Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudi Elyas
"ABSTRAK
Musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan gangguan pada sistem muskuloskeletal yang
disebabkan oleh postur tubuh yang salah selama melakukan aktivitas kerja. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat risiko MSDs terhadap 4 aktivitas kerja perawat di
ruang ICU dengan menggunakan metode REBA. Aktivitas kerja yang diteliti yaitu aktivitas;
pemantauan pengeluaran urin, pendokumentasian hasil pemantauan hemodinamik, cuci tangan dan
ETT suctioning. Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional
terhadap 28 perawat ICU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas pemantauan urin dan
aktivitas pendokumentasian sebagian besar memiliki nilai risiko ?sedang? terjadinya MSDs,
sedangkan aktivitas cuci tangan dan ETT suctioning sebagian besar memiliki risiko ?rendah?.
Perlu adanya upaya perbaikan untuk mencegah terjadinya gangguan muskuloskeletal yaitu berupa
pemberian informasi kepada perawat mengenai postur tubuh kerja yang ergonomis serta mengubah
lingkungan kerja agar sesuai dengan ergonomi tubuh.

ABSTRACT
Musculoskeletal disorders (MSDs) are disease of the musculoskeletal system often complained by
the ICU nurses, especially in the waist and neck. This study was conducted to determine ICU
nurses for the risk level of MSDs when doing four work activities in ICU. These activities were
monitoring of urine output, recording the results of hemodynamic monitoring, hand washing and
ETT suctioning. This study used descriptive analitik design with cross sectional approach to 28
ICU PJT nurses. Results showed that among four work activities performed by ICU nurses, two
activities had moderate risk and two activities in low-risk. The urine output monitoring and
recording the results of hemodynamic monitoring activities in moderate risk for occurrence of
MSDs. Hand washing and ETT suctioning activities in low risk for occurrence of MSDs.
Researcher suggests a prevention and repair of works body ergonomics by giving information to
ICU nurses about work body activities ergonomic and also with environmental modifications that
can prevent the occurrence of MSDs."
Universitas Indonesia . Fakultas Ilmu Keperawatan, 2012
S42563
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Guinda Diannita
"Pandemi COVID-19 telah ditetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat
yang meresahkan dunia sejak Januari 2020. Kondisi pandemi menghadapkan tenaga
kesehatan khususnya perawat pada masalah krisis professional keperawatan. Perawat
yang memberikan asuhan keperawatan selama pandemi COVID-19 beresiko untuk
mengalami stress kerja yang berdampak pada perilaku caring dan kualitas hidup
profesionalnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan
stress kerja dengan perilaku caring dan kualitas hidup professional perawat
komunitas pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini dilakukan dengan desain
correlational pada 120 perawat komunitas di Jakarta Pusat. Sampel penelitian
diperoleh dengan teknik non-probality purposive sampling sesuai dengan kriteria
inklusi penelitian. Hasil analisa dengan uji korelasi ditemukan terdapat hubungan
antara stress kerja dengan perilaku caring, hubungan tersebut memiliki arah
korelasi negatif (p value = 0,041, r = -0,187). Terdapat hubungan yang signifikan
antara stress kerja dengan kualitas hidup professional (KHP), dengan kekuatan
korelasi sedang dan arah korelasi positif (p value = 0,0001, r = 0,405). Hasil analisis
regresi linear ganda menunjukkan tidak ada faktor dari stress kerja yang secara
signifikan dapat mempredisksi perilaku caring (p value = 0,264, R² = 0,065), dan
subvariabel stress kerja dapat memprediksi kualitas hidup professional, akan tetapi
tidak ada subvariabel yang dinilai paling berhubungan dengan kualitas hidup
professional (p value = 0,0001, R² = 0,260). Hasil penelitian ini dapat menjadi
referensi untuk melakukan monitoring dan evaluasi tingkat stress kerja yang dialami perawat secara berkala serta mengembangkan intervensi untuk mengurangi stress kerja perawat melalui upaya primer, sekunder dan tersier.

The outbreak of COVID-19 is a public health emergency of international concern since January 2020. Pandemic COVID-19 has made healthcare staff especially nurses to face adequate nursing professionals critical issues. Nurses who provide
nursing care during the COVID-19 pandemic are at risk of experiencing
occupational stress on their caring behaviour and professional quality of life. This study aimed to identify the correlational of occupational stress between caring behaviour and professional quality of life of community nurses during pandemic COVID-19. This study was conducted with correlational design of 120 community health nurses in Central Jakarta area. The research sample was obtained using a non-probability purposive sampling technique in accordance with the research inclusion criteria. The results of the analysis with the correlational study found that there was a correlation between occupational stress with caring behavior, the stressors was negatively related to caring behavior (p value = 0,041, r = -0,187). There was a statistically significant positive correlation between occupational stress and professional quality of life, (p value = 0,0001, r = 0,405). The results of multiple linear regression analysis showed that there is no occupational stress related factor that can significantly predict caring behavior on nurses (p value = 0,264, R² = 0,065). On the other hand there were some occupational stress sub variables which can predict professional quality of life, but none of the sub variables rated most related to professional quality of life (p value = 0,0001, R² = 0,260). Study findings can be a reference for monitoring dan evaluating program for nurses and device intervention that reduce stressors through primary, secondary and tertiary prevention.
"
Depok: Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Keperawatan, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Maretta
"Kasus Diabetes Melitus tipe 2 DM tipe 2 pada usia ge 15 tahun di Indonesia sudah mencapai 6-9 sedangkan di DKI Jakarta 2-5. Pergeseran penyakit telah terjadi pada anak usia sekolah akibat perubahan gaya hidup kurang sehat Penelitian bertujuan untuk memberikan gambaran besarnya permasalahan kasus DM tipe 2 di DKI Jakarta pada anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang yang melibatkan 102 anak usia 6-12 tahun sebagai responden yang dipilih secara konsekutif.
Hasil analisis menggambarkan bahwa responden yang berisiko DM tipe 2 adalah 23-6. Angka ini diperkirakan akan terus berkembang dan meningkatkan kasus DM tipe 2 pada dewasa beberapa tahun kedepan jika perkembangan tren gaya hidup kurang sehat tetap terjadi pada anak. Rekomendasi penelitian ini adalah perlunya kegiatan preventif dan promotif gaya hidup sehat untuk mengontrol perkembangan penyakit DM tipe 2 di masa yang akan datang.

The cases of Type 2 Diabetes Mellitus T2DM at ge 15 years old children in Indonesia have reached 6 9 and 2 5 in Jakarta T2DM has occurred in school aged children due to the change of unhealthy lifestyle. The aim of the study was to describe the prevalence of T2DM at school aged children in Jakarta This study used cross sectional design involving 102 children aged 6 12 years old with consecutive sampling.
The result showed 23 6 are at risk of T2DM. This percentage is expected to continue growing and will result in the increase in the cases of T2DM in adults for the next few years if the trend of unhealthy lifestyle in children still occurred. This study recommends the need for preventive and promotive healthy lifestyle to control T2DM in the future.
"
Depok: Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Keperawatan, 2015
S61380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zolla Amely Ilda
"Pelibatan ibu dalam perawatan bayi prematur merupakan salah satu komponen konsep family centered care. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pelibatan ibu terhadap interaksi ibu dan bayi dan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayi prematur. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen one-group pretest-posttest. Penelitian ini melibatkan 16 orang ibu dan bayinya yang dipilih dengan teknik konsekutif di ruang Perinatologi di sebuah RSUP di Jakarta, selama sebulan. Instrumen yang digunakan untuk menilai interaksi ibu-bayi adalah terjemahan Modified Observation of Communication Interaction dan kepercayaan diri ibu diukur menggunakan Maternal Confidence Questionaire yang juga diterjemahkan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa skala interaksi ibu-bayi dan kepercayaan diri ibu meningkat secara signifikan (p= 0,0005). Hasil penelitian ini merekomendasikan upaya peningkatan pelibatan ibu dalam perawatan bayi prematur di ruang Perinatologi.

Enhancement of Mother-Infant Interaction and Maternal Confidence: The Impact of Mother Involvement in Infant Care in the Neonatology Unit. Mothers? involvement in premature infant care is one of components of the family centered care. The purpose of this study was to examine the impact of mothers? involvement on mother-infant interactions and maternal confidence in premature infant care. This study used a quasy experimental with one-group pretest-posttest design. Sixteen participants were selected using consecutive sampling technique in Neonatal Unit Level I-II in General Hospital in Jakarta during one month. Modified Observation of Communication Interaction was translated in to Indonesian and used to observe mother-infant interaction and maternal confidence measured by translated Maternal Confidence Questionaire. The result of statistic analysis showed that mother-infant interactions scale and maternal confidence increase significantly (p= 0.0005). This study recommends the improvement of mothers? involvement in premature infant care in neonatal unit."
Depok: Poltekkes Kemenkes Padang. Jurusan Keperawatan ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan, 2013
610 JKI 16:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Inung Sylvia
"Reiki merupakan terapi komplementer untuk menurunkan kadar glukosa darah. Terapi ini menggunakan energi alami yang disalurkan pada tubuh pasien dengan tujuan menyelaraskan energi yang tidak seimbang dalam tubuhnya. Penelitian untuk mengetahui pengaruh Reiki terhadap penurunan glukosa darah dan mengidentifikasi apakah faktor stres dan berat badan (obesitas) berperan dalam penurunan KGD pasien Diabetes Melitus tipe 2 dilakukan di Klub Diabetes sebuah RS di Jakarta. Desain penelitian pre-eksperimental dengan pendekatan one-group pretest-posttest design. Sejumlah 18 sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Terapi dilakukan selama tiga puluh hari dengan dua metode, secara langsung dan jarak jauh. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan bermakna antara glukosa darah sebelum dan setelah intervensi Reiki (p= 0,000; α= 0,05). Penelitian ini menyarankan penggunaan Reiki dalam asuhan keperawatan.

Reiki is one of the complementary therapies that are used to decrease blood glucose level. The therapy transfers natural energy into the patient`s body to synchronize the energy imbalance in the body. The research to examine the effect of Reiki and the role of the stress and weight factor to decrease blood glucose level of DM type 2 patients was held in a hospital-based diabetic club in Jakarta. The design of this study was pre-experimental with the one-group pretest-posttest design. Eighteen patients were selected with the purposive sampling technique. Reiki therapy was performed in 30 days using two methods: direct and distant healing method. The result revealed that there was a significant difference in random blood glucose level before and after the Reiki intervention (p= 0.000; α= 0.05). It is recommended to incorporate the Reiki therapy in nursing care."
Palangkaraya; Depok: Poltekkes Kemenkes Palangkaraya ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan, 2011
610 JKI 14:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Madjid
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengaruh Kegel?s exercise terhadap keluhan dribbling pasien pasca transurethral resection of the prostate (TURP). Sampel penelitian adalah responden yang dirawat di RS X dan RS Y yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah sampel pada kelompok intervensi sejumlah 10 responden, sedangkan kelompok kontrol 10 responden. Hasil penelitian menunjukan keluhan dribbling pada kelompok intervensi berhenti mulai hari ke-13, sedangkan pada kelompok kontrol berhenti mulai hari ke-24, sehingga membuktikan ada perbedaan yang signifikan rata-rata lama keluhan dribbling antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p= 0,007; α= 0,05). Penurunan lama keluhan dribbling pada responden yang patuh melakukan Kegel?s exercise berhenti mulai hari ke-13, sedangkan pada responden yang tidak patuh berhenti mulai hari ke-20, sehingga membuktikan ada perbedaan yang bermakna rerata lama keluhan dribbling responden yang patuh melakukan Kegel?s exercise dengan responden yang tidak patuh (p= 0,004; α= 0,05). Simpulan dari penelitian ini adalah Kegel?s exercise terbukti dapat menurunkan keluhan dribbling pasien pasca TURP. Disarankan agar tiap rumah sakit dapat menerapkan Kegel?s excercise terhadap pasien dengan keluhan dribbling pasca-TURP.

This study aims to see the effect of Kegel?s exercise on Dribbling Complaint of Post Transurethral Resection of the Prostate (TURP) patient. The sample was the patients who are hospitalized in X hospital and Y hospital fulfill the inclusion criteria. There were 10 responden each for intervention and control groups. The study results show that dribbling complaint of patient in intervention group stop at day 13, while in control group stop at day 24. Thus, there is a significant difference of the average of dribbling complaint duration between intervention and control groups (p= 0.007; α= 0.05). In addition, for the respondents in intervention group who did the exercise regularly, the dribbling complaint stop at day 13 and those who did not do exercise regularly the complaint stop at day 20. This is shown again that there is a significant difference of the average of dribbling complaint duration between those who do the exercise regularly and who do not do it regularly (p= 0.004; α= 0.05). In conclusion, the Kegel?s?s exercise is proven can reduce the dribbling complaint of post TURP patient. It is recommended that each hospital can apply Kegel?s excercise for patients with symptoms of post-TURP dribbling."
Depok: PSIK FK Universitas Hasanudin ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan, 2011
610 UI-JKI 14:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Cahyati
"Hemiparese pada klien stroke dapat menyebabkan klien mengalami berbagai kecacatan. Latihan range of motion (ROM) merupakan salah satu bentuk latihan yang dinilai efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan. Latihan ROM bisa dilakukan dengan pendekatan bilateral yang dapat memberikan efek yang lebih baik dibandingkan dengan unilateral training. Penelitian bertujuan mengidentifikasi perbandingan latihan ROM unilateral dan bilateral terhadap kekuatan otot pasien hemiparese akibat stroke iskemik. Penelitian menggunakan desain Quasi experiment pre dan post test design. Jumlah sampel 30 responden yang terdiri dari kelompok intervensi I dan intervensi II. Evaluasi penelitian dilakukan pada hari pertama dan ketujuh. Teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan otot meningkat pada kedua kelompok intervensi dan terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok intervensi (p= 0,018, α= 0,05 ). Penelitian lebih lanjut tentang pengaruh penggunaan latihan ini secara terprogram dalam menangani pasien stroke dengan hemiparese perlu dilakukan.

Comparison of Hemiparesis Patient?s Muscle Strength Improvement through Unilateral and Bilateral ROM Exercise. Hemiparesis on stroke client?s can cause such of disability. ROM exercise is effective to prevent disability. ROM exercises can be provided with bilateral approach which gives better effect than unilateral training. This study aimed to identify the comparison between unilateral and bilateral ROM exercise on hemiparesis patient's muscle. This study used Quasi Experiment pre and post test research designs. Number of sample was 30 respondents who were divided into intervention group I and group II. Evaluation research was undertaken in the first day and seventh day. Sampling technique used was a consecutive sampling. Study results showed an there were significant differences between the two intervention groups (p= 0018, α= 0,05). This result revealed that bilateral ROM exercises will increase muscle strength compare to unilateral ROM exercises. This study recommended the need for further research and the use of these exercises programmed in dealing with stroke patients with hemiparesis."
Depok: Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Jurusan Keperawatan ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan, 2013
610 UI-JKI 16:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Tafwidhah
"Perkesmas merupakan upaya program pengembangan puskesmas yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan lainnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kompetensi perawat puskesmas dan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas di Kota Pontianak. Desain penelitian adalah analitik korelasi secara cross sectional dengan sampel 118 perawat. Analisis data dengan Chi-Square, uji t independen, dan regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara kompetensi perawat puskesmas dan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas (p= 0,000; α= 0,05). Lebih lanjut diketahui bahwa terdapat interaksi antara kompetensi dan pelatihan. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan kompetensi perawat guna keoptimalan pelaksanaan perkesmas melalui pelatihan, pembinaan melalui tim yang ditugasi, ataupun kerja sama dengan teman sejawat serta memberikan dukungan berupa kebijakan untuk penghargaan dan sanksi seperti jenjang karir perawat.

Community Health Care (Perkesmas) is activity of Community Health Center (Puskesmas) development program whose activities integrated into the compulsory health efforts and health development efforts. The purpose of this research was to determine the relationship between the competence of community health center (puskesmas) nurses and the implementation level of community health care (perkesmas) activities at Pontianak This research is an analytic correlation research with cross sectional program, and using 118 nurses as the sample. The data was analyzed by the Chi-Square test, the independent t test, and the logistic regression test. From the data analysis, it has been recognized that there is a relation between the competence of community health center nurses and the implementation level of community health care (p=0.000; α= 0.05). Further revealed that an interaction between competence and training has been found. This research recommends enhancing the competence of nurses for the optimal implementation of community health center through training, coaching through the team assigned to, or cooperation with peers, and also provides support in the form of a policy of rewards and punishments such as career path for nurses."
Depok: Puskesmas Karya Mulya Pontianak ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan, 2012
610 UI-JKI 15:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"Kasus penyalahgunaan NAPZA khususnya NAPZA suntik mengalami peningkatan. Kecenderungan peningkatan tersebut tercermin dalam peningkatan kasus NAPZA suntik di Kota Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan arti dan makna pengalaman mantan pengguna dalam penyalahgunaan NAPZA suntik di Kota Palembang. Desain penelitian yang digunakan yaitu fenomenologi deskriptif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Wawancara mendalam digunakan dalam pengumpulan data. Hasil wawancara direkam menggunakan tape recorder, data diolah dalam bentuk transkrip verbatim dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Penelitian menghasilkan sembilan tema sesuai tujuan khusus yaitu: alasan menggunakan NAPZA suntik diklasifikasikan menjadi alas an pertama kali dan alasan tetap menggunakan; respon yang timbul setelah menggunakan NAPZA suntik yaitu respon personal dan respon orangtua; persepsi terkait efek samping dan bahaya yaitu mempunyai nilai lebih dan mempunyai dampak buruk; makna menggunakan NAPZA suntik yaitu makna selama menggunakan dan makna setelah sembuh; dan harapan terhadap dukungan pihak terkait yaitu dukungan pihak kepolisian, petugas kesehatan dan pemerintah daerah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penyalahgunaan NAPZA suntik merupakan kebiasaan yang harus segera dicegah dan ditanggulangi sedini mungkin. Perawat spesialis komunitas sebagai salah satu tenaga profesional dibidang kesehatan mempunyai peran dalam upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA yaitu upaya primer, sekunder dan tertier.

Cases of drug abuse in particular injecting drug increased. The trend increase is reflected of the increasing cases of drug injecting in Palembang. This study aimed to describe the meaning and significance of former users experience in injecting drug abuse in Kota Palembang. The study design used descriptive phenomenology with purposive sampling technique. In-depth interviews are used for data collection. The results of interviews were recorded using by tape recorder, the data was processed in the form of verbatim transcripts and analyzed using the Colaizzi method. The study produced nine theme accord-ing to specific goal are: reason to use drugs injects to classification reason in first time and to continues use drugs injects;drugs injects use of response is individual response and parent response; perception related to impact effect and more value,negative impact, meaning in use, meaning after recovered, the another support. This study concluded that drugs injects abuse have to prevent and early treatment. The nurse specialist community as professionals in health have role in primary, second-ary, and tertiary of preventing to drugs injects abuse"
Poltekkes Depkes Palembang ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan, 2012
610 UI-JKI 15:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sovia
"Pradiabetes adalah kadar glukosa darah individu lebih tinggi dari normal, tetapi belum mencapai batas diagnosis diabetes. Perilaku perawatan kesehatan keluarga merupakan upaya promosi kesehatan keluarga dalam pencegahan pradiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik keluarga dan perilaku perawatan kesehatan keluarga dengan kejadian pradiabetes pada usia dewasa menengah. Desain penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 156 orang dewasa menengah, diambil menggunakan teknik cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tipe keluarga (OR= 2,070; 95% CI 0,957-4,478), penghasilan keluarga (OR= 0,512; 95% CI 0,243-1,079), pengetahuan keluarga (OR= 7,025; 95% CI 3,109-15,876), dan praktik perawatan kesehatan keluarga (OR= 2,863; 95% CI 1,285-6,379) dengan kejadian pradiabetes. Upaya untuk meningkatkan perilaku perawatan kesehatan keluarga yang lebih efektif perlu disusun oleh tim di pelayanan kesehatan primer melalui program promosi kesehatan seperti pendidikan kesehatan, pembentukan kelompok pendukung, pemberdayaan masyarakat, kemitraan, dan intervensi keperawatan (penyusunan menu makanan sehat, aktivitas fisik, dan perawatan kaki).

Prevalence of Prediabetes at Middle-Aged Adults Based on Family Characteristics and Family Health Care Behaviors. Prediabetes is a situation where glucose level higher than normal level, but does not satisfy the criteria for diabetes. Family health care behaviors are health promotion efforts in the family to prevention of prediabetes. The aim of the research was to determine the association between family characteristics and family health care behaviors, and prediabetes at middle-aged adults. The research used observational descriptive design with cross sectional approach. Total sample of 156 people were taken using a cluster sampling technique. The results showed that the type of family (OR= 2.070), family knowledge (OR= 7.025), and practice of family health care (OR= 2.863) are the dominant factors in the incidence of prediabetes. It is important to improve the behavior of family health care through developing health promotion program such as health education, the establishment of support groups, community empowerment, partnership, and nursing interventions."
Depok: Politeknik Kesehatan. Jurusan Keperawatan ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan, 2013
610 UI-JKI 16:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>