memaparkan aspek-aspek dalam manajemen kuratorial meliputi definisi dan fungsi museum, tugas museum, fungsi sosial, partisipasi masyarakat, definisi koleksi, definisi kurator, pengkajian, pengadaan koleksi, inventarisasi, peminjaman koleksi, penghapusan koleksi, serta pembinaan dan pengawasan.
Hasil kajian menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian dan ketidaksesuaian di antara aspek-aspek tersebut dalam konsep museologi baru, regulasi, dan praktik kuratorial. Berdasarkan hasil kajian tersebut kemudian disusun strategi berupa model manajemen kuratorial dengan menggunakan analisis TOWS dan pengujiannya menggunakan analisis SWOT. Selain itu untuk mendapatkan gambaran praktik kuratorial di museum yang tidak sebesar Museum Nasional, maka dilakukan pengamatan di Museum Pendidikan dan Mainan Kolong Tangga.

This thesis contains a model of curatorial management based on new museology paradigm with case study at National Museum. This thesis explains aspects of curatorial management, include museum definition and function, museum task, social function, civil society participation, collection definition, curator definition, research, collection acquisition, inventory, collection loan, collection deaccession, and development and supervision.
Research result shows that there are compabilities and incompatibilities amongst the aspects of the concept of new museology, regulation, and curatorial practice. Based on the result of the research can be arranged a model of curatorial management use TOWS analysis and be examined use SWOT analysis. Futhermore, to get description about curatorial practice in museum that is not as complex as National Museum, accordingly observation were made at Education and Toys Museum "Kolong Tangga"."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suprayitno
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji pengetahuan pengunjung mahasiswa sebanyak 63 orang tentang konsep ldquo;Sejarah Nasional Indonesia rdquo; lewat diorama yang divisualisasikan di Museum Sejarah Nasional MSN di Tugu Monumen Nasional. Pengukuran meaning making pengunjung dengan menggunakan metodologi Personal Meaning Mapping PMM yang dikembangkan oleh John H. Falk ini terdiri atas 4 dimensi, yaitu extent, breadth, depth, dan mastery. Rata-rata pada setiap dimensi terjadi perubahan kenaikan, dari tahap sebelum sampai sesudah melihat diorama MSN. Pada dimensi extent, perubahan jumlah kosakata sebelum dan sesudah melihat diorama mengalami kenaikan dari 339 kosakata menjadi 554 kosakata . Pada dimensi breadth, persentase pengunjung yang menyebutkan 3 fase sejarah juga terjadi peningkatan sesudah pengunjung melihat diorama. Pada dimensi depth, kedalaman pengetahuan pengunjung MSN mengalami kenaikan, dari sekadar pengetahuan minimal menjadi pengetahuan yang lebih luas. Pada dimensi mastery, penguasaan pemahaman pengunjung baik sebelum maupun sesudah melihat diorama tergolong kategori B pemahaman akurat, bisa menyebutkan satu sampai dua konsep yang sesuai . Secara akademik, penggunaan metodologi PMM ini memperkaya ragam kajian pengunjung dengan pendekatan konstruktivis, sementara secara praktis berguna bagi pihak museum sebagai bahan evaluasi pameran museum agar lebih kontekstual sesuai harapan pengunjung.

ABSTRACT
This research measured the depth of knowledge of 63 college university 39 s students about a concept of National History of Indonesia visualised by dioramas in Museum Sejarah Nasional MSN . This research used a Personal Meaning Mapping PMM methodology developed by John H. Falk which rsquo s derived from a constructivist approach. PMM measured the 4 dimensions of knowledge score extent, breadth, depth, and mastery. Most of the results of PMM changed significantly. In extent dimension, the quantity of vocabularies raised from 339 on entry to 554 vocabularies on exit. In breadth dimension, the percentage of visitors mentioning 3 phases of history increased from entry to exit phase. In depth dimension, the visitor rsquo s depth of knowledge increased from minimal response to extensive response. In mastery dimension, most of the score of visitor rsquo s understanding mastery on National History of Indonesia were B accurate understanding, mentioning one or two concepts accurately . Academically, this PMM methodology enriches the variant of visitors study, especially in constructivist learning on museum. Practically, this PMM methodology has advantages to museum to make an evaluation of the exhibition to be contextual as visitors expect."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48449
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>