Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tjen Dravinne Winata
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah teh berpengaruh terhadap daya kelarutan email. Besar sampel bubuk email yang akan diteliti adalah 18, dan masing-masing sampel dibuat dari 5 lempeng email gigi premolar yang dicabut untuk keperluan perawatan meratakan gigi. Sebelum dihaluskan lempeng email dipisahkan secara acak menjadi 3 kelompok percobaan T1, T2, T3 dan 3 kelompok kontrol K1, K2, K3. Setiap kelompok ini dibagi lagi menjadi 3 kelompok kecil sebagai sampel yang masing-masing terdiri dari 5 lempeng email. Masing-masing sampel direndam 3x/hari 3 menit untuk kelompok T1 dan Kl direndam selama l minggu, kelompok T2 dan K2 direndam selama 2minggu, dan kelompok T3 dan K3 direndam selama 3 minggu. Sampel kelompok percobaan direndam teh, dan sampel kelompok kontrol direndam aquabidestilata Setelah proses perendaman selesai masing-masing sampel dihaluskan, dan diayak dengan kehalusan - 250 mesh, diambil seberat 500 mg, dan dititrasi dengan 100 ml asam asetat 0,01 mol/L pH 4. Bubuk email dari masing-masing sampel yang tidak larut setelah dititrasi disaring dengan kertas saring, dikeringkan dengan oven, dan ditimbang kembali. Data bubuk email yang larut dianalisis secara statistik untuk melihat kelarutan email. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan bermakna ( p
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simorangkir, Rosalinda R.
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah asam berpengaruh terhadap ketahanan email yang telah diremineralisasi oleh teh. Lempeng email didapat dari mahkota gigi Premolar atas yang teiah di.pisahkan dari akarnya, kemudian dibelah menjadi dua bagian dalam arah Mesio-distal. Bagian dentin dilapisi dengan cat kuku. Kedua bagian dari masing-masing gigi tersebut di kelompokan menjadi Kelampok T dan kelompok A. Masing-masing lempeng email dari kedua kelompok ditimbang. Setelah lempeng email didemineralisasi di dalam tabung reaksi selama 6 jam. Dipakai larutan asam asetat 75 mM mengandung 2,0 mmol KH2PO4 dan 2,0 mmol Ca(NO3)2 dengan PH 4,3. Selanjutnya kedua kelompok masing-masing diremineralisasi dalam air teh dan air biasa selama 4 minggu. Kemudian kedua kelompok tersebut masing-masing dicelupkan kembali ke dalam larutan demineralisasi yang sama, dan hasilnya dilihat setelah 1 jam, 3 jam, serta 6 jam. Selama penelitian, bila tidak dilakukan percobaan, masing-masing email direndam akuadest dalam pot plastik pada temperatur kamar. Ternyata sesudah 1 jam, 3 jam dan 6 jam, terjadi susut berat lempeng email pada keduakelompok. Susut berat email pada kelompok T terlihat lebih sedikit dibandingkan susut berat email pada kelompok A. Kemudian terlihat pula pada kedua kelompok bahwa susut berat email bertambah besar bila waktu demineralisasi diperpanjang.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Sandra A. R.
Abstrak :
ABSTRAK
Tindakan irigasi dengan bahan antiseptik selama preparasi mekanis, merupakan upaya untuk mendapatkan keadaan saluran akar yang steril. Sampai saat ini bahan antiseptik yang digunakan sebagai bahan irigasi saluran akar cukup banyak, tetapi sejauh mana efektivitas bahan-bahan tersebut dalam mematikan mikroorganisme penyebab infeksi pulpa dan periapeks masih menjadi pertanyaan. Sodium hipoklorit merupakan antiseptik golongan oksidator dan halogen. Kombinasi kedua golongan antiseptik ini menghasilkan daya bakterisida yang kuat. Efek bakterisida NaOCI antara lain sangat bergantung pada kadarnya. Dari penelitian-penelitian sebelumnya diketahui bahwa konsentrasi NaOC1 yang dapat mematikan kuman adalah 1 sampai 5%, sedang konsentrasi di bawah 1% dikatakan tidak mempunyai efek bakterisida. Penelitian ini dilakukan untuk menguji efek bakterisida NaOCI dengan berbagai konsentrasi pada kuman-kuman anaerob yang diisolasi langsung dan penderita infeksi pulpa dan periapeks yang datang ke poliklinik FKG UI. Uji resistensi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode pengenceran dan cakram. Kuman-kuman anaerob dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kokus gram positif (11 koloni) dan batang gram negatif (12 koloni) berdasarkan morfologi sel dan pewarnaan Gram. Kuman-kuman tersebut dibiak ulang pada perbenihan cair BH1 yang mengandung NaOCI pada pelbagai konsentrasi yakni 5,25%; 2,62%; 1,31%; 0,65% dan 0,32%. Kemudian dieram secara anaerob pada temperatur 37°C selama 72 jam. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perbedaan konsentrasi larutan NaOCI berpengaruh terhadap efek bakterisida kuman kokus gram positif dan batang gram negatif. Pengenceran sodium hipoklorit sampai konsentrasi 0,65% masih efektif mematikan kuman-kuman anaerob kokus gram positif dan batang gram negative. Kadar bakterisida larutan NaOCI 0,32% masih optimal terhadap anaerob gram positif dan batang gram negatif.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraini M.
Abstrak :
Penggunaan obat-obat saluran akar dalam perawatan endodontik dimaksudkan untuk membantu tercapainya keadaan steril saluran akar. Sampai saat ini obat-obat yang dipakai sebagai obat saluran akar cukup banyak, tetapi sejauh mana efektivitas bahan-bahan tersebut dalam mematikan mikroorganisme penyebab infeksi pulpa gigi masih perlu diuji kembali. Dari penelitian-penelitian terdahulu, pengujian efek bakterisida obat-obat saluran akar selalu dilakukan terhadap kuman-kuman standar. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kemampuan bakterisida Ledermix, ChKM, dan Calxyl pada kuman-kuman anaerob yang diisolasi langsung dari 13 penderita yang mengalami infeksi pulpa/periapeks pada gigi akar tunggal di Poliklinik FKG UI. Ketiga macam obat tersebut memiliki mekanisme kerja yang berlainan dalam mematikan kuman. Uji resistensi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metoda tabung dan cakram. Kuman-kuman anaerob dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu kokus gram positif (12 koloni) dan batang gram negatif (11 koloni), berdasarkan morfologi sel dan pewarnaan Gram. Kuman-kuman tersebut dibiak ulang pada perbenihan BHI, yang mengandung masing-masing obat saluran akar. Kemudian dieram secara anaerob pada temperatur 37 oC selama 72 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas bakterisida Ledermix pada kuman-kuman anaerob penyebab infeksi pulpa/periapeks (kokus gram positif dan batang gram negatif) adalah 100%. Efektivitas bakterisida ChKM pada kuman anaerob penyebab infeksi pulpa/periapeks adalah 69.6%, pada kokus gram positif 73% dan batang gram negatif 67%. Sedangkan efektivitas bakterisida Calxyl pada kuman anaerob penyebab infeksi pulpa/periapeks (kokus gram positif dan batang gram negatif) adalah 0%. Secara statistik jumlah koloni kuman anaerob penyebab infeksi pulpa yang mati akibat efek bakterisida Ledermix lebih banyak dibandingkan ChKM maupun Calxyl. Namun jumlah koloni kuman kokus gram positif yang mati akibat efek bakterisida Ledermix dan ChKM sama banyaknya. Sedangkan jumlah koloni kuman batang gram negatif yang mati akibat efek bakterisida Ledermix lebih banyak dibandingkan ChKM maupun Calxyl. Jumlah koloni kuman anaerob penyebab infeksi pulpa baik kokus gram positif maupun batang gram negatif yang mati akibat efek bakterisida ChKM lebih banyak dibandingkan Calxyl.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esti H. Setiawan
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kebocoran melalui orifis pada teknik pengisian saluran akar secara kondensasi lateral (k.l) dan secara kondensasi lateral vertikal gutta-percha panas (k.l.v.g.p) menggunakan indikator penetrasi bakteri. Empat puluh delapan gigi anterior akar tunggal dan lurus dipreparasi secara step back. Untuk mendapatkan keseragaman, diameter foramen apikal ditembus dengan file no. 25 sesuai panjang gigi, kemudian panjang kerja dikurangi 1 mm. Preparasi dimulai dengan file no. 30 sampai didapat MAF no.50 dan file terakhir no. 70. Secara random 20 gigi eksperimen diisi dengan teknik kondensasi lateral dan 20 gigi eksperimen lainnya diisi secara teknik kondensasi lateral vertikal gutta-percha panas, sedang 8 gigi lainnya digunakan sebagai kelompok kontrol. Setelah sealer setting, panjang pengisian distandardisasi menjadi 10 mm menggunakan Gates glidden drill & Peeso reamer. Seluruh sampel dipasang dalam botol kaca 15 ml dengan dot silicone yang sudah disterilkan, pads dasar botol diisi dengan Phenol red + lactosa 3% sampai ujung apeks terendam kira-kira 1 mm, kemudian melalui orifis diteteskan 2 jenis mikro organisme rongga mulut dan saliva sintetis steril. Karena mikro organisme yang diteteskan merupakan jenis mikro organisme yang memproduksi asam, maka bila mikro organisme telah mencapai apeks akan merubah indikator phenol red dan lactosa 3% menjadi kuning. Evaluasi dilakukan dengan mencatat jumlah hari yang dibutuhkan oleh mikro organisme untuk melewati panjang standard pengisian sampai merubah indikator phenol red dan lactosa 3% menjadi kuning, dan data diuji secara statistik dengan uji Anova; p=0,05. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan kebocoran antara teknik k.l dan k.l.v.g.p, tetapi secara deskriptif pengisian secara kondensasi lateral vertikal gutta-percha panas memberi waktu kebocoran lebih lama daripada teknik kondensasi lateral.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meiwany Wijaya
Abstrak :
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh makanan keras terhadap pola, derajat atrisi gigi. Penelitian dilaksanakan di kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) selama tiga bulan. Target populasi 400 orang dewasa usia 16-55 tahun yang dikelompokan menjadi 4 kelompok yaitu 16-25 tahun,.26-35 tahun, 36-45 tahun, dan 46-55 tahun. Besar sampel tiap kelompok usia adalah 25 orang/lokasi. Pemeriksaan klinis dilakukan oleh peneliti utama dibantu seorang pengatur rawat gigi dan 2 orang pembantu umum. Penilaian klinis keadaan gigi geligi dicatat pada blanko isian yang dimodifikasi dari blanko isian WHO 1987. Kriteria keausan gigi molar dari Martin dimodifikasi oleh peneliti, sedang untuk gigi-gigi lain dibuat oleh peneliti dan Joelimar dipergunakan pada penelitian ini. Analisis data menggunakan analisis tabulasi silang dan analisa varians dengan tingkat signifikansinya 0,05. Hasilnya, ada perbedaan pola dan derajat atrisi gigi pada kelompok desa dan kota, kelompok umur, kelompok yang mengkonsumsi makan keras dan makanan lunak, mengunyah sirih dan tidak mengunyah sirih. Pada kelompok sampel yang mengunyah, kiri, kanan, dan dua sisi, juga kelompok sampel laki-laki dan wanita, pola dan derajat atrisinya tidak berbeda. Hasil analisis antara derajat atrisi gigi menurut tempat tinggal dan umur, kebiasaan makan dan umur, kebiasaan menyirih dan umur, kebiasaan makan dan kebiasaan menyirih memperlihatkan adanya interaksi. Hasil lain menunjukan tidak ada interaksi antara derajat atrisi menurut umur dan jenis kelamin, umur dan kebiasaan mengunyah, derajat atrisi sisi kanan menurut umur dan kebiasaan mengunyah, derajat atrisi sisi kiri menurut umur dan kebiasaan mengunyah. Kesimpulan, atrisi gigi pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan keras, lebih parah dibandingkan masyarakat yang mengkonsumsi makanan lunak. Atrisi gigi pada masyarakat desa lebih parah dibandingkan masyarakat kota, derajat atrisi akan bertambah parah pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan mengunyah sirih. Kebiasaan mengkonsumsi makanan keras pada atu sisi tidak terbukti menyebabkan keparahan atrisi terjadi pada sisi tersebut. Pola dan derajat atrisi gigi akan bertambah parah dengan bertambahnya usia. Sedangkan pola dan derajat atrisi gigi pada laki-laki dan wanita tidak menunjukkan adanya perbedaan.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etty S. Bakrie
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh pemolesan terhadap penglepasan ion fluor pada beberapa produk bahan tumpat semen Gelas lonomer yaitu Fuji-Ionomer tipe 11, Ketac-Fil, dan Ketac-Silver, yang dilakukan secara in-vitro pada 54 lempeng bahan tumpat semen Gelas Ionomer dan dibagi dalam 3 kelompok menurut jenis produknya. Dari tiap kelompok dibagi lagi menjadi 2 sub-kelompok yang tidak dipoles dan dipoles masing-masing 9 buah sampel. Dari tiap sub-kelompok dibagi lagi menjadi tiga kelompok yang masingmasing akan diukur penglepasan ion fluornya pada waktu yang berbeda yaitu setelah 24 jam, 2x24 jam, dan 6x24 jam sesudah pemolesan masing-masing sampel direndam dalam aquabidest, dan kemudian larutan rendaman tersebut diukur kadar ion fluornya yang dilepaskan dari lempengan sampel, dengan alat Spektrofotometri. Hasil penelitian yang dianalisis dengan ANOVA SATU ARAH dan t test menunjukkan bahwa jumlah fluor yang dilepaskan dari Ketac-Fil adalah yang terbanyak, disusul oleh Fuji Ionomer tipe II dan Ketac-Silver, baik pada kelompok tidak dipoles maupun dipoles. Sedang jumlah ion fluor yang dilepaskan dari sampel yang tidak dipoles dan dipoles tidak berbeda bermakna di antara ketiga jenis bahan tumpat semen Gelar Ionomer.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusumastuty
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat abrasi akibat sikat gigi pada 3 macam semen gelas ionomer dari 3 pabrik. Dua macam GIC telah digunakan di klinik gigi MG UI dan yang ketiga adalah jenis terbaru yang mcnggunakan penyinaran untuk pengerasannya. Penelitian dilakukan in vitro dengan menggunakan sikat gigi listrik. Sampel untuk masing-masing bahan berjumlah 10 buah, dan dicetak dalam cetakan berbentuk silinder dari resin berwarna putih, kemudian direndam dalam air, dan mulai disikat 24 jam sesudahnya. Pemeriksaan kekasaran permukaan dilakukan setelah penyikatan dengan simulasi waktu 1 bulan (15 menit), 3 bulan (45 menit), 6 bulan, (9() menit) dan diperiksa dengan alai pemeriksa kekasaran permukaan yaitu Surfacciester merk Tokyo Seimtsu. Ternyata kekasaran permukaan ketiga bahan GIC setelah penyikatan 1 bulan, 3 bulan, ataupun 6 bulan tidak berbeda bermakna. Dapat diartikan disini bahwa GIC tehan terhadap penyikatan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1994
T3467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Meidyawati E.H.
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mencari cara sterilisasi guta-perca yang efektif dan efisien sebelum digunakan untuk mengisi saluran akar. Guta-perca yang dicemari Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis direndam dalam natrium hipoklorit dengan konsentrasi 5,25 % ; 2,65 % ; 1,31 % dan ke dalam povidon yodium dengan konsentrasi 10 % ; 1 % ; 0,5 % selama 0,5; 1; 3; 6 menit. Kemudian dibilas dengan merendam dalam larutan fisiologis NaCl steril, lalu dibiak dalam perbenihan thioglikolat,dan dieramkan pada suhu 370C selama 72 jam, untuk dilihat apakah perbenihan tetap jernih, atau menjadi keruh. Ternyata efek kedua desinfektans ini tidak berbeda bermakna. Dapat disimpulkan bahwa kedua bahan ini bisa digunakan untuk sterilisasi guta-perca sebelum pengisian saluran akar. Pada konsentrasi yang kecil dan dalam waktu yang singkat kedua desinfektans ini sudah cukup efektif mematikan kuman Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munyati Usman
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kebocoran pengisian saluran akar dari 3 macam tehnik pengisian, yaitu tehnik kondensasi lateral (k.l), kondensasi vertikal gutta-percha panas (k.v.g.p) dan kondensasi lateral gutta-percha panas (k.l.g.p).

Sembilan puluh akar gigi dengan saluran akar tunggal dan lurus, dipreparasi secara step-back sesuai-panjang kerja 9 mm dengan file terbesar No.60, dan kemudian dilakukan secara step-back sampai No.80. Foramen apikal ditembus dengan file No.25 untuk mendapatkan keseragaman diameter. Masing-masing tehnik dilakukan pada 30 akar gigi. Kebocoran pengisian saluran akar diukur dengan perembesan zat warna (tinta cina hitam), dengan interval waktu rendaman 1 hari dan 15 hari. Perendaman dengan tinta cina dilakukan setelah semen saluran akar mengeras dan sementara itu sampel direndam dalam aquadest selama 48 jam. Evaluasi dilakukan dengan stereomikroskop dan sebelumnya sampel dibelah memanjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebocoran tehnik k.l.g.p. lebih kecil secara bermakna.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini yaitu kebocoran pengisian yang terkecil pada tehnik k.l.g.p, kemudian tehnik k.l. dan tehnik k.v.g.p. yang paling besar Pengaruh lama perendaman, sama pada semua tehnik pengisian.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>