Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shofi Syahira Khairunnisa
"ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan proses perencanaan ulang Kawasan Pancoran sebagai kawasan pariwisata yang kental akan sejarah dan budaya serta proyek tugas akhir individu, yaitu Pantjoran Yin Yang Hub. Dengan mempertahankan distrik dan perumahan asli Glodok yang autentik serta mengatur ulang akses mobilitas pejalan kaki dan kendaraan, ekosistem masyarakat Glodok diharapkan akan tetap bertahan dan lebih mudah untuk dikembangkan untuk tetap menjaga identitas Glodok sebagai kawasan pecinan yang ramah turis. Dengan mempertahankan pengobatan tradisional dan seni bela diri khas Tiongkok, Pantjoran Yin Yang Hub diharapkan dapat menarik perhatian tersendiri bagi turis lokal dan internasional terhadap sejarah Glodok sehingga dapat membawa dampak positif bagi kebudayaan dan ekonomi lokal warga Glodok dan sekitarnya.

ABSTRACT
This thesis aims to describe the process of re-Pancoran area as a cultural heritage tourism area and also an individual final project, named Pantjoran Yin Yang Hub. The high intensity of its existing urban grid, Glodok districts and old housings are still maintained with a few rearrangement pedestrian and vehicle mobility access, Glodoks identity and local community will be easier to develop as a tourist-friendly Chinatown. By preserving Chinese Medicine and Chinese Martial Arts, Pantjoran Yin Yang Hub will bring the cultural benefits to the local economy to attract local and international tourists as a new main attraction in the district."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deli Andini
"Sejak diadakannya PSBB karena Pandemik Covid-19, jumlah pesepeda mulai banyak ditemukan di kawasan Ibu Kota Jakarta kurang lebih, bertambah sekitar 10x lipat. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap keberadaan tempat makan seperti cafe, coffee shop yang sekarang menjadi tempat kumpul atau terbentuknya komunitas sepeda di Jakarta. Dimana, mereka menjadikan tempat makan tersebut sebagai titik point untuk beristirahat sejenak. Dengan adanya isu tersebut, serta respon terhadap pandemik Covid-19 menghadirkan sebuah ide dimana sebuah tempat makan yang biasanya orang ingin berlama lama untuk duduk disana, menjadikan konsep Drive-Thru untuk pesepeda merupakan program utama dari bangunan yang akan di rancang.

Since the PSBB was held due to the Covid-19 Pandemic, the number of cyclists began to be found in the Jakarta Capital area more or less, an increase of about 10 times. This also affects the existence of places to eat such as cafes, coffee shops which are now gathering places or the formation of a bicycle community in Jakarta. Where, they make the place to eat as a point to rest for a while. With these issues, as well as the response to the Covid-19 pandemic, presenting an idea where a place to eat that usually people want to sit for a long time, makes the Drive-Thru concept for cyclists the main program of the building to be designed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Wisnu Wardana
"ABSTRAK
Pengembangan Pelabuhan Sunda Kelapa memiliki banyak potensi sekaligus tantangan yang harus dihadapi mengingat fungsi dan lokasinya yang sangat penting untuk pengembangan Kota Jakarta. Pelabuhan Sunda Kelapa identik dengan nilai sejarah dan ekonomi yang ditandai dengan lokasinya yang berdekatan dengan kawasan sejarah Kota Tua sekaligus dulunya merupakan pelabuhan aktif yang digunakan pada masa penjajahan Belanda di Kota Batavia. Pelabuhan Sunda Kelapa juga sangat identik dengan banjir karena lokasinya yang sangat rawan terhadap banjir yang disebabkan oleh hujan, luapan dari sungai, maupun dari naiknya air laut. Dengan demikian Pelabuhan Sunda Kelapa memerlukan desain pengembangan kawasan sebagai wujud pengembangan pelabuhan yang dapat merespon terhadap potensi sejarah, ekonomi, dan kemungkinan banjir.

Bangunan Recreational Harbour Office merupakan salah satu bangunan yang diajukan dalam desain kawasan pengembangan Pelabuhan Sunda Kelapa yang menghadirkan bangunan kantor dengan bentuk bangunan kolonial yang dapat berfungsi sekaligus sebagai area rekreasi turis pelabuhan dan sebagai kantong air kawasan. Bangunan ini menjadi penting untuk memberikan edukasi mengenai gambaran perbedaan pelabuhan pada masa kolonial yang dibandingkan dengan pelabuhan masa kini. Bangunan ini akan memberikan gambaran bahwa pelabuhan masa kini tidak hanya erat terhadap nilai ekonomi seperti pelabuhan masa kolonial, namun juga terhadap nilai strategi untuk merespon terhadap kemungkinan adanya banjir pada kawasan sekitar.


ABSTRACT
The development of Sunda Kelapa Port has a lot of potential and challenge to be faced considering its function and location that is very important for the development of Jakarta. The port of Sunda Kelapa is identical with the historical and economic values characterized by its location adjacent to the historical area of the old City as well as the active port used during the Dutch colonial period in Batavia City. Sunda Kelapa Port is also very identical with flooding due to its location which is very prone to flooding caused by rain, overflow from the river, or from the rise of sea water. Thus, Sunda Kelapa Harbor requires the design of development of the area as a form of port development that can respond to the potential of history, economy, and possible flooding. Recreational Harbour Office Building is one of the buildings proposed in the design of the development area of Sunda Kelapa Port which presents an office building with the form of colonial building that can function as well as a tourist area of port tourists and as a water storage. This building became important to educate the differences of the harbor in the colonial period compared with the current port. This building will give an idea that todays port is not only closely related to economic value such as colonial era port, but also to the value of strategy to respond to the possibility of flooding in the surrounding area.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Pramesti Rachardyanti
"Merupakan bagian dari Green Oasis Kawasan Wisata Kampung Tongkol. – Tongkol Village merupakan sebuah bangunan mixed-use yang diharapkan dapat menjadi sebuah pusat kegiatan bagi wisatawan dan juga masyarakat sekitar Kampung Tognkol. Terletak secara strategis di tengah-tengah melting pot Kawasan Wisata Kampung Tongkol, kehadiran Tongkol Village diharapkan dapat memadukan aktivitas wisatawan (berbelanja, wisata kuliner, menginap, berkumpul dll) dan meningkatkan partisipasi masyarakat sekitar melalui community hub sebagai wadah pengembangandan kolaborasi masyarakat sekitar.
Placemaking merupakan tujuan penting yang perlu dicapai oleh sebuah bangunan publik yang memiliki koneksi dengan fabric urban kota, sehingga hal tersebut merupakan nilai yang ingin dijunjung Tongkol Village dalam pencapaian desain. Dengan mempertimbangkan titik-titik utama kawasan dan mengimplementasikannya pada desain, Tongkol Village berusaha untuk menjawab isu dan konteks Kampung Tongkol sehingga karakteristik Kampung Tongkol dapat tetap terjaga dan terlihat.
Salah satu karakteristik morfologi yang paling terlihat adalah kehidupan masyarakat Kampung Tongkol adalah penggunaan ruang-ruang antar hunian mereka sebagai ruang untuk placemaking - berkumpumpul, bertemu, bermain dan melakukan aktivitas lainnya. Karakteristik ini kemudian dihadirkan dalam Tongkol Village. Sementara itu, reruntuhan dan relief masa lampau yang tersebar disekitar Tongkol Village menjadi visual enhancer bangunan sehingga pengguna/masyarakat akan merasakan pengalaman ruang visual yang berbeda.

Tongkol Village is a part of the Green Oasis Tourism Area of Kampung Tongkol. Tongkol Village is a mixed-use development that is expected to become a center of activity for tourists and surrounding community of Tongkol Village. Located in the melting pot of Kampung Tongkol Tourism Area, Tongkol Village is expected to be able to integrate tourist activities (purchases, culinary tours, overnight stays, tourists etc.) and at the same time increase community participation related through community hubs as a provider of community development and participation.
Placemaking is an important goal that needs to be achieved by a building that has strong connections with the urban fabric of a city, a value that Tongkol Village wishes to uphold through the design. By responding to main nodes in the area and implementing them in the design, Tongkol Village will hopefuly answer contextual issues of Kampung Tongkol and stay true of Kampung Tongkol's characteristic that will be preserved and embodied in the design.
One of the most visible morphological features of Kampung Tongkol is the use of spaces between their dwellings of it's people as a a space for placemaking - gathering, meeting, playing etc. These characteristics are then embodied the design of Tongkol Village. Meanwhile, the ruins and the past reliefs scattered around the area will become visual enhancers of the building that will create a new and lively experience.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ticha Deviasi Setiawan
"Indonesia mengalami peningkatan urbanisasi dari wilayah perdesaan hingga perkotaan. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk yang merantau di perkotaan, baik itu untuk menimba ilmu maupun bekerja. Dampak dari urbanisasi ini salah satunya yaitu padatnya penduduk yang tinggal di perkotaan. Namun, jumlah rumah tinggal terjangkau dan layak huni masih kurang seimbang dengan kebutuhan rumah tinggal masyarakatnya. Oleh karena itu, diperlukan inovasi hunian yang tepat bagi masyarakat yaitu dengan meperbanyak bangunan Co-Living. Co – living atau communal living merupakan konsep hunian berbasis komunitas yang mengakomodasikan tiga atau lebih orang di unit tempat tinggal yang sama. Konsep ini dianggap cocok dengan kalangan milenial atau para perantau karena harganya yang lebih terjangkau dan adanya komunitas. Co – living dapat menjadi hunian bagi komunitas yang identik, dengan terbentuknya interaksi antar sesama penghuni maka akan menciptakan hubungan antar penghuni menjadi lebih akrab dan bermakna.

Indonesia is experiencing increasing urbanization from rural to urban areas. This increase was due to the increasing number of residents migrating to urban areas, either to gain knowledge or to work. One of the impacts of urbanization is the dense population living in urban areas. However, the number of affordable and livable houses is still not balanced with the housing needs of the people. Therefore, the right residential innovation is needed for the community, namely by increasing the number of Co-Living buildings. Co-living or communal living is a community-based residential concept that accommodates three or more people in the same living unit. This concept is considered suitable for millennials or immigrants because the price is more affordable and there is a community. Co-living can be a residence for identical communities, with the formation of interactions between fellow residents it will create a more intimate and meaningful relationship between residents."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Addson Theo
"Electric vehicles sebagai kendaraan berdampak di masa depan memiliki sinergi positif dengan keberadaan Transit Oriented Development dan sawah besar sebagai kawasan sentra otomotif. Peningkatan penggunaan yang tidak signifikan terjadi karena faktor ketidaktahuan masyarakat awam. Namun informasi mentah sendiri tidak bisa dipaksakan untuk dipahami atau disetujui semua kalangan. Rancangan EV Experience Showroom dihadirkan sebagai pusat informasi sekaligus area komersial dengan scenario pemberian informasi di tengah eksebisi kendaraan listrik sebagai objek komersial, yang bertujuan memberikan edukasi berbentuk pengalaman langsung kepada pengguna kawasan Transit Oriented Development. Melalui skenario rancangan, dihadirkan program-program pendukung serta konsep dari sirkulasi yang diwujudkan dalam tatanan massing merespon kondisi tapak dan UDGL kawasan.

Electric vehicles, as an impactful transportation mode in the future, are positively related to the concept of Transit Oriented Development and the existence of Sawah Besar as one of the commercial centers for automotive. One factor that delays the growth of electric vehicle use in Indonesia is the lack of information and society’s ignorance towards electric vehicles. But information itself cannot be forcefully or easily understood by everyone. So this design of the EV Experience Showroom exists as an integrated information center, an experience-based education and commercial purpose, for Transit Oriented Development users. The design comes with a unique program, formed through a unique building mass that responds to the surrounding neighborhood and the district’s urban design guidelines.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hafizh Arrasyid
"Pengembangan berbasis ‘Green Village Transit’ pada Kawasan TOD Mangga Besar dengan memberikan ruang hijau, komersil berbasi gaya hidup sehat dan pemberdayaan masyarakat sekitar melalui ruang-ruang komunitas, area subzona komersil  yang akan dikembangkan memiliki tema green lifestyle: seperti fungsi restoran dengan urban farming, local market barang daur ulang dan upcycle, serta retail berbasis slow fashion, seluruh fungsi retail ini memiliki segmen pasar ekonomi menengah keatas.
Oleh karena itu dibutuhkan wadah pengembangan bagi masyarakat sekitar agar dapat meningkatkan daya saing warga setempat pada pembangunan TOD Mangga Besar, dengan menyediakan wadah pelatihan dan pendidikan untuk masyarakat setempat, yang sejalan dengan fungsi retail yang ada pada kawasan. Balai Latihan Kerja Kuliner dan Produk Vegetarian menjadi fungsi yang dapat meningkatkan nilai SDM masyarakat setempat untuk dapat menunjang visi Kawasan TOD Mangga besar yang mengedepankan gaya hidup hijau. 

Development based on 'Green Village Transit' in the Mangga Besar TOD Area by providing green, commercial space based on a healthy lifestyle and empowering the surrounding community through community spaces, the commercial sub-zone area that will be developed has a green lifestyle theme: such as the function of a restaurant with urban farming, local markets for recycled and up cycled goods, as well as slow fashion-based retail, all of these retail functions have middle and upper economic market segments.
Therefore a development forum is needed for the surrounding community so that it can increase the competitiveness of local residents in the construction of the Mangga Besar TOD, by providing a training and education forum for the local community, which is in line with the existing retail functions in the area. The Culinary and Vegetarian Product Training Center is a function that can increase the value of local community to be able to support the vision of the Mangga Besar TOD Area which promotes a green lifestyle.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zaid Ghifari Razdiq
"Proyek Tugas Akhir ini bertujuan untuk merespon dari adanya pengembangan proyek MRT fase-2, yang membutuhkan adanya pengembangan di kawasan sekitar stasiun rencana. Pengembangan dilakukan dengan panduan konsep kawasan Transit Oriented Development. Socio (Kit) merupakan rancangan hunian sosial yang dinilai penting untuk merespon pertumbuhan penduduk yang tinggi serta kebutuhan akan tempat tinggal di area kota. Analisis dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar pada rancangan hunian sosial serta menyelesaikan permasalahan yang kerap terjadi pada rancangan hunian sosial. Desain akhir menyelesaikan permasalahan utama berupa minimnya interaksi sosial, dengan ruang berupa dapur bersama yang dapat digunakan baik sebagai dapur unit kamar ataupun ruang pengolahan makanan yang didistribusikan menuju area komersil di lantai dasar. Dengan begitu penghuni Socio (Kit) dapat memenuhi kebutuhan dasar, interaksi sosial, serta kesejahteraan melalui pemanfaatan ruang yang terencana dan tetap merespon konteks TOD yang diterapkan pada kawasan.

This Final Project aims to respond to the development of Phase-2 MRT project, which requires development in the surrounding area of the planned station. The development is carried out following the guidelines of Transit Oriented Development concept. Socio (Kit) is a social housing design considered important to respond to the high population growth and the need for housing in the urban area. Analysis is conducted to meet the basic needs in the social housing design and address the common issues that occur in social housing designs. The final design solves the main issue of limited social interaction by providing a shared kitchen space that can be used both as a kitchen for individual rooms and as a food processing area that distributes to the commercial area on the ground floor. Consequently, Socio (Kit) residents can fulfill their basic needs, social interaction, and well-being through the well-planned utilization of space while still responding to the applied TOD context in the area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Awalia Azhari Nurul Azizah
"Transit Oriented Development (TOD) merupakan salah satu solusi alternatif bagi masyarakat untuk mengurangi preferensi utama sebagai moda transportasi yang dapat menimbulkan kemacetan, polusi udara dan penggunaan energi berlebihan, dengan mengedepankan konsep penataan ruang kota yang memaksimalkan penggunaan lahan beragam fungsi dan terintegrasi dengan mempromosikan gaya hidup sehat melalui aktivitas berjalan kaki dan bersepeda sebagai moda transportasi aktif serta memaksimalkan penggunaan moda transportasi massal. Perancangan ini dilakukan dengan tujuan untuk menata penerapan konsep TOD di kawasan Harmoni, sebagai salah satu rencana penataan kawasan transportasi dan mixed use building. Dalam mendukung terbentuknya kawasan TOD diperlukan juga tempat hunian bagi masyarakat agar kawasan Harmoni dapat hidup dan dijangkau masyarakat khususnya bagi yang menengah kebawah.

Transit Oriented Development (TOD) is an alternative solution for the community to reduce their main preferences as a mode of transportation that can cause congestion, air pollution and excessive energy use, by saving the concept of urban spatial planning that maximizes land use for various functions and is integrated by promoting urban style. healthy living through walking and cycling activities as active modes of transportation and maximizing the use of mass transportation modes. This design was carried out with the aim of managing the application of the TOD concept in the Harmoni area, as one of the plans for structuring the transportation area and multi-purpose building. In supporting the formation of the TOD area, residential areas are also needed for the community so that the Harmoni area can live and be accessible to the community, especially for the lower middle class.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghifari Abror Iswara
"Kawasan Sawah Besar merupakan perkembangan dari Kota Batavia (Jakarta) merupakan kota yang dibangun untuk warga kulit putih, dan pernah memiliki daerah Prancis seperti Rijswijkstraat. Daerah ini dulunya adalah permukiman di pinggiran Batavia dengan persawahan yang kemudian berganti nama menjadi Jalan Hayam Wuruk. Pada masa Belanda, Jalan Hayam Wuruk hanya sampai di Jembatan Besi, Sawah Besar. Di era tersebut, kawasan Harmoni, Rijswijk, dan Noordwijk merupakan pusat kegiatan dengan berbagai macam hiburan di Jakarta. Sejarah komedi di Indonesia memiliki tiga periode, dengan era 1960-1970an fokus pada penguatan karakter dan ekspresi lucu. Di era 1980-1990an, muncul Warkop DKI dengan humor intelektual dan politik satir. Sedangkan di era 2000an, komedi mengusung situasi komedi, dengan tayangan seperti Bajaj Bajuri dan Office Boy (OB). Industri stand-up comedy juga berkembang pesat, dengan komedian terkenal seperti Raditya Dika dan Ernest Prakasa. Latar belakang Sawah Besar adalah distrik padat penduduk di Jakarta Pusat, terkenal dengan pasar tradisionalnya seperti Pasar Pagi dan Pasar Baru dengan adanya penambahan isu pembangunan Fase 2 MRT Jakarta diharapkan memberikan dampak positif dengan mengurangi kemacetan dan memperbaiki akses transportasi. Pengembangan berorientasi masyarakat di Sawah Besar melibatkan prioritas terhadap ruang hijau, pusat komunitas, dan lembaga budaya untuk menciptakan kota yang dinamis dan berkembang bagi semua orang. Pusat Komedi Sawah Besar diharapkan tidak hanya mampu menjadi wadah inkubator aktivitas masyarakat Sawah Besar namun Jakarta serta Indonesia di masa depan.

Sawah Besar area is a development of the City of Batavia (Jakarta), a city built for white citizens, and once had French areas such as the Rijswijkstraat. This area used to be seen on the outskirts of Batavia with rice fields which later changed its name to Jalan Hayam Wuruk. During the Dutch era, Jalan Hayam Wuruk only reached the Iron Bridge, Sawah Besar. In that era, the Harmoni, Rijswijk, and Noordwijk areas were centers of activity with various kinds of entertainment in Jakarta. The history of comedy in Indonesia has three periods, with the 1960-1970s focusing on strengthening characters and humorous expressions. In the 1980-1990s, Warkop DKI appeared with intellectual humor and satirical politics. Meanwhile, in the 2000s, comedy carried situation comedy, with shows such as Bajaj Bajuri and Office Boy (OB). The stand-up comedy industry is also growing rapidly, with well-known comedians such as Raditya Dika and Ernest Prakasa. Background Sawah Besar is a densely populated district in Central Jakarta, famous for its traditional markets such as Pasar Pagi and Pasar Baru with the additional issue of the construction of Phase 2 of the Jakarta MRT which is expected to have a positive impact by reducing congestion and improving transportation access. Community-oriented development in Sawah Besar involves prioritizing green spaces, community centers and cultural institutions to create a dynamic and thriving city for everyone. It is hoped that the Sawah Besar Comedy Center will not only be able to become an incubator for community activities in Sawah Besar, but also for Jakarta and Indonesia in the future.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>