Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emir Soendoro
Abstrak :
Sejak didemonstrasikan adanya pengaruh potensial induksi arus listrik pada tulang awal tahun 1950 (15), kecenderungan untuk melakukan penelitian pengaruh bioelectric pada proses penyembuhan patah tulang dan pengaruh rangsangan listrik pada frakture non union dan pseudoarthrosis (6,7), sangat tinggi. Tetapi, penelitian tentang pengaruh arus listrik pada proses penyembuhan jaringan lunak sangat sedikit dilakukan. Pengaruh Piezoelectric yang hampir sama pada tulang tampak juga pada tulang rawan dan tendon (1,2,4) dan medan listrik juga ditemukan pada proses polarisasi sel (9). Penulis lain mengatakan bahwa rangsangan arus listrik juga mempunyai pengaruh pada proses penyembuhan saraf dan jaringan lunak pada binatang percobaan (5,14). Frank dan kawan-kawan (8) meneliti pengaruh rangsangan elektromagnet pada proses penyembuhan ligamen collateral medial pada kelinci dan mendapatkan hasil meningkatnya kecepatan kesembuhan luka dan peningkatan kekuatan lentur pada ligamen tersebut. Stanish (11) berdasarkan penemuannya menduga bahwa pengaruh arus listrik akan meningkatkan kekuatan robekan tendon patela pada anjing pecobaan. Atas dasar inilah kami mencoba melakukan penelitian pengaruh aliran listrik terhadap penyembuhan tendon dengan menggunakan kelinci sebagai binatang percobaan.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1980
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daradjatun M.
Abstrak :
ABSTRAK
Laporan pendahuluan dari patah tulang tibia terbuka derajat 3 didapat 5 kasus dengan 2 kasus derajat III A, 2 kasus derajat III B dan 1 kasus derajat III C. Walaupun belum dapat diambil kesimpulan karena belum lengkap jumlah kasus dan waktu yang diperlukan, namun pengamatan sementara dari lima kasus yang mendapat pengobatan Cypro Floxacin 2 x 750 mg maupun 2 x 500 mg secara klinis umum dan lokal dinilai baik.

Perlunya mempercepat penutupan jaringan granulasi dan "Bone expose" oleh tandur alih kulit dan flap serta mengevaluasi kuman yang muncul apakah merupakan nosokomial infeksi atau penyebab osteomyelitis di kemudian hari terutama jenis pseudomonas aerogenosa.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Bambang Darwono
Abstrak :
ABSTRAK
Dilakukan penelitian pengukuran Anthropometri pada foto tulang belakang secara radiografi standar dari 30 orang dewasa Indonesia dengan sampel acak ?selected population" untuk tujuan mendapatkan ukuran baku tulang belakang orang Indonesia.

Ukuran yang diteliti adalah: interpedicular distance (IPD); Intervertebral pedicular distance (IVPD), Diameter pedicle (PP),diameter body (DCLV), AP spinal cannal diameter (SC), ratio antara spinal canal dan body (RSCC).

Peneliti mendapatkan bahwa ukuran tulang belakang dari orang Indonesia ini mempunyai kecenderungan lebih kecil dibanding hasil penelitian sebelumnya di Eropa, Amerika dan Afrika, serta didapatkan variasi anatomi.

Ukuran ini dapat dipergunakan sebagai pertimbangan untuk memilih pelat atau sekrup yang lebih sesuai untuk orang Indonesia.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Daru Cahayadi
Abstrak :
Latar belakang Osteoartritis (OA) adalah penyakit akibat dari pengaruh mekanik dan biologi sehingga menyebabkan gangguan rangkaian normal degradasi dan sintesis dari kondrosit tulang rawan sendi, matrik ekstraseluler dan subkondral. Penyakit OA menyebabkan perubahan pada morfologi, biokimia, molekuler dan biomekanik baik sel maupun matrik yang mengakibatkan perlunakan, fibrilasi, ulserasi, hilangnya tulang rawan sendi, skierosis dan eburnasi dari tulang subkondral, osteofit dan kista subkondral. Diagnosa OA lutut dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dengan gejala utamanya nyeri, kaku, berkurangnya mobilitas sendi, gambaran radiologis clan artroskopi. Sedangkan penatalaksanaan OA lutut meliputi tindakan tanpa pembedahan dan pembedahan. Tnndakan tanpa pembedahan meliputi rehabilitasi, perubahan gaya hidup, bracing, alat Bantu dan pemberian obat bads dengan NSAID maupun kondroprotektif baik oral maupun injeksi. Sedangkan tindakan pembedahan meliputi artroskopi, osteotomi dan artroplasti. Dengan artroskopi lavage akan mengeluarkan fragmen mikroskopi clan makroskopi dari tulang rawan dan `loose bodies' yang dapat menyebabkan sinovitis yang menjadi penyebab nyeri lutut dan mengeluarkan mediator-mediator inflamasi yang dapat menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Tujuan 1. Mengevaluasi efektifitas artroskopi lavage dengan anestesi lokal dengan Cara membandingkan sebelum intervensi dan setelah intervensi (1,2 dan 3 bulan) menggunakan The Western Ontario and McMaster University (WOMAC) Osteoarthritis Index. 2. Melakukan predrksi keberhasilan artroskopi lavage. Metode Penelitian ini merupakan uji klinis eksperimental before and after dengan cars pengambilan sampel secara konsekutif. SampeI diperoleh dari seluruh pasien osteoartritis lutut yang datang di poliklinik Orthopaedi Rumali Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo dan bersedia dilakukan artroskopi lavage pads bulan Januari sampai Juni 2005. Hasil Berdasarkan basil analisa statistik dengan menggunakan kriteria indek WOMAC satu persatu (24 variabeI), basil intervensi artroskopi lavage dengan anestesi lokal menunjukkan keberhasilan pads 1 dan 2 bulan post intervensi . Dari analisa multivariate didapatkan hubungan antara post intervensi 1,2 clan 3 bulan dengan artroskopi diagnostik derajat IV. Dengan artroskopi diagnostik derajat IV maka basil prediksi keberhasilan post intervensi untuk derajat nyeri lutut 1 bulan 68.2%, 2 bulan 26.4% dan 3 bulan 13.6%, sedangkan untuk derajat kekakuan lutut untuk 1 bulan 68.2%, 2 bulan 54.5% dan 3 bulan 22.7% dan terakhir untuk derajat kesulitan fungsi fist ik untuk 1 bulan 72.7%, 2 bulan 54.5% dan 3 bulan 223%. Kesimpulan Tindakan artroskopi lavage dengan anestesi lokal cukup efektif pads pasien osteoartritis lutut. Bila hal tersebut dilakukan pasien dengan artroskopi diagnostik derajat IV maka tingkat keberhasilan mash didapatkan pada 3 bulan post intervensi ± 20 % dari kriteria indek WOMAC.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T18158
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Krismawanto
Abstrak :
Kejadian sindroma kompartemen akibat latihan atau aktivitas berlebihan (Exertional Compartment Syndrome ) yang biasa terjadi pada tungkai bawah, di Indonesia belum pernah dilaporkan. Ini bisa disebabkan memang tidak pernah terjadi atau sistem pendataan yang kurang baik. Dari pengukuran tekanan intrakompartemen anterior tungkai bawah pada siswa calon bintara Polri di SPN Pontianak, sebanyak 63 siswa didapatkan tekanan intrakompartemen sebelum exercise rata-rata 7,3 mmHg dan setekah exercise dengan Ian selama 20 merit didapatkan tekanan rata-rata 10,9 mmHg pada 1 menit setelah selesai lari, dan tekanan rata-rata 8,0 mmHg 5 menit setelah selesai lari. Peningkatan tekanan tersebut masih di bawah 15 mmHg yang merupakan batas tekanan sebelum exercise pada orang yang potensial terjadi exertional compartment syndrome kraals sesuai kriteria dari Pedowitz. Dengan demikian dapat diperldrakan bahwa orang Indonesia memiliki batas anibang yang cukup tinggi untuk terjadinya sindroma kompartemen yang disebabkan oleh latihan atau aktivitas berlebihan.
Incident of the Exertional Compartment Syndrome of the lower leg, there is no case had been report in Indonesia. May be threre is no case or no data in Indonesia. Pre and post exercise pressure of the anterior compartment of the lower leg has been measure from 63 students in military basic training Indonesian Police Department at Pontianak Police Training. Mean pre exrcise pressure is 7,3 mmHg ; one minute post exercise pressure is 10,9 mmHg ; five minute post exercise pressure is 8,0 mmHg. The result is under value from Pedowitz criteria of Exertional Compaertinent Syndrome. Pre or post exercise still at 15 mmHg lowest than Pedowitz criteria I was assumed Indonesian people had high critical value to be exertional compartment syndrome.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanung Sunarwibowo
Abstrak :
ABSTRAK
OBJECTIVE: We determined whether the accuracy of thoracaolumbar pedicle screw direction placement is optimized with a technique using anatomic landmarks for pedicle screw and using S30 as guidance (Technique 1). This technique was compared with a technique using anatomic landmarks for pedicle screw placement without S3D as guidance (Technique 2).

METHODS: T7-L1 specimens were harvested from fresh human cadavers. Pedicle screw placement using technique 2 was performed on lelt side. Vertebral rotation and vertebral tilting measurement was determined using S3D. Then pedicle screw placement using technique 1 was performed on right side. Axial dissections were performed on pedicular specimens. Deviation of the screws from the ideal entry point or trajectory was analyzed to quantitatively compare the two techniques.

RESULTS: Axial analysis of the specimens showed that all screw placements were within the pedicles. Scatter plot analysis demonstrated that screws placed using Technique 2 were more likely to have the combination of entry points and trajectories medial to the ideal entry point and trajectory.

CONCLUSION: All screw placements were grossly within the confines of the pedicles, regardless of technique, as evidenced by axial dissections analysis.
2007
T21343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ino Gandasena
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joserizal Jurnalis
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.B. Mulyanto
Abstrak :
Efek pemberian metilprednisolon asetat (MPA),intra-artikular (IA) pad a kartilago artikularis normal, evaluasi pada 30 kelinei. Metode penelitan prospektif deskriptif. Kelinei kelompok I (N=5), sebagai "kontrol", masing-masing diberikan injeksi, IA normal saline 0.2 ml pada lutut kanan. Kelinei kelompok dua sampai enam (masing-masing N=5) sebagai "perlakuan", masing-masing diberikan injeksi MPA, IA pad a lutut kanan dengan dosis: kelompok II = 8 mg, kelompok 111=16 mg, kelompok IV=24 mg, kelompok V = 32 mg, dan kelompok VI=40 mg. Pemberian injeksi IA dilakukan satu kali per minggu selama lima minggu berturutan. Pada minggu ke enam dilakukan pemeriksaan histopatologi kartilago artikularis distal femur, dengan pengecatan hematoksilin dan eosin (H & E). Hasil : tidak ditemukan gambaran histopatologi yang abnormal pada kartilago artikularis baik pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Namun ditemukan infiltrasi sel neutrofil dan bakteri pad a ruang sendi kelinei kelompok I, II, III dan IV. Kesimpulan : pemberian injeksi MPA, IA sampai dosis 40 mg selama enam minggu belum menunjukkan adanya gambaran histopatologi yang abnormal pada kartilago artikularis kelinei.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T59011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bobby Natanael Nelwan
Abstrak :
Introduksi: Pemakaian Oksigen Hiperbarik (OHB) sebagai terapi tambahan makin banyak digunakan. Pengaruh OHB terhadap penyembuhan tendon pasca repair dan terhadap komplikasi perlekatan merupakan tujuan penelitian ini. Penilaian makroskopis dan mikroskopis akan dibandingkan antara kelompok yang menggunakan OHB dengan kelompok yang tidak menggunakan OHB. Metode: Penelitian eksperimen ini menggunakan binatang coba kelinci jantan jenis New zealand white sebanyak 16, dengan rancangan penelitian Post Test Only Control Group Design. Kelompok perlakuan berjumlah 8 ekor, diberikan terapi oksigen hiperbarik tekanan 2,4 AT A (Atmosphere Absolute), 3x30 menit per hari selama 7 hari. Setelah 7 hari pasca operasi, kedua kelompok di nilai secara makroskopis dan mikroskopis. Hasil: Perlekatan secara makroskopis terdapat perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol (p< 0,05). Perlekatan secara mikroskopis, terdapat perbedaan tidak bermakna (p > 0,05) tetapi penggunaan OHB memiliki kecenderungan lebih baik sebesar 62,5%. Demikian pula dengan penyembuhan tendon, secara makroskopis terdapat perbedaan yang tidak bermakna (p >0,05), namun penggunaan terapi OHB cenderung menghasilkan penyembuhan tendon sebanyak 62,5%. Penyembuhan tendon secara mikroskopis terlihat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol (p < 0,05). Simpulan: Oksigen hiperbarik dapat meningkatkan produksi kolagen parta tendon pasca repair sehingga kualitas penyembuhan tendon menjadi lebih baik. Oksigen hiperbarik dapat pula menurunkan perlekatan pada tendon pasca repair.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002
T59027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>