Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1187 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Pratomo
"Tesis ini membahas peranan Tentara Pelajar Kompi 2 Detasemen III Brigade 17 di Yogyakarta pada tahun 1948 - 1951. Tujuannya adalah menggambarkan suatu rekonstruksi historis tentang bagaimana dinamika pelajar pejuang atau dikenal dengan nama Tentara Pelajar pada masa revolusi Indonesia. Pokok utama pembahasan dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan pembentukan, perkembangan dan pembubaran Tentara Pelajar, khususnya pasukan Kompi 2 Detasemen III Brigade 17.
Penelitian ini menunjukan bahwa gerakan revolusi tidak hanya identik dengan tokoh-tokoh pemuda yang berlatar pendidikan tinggi dan dekat dengan birokrat Republik, tetapi juga menjalar ke para pelajar SMP hingga SMA. Para pelajar SMA yang tergabung dalam Tentara Pelajar Kompi 2 Detasemen III Brigade 17 dengan berani melawan pasukan Belanda yang dikenal menggunakan persenjataan yang lebih modern. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Tentara Pelajar Kompi 2 Detasemen III Brigade 17 turut berperan penting dalam melakukan perlawanan terhadap Belanda pada agresi militer Belanda kedua.

This thesis observes the role of Company 2 Detachment III of Students Army Brigade 17 in Yogyakarta during 1948-1951 period. The aim is to describe historical reconstruction of how the dynamics of Students Army during Indonesian revolution. The main point of historical reconstruction here are the formation, development and dissolution of the Students Army, especially Company 2 Detachment III of Students Army Brigade 17.
This study shows that the revolution is not only related with youth leaders who have high education and have close relationship to the bureaucrats of the Republic of Indonesia, but also spread to the Junior High School students to Senior High School students. The members of Company 2 Detachment III of Students Army Brigade 17 bravely countered the Dutch soldiers who were known to use more modern weaponry. Thus, it can be concluded that Detachment III of Students Army Brigade 17 Company 2 played an important role in the counter attack against Dutch soldiers during the second Dutch military aggression."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditia Muara Padiatra
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai visualisasi kasus korupsi dalam wadah kartun
editorial, yang mengambil studi kasus harian Indonesia Raya pada masa awal Orde Baru
dengan rentang waktu pada tahun 1968 sampai dengan tahun 1974. Harian Indonesia
Raya sendiri adalah harian yang terbit pada dua masa periode, yakni pada masa
Demokrasi Terpimpin dan awal Orde Baru. Harian ini dipimpin oleh Mochtar Lubis dan
merupakan salah satu harian yang terbit kembali pada masa awal Orde Baru, selain
harian Pedoman dan Nusantara.
Dalam perjalanan sejarah pers pada masa awal Orde Baru, kartun editorial
mempunyai peranan penting sebagai media kontrol sosial politik, terutama dalam
fungsinya dalam menjadi semacam wahana refleksi ketika ketidakberasan sedang
terjadi, khususnya terhadap kasus-kasus korupsi yang terjadi pada masa awal Orde Baru
yang menggejala pada saat itu. Sebagai tajuk rencana dalam bentuk visual, kartun
editorial tentunya juga mencerminkan kebijakan dan garis politik media yang
memuatnya.
Melalui penelitian ini dapat terlihat bagaimana perkembangan kartun editorial
yang dimuat harian Indonesia Raya dalam melakukan visualisasi terhadap kasus korupsi
pada masa awal Orde Baru sampai dengan Peristiwa Malari 1974 yang kemudian
menjadi akhir riwayat dari surat kabar tersebut. Melalui simbiosis yang ada, yakni
persepsi harian Indonesia Raya mengenai korupsi dalam kartun editorial yang dimuat,
sikap pemerintah Orde Baru pada saat itu, dan peristiwa Malari, kesemuanya merupakan
satuan benang merah yang pada akhirnya menjadi pembentuk interpretasi dari suatu
peristiwa yang ada di dalam sejarah tanah air.

ABSTRACT
This thesis intends to discuss the visualization of corruption cases through editorial cartoons receptacle, which is takes a case study Indonesia Raya daily in the early years of the New Order with the time range of 1968 to 1974. Daily Indonesia Raya itself is a daily newspaper published in the two time periods, ie, the Guided Democracy era and the beginning of the New Order. This Daily is being led by Mochtar Lubis and was one daily newspaper published back in the early days of the New Order, in addition to daily Pedoman and the Nusantara
In the history of the press in the early years of the New Order, editorial cartoons have an important role as a medium of social control politics, especially in its function of being a sort of means of reflection when the irregularities was happening, notably on cases of corruption that occurred in the early years of the New Order were implicated in at that time. As an editorial in the form of visual, editorial cartoons of course also reflect the policy and political line of the media on which it appears.
Through this research, it can be seen how the development of daily Indonesia Raya editorial cartoon published in the visualizing the corruption case in the early years of the New Order until the events Malari 1974 then be the end of the newspaper. Through the existing symbiosis, which is sense of daily Indonesia Raya on corruption in the editorial cartoon that was published, the attitude of the New Order government at the time, and events Malari, all of which are units of red thread that eventually became forming the interpretation of an event in the history of this country."
2016
T45705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charles Kapile
"Penelìtian mengenai sejarah, kota Palu selama kurun waktu 32 tahun (1932-1964) Iebih diarahkan untuk menjelaskan tentang kajian sejarah lokal yang membahas masalah : ekonomi kota Palu, Palu sebagai pusat pemerintahan, sistem sosial ekonomi kota Palu dan sistem pendidikannya.
Rentangan waktu yang dikaji dalam studi ini yakni sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda tahun 1932 yang mana bermula dan adanya pembagian administrasi pemerintahan yang baru di Keresidenan Manado. OIeh sebab ¡tu untuk menjalankan roda pemerintahannya maka Belanda menjadikan kota Palu sebagai OnderafdeeIing dengan kedudukan seorang Kontrolir atau penguasa pemerintah disamping perwira angkatan darat. Demikian pada tahun 1964 yang mana terjadi pemisahan dan Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Utara ? Tengah menjadi pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dengan berkedudukan di kota Palu. Namun demikian dalam kajian ¡ni juga dijelaskan kurun waktu sebelumnya serta zaman pendudukan Jepang.
Adapun fokus kajian mengenai ekologi kota Palu Iebih diarahkan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan fisik di kota Palu dan daerah hinterlandnya. Selain itu juga dijelaskan mengenai penduduk kota Palu dan perkembangannya serta adanya istilah Toraja yang dikenakan oleh penduduk To-kaili bagi para ilmuan asing.
Demikian juga masalah pemerintahan, yang mana fokus kajian Iebih diarahkan kepada bentuk dan sistem pemerintahan kolonial Belanda di kota Palu, sedangkan untuk sistem pemenintahan tradisional dijelaskan pula tentang adanya struktur pemerintahan di kerajaan Palu serta dewan adatnya sebelum kedatangan pemerintah Belanda. Kemudian pada masa pemerintah di kota Palu sesudah kemerdekaan Republik Indonesia, Iebih difokuskan kepada usaha-usaha pemerintah dan beberapa organisasi dalam memperjuangkan kota Palu sebagai ibu kota Propinsi Sulawesi Tengah pada tahun 1964.
Kemudian mengenai sistem sosial Iebih diarahkan pada perkembangan yang terjadi akibat adanya perubahan pada masa kolonial dan adanya pengaruh dan hubungan sosial yang terjadi antara kelompok etnis To Kaili dan etnis Minangkabau etnis Rugis, etnis Jawa, dan etnis Minahasa. Selanjutnya untuk sistem ekonomi fokus kajian Iebih diarahkan kepada sistem bercocok tanam bagi penduduk di kota Palu di masa awal abad ke-20 dan mata pencaharian penduduk. Selain ¡tu juga adanya usaba pemenintah Belanda terutama dìbangun industri garam dan bendungan irigasi yang dapat meningkatkan pendapatan penduduk di kota Palu. Kemudian dijelaskan tentang adanya eksport hasil-hasil pertanian, peternakan yang turut mendukurig pertumbuhan dan perkembangan kota Palu.
Seianjutnya untuk sistem pendidikan Iebih difokuskan adanya pertumbuhan dan perkembangan baik sejak masa pemerintah Belanda maupun sesudah kemerdekaan Republik Indonesia. Namun sebelum itu dijelaskan juga adanya sistim pendidikan tradisional bagi penduduk To Kaili dan masuknya Agama Islam maka pendidikan agama mulai diajarkan dalam Iingkungan keluarga. Perlu dijelaskan bahwa di kola palu pendidikan formai mulai dikenal menjelang awal abad ke-20 setelah pemerintah belanda mulai membuka sekolah-sekolah berkelas tiga atau apa yang disebut volkschool dan sekolah sambungan berkelas dua atau disebut vervolgschool. Selain itu pula dijelaskan peranan sekolah-sekolah swasta yang dikelola oleh lembaga pendidikan Islam AI-Chairaal maupun pendidikan Bala Keselamatan tidak dapat dikesampingkan sebab mereka juga telah memberikan yang terbaik untuk mengangkat status sosial penduduk pribumi yang tadinya belum mengenal akan pendidikan formal namun dalam perkembangan kemudian sudah dapat mengenalnya.
Demikian sesudah kemerdekaan Republik Indonesia jumlah sekolah, maupun tingkat pendidikan bagi penduduk kota Palu tergolong masih sangat kurang namun dengan mulai didirikannya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas berarti telah mendorong masyarakat di kota Palu untuk dapat menyekolahkan putra-putrinya di kota Palu terlebih lagi setelah hadirnya lembaga perguruan tinggi yanii Universitas Tadulako di tahun 1963 yang merupakan cabang dari Universitas Hasanuddin Ujung Pandang. Dengan demikian telah memberikan daya tarik bagi perkembangan pendidikan di kota Palu terutama dengan adanya lulusan dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sudah dapat melanjutkan studinya dan tidak lagi ke Iuar daerah yakni ke Ujung Pandang atau ke Manado."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T3861
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika S. Hadi
"ABSTRAK
Majalah Anak-anak Si Kuncung, lahir di masa kebebasan pers pada tahun 1956 dan berhasil melewati berbagai krisis ekonomi dan gejolak politik yang terjadi. Dedikasi yang tinggi untuk memberikan bacaan berkualitas bagi anak-anak Indonesia membuatnya mampu bertahan pasca peristiwa 1965 sebagai majalah anak yang konsisten dalam segi konten maupun penerbitan. Bahkan, Si Kuncung dengan segera mencapai popularitas yang tinggi dan tersebar hampir di seluruh kota-kota besar di Indonesia.Perubahan situasi politik setelah Orde Baru resmi memerintah, turut memberi perubahan besar bagi Si Kuncung. Si Kuncung mulai dilibatkan dalam proses pendidikan anak-anak dan diikutsertakan dalam program peningkatan mutu pendidikan melalui Instruksi Presiden tahun 1973. Relasi yang dibangun antara Si Kuncung dengan pemerintah Orde Baru lalu mengalami transformasi, yang mengarah pada intervensi dan dominasi atas keberlangsungan penerbitan Si Kuncung melalui sajian konten terbitan serta pendistribusian.Relasi tersebut kemudian memberikan konsekuensi terhadap kedua pihak, khususnya Si Kuncung yang justru mengalami penurunan penjualan dan keterbatasan gerak dalam mengikuti selera bacaan anak-anak yang mengalami perubahan. Si Kuncung lalu keluar dari pasar bacaan anak dan hanya dapat ditemui di perpustakaan sejak tahun 1988 lalu berhenti terbit pada tahun 1997. Si Kuncung menjadi majalah anak pertama yang mampu bertahan cukup lama dan juga memiliki relasi kuat dengan pemerintah Orde Baru.

ABSTRACT
AbstractSi Kuncung Children Magazine, first published at the freedom of press era in 1956 and managed to pass through the economic and political crisis. Dedication to provide quality literature for Indonesian children makes it able to survive after the events of 1965 as a children rsquo s magazine that is consistent in terms of content and publishing. In fact, Si Kuncung immediately achieved high popularity and spread to almost all major cities in Indonesia.The change of political situation after The New Order rsquo s officially ruling, also gave a big change for Si Kuncung . Si Kuncung began to be involved in the education process of children and participate in education quality improvement program through The Presidential Instruction Instruksi Presiden in 1973. Relations between Si Kuncung and the New Order government then undergoes a transformation, which led to the intervention and domination over the sustainability of the publication of Si Kuncung through its content and distribution.The relation between Si Kuncung and the government then made some consequences for both parties, especially Si Kuncung which faced the sales decline and limitation of movement in following the changes of children rsquo s reading tastes. Si Kuncung then slowly out of the children rsquo s literature market and only be found in the library since 1988 and ceased publication in 1997. However, Si Kuncung became the first children magazine that lasted longer and had a strong relationship with The New Order rsquo s government. "
2016
T47059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Julian Utama
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai dinamika perdagangan dan pelayaran yang ada di sungai, studi ini mengambil ruang spasial pada sungai-sungai besar di Keresidenan Palembang. Masa temporal yang diambil adalah antara tahun 1900-1930, tahun tersebut diambil karena merupakan masa terjadinya perkembangan perdagangan dan pelayaran akibat pengenalan komoditas karet dan modernisasi pelayaran.Sungai dalam kajian sejarah mengenai perairan maritim masih menjadi kajian yang sangat terbatas. Kebanyakan penelitian maritim yang ada di Indonesia masih memfokuskan diri pada ruang perairan yang luas seperti samudra, laut, selat dan teluk. Padahal dalam dinamika sejarah sendiri, proses perdagangan dibeberapa pulau di Nusantara mengandalkan sungai sebagai sarana transportasi utama wilayahnya. Terutama pulau Sumatra dan Kalimantan yang dialiri oleh banyak sungai besar dan panjang hingga ratusan kilometer, sungai-sungai tersebut menentukan proses sejarah yang terjadi di kedua pulau tersebut.Penelitian ini memberikan gambaran mengenai hal tersebut pada sungai-sungai di Keresidenan Palembang. Sebelum berkembangnya transportasi darat pada awal abad ke-20, sungai menjadi satu-satunya sarana transportasi dan kegiatan ekonomi utama wilayah ini. Hampir keseluruhan pasar, kebun, pemukiman, bahkan rumah ibadah berada di pinggiran sungai. namun perkembangan sektor perekonomian ini kemudian membawa dampak pada perkembangan sektor transportasi darat, yang kemudian berpengaruh buruk pada sektor pelayaran. Dinamika ini menarik untuk dibahas dan merupakan penanda bahwa kajian mengenai sungai juga kompleks seperti halnya perairan lain yang lebih luas.


ABSTRACT
This thesis discusses the dynamics of trade and shipping in the river, this study took the spatial space of some big rivers in Palembang residency. Temporal period was taken between 1900 1930, this period was taken because it was a development period of trade and shipping due to the introduction of rubber and shipping modernization.River in the historical study of the waters maritime is still a very limited study. Most maritime research in Indonesia is still focused on large space bodies of water such as oceans, seas, straits and bays. Whereas in the dynamics of its own history, the trading process on islands in the archipelago relied on the river as the main of transportation in this area. Especially Sumatra and Kalimantan islands are drained by many rivers with hundreds of kilometres long, these rivers define the historical process that occurred in those two islands.This research attempts to present the description of the rivers in Palembang residency. Before the development of land transportation in the early of 20th century, river being the only transportation tools and the main economic activity in this region. Almost the entire markets, gardens, settlements, and even houses of worship located on the riverside. but the development of the economic sector impacted the development of the land transportation sector, and then affected workers in the shipping sector. The dynamics are very interesting to research and these are markers that the study on the rivers are too complex as well as the other wider waters."
2017
T46970
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmala Dewi Kabubu
"ABSTRAK
Nama : Rusmala Dewi KabubuProgram Studi : Ilmu SejarahJudul : Gerakan DI/TII Qahhar Mudzakkar di Tana Toraja,1953-1965 Tesis ini membahas tentang gerakan DI/TII Qahhar Mudzakkar di Tana Toraja sejak 1953 sampai 1965. Fokus kajian ini terkait bagaimana aksi DI/TII Qahhar Mudzakkar di wilayah yang ideologinya berbeda dengan DI/TII, dalam hal ini Tana Toraja. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan latar belakang berkembangnya aksi DI/TII di Tana Toraja, aktivitas DI/TII, dan dampak yang ditimbulkan bagi kehidupan masyarakat. Kajian ini menggunakan metode penelitian sejarah dan menggunakan teori collective action untuk mejelaskan bagaimana aksi DI/TII di Tana Toraja. Ada tiga faktor yang mendukung berkembangnya aksi DI/TII di Tana Toraja, yaitu kondisi geografis yang ideal untuk taktik perang gerilya, kepercayaan dan budaya masyarakat Tana Toraja, dan pengaruh komunis di Tana Toraja. Walaupun DI/TII menggunakan ideologi Islam, bukan berarti orang Toraja tidak terlibat di dalamnya. Adapun motivasi orang Toraja untuk bergabung dengan DI/TII dilatarbelakangi oleh kekecewaan mereka terhadap Pemerintah Indonesia karena dibubarkannya Pemeritahan Tongkonan Ada rsquo; di Tana Toraja. Dalam melakukan aksinya, pasukan DI/TII melakukan berbagai tindakan yang menimbulkan kekacauan di Tana Toraja. Kesulitan diberbagai sektor kehidupan dirasakan masyarakat Tana Toraja kala itu. Tana Toraja terisolasi dari dunia luar akibat aktivitas-aktivitas DI/TII. Penderitaan itu berakhir ketika banyak pendukung dan pasukan DI/TII di Tana Toraja menyerahkan diri.

ABSTRACT
Name Rusmala Dewi KabubuStudy Program Historical StudiesTitle The Movement of DI TII Qahhar Mudzakkar in Tana Toraja, 1953 1965 This thesis discussed about the movement of DI TII Qahhar Mudzakkar in Tana Toraja since 1953 until 1965. The focus of this study was concerning the action of DI TII Qahhar Mudzakkar in the region which had different ideology from DI TII, which was Tana Toraja. The purpose of this study was to elucidate the background of the development of DI TII action in Tana Toraja, the activities of DI TII, and its impact caused on communities rsquo life. This study applied historical research method and the use of collective action theory to explain how DI TII action in Tana Toraja was. There were three factors contributing to the development of the DI TII action in Tana Toraja, such as the ideal geographical condition for guerilla tactics, the beliefs and the culture of Tana Toraja communities, and the communist influence in Tana Toraja. In spite of the fact the DI TII utilized Islamic ideology, it did not mean that Toraja people did not involve. The motivation of Toraja people to join in with DI TII was because of their disappointment with Indonesia rsquo s Government due to the dismissal of Tongkonan Ada rsquo Government in Tana Toraja. In committing their action, the DI TII caused a lot of disorders. People underwent difficulties in several sectors of life. Tana Toraja was isolated from the out side world owing to the activities of DI TII. The suffering ceased when the DI TII armies and partisans conceded."
2017
T48254
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahidah Sumayyah Rahman
"Tesis ini membahas bagaimana peranan Aisyiyah dalam bidang pendidikan Indonesia pada tahun 1952-1959. Pendidikan merupakan salah satu bidang yang menjadi bagian dari amal dan usaha Aisyiyah sejak awal berdirinya. Amal dan usaha Aisyiyah dalam bidang pendidikan tidak hanya sebatas pendidikan formal tetapi juga pendidikan non-formal. Tersebarnya cabang-cabang Aisyiyah di berbagai daerah mempermudah Aisyiyah untuk turut berperan dalam bidang pendidikan. Aisyiyah merupakan salah satu organisasi yang anggotanya turut terlibat menjadi pengajar pelajaran agama Islam di sekolah-sekolah. Metode yang digunakan dalam penulisan adalah metode sejarah yang terdiri atas heuristic, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Dalam tesis ini, penulis menggunakan majalah sejaman yang diterbitkan oleh organisasi Aisyiyah dilengkapi dengan berbagai sumber pendukung lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa Aisyiyah memiliki peranan dalam bidang pendidikan pada periode 1952-1959. Tidak hanya dalam pendidikan formal melalui taman kanak-kanak dan jenjang pendidikan lainnya, Aisyiyah juga turut berpartisipasi dalam pemberantasan buta huruf serta pengajaran lainnya melalui muballighatnya.

This thesis discusses the role of Aisyiyah in Indonesian education from 1952 to 1959. Education is one area that has been part of Aisyiyah's activities since its birth. Aisyiyah's activities in education are not only limited to formal education but also non-formal education. The branches of Aisyiyah are spreading in various areas, which makes it easier for Aisyiyah to take part in the field of education. This thesis is being written using historical methods which consist heuristic, verification, interpretation and historiography. In this thesis, the author uses contemporary magazines published by the Aisyiyah organization, complemented by various other supporting sources. Based on the research results, it is perceptible that Aisyiyah had a role in the field of education from the period 1952-1959. In formal education through kindergarten and other levels of education, Aisyiyah also participates in eradicating illiteracy and teaching through her preacher. Aisyiyah is also one of the organizations whose members are involved in teaching Islamic religious lessons in schools."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifal
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai modernisasi dan ekonomi masyarakat nelayan, yang menempatkan ruang spasial di Kampung Gusung Distrik Ujung Tanah Kotamadya Ujung Pandang. Masa temporal yang diambil adalah antara tahun 1954 sampai 1998, dengan pertimbangan bahwa pada masa itu terjadi perkembangan ekonomi nelayan akibat adanya modernisasi. Secara umum, nelayan dipandang sebagai kelompok masyarakat yang miskin dan termarjinalkan. Dari segi ekonomi, masyarakat nelayan sebagian besar belum berorientasi pasar profil oriented yang digolongkan masih bersifat subsiten. Namun, gejala seperti ini tidak nampak pada masyarakat nelayan di Kampung Gusung, kehidupan nelayan lebih menujukkan ekonomi yang komersial. Atas kerjasama para local enterpreneurs dengan investor asal Jepang melalui perusahan perikanan PT. Sendid dan PT. Bonecom, hasil tangkapan nelayan berupa udang dan telur ikan terbang mengalami surplus, lalu sebagian besar di ekspor ke Jepang. Pada era ini, hampir semua masyarakat nelayan yang terlibat dalam usaha tersebut memiliki beberapa buah ldquo;ringgit emas rdquo; yang dalam tradisi masyarakat Bugis-Makassar, emas dilambangkan kesuksesan. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai kehidupan ekonomi masyarakat nelayan Kampung Gusung. Sebelum adanya modernisasi, kehidupan nelayan telah menujukkan ekonomi yang komersial dengan wilayah pemasaran dan perdagangan ke Surabaya, Jakarta, Manado, Ambon, Lombok. Setelah adanya modernisasi, wilayah pemasaran lebih luas lagi, sampai ke Jepang. Dengan adanya etos kerja dan budaya gotong royong assiajingeng yang diaktualisasikan dalam hubungan Punggawa-Sawi menjadikan masyarakat nelayan Kampung Gusung lebih maju dibandingkan sebagian besar nelayan yang ada di Indonesia.

ABSTRACT
This thesis discusses the modernization and economy of fishermen community. The spatial research area was located in Kampung Gusung Ujung Tanah District Ujung Pandang City. Temporal period taken was between 1954 to 1998, with the consideration that there was economic development of fishermen at that time due to the modernization. In general, fishermen are viewed as a poor and marginalized community. From an economic point of view, the fishermen community is largely not market oriented profit oriented yet, which is still classified as subsistence. However, this phenomenon did not appear to the fishermen community in Kampung Gusung, the fishermen rsquo s life showed more toward the commercial economy. On the cooperation of local enterpreneurs with investors from Japan through fishery companies such as PT. Sendid and PT. Bonecom, the catch of fishermen in the form of shrimp and flying fish eggs had surplus, then most of them were exported to Japan. In this era, almost all fishermen communities involved in the business had some gold ringgit , which in the Bugis Makassar society tradition, gold symbolizes success. This study provides an overview of the economic life of the fishermen of Kampung Gusung. Prior to modernization, fishermen 39 s life had shown a commercial economy with marketing and trade areas to Surabaya, Jakarta, Manado, Ambon, and Lombok. After the modernization, the marketing area was wider, reaching to Japan. The work ethic and gotong royong culture assiajingeng , which was actualized in Punggawa Sawi relationship, made the fishermen community of Kampung Gusung more advanced than most fishermen in Indonesia."
2017
T48867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Mardiani
"ABSTRAK
Pada akhir 1980-an di Desa Sagara, Garut, sekitar 1.100 hektar tanah menjadi objek sengketa antara warga Sagara dan Perum Perhutani. Penelitian ini menjelaskan sengketa tersebut menggunakan metode sejarah dan teori aksi kolektif dari Charles Tilly sebagai alat analisis. Peran Agustiana, seorang penggerak FPPMG Forum Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa Garut dijelaskan pada tulisan ini sebagai agency yang membantu penyelesaian lewat redistribusi tanah. Penyelesaian sengketa tanah di Sagara berdampak pada perubahan kepemilikan tanah dan perbaikan kondisi sosial-ekonomi di Sagara. Selain itu, kasus tanah Sagara menjadi salah satu pendorong munculnya organisasi tani lokal di Priangan Timur yang berkembang menjadi Serikat Petani Pasundan SPP .

ABSTRACT
In the late of 1980s, at Sagara village, Garut West Java, Indonesia , around 1,100 hectare land became the object of dispute between people of Sagara and Perum Perhutani. This research explain about land dispute in Sagara using historical research method. Charles Tilly rsquo s collective action theory used as a tool to analyze the role of Agustiana as one of FPPMG Garut Youths and Students Forum founder as agency for realizing land reform in Sagara. After Sagara land disputes, the land ownership change and the people of Sagara socio economic condition have been improve. Besides, the Sagara land dispute has historical significance for SPP Pasundan Peasant Union establishment as a local peasant movement in East Priangan."
2017
T49383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Hayuni Wulandari
"Sejarah Indonesia bisa dikatakan bercorak androcentric, narasi tentang masa lalu di Indonesia hanya berpusat di sekitar kegiatan laki-laki. Sementara itu, studi tentang perempuan masih terbatas dan didominasi dengan tema pemberdayaan perempuan atau gender mainstreaming bukan women history yang lebih mengutamakan perspektif feminisnya daripada gender. Maka dari itu, penelitian ini akan membahas tentang pemberdayaan perempuan pada masa Pendudukan Jepang melalui Fujinkai.
Masalah yang dibahas adalah bagaimana negara mengubah Fujinkai menjadi mesin politik dalam memobilisasi kekuatan rakyat selama masa perang dengan menggunakan ideologi negara pada feminis Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perspektif baru tentang Fujinkai yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu cara otoritas selama pendudukan Jepang menggunakan ideologi. Dalam kasus ini, ideologi negara tentang feminisme Jepang diinternalisasi dan diimplementasikan ke Fujinkai untuk membangun kekuatan masyarakat di daerah pendudukan di Jawa untuk mendapatkan kemenangan dalam Perang Asia Timur Raya.
Teori yang digunakan dalam memahami isu penelitian ini adalah teori ideologi dari Franz Schurmann. Sebagai ideologi praktis, penelitian ini juga menggunakan teori gender oleh Abbot, Moore, dan Suryakusuma. Bahkan, penelitian ini menggunakan pendekatan teori komparatif sebagai alat analisis dalam mengungkapkan permasalahan.

Indonesia history can be considered as having androcentric pattern since it rsquo s past narrations in Indonesia occured and centered solely on the men activity. The women, both as an object and a discourse in history are one of the missing elements in Indonesia history. Therefore, this study will discuss about the empowerment of women during the Japanese Occupation through Fujinkai.
The main issue discussed in this research is the way the state altered Fujinkai to political machine in mobilizing people power during war time by employing the state ideology on Japanese feminity. The objective of this research is to get a new perpective on Fujinkai which differed from previous researches, i.e.the way the authority during Japanese occupation used ideology. In this case, the state ideology on Japanese femininity internalized and implemented into Fujinkai to build people power in occupation area in Java to gain victory in Greater East Asia War.
The theory used in understanding the issue of the research is the ideology theory by Franz Schurmann. As practical ideology, this research also used theory of gender by Abbot, Moore, and Suryakusuma. Moreover, this research used comparative theory approach as analysis tool in revealing the issue."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
D2526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>