Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gusni Elvira
Abstrak :
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (Napza) merupakan sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan (adiksi) dan ketergantungan (dependensi). Penyalahgunaan Napza tidak hanya beraldbat buruk terhadap fisik, tetapi juga mental, perilaku dan ekonomi masyarakat. Target utama penyalahgunaan Napza adalah remaja, hal ini disebabkan karena remagia merupakan fase yang sangat rawan dengan kondisi kepribadian yang masih Sangat labil dan mudah terpengaruh lingkungan dan dalam banyak hal mereka biasa memuaskan keingintahuannya dengan coba-coba, termasuk Napza. Pcnelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pencegahan siswa tcrhadap pcnyalahglmaan Napza serta hubunganya dengan faktor sosio-psiko demografi (jenis kelamin, tingkat pengetahuan, konsep diri dan dukungan teman sebaya), faktor persepsi (kerentanan, keseriusan, manfaat dan rintangan) serta faktor dukungan (dari keluarga, sekolah dan media massa). Metode pcnelitian yang digunakan adalah observasional melalui pendekatan kuantitatif dengan disain potong lintang (cross sectional). Data yang digunakan adalah data primer, yang dikumpulkan rnclalui angket. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas satu dan dua di enam SMU di Kota Depok dengan jumlah sampel sebanyak 411 orang dan dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2008. Hasil penelitian menunjukkan lebih separuh dari responden sudah memiliki perilaku pencegahan yang baik (54,5%). Variabel yang ditemukan berhubungan secara bcrmakna dcngan perilaku pencegahan adalah variabel jenis kelamin, konsep diri, tingkat pengetahuan, dukungan teman sebaya, persepsi manfaat, persepsi rintangan dan dukungan keluarga. Faktor yang dominan berhubungan adalah dukungan keluarga,jenis kelamin, dan dukungan teman sebaya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik, akan berpeluang melakukan pencegahan 2,2 kali dibandingkan responden yang rnemiliki dukungan keluarga kurang baik, responden perempuan memiliki peluang 2,0 kali untuk berperilaku pencegahan baik dibandingkan rcspondcn laki-Iaki dan responden dengan dukungan tcman sebaya yang baik berpeluang 1,9 kali untuk melakukan perilaku pencegahan dibandingkan responden yang memiliki dukungan teman sebaya kurang baik. Disarankan kepada Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Narkotika Depok dan pihak lainnya seperti LSM, komite sekolah dan keluarga bekerjasama dalam meningkatkan perilaku pencegahan terhadap penyalahgmmaan Napza antara lain dengan peningkatan pemberian informasi tentang Napza yang tepat dan benar, melalui mata pelajaran, penyuluhan, konseling, seminar, pelatihan/training of trainers siswa untuk menjadi konselor bagi teman-temannya, serta meningkatkan pengawasan terhadap pergaulan dan perilaku siswa baik disekolah maupun di rumah.
Narcotics, Psychotropics and Others Additive?s Substances (drugs), are the groups of essences that generally have may cause addicted and depended. Drugs abuse not only make physic disorder, but also mental, behavior, and public economic, Main target of drugs abuses is adolescent, it is caused adolescent is a gristle period with personality condition is still really unstable and easy effected by their social life or environmental and In so many occasions, they are so eager to try new things, including drugs abuse. This research is performed on student first and second class in senor high school at Depok City with the purpose to know behavior preventive student to drug's abuse and its relations to socio-psycho demogtaphy factors (sex, intelligence, self concept and peer group support), perception factors (perceived of susceptibility, and seriousness, perceived of benefits and barriers) and support factors (of family, school and mass media). Data which is utilized is primary data as questionnaire through quantitative observation approach, with design cross sectional. The research perforrned on February to March 2008. The result show that more than half of respondent has had good prevention behavior (54, 5%). Found variable concerning with variable preventive is sex variable, self concept, intelligence, peer group support, perceived of benefit, and barrier and family support (p<0,05). The dominant factor which is related was family support, sex and peer group support. The conclusion of this research are respondent who has good family support, will get opportunity to perfomr prevention 2,l time tl1an respondent who have poor family support, female have opportunity 2,0 time to get good prevention behavior than male, and respondent with good peer group support will gets opportunity 1,9 times to do prevention than who have poor peer group support. Suggested to Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Narkotika Depok and another party as NGO, school committee and family collaborates to improves prevention behavior to drug?s abuse for example with increasing information distribution concerning about drugs clearly, through studies, counseling, seminar, training/training of trainers student to become counselor for its friend, and increases observation to their social life and behavior even at school and also at the house.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, 2008
T33627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Puspita
Abstrak :
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan BPJS sebagai badan penyelenggaranya merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan. Namun, dalam pelaksanaannya masih mengalami kendala terutama mengenai perbedaan tarif rumah sakit dengan tarif INA CBG's dimana di RS. Hermina Palembang perbedaan tarif tersebut menyebabkan selisih negatif bagi rumah sakit khususnya untuk perawatan pasien di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Tarif RS juga dirasakan tinggi oleh pasien non jaminan (sebelum era BPJS) yang dampaknya erat sekali dengan keselamatan pasien. Untuk itu, dirasakan perlu dilakukan analisis biaya satuan penggunaan alat ventilator dan CPAP sebagai bagian dari perawatan NICU. Penelitian ini bertujuan mengetahui besarnya biaya satuan (unit cost) pada penggunaan alat ventilator dan CPAP di ruang NICU RS. Hermina Palembang serta mengetahui tingkat pemulihan biaya (Cost Recovery Rate) yang dihitung dari biaya satuan terhadap tarif RS dan tarif INA CBG's. Penelitian yang bersifat analisis deskriptif ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode Activity Based Cost dimana data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari bagian keuangan, fix asset dan rekam medis di tahun 2014. Dari hasil perhitungan dengan ABC system didapatkan biaya satuan penggunaan ventilator sebesar Rp. 5.790.673,-(biaya satuan aktual) dan Rp.2.053.552,- (biaya satuan normatif). Sedangkan pada penggunaan CPAP, biaya satuan aktual sebesar Rp.4.201.712,- dan biaya satuan normatif sebesar Rp.2.840.519,-. CRR tarif RS terhadap biaya satuan aktual untuk penggunaan ventilator sebesar 44,9% dan 63,76% untuk penggunaan CPAP. Sedangkan CRR tarif INA CBG's terhadap biaya satuan aktual untuk penggunaan ventilator sebesar 13% dan 17% untuk penggunaan CPAP. Berdasarkan hasil penelitian ini diperlukan keterlibatan stakeholder eksternal yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Kemenkes dalam rangka efisiensi biaya bagi pihak rumah sakit serta evaluasi tarif INA CBG's untuk penggunaan alat ventilator dan CPAP yang didasarkan pada biaya satuan yang digunakan dalam menghasilkan suatu layanan agar terciptanya keseimbangan antara biaya RS dan tarif INA CBG's serta terjaminnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat. ......National Health Assurance whereas BPJS as an organizer is one form of social protection to insure people health needs. However in practice, still having problems especially about differentiation between hospital and INA CBG's rates in which at Hermina Hospital Palembang this problem create negative difference in particular for patient care in Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Hospital rates also very high perceived by the patient who didn't have any health insurance which create issues related to patient safety. Therefor, it is needed to having unit cost analysis for ventilator and CPAP Usage in Neonatal Intensive Care Unit (NICU). The purpose of this research is to knowing how much of unit cost in ventilator and CPAP usage at Hermina Hospital Palembang's NICU and how about Cost Recovery Rate (CRR) by comparing actual unit cost with hospital rates and INA CBG's rates. This descriptive analitic research was done by using Activity Based Cost method in which the data that used in this research was obtained from financial record, fix asset, and medical record in year 2014. The counting result with ABC system, actual unit cost for ventilator usage is Rp.5.790.673,- and normative unit cost is Rp. 2.053.552,-. For the use of CPAP, actual unit cost is Rp. 4.201.712,- and normative unit cost is Rp. 2.840.519,-. CRR for ventilator usage by comparing actual unit cost with hospital rate is 44,9% and 63,76% for CPAP usage. While CRR by comparing actual unit cost with INA CBG's rates is just 13% for ventilator usage and 17% for CPAP usage. Based on this research results, it is needed to have cost efficiency by involving external stakeholder such as Government and Health Ministry in decreasing unit cost of ventilator and CPAP's and evaluate INA CBG's rate for ventilator and CPAP's usage which is based on the calculation of unit cost incurred to produce a hospital service/product in order to create a balance between hospital unit cost and INA CBG's rate and for assuring public health services.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, 2015
T44219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairudin
Abstrak :
Fasciolopsis buski merupakan salah satu parasit trematoda terbesar yang dapat menginfeksi manusia. Infestasi Fasciolopsis buski ke dalam tubuh manusia terjadi karena minum air mentah dan mengkonsumsi tumbuhan air yang mentah seperti supan-supan, pakat, teratai, dan genjer. Endemisitas Fasciolopsiasis di Indonesia hanya ditemukan di kecamatan Babirik Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan dengan prevalensi antara 1,2-7,8%. Sampai saat ini, angka prevalensi kejadian Fasciolopsiasis tidak menunjukkan kecenderungan turun,sebaliknya justru menunjukkan adanya penyebaran penyakit ke wilayah lainnya. Diduga Fasciolopsis buski ini menyebar melalui sanitasi lingkungan dan higine perorangan yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sanitasi dasar rumah dan kejadian Fasciolopsis pada anak sekolah dasar di Kabupaten Hulu Sungai Utara, selama Januari hingga Juli tahun 2010. Jenis penelitian adalah observasional analitik, dilaksanakan secara crossectional terhadap anak sekolah dasar berumur 7-13 tahun sebanyak 110 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium, wawancara, dan observasi. Data dianalisis dengan regresi logistik ganda. Faktor yang berhubungan dengan kejadian Fasciolopsiasis pada anak sekolah dasar adalah sanitasi dasar rumah, minum air mentah, makan tumbuhan rawa mentah, bermain di rawa, pengetahuan. Disimpulkan bahwa dari 5 variabel yang diteliti, sanitasi dasar rumah tidak berhubungan dengan kejadian Fasciolopsiasis.

The Affecting Factors of Fasciolopsiasis in the Elementary Student in Endemic Area. Fasciolopsis buski is a one of trematodes parasites which can infect human infestation of Fasciolopsis buski into human body due drink un-boiled water and consume uncooked water plants such as supan-supan, lotus and genjer. Incidence of Fasciolopsiasis in Indonesia is endemic in Babirik Subdistrict, Hulu Sungai Utara District South Borneo Province and prevalence is 1.2- 7.8%. Until now the prevalence rate Fasciolopsiasis events showed no tendency to fall, it shows the spread of disease to other areas. In Fasciolopsis buski guess is spread through environmental sanitation and poor personal hygiene. The research objective was to analyze the relationship between house basic sanitation and Fasciolopsiasis Elementary Student in Hulu Sungai Utara District, South Borneo. During January to July of 2010. This Type of observational analytic study was performed in a cross sectional of elementary student aged 7-13 years as many as 110 students. Data collected through, interviews and observation. The data collection with laboratory examination, observation, and interview. Data analysis used multiple logistic regression. The result show that the prevalence ratio of Fasciolopsiasis incidence was 4.0% and there was relationship between incidence Fasciolopsiasis with house basic sanitation OR=97.745, drink un-boiled water, OR=2.0, consume uncooked water plants OR=39.869, Play on swamp OR=0.015, Lack of knowledge OR=0.03. It was concluded that the five variables studied house basic sanitation is not related to the incident. Fasciolopsiasis.It needs to supervise and increase school health program done by Education Office and Primary Heathcare at subdistrict level.
[Place of publication not identified]: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Churniawati
Abstrak :
Prehipertensi banyak terjadi pada penderita obesitas abdominal. Prevalensi obesitas abdominal di Kabupaten Gresik sebesar 21,5%. Kepatuhan diet penderita prehipertensi dengan obesitas abdominal diperlukan untuk mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Prehipertensi dan hipertensi berhubungan dengan pelbagai komplikasi pada hampir seluruh organ. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan prehipertensi pada obesitas abdominal di Kabupaten Gresik. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Gresik pada November 2013 - November 2014 dengan rancangan penelitian potong lintang. Responden adalah pasien yang datang ke unit rawat jalan puskesmas yang diambil secara konsekutif sejumlah 74 orang. Responden berusia antara 25 - 64 tahun, mengalami obesitas abdominal, tidak hamil, tidak hipertensi, dan tidak syok. Responden diwawancarai usia, jenis kelamin, pendidikan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, riwayat keluarga, dan kebiasaan makan serta diperiksa tekanan darah, kadar kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida, dan gula darah puasa. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji kai kuadrat serta multivariat dengan regresi logistik ganda. Prevalensi prehipertensi pada obesitas abdominal sebesar 62,2%. Jika dibandingkan menurut jenis kelamin, laki-laki banyak mengalami prehipertensi. Kadar trigliserida berhubungan secara signifikan dengan prehipertensi (PR = 4,620; 95% CI = 1,439 - 14,831; nilai p = 0,010). Intervensi untuk mencegah prehipertensi perlu dilakukan sejak dini dengan memodifikasi gaya hidup orang dengan obesitas abdominal.
Prehypertension commonly happened to people suffering abdominal obesity. The abdominal obesity prevalence in Gresik District was 21.5%. Dietary compliance of patients with prehypertension and abdominal obesity was needed to decrease hypertension risk. Prehypertension and hypertension correlate with various complications in almost organs. This study aimed to Prehipertensi pada Obesitas Abdominal Prehypertention among Abdominal Obesity Lia Churniawati, Santi Martini, Chatarina Umbul Wahyuni analyze prehypertension determinants among abdominal obesity as conducted on November 2013 - November 2014 using cross sectional design. Respondents were patients coming to primary health care?s outpatient unit as 74 people taken consecutively. They were 25 - 64 years old, suffering abdominal obesity, not getting pregnant, non-hypertensive and not in a shock. Respondents were interviewed regarding age, sex, education, physical activities, smoking habits, family records and eating habits as blood pressure and levels of total cholesterol, LDL, HDL, triglyceride and fasting blood glucose measured. Data analysis applied univariate, bivariate with chi square test and multivariate with multiple logistic regressions. The prehypertension prevalence among abdominal obesity was 62.2%. If compared based on sex, males have more prehypertension experience. Triglyceride levels significantly related to prehypertension (PR = 4.620; 95% CI = 1.439 - 14.831; p value = 0.010). Intervention to prevent prehypertension should be implemented since early by modifying lifestyle of people suffering abdominal obesity.
Surabaya: Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Churniawati
Abstrak :
Prehipertensi banyak terjadi pada penderita obesitas abdominal. Prevalensi obesitas abdominal di Kabupaten Gresik sebesar 21,5%. Kepatuhan diet penderita prehipertensi dengan obesitas abdominal diperlukan untuk mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Prehipertensi dan hipertensi berhubungan dengan pelbagai komplikasi pada hampir seluruh organ. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan prehipertensi pada obesitas abdominal di Kabupaten Gresik. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Gresik pada November 2013 - November 2014 dengan rancangan penelitian potong lintang. Responden adalah pasien yang datang ke unit rawat jalan puskesmas yang diambil secara konsekutif sejumlah 74 orang. Responden berusia antara 25 - 64 tahun, mengalami obesitas abdominal, tidak hamil, tidak hipertensi, dan tidak syok. Responden diwawancarai usia, jenis kelamin, pendidikan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, riwayat keluarga, dan kebiasaan makan serta diperiksa tekanan darah, kadar kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida, dan gula darah puasa. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji kai kuadrat serta multivariat dengan regresi logistik ganda. Prevalensi prehipertensi pada obesitas abdominal sebesar 62,2%. Jika dibandingkan menurut jenis kelamin, laki-laki banyak mengalami prehipertensi. Kadar trigliserida berhubungan secara signifikan dengan prehipertensi (PR = 4,620; 95% CI = 1,439 - 14,831; nilai p = 0,010). Intervensi untuk mencegah prehipertensi perlu dilakukan sejak dini dengan memodifikasi gaya hidup orang dengan obesitas abdominal.
Prehypertension commonly happened to people suffering abdominal obesity. The abdominal obesity prevalence in Gresik District was 21.5%. Dietary compliance of patients with prehypertension and abdominal obesity was needed to decrease hypertension risk. Prehypertension and hypertension correlate with various complications in almost organs. This study aimed to Prehipertensi pada Obesitas Abdominal Prehypertention among Abdominal Obesity Lia Churniawati, Santi Martini, Chatarina Umbul Wahyuni analyze prehypertension determinants among abdominal obesity as conducted on November 2013 - November 2014 using cross sectional design. Respondents were patients coming to primary health care?s outpatient unit as 74 people taken consecutively. They were 25 - 64 years old, suffering abdominal obesity, not getting pregnant, non-hypertensive and not in a shock. Respondents were interviewed regarding age, sex, education, physical activities, smoking habits, family records and eating habits as blood pressure and levels of total cholesterol, LDL, HDL, triglyceride and fasting blood glucose measured. Data analysis applied univariate, bivariate with chi square test and multivariate with multiple logistic regressions. The prehypertension prevalence among abdominal obesity was 62.2%. If compared based on sex, males have more prehypertension experience. Triglyceride levels significantly related to prehypertension (PR = 4.620; 95% CI = 1.439 - 14.831; p value = 0.010). Intervention to prevent prehypertension should be implemented since early by modifying lifestyle of people suffering abdominal obesity.
Surabaya: Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library