Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Buchari Ali
Abstrak :
Baja perkakas banyak digunakan dalam industri enjinering dan manufaktur sebagai cetakan (moulds and dies) dan berbagai canal pembentuk, baik untuk proses pengerjaan panas maupun untuk proses pengerjaan dingin. Studi ini ditujukan pada baja perkakas untuk canal proses pengerjaan dingin yang berfungsi sebagai alat mereduksi penampang, dan karenanya harus mempunyai sifat : kekerasan yang tinggi, tangguh dan tahan terhadap keausan. Bahan yang dipilih dalam penelitian ini adalah baja perkakas dalam keadaan lunak, selanjutnya dilakukan proses permesinan dan yang terakhir adalah perlakuan panas. Proses laku panas yang dilakukan terdiri dari temperatur austenisasi : 960 ° C, 980°C, 1000°C, 1020°C dan 1040°C, dengan waktu tahan 30 menit, pendinginan cepat kedalam minyak (Oli). Setelah proses pengerasan, diadakan pengujian sifat mekanis den pengamatan struktur mikro, sehingga diperoleh suatu temperatur austenisasi optimum. Benda uji pada temperatur austenisasi optimum tersebut, selanjutnya diberi proses penemperan pada temperatur : 350°C, 400°C, 450°C, 500°C dan 550°C, dengan waktu tahan mesing-masing 60 menit, pendinginan udara. Dilanjutkan dengan pengujian sifat mekanis dan struktur mikro, sehingga diperoleh suatu temperatur penemperan optimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur austenisasi optimum adalah 1040°C, sedangkan temperatur temper optimum adalah 500°C. Nilai yang diperoleh pada kondisi tersebut adalah : kekerasan 59,1 HRC, barge Impak 4,1 Joule/cm 2 dan keausan 0,2932 gram pada 2500 siklus. Sedangkan struktur mikro terdiri dari matrik mertensit temper dengan karbida chrom . Dalam kondisi lunak mempunyai kekerasan sekitar 19 HRC dengan barge impak sekitar 10,2 Joule/cm2, dan keausan pada 2500 sifts sekitar 0,8089 gram. Struktur mikro terdiri dari karbida massif pada matrik ferit dan perlit dengan sejumlah besar spemidite yang halus.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Widowati
Abstrak :
Tanaman Calophyllum inophyllum Linn. atau lebih dikenal dengan nama daerah nyamplumg, termasuk suku Guttiferae (Clusiaceae). Tanaman ini berupa pohon besar yang tumbuh liar di tepi sungai, di daerah-daerah pantai dan ditempat-tempat lain yang berhawa panas. Hampir seluruh bagian tanaman nyamplung secara tradisional digunakan di berbagai daerah untuk mengobati bermacam-macam penyakit seperti penyakit mata, wasir, rematik dan penyakit kulit. Selain itu juga berkhasiat sebagai pereda kejang, pembersih darah dan peluruh air seni. Uniuk mendapatkan senyawa kimia dari kulit batang tanaman nyamplung, serbuk kulit batang diekstraksi dengan petroleum eter dan selanjutnya difraksinasi dengan kromatograi kolom menggunakan silika gel sebagai fasa diam dan sebagai fasa gerak digunakan pelarut landaian petroleum eter-etil asetat. Telah berhasil diisolasi tiga senyawa, yang setelah ditentukan strukturnya secara spektroskopi, diketahui bahwa dua senyawa termasuk triterpenoid pentasiklik yaitu friedelin dan taraksasterol, satu senyawa termasuk senyawa sterol yaitu B-sitosterol. Pada uji pendahuluan aktivitas antibakteri menggunakan metoda difusi dengan kertas cakram, tampak bahwa ekstrak petroleum eter pada konsentrasi 500 ug/ml memberikan hasil positif, sedangkan senyawa-senyawa hasil isolasi (senyawa A, B dan C) memberikan hasil negatif. ......This work was carried out to investigate some chemical constituents from the petroleum ether fraction of Calophyllum inophyllum's stem barks and their antibacterial activity. The compounds were separated and isolated by column chromatography. Petroleum ether-ethyl acetate were used as mobile phase and silica gel as stationary phase. The isolated compounds were purified by crystalization. The structure of the pure compounds were established by using infra red spectrophotometer, proton and carbon-13 nuclear magnetic resonances and also mas spec-trometer. The study showed that petroleum ether function contained three compounds- The two compounds were pentacyclic triterpenoids i.e., friedelin and taraxasterol and the other was B-sitosterol, a common constituen of higher plant. The antibacterial activity test showed that petroleum ether extract had effect on three bacteries, Salmonella typhi, Bacillus subtilis and Bacillus phumyllus, but the three isolated compounds had no effect.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Muharam
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2006
T39833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Sardy Safri
Abstrak :
Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) merupakan sumberdaya ikan pelagis ekonomis penting di wilayah Labuan Kabupaten Pandeglang. Sekitar 60% produksi perikanan berasal dari ikan pelagis kecil yang termasuk ikan kembung lelaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran ukuran panjang total, hubungan panjang-berat, pola pertumbuhan, panjang pertama kali tertangkap dan kebiasaan makanan. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan pada bulan Mei, Juni dan Juli 2012 di Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan, Pandeglang. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Hasil tangkapan ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) merupakan ikan dominan keempat (9%) setelah ikan tembang (24%), tongkol (16%) dan kurisi (11%) yang didaratkan di Kabupaten Pandeglang. Penangkapan ikan kembung lelaki oleh nelayan Labuan dilakukan dengan mengunakan jaring lingkar, jaring insang dan payang. Dari hasil pengukuran ikan kembung lelaki sebanyak 168 ekor dengan ukuran panjang total 130 - 270 mm dengan rata-rata panjang total 184,59 mm dan modus 170 - 174 mm. Berat ikan kembung lelaki berkisar 16 - 210 g dengan rata-rata berat 69,59 g, sedangkan ukuran pertama kali tertangkap 183,4 mm. Pertumbuhan ikan kembung lelaki bersifat allometrik positif. Jumlah telur ikan kembung berkisar antara 39.300 - 324.800 butir. Makanannya terdiri dari plankton yang didominasi fitoplankton dari marga Nitzschia, Thalassiosira dan Thalassiothrix. Sedangkan untuk zooplankton didominasi Stomatopoda, Acetes zoea dan Calanoida (Copepoda). Musim pemijahan ikan kembung lelaki diduga pada bulan Juni. ......Indian Mackerel (Rastrelliger kanagurta) is an economically important pelagic fish resources in Labuan Pandeglang. About 60% of fish production comes from small pelagic fish including Indian mackerel. This study aims to determine the composition of Indian mackerel size distribution, length-weight correlation, growth, length at first capture and food habits of fish caught. Sampling in this research was conducted in May, June and July 2012 in Labuan fishing port. Research methods used were observation and interviews. Indian mackerel catches (Rastrelliger kanagurta) is the dominant fish four (9%) after the sardine (24%), tuna (16%) and Japanese Treadfin-Bream (11%) were landed in the district Pandeglang. Catching Indian mackerel by Labuan fisherman done by using purse seine, gill nets and seine net. From the measurement results as much as 168 Indian mackerel with a total length of 130-270 mm with an average total length of 184.59 mm and a modus of 170-174 mm. The weight range 16-210 g with an average weight of 69.59 g, was length at first capture by the size of 183.4 mm. Growth of Indian Mackerel is alometric positive. The number of eggs Indian mackerel ranged from 39.300 - 324.800 egg. Food consists of plankton to the type of cover for phytoplankton dominated types of Nitzschia, Thalassiosira and Thalassiothrix. As for the zooplankton dominated Stomatopoda, Acetes zoea and Calanoida (Copepods). Indian Mackerel spawning season suspected in June.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2013
T32169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamilah
Abstrak :
Tumbuhan dari marga Calophyllum temmasuk dalam famili Clusiaceae (Guttiferae) merupakan tumbuhan hutan tropis dan di Indonesia dikenal dengan nyamplung. Tumbuhan ini banyk mengandung senyawa senyawa bioaktif seperti ksanton, kumarin, flavonoida dan triterpen. Beberapa di-antaranya berpotensi untuk menyembuhkan penyakit, seperti kalanolida A sebagai anti-HIV tipe 1 dan antikanker, ksanton sebagai antibakteri serta sebagai antimalaria. Berdasarkan informasi aktivitas Calophyllum tersebut, penelitian ini melakukan isolasi dan menentukan struktur senyawa kimiaaktinya, selanjutnya terhadap senyawa baru yang didapat dilakukan uji aktivitas secara in vitro dengan menggunakan bakteri dan beberapa set kanker, antara Iain Murine leukemia P388, L1210, HeLa dan Yashida Sarcoma. Uji bioaktivitas meliputi uji awal terhadap ekstrak kasar mengunakan Artemia salina Leach dan uji antibakteri menggunakan bakteri Bacillus subtilis (ATCC 6633), Staphylococcus aureus (ATCC 6538), Escherichia coli (ATCC 25922) dan Pseudomonas aeruginosa (DMS 43286). Ekstrak kasar yang larut dalam n-heksana dan etil asetat dari kulit batang Calophyllum memperlihatkan aktivitas sitotoksik terhadap Artemia saline Leach dan aktivitas antibakteri terhadap B. subtilis (ATCC 6633), S. aureus (ATCC 6538), E. coli (ATCC 25922) dan P. aeruginosa (DMS 43286). Senyawa I, jayapurakumarin merupakan senyawa baru hasil isolasi dari kulit batang tumbuhan C. soulattrii Burm.f dari fraksi diklorometana dan diidentifikasi sebagai turunan kumarin. Senyawa ini aktif sebagai antibakteri terhadap B. subtilis (ATCC 6633), S. aureus (ATCC 6538), E. coli (ATCC 25922) dan P. aeruginosa (DMS 43286). Senyawa I, juga menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel murine leukemia P388 dengan IC;-,0= 0,64 ug/mL, Senyawa ll, azizkumarln merupakan senyawa baru hasil isolasi dari fraksi etil asetat kulit batang tumbuhan C. incrasaptum M.R.Henderson & Wyatt-Smith dan tidak menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel murine leukemia P388 (lC5Q > 100 ug/mL), tidak mempunyai aktivitas antibakteri terhadap B. subtilis (ATCC 6633), S. aureus (ATCC 6538), E. coli (ATCC 25922) dan P. aeruginosa (DMS 43286), tetapi sangat aktif terhadap sel Yashida sarcoma (lC50 = 4,12 pglmL), aktif terhadap murine leukemia L1210 (lC5° = 5,35 pg/mL) dan sel HeLa (IC5¢, = 6,57 pglmL). Satu senyawa turunan kumarin yaitu kalaustralin (Ill) dari tumbuhan C. incrasaptum M.R.Henderson & Wyatt-Smith dan tiga senyawa terpenoid yang sudah diketahui yaitu kanohllol (IV) dari C. incrasaptum M.R.Henderson & Wyatt-Smith, asam 3-ep!-betulinat (V) dan friedelin (VI) juga telah diisolasi. dari tumbuhan C. tomentosum Wight. ......Plant species in genus of Calophyllum, family of Ciusiaceae (Guttiferae), are tropical forest trees. ln Indonesia commonly known as "nyamplung". Caiophyllum species contain various bioactive compounds such as xanthone, coumarin, flavonoid and triterpenoid. Some of them are potential for several diseases treatment for example calanolide A for anti-HIV type 1 and anticancer, xanthone for antibacterial and for other activities (antimalarial). Based on available Calophyllum information, this research was conducted for isolation and structure eiucidation of the bioactive compounds. The in vitro bioassay activity test was carried out for antibacterial and cltotoxicity. Citotoxlcity of new compounds conducted in vitro using various murine cell, for example leukemia P388, L1210 and human cancer cells for Hela and Yashida Sarcoma. Preliminary bioassay test for crude extracts was performed using Artemia salina Leach. Antibacterial activity was conducted using Bacillus subtilis (ATCC 6633), Staphylococcus aureus '(ATCC 6538), Escherichia coli (ATCC 25922) and Pseudomonas aeruginosa (DMS 43286). n-Hexane and ethyl acetate soluble extracts from Calophyllum stem bark showed toxic activities to Artemia saline Leach and antibacterial activity to B. subtilis (ATCC 6633), S. aureus (ATCC 6538), E. coli (ATCC 25922) and P. aeruginosa (DMS 43286). Compound I, trivial name Jayapuracoumarin was a new compound isolated from dichloromethane fraction of stem bark of C. soulaitrii Bi,um.f. this compound was identified as a coumarin derivate, showing antibacterial activity against four tested bacterial and also showed cytotoxic activity (lC50 = 0.64 ug/mL) against murine leukemia P388 cell.. Compound ll trivial name, azizcoumarin is a new compound isolated from stem bark of C. incrasaptum M.R.l-ienderson & Wyatt-Smith, Compound lt has no citotoxic activity on murine leukemia P388 (lC50 > 100 ug/mL) and no antibacterial activity on B. subtilis (ATCC 6633), S. aureus (ATCC 6538), E. coli (ATCC 25922) and P. aeruginosa (DMS 43286) respectively. Compound ll showed activity to Yashida sarcoma cell (lC50 = 4.12 uglmL), to murine leukemia L1210 cell (lC5¢, = 5.35 pglmL), and to HeLa cell lines (|C50 = 6.57 pg/mL). A known coumarin, calaustralin (III) from C. incrasaptum M.R.Henderson & Wyatt-Smith and three known terpenoids namely canophyllol from C. incrasaptum M.R.Henderson & Wyatt-Smith, 3-epi-betulinic acid (V) andf fnedelin (VI) were also isolated from C. tomentosum Vlhght.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2008
T34511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Maulidina Ashuri
Abstrak :
Penelitian dilakukan pada bulan Maret--Juni 2013 di Hutan Mangrove Pancer Cengkrong, Trenggalek, Jawa Timur. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi komposisi vegetasi, potensi stok karbon, produksi, laju dekomposisi dan kontribusi nutrisi serasah mangrove. Komposisi vegetasi diukur menggunakan transek kuadran. Stok karbon diestimasi dengan persamaan allometrik. Produksi serasah dihitung menggunakan perangkap serasah ukuran 1x1m2. Laju dekomposisi serasah diukur selama 56 hari dengan pengamatan 2 minggu sekali. Kontribusi serasah ke perairan diperoleh dengan menyaring serasah pada saluran air saat laut surut. Sebanyak 26 spesies telah diidentifikasi (17 mangrove sejati dan 9 mangrove asosiasi). Vegetasi pohon didominasi oleh Sonneratia alba J.E. Smith dengan kerapatan 596 pohon/ha sedangkan anakan dan semai didominasi Ceriops tagal (Perr.) C.B. Robinson (kerapatan 1.745 anakan/ha; 34.745 semai/ha). Stok karbon dan biomassa total di lokasi penelitian masing-masing 185,81 ton/ha dan 400,45 ton/ha (total serapan CO2 sebesar 681,91 ton/ha). Sebagian besar sumbangan stok karbon berasal dari S. alba, Rhizophora apiculata Blume, dan Avicennia alba Blume. Produksi serasah 1,42 g/m2/hari, tersusun atas daun 84%, organ reproduksi 9% dan ranting 7%. Potensi nutrisi serasah 0,4 gC/m2/hari dan 0,012 gN/m2/hari. Serasah dilepas ke perairan sebesar 11,15 g/m3/hari. Laju dekomposisi serasah daun paling cepat ialah R. apiculata (0,20 g/hari). Nilai nutrisi tertinggi terdapat pada S. alba dengan rasio C:N 62,90. ......Research has been conducted in March--June 2013 on the Mangrove Forest Cengkrong Pancer, Trenggalek, East Java. The objectives were to obtain information of vegetation composition, potential carbon stocks, production, decomposition rates, and nutrient contribution of mangrove litter. There were 50 quadrants on tree stations for vegetation analysis. Potential carbon stock was calculated by allometric equations. Littertrap size 1x1 m2 used to calculate litter production. Decomposition rate calculated for 56 days by once observation in two weeks. Litter contribution to waters was obtained by filtering water channel at low tide. The total of 26 species were identified (17 true mangroves and 9 association mangroves). The vegetation dominated by Sonneratia alba J.E. Smith (596 trees/ha) while the saplings and seedlings dominated by Ceriops tagal (Perr.) C.B. Robinson (1,745 saplings/ha; 34,745 seedlings/ha). Total biomass were 400.45 ton/ha and carbon stocks 185.81 ton/ha (CO2 uptake 681,91 ton/ha). The carbon stocks were donated from S. alba, Rhizophora apiculata Blume, dan Avicennia alba Blume. The production of litter was 1.42 g/m2/day consisting of leaves 84%, reproductive organs 9%, and twigs 7% respectively. The litter contained 0.4 gC/m2/day and 0.012 gN/m2/day. In addition 11.15 g/m3/day litters flow towards the waters during high tide. The fastest decomposition rate of leaf litter was R. apiculata (0.20 g/day). While the highest nutritional value from S. alba with C:N ratio of 62.90.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2014
T39122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Wahyu Susilo
Abstrak :
Salah satu ikan yang digemari masyarakat Indonesia adalah ikan kembung. Ikan kembung merupakan ikan pelagis kecil. Tetapi pada umumnya ikan kembung tertangkap oleh purse seine. Hasil penangkapan kurun waktu 2008-20013 mempunyai fluktuasi yang cenderung menurun. Hal ini di sebabkan usaha penangkapan tersebut meningkat, terutama semakin banyaknya upaya penangkapan mini purse seine. Sehingga apabila tidak dikelola dengan baik akan mengancam kelestariannya oleh karena itu dibuatlah penelitian ini berupa telaah aspek biologi ikan kembung (Rastrelliger kanagurta) di Laut Jawa yang di daratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, Jawa Tengah. Metode penelitian ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data primer dilakukan untuk memperoleh data aspek biologi ikan kembung yaitu dengan mendata panjang ikan, berat ikan, jenis kelamin dan tingkat kematangan gonad. Data sekunder diperoleh dari statistik PPN Pekalongan dan data pendukung lainnya. Dari hasil analisis aspek produksi dan biologi di ketahui puncak penangkapan ikan kembung terjadi pada Musim Timur, pola pertumbuhan bersifat alometrik negatif berarti pertumbuhan panjang lebih cepat daripada pertumbuhan berat ikan. Sedangkan frekuensi ikan kembung 11,0 -17,9 cm yang di dominasi oleh distribusi panjang 14,0-14,9 cm. Nisbah kelamin diketemukan hampir seimbang yaitu jantan 55 % dan betina 45 %. Ukuran panjang cagak di ketemukan 17,10 cm sedangkan pertama kali ikan kembung tertangkap sebesar 14,37 cm dengan demikian rekruitmennya negatif. Dengan demikian pengelolaan ikan kembung di Laut Jawa ini sangat perlu diperhatikan antara lain dengan melaksanakan penegakan hukum Kepmen no.6 tahun 2010 tentang Alat Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan berarti meningkatkan selektivitas alat tangkap mini purse seine dengan memakai ukuran mata jaring 3 inci, selanjutnya membatasi upaya penangkapan mini purse seine yang memadai sehingga tidak terjadi over fishing. ......One of the fish is a popular Indonesian society is mackerel. Mackerel is a small pelagic fish. But in general mackerel caught by purse seine. Catches of 2008-20013 period fluctuations have tended to decline. This is caused the increased fishing effort, especially the increasing number of mini purse seine fishing effort. So if it is not managed properly will threaten its sustainability therefore made this research is the study of the biological aspects of mackerel (Rastrelliger kanagurta) in the Java Sea Fishing Port in daratkan in Nusantara Pekalongan, Central Java. The research method was conducted by collecting primary data is done to obtain data on the biological aspects mackerel with record fish length, fish weight, sex and degree of maturity of gonads. Secondary data were obtained from the VAT statistics Pekalongan and other supporting data. From the analysis of the biological aspects of production and in the know peak fishing season bloating occurs in the East, the pattern of growth is negatively allometric mean length growth is faster than the growth of fish weight. While the frequency of mackerel 11.0 -17.9 cm is dominated by the distribution of 14.0 to 14.9 cm long. Found almost balanced sex ratio is 55% male and 45% female. Length of 17.10 cm forked in found while first mackerel caught by 14.37 cm thus recruitment was negative. Thus mackerel management in the Java Sea is very necessary to be considered include the carrying out law enforcement Decree No.6 of 2010 on Fishing Tool in Regional Fisheries Management means improving the selectivity of fishing gear using a mini purse seine mesh size of 3 inches, further limiting mini purse seine fishing effort sufficient so that does not happen over fishing.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qurrota A`yun
Abstrak :
Nanopartikel logam merupakan penelitian yang sedang berkembang untuk aplikasi sebagai katalis, sensor dan drug delivery. Pada penelitian ini, nanopartikel emas berhasil disintesis dengan ekstrak daun Polyscias fruticosa dalam fraksi air EDP-FA dan fraksi heksana EDP-FH . EDP berfungsi sebagai pereduksi dan penstabil AuNP. Pembentukan AuNP@EDP dalam fraksi air dan fraksi heksana dilakukan dibawah penyinaran lampu natrium dengan konsentrasi EDP dalam fraksi air 0,06 m/v dan konsentrasi EDP dalam fraksi heksana 0,008. Proses pembentukan dan kestabilan AuNP@EDP diamati dari perubahan warna dan absorbansi pada panjang gelombang 529-555 nm yang diamati dengan spektrofotometer UV-Vis. AuNP@EDP dalam fraksi air dan fraksi heksana dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer FTIR untuk mengamati adanya gugus fungsi fenolik yang berinteraksi dengan AuNP. Karakterisasi melalui spektrum UV-Vis dan Particle Size Analyzer PSA menunjukkan AuNP@EDP dalam fraksi air mempunyai ?max 529 nm dengan ukuran partikel 35,02 nm dan dalam fraksi heksana mempunyai ?max 555 nm dengan ukuran 128,2 nm. Karakterisasi AuNP@EDP menggunakan XRD dan TEM-SAED mengkonfirmasikan bahwa sintesis nanopartikel yang dilakukan adalah AuNP. Aplikasi AuNP@EDP sebagai katalis selama 120 menit dan dikarakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis. Hasil reduksi metilen biru menggunakan katalis AuNP@EDP dalam fraksi air didapat 97,90 dengan nilai tetapan reaksi reduksi, k = 0,0389 m-1 dan dengan AuNP@EDP dalam fraksi heksana didapat 96,55 dengan nilai tetapan reaksi reduksi, k = 0,0324 m-1. ......Metal nanoparticles is growing research to applications as catalysts, sensors and drug delivery.In this study, gold nanoparticles synthesized by Polyscias fruticosa leaf extract in the water fraction EDP FA and hexane fraction EDP FH . EDP serves as a reducing agent and stabilizer AuNP. Formation AuNP EDP in the water fraction and a fraction of hexane is carried out under irradiation of sodium lamp with EDP concentration in the water fraction of 0.06 m v and EDP concentration in the hexane fraction of 0.008 The process of formation and stability AuNP EDP observed from discoloration and absorbance at a wavelength of 529 555 nm were observed by UV Vis spectrophotometer. AuNP EDP in the water fraction and hexane fraction were characterized using FTIR spectrophotometer to observe their phenolic functional groups that interact with AuNP. Characterization via UV Vis spectrum and Particle Size Analyzer PSA showed AuNP EDP in the water fraction having max 529 nm with a particle size of 35.02 nm and the hexane fraction having max 555 nm with a size of 128.2 nm. AuNP EDP characterization using XRD and TEM SAED confirms that the synthesis of the nanoparticles do is Aunp. Applications AuNP EDP as a catalyst for 120 minutes and characterized by UV Vis spectrophotometer. The result of the reduction of methylene blue using a catalyst AuNP EDP in the water fraction obtained 97.90 with a constant value reduction reaction, k 0.0389 m 1 and with Aunp EDP in hexane fraction obtained 96.55 with a constant value reduction reaction, k 0.0324 m 1.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2017
T47310
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Syahjoko Saputra
Abstrak :
Metilen biru merupakan limbah industri yang menjadi perhatian penting karena warnanya yang susah terdegradasi. Pada penelitian ini, digunakan nanopartikel ZnO termodifikasi Au ZnO-Au NPs sebagai fotodegradasi metilen biru. ZnO-Au NPs disintesis menggunakan bahan yang ramah lingkungan yaitu dengan memanfaatkan daun ilalang Imperata cylindrica L yang difungsikan sebagai sumber basa, reduktor sekaligus capping agent. Proses terbentuknya nanopartikel ZnO-Au dianalisis menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis Ultraviolet-visible , DRS Diffuse Reflectance Spectroscopy, PSA Particle Size Analyzer, PZC Potential Zeta Charge, FTIR Fourier Transform Infra Red, XRD X-ray Diffraction, SEM Scanning Electron Microscopy, EDS Energy Dispersive X-ray dan TEM Transmission Electron Microscopy. Sintesis Nanopartikel Au pada cahaya ruang menggunakan prekursor HAuCl4 7x10-4 M dan konsentrasi ekstrak 3,46 menunjukkan hasil yang terbaik dengan puncak absorbansi 1,779 dan stabil selama 40 hari. Berdasarkan hasil XRD didapatkan ukuran kristalit AuNPs sebesar 14,47 nm. Hasil TEM menunjukkan kehomogenan dengan partikel berbentuk kubus. Ukuran partikel dari PZC yaitu -18,2 mV dan adanya peregeseran puncak serapan dari bilangan gelombang 3356 cm-1 menjadi 3394 cm-1 menandakan adanya interaksi terbentuknya nanopartikel Au. ......Methylene blue is critical industrial waste because its color is difficult to degrade. In this research, Au modified ZnO nanoparticles ZnO Au NPs was used for methylene blue photodegradation. ZnO Au NPs was synthesized using environmental friendly substance that is Imperata cylindrica L leaf extract, which has the role of base source, reduction and capping agent. The formation of ZnO Au NPs was analyzed using UV Vis spectrophotometer Ultraviolet visible , DRS Diffuse Reflectance Spectroscopy, PSA Particle Size Analyzer, PZC Potential Zeta Charge, FTIR Fourier Transform Infra Red, XRD X ray Diffraction, SEM Scanning Electron Microscopy, EDS Energy Dispersive X ray and TEM Transmission Electron Microscopy. Au nanoparticles synthesized at room condition using HAuCl4 7x10 4 M precursor and 3,46 leaf extract, showed the best result with the absorbance peak of 1,768 and was stable for 40 days. AuNP crystallite size of 14.47 nm was characterized using XRD. TEM showed, the homogenity of the particles have cubic shaped. PZC showed 18,2 mV and the band shift from 3356 cm 1 to 3394 cm 1 showed, the interaction due to Au NPs formation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2017
T47137
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogi Nopiandi Permana
Abstrak :
Penggunaan metilen biru sebagai zat pewarna organik dalam berbagai jenis industri menjadi perhatian karena tidak terdegradasi secara alami. Pada penelitian ini digunakan metode green synthesis CdO/Au dengan ekstrak biji petai Parkia speciosa untuk mendegradasi metilen biru. Ekstrak biji petai EBP berperan sebagai pereduksi dan penstabil dalam proses doping Au pada nanopartikel CdO. AuNP optimum terbentuk dengan bantuan cahaya ruang pada konsentrasi EBP 0,03 w/v. Karakterisasi dengan spektrofotometer UV-Vis dan Particle Size Analyzer PSA menunjukkan AuNP mempunyai panjang gelombang maksimum ?max 531 nm dengan distribusi ukuran partikel 26,89 nm. Karakterisasi XRD dan TEM menunjukkan AuNP memiliki struktur kristal Face Centered Cubic FCC dan memiliki diameter partikel rata-rata 7-20 nm dengan bentuk bulat. CdO/Au dikarakterisasi XRD dan SEM-EDS menunjukkan bahwa terdapat AuNP yang terdoping dalam CdO. Karakterisasi menggunakan UV-Vis DRS menunjukkan bahwa CdO/Au NPs memiliki band gap sebesar 2,46 eV pada panjang gelombang 541 nm. Degradasi metilen biru diamati menggunakan radiasi lampu natrium selama 60 menit yang selanjutnya dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Persentase degradasi dari CdO dan CdO/Au terhadap metilen biru adalah 18,32 dan 73,79 . Dalam studi kinetika reaksi didapatkan bahwa tetapan laju degradasi mengikuti kinetika orde kedua. ......Using methylene blue as the organic dye in so many kinds of industry is become a concern because it doesn rsquo t degraded naturally. In this research, green synthesis method was used for Au doped CdO NPs using Parkia speciosa seed extract for degrade the methylene blue. Parkia speciosa seed extract EBP was act as reductor and stabilizer in modification AuNPs on CdO nanoparticles. The optimum condition of AuNPs was synthesized using natrium light with the concentration of EBP 0,03 w v. Characterization using UV Vis Spectrophotometer and Particle Size Analyzer PSA shows AuNPs has maximum wavelength max 531 nm with size particle distribution about 26.89 nm. Characterization using XRD and TEM shows AuNPs has Face Centered Cubic FCC crystal structure and has the average diameter of particle about 26,89 nm with sphere shape. CdO Au was characterized with XRD and SEM EDS, shows that there are AuNPs on the CdO NPs. Characterization using UV Vis DRS shows that CdO Au has band gap value about 2,46 eV at wavelength 541 nm. Methylene blue degradation was observed using natrium lamp radiation for 60 minutes then characterizing using UV Vis spectrophotometer. Degradation percentage of CdO and CdO Au towards methylene blue is 18,32 and 73,79. In study of reaction kinetics shows that the degradation followed the second order kinetics.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2017
T47403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>