Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Ayu Wayan Regita Iswari Puri
"Pandemi Covid-19 meningkatkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia. TPT menurut tingkat pendidikan didominasi oleh lulusan pendidikan vokasi. Hal ini menjadi ironi di tengah tujuan pendidikan vokasi adalah untuk menjawab prasyarat pasar tenaga kerja akan tenaga kerja yang sangat terampil sehingga mampu terserap maksimal pada pasar tenaga kerja. Studi ini bertujuan untuk melihat pengaruh modal manusia dalam hal ini jenis pendidikan dan pelatihan terhadap durasi menganggur individu. Sakernas Agustus 2021 adalah sumber data yang dianalisis dalam penelitian ini dimana mencakup angkatan kerja lulusan baru D-IV dan S1 pada level mikro serta 34 provinsi di Indonesia untuk level makro. Metode analisis yang digunakan adalah Multilevel Survival Analysis. Hasil analisis menunjukkan bahwa lulusan D-IV memiliki durasi lebih panjang terhadap lama mencari kerja individu. Faktor kontekstual berupa Rasio Lulusan Diploma dan Upah Minimum Provinsi signifikan dan berpengaruh positif terhadap durasi menganggur individu.
......The Covid-19 pandemic has increased the unemployment rate (TPT) in Indonesia. TPT by education level is dominated by vocational education graduates. This is an irony amid the aim of vocational education is to answer labor market requirements for a highly skilled workforce so that it can be maximally absorbed in the labor market. This study aims to examine the effect of human capital, in this case the type of education and training, on the duration of individual unemployment. August 2021 Sakernas is the source of the data analysed in this study which includes the work force of new D-IV and S1 graduates at the micro level as well as 34 provinces in Indonesia for the macro level. The analytical method used is Multilevel Survival Analysis. The results of the analysis show that D-IV graduates have a longer duration of looking for individual work. Contextual factors in the form of the Ratio of Diploma Graduates and the Provincial Minimum Wage are significant and have a positive effect on the duration of individual unemployment.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Hot Nauli
"Hubungan antara status kurang gizi dan intensi fertilitas cukup kompleks di mana terdapat pengaruh mekanisme biologis dan perilaku terhadap pola fertilitas akibat kekurangan gizi. Tujuan dalam penelitian yaitu menganalisis hubungan status kurang gizi perempuan kawin usia 15-49 tahun terhadap keinginan untuk memiliki atau menambah anak (intensi fertilitas). Penelitian ini menggunakan regresi logistik ordinal dan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2021. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan intensi fertilitas dengan status kurang gizi perempuan kawin. Perempuan yang kurang gizi memiliki intensi fertilitas yang lebih rendah untuk memiliki anak dibandingkan perempuan cukup gizi. Kemudian, terdapat perbedaan hubungan status konsumsi kalori dan protein terhadap tingkat intensi fertilitas menurut paritas perempuan setelah dikontrol dengan karakteristik individu, pasangan dan rumah tangga.
......The correlation between malnutrition and fertility intentions is quite complex because there is an influence of biological and behavioral mechanisms. This study aims to analyze the correlation between the undernourished status of married women (15-49 years old) and their intention to have children. This study used ordinal logistic regression and data from the National Socioeconomic Survey (Susenas) in 2021. The results show that women's fertility intention is associated with undernourished status. Undernourished married women were less likely to have children than well-nourished women. Then, there was a difference in the correlation based on parity after being controlled with the individual, partner, and household characteristics."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Damayanti
"Transformasi digital yang terjadi sejak Revolusi Industri 4.0 menjadi salah satu faktor pendorong munculnya “gig economy” pada pasar tenaga kerja di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Istilah gig economy mengacu pada pengaturan kerja jangka pendek, berbasis proyek dan hasil (output). Pekerjaan pada gig economy memberikan peluang bagi perempuan untuk memilih pekerjaan, otonomi, dan fleksibilitas dalam mengatur jadwal mereka sehingga perempuan dapat menyeimbangkan antara kehidupan rumah tangga dan pekerjaannya. Dengan demikian, kesenjangan penghasilan antar gender dan berbagai bentuk diskriminasi pada perempuan yang telah lama terjadi pada pasar tenaga kerja tradisional diharapkan dapat berkurang pada gig economy. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan penghasilan antar gender pada gig workers, baik secara rata- rata maupun dalam distribusi penghasilan secara keseluruhan. Sumber data penelitian ini adalah Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2021. Metode dekomposisi Oaxaca-Blinder dan regresi kuantil digunakan untuk menganalisis kesenjangan penghasilan secara rata-rata maupun dalam distribusi penghasilan secara keseluruhan. Pada penelitian ini ditemukan bahwa kesenjangan penghasilan antar gender pada gig workers sebesar 45,95 persen poin. Hasil dekomposisi menunjukkan bahwa kontribusi komponen unexplained/faktor diskriminasi jauh lebih besar dalam menjelaskan kesenjangan penghasilan antar gender pada gig workers. Kesenjangan dalam distribusi penghasilan secara keseluruhan menunjukkan pola sticky floor effect, yaitu kesenjangan penghasilan yang melebar di bagian bawah distribusi penghasilan.
......The digital transformation that has occurred since the Industrial Revolution 4.0 has become one of the driving factors for the rise of a "gig economy" in the labor market around the world, including Indonesia. The term gig economy refers to short-term, project-based and output-based work arrangements. Jobs in the gig economy provide opportunities for women to choose jobs, autonomy, and flexibility in managing their schedules so that women can balance between paid and unpaid work. Thus, it is expected that the gender earnings gap and various forms of discrimination against women that have long occurred in the traditional labor market will be narrowed in the gig economy. This study aims to analyze the gender earnings gap in gig workers, both on average and in the overall earnings distribution. This study uses data form National Labor Force Survey (Sakernas) August 2021. Oaxaca-Blinder decomposition and quantile regression are used to analyze gender earnings gap, both on average and in the overall earnings distribution. In this study it was found that the gender earnings gap in gig workers was 45.95 percentage points. The results of the decomposition show that the contribution of unexplained component/discrimination factor is higher in explaining gender earnings gap in gig workers. The gap in the overall earnings distribution shows a sticky floor effect, gender earnings gap is wider at the bottom of the earnings distribution."
Depok: 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library