Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diding Sarifudin
Abstrak :
Cakupan kegiatan keperawatan komunitas di Kabupaten Cirebon masih rendah, sedangkan perawat sebagai peiaksananya merupakan tenaga kesehatan terbanyak dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya Perawat melakukan asuhan keperawatan komunitas seharusnya dengan pendokummentasian atau pencatatan yang merupakan panduan sehingga kegiatannya terarah dan terpadu sesuai dengan masalah yang ditemukan. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui kualitas pencatatan asuhan keperawatan komunitas di Kabupaten Cirebon tahun 2006 dan faktor-:fuktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross-sectionaL Data dikumpulkan dari 7I perawat puskesmas dengan menggunakan perhitungan besar sampel Lot quality assurance sampling (I:QAS-Lot) secara sistematic random sampling, selain dilak:ukan wawancara juga dilakukan pemerik:saan catatan asuhan keperawatan masing-masing responden 5 dokumen. Penelitian dilakukan pada bulan September 2006 dengan menggunakan analisis univariat dan analisis jalur (path analysis). Dari data yang dikumpulkan diperoleh kualitas pencatatan dengan baik sebesar 59,2 %. Hasil pemodelan dengan analisis jalur temyata kepemimpinan merupakan variabel utama yang mempunyai pengaruh sebesar 46,8 % terhadap kualitas pencatatan asuhan keperawatan, variabel lain yang mempunyai pengaruh terhadap kualitas pencatatan asuhan keperawatan adalah pengetahuan sebesar 3 I %, sikap sebesar 17,6 %, imhalan sebesar 11,6 %, dan variabe1 masa kelja melalui sikap sebesar 4%. Kepemimpinan kepala puskesmas mampu meningkatkan lrualitas pencatatan asuhan keperawatan yang dilakukan karyawannya, selain itu kepemimpinan dapat meningkatkan pengetahuan, mengatur imbalan yang diberikan, dan dapat merubah sikap karyawannya. Bagi Dinas Kesehatan yang mempunyai kewajiban membina : kepala puskesmas maka harus selalu membina dan mengevaluasi kinelja kepala puskesmas. ......Scope of community nursing activity in district of Cirebon has undervalued. In fact, number of nurse resources there larger than another medical profession. They to be organized in community nursing activity and nursing activity record-keeping as principal guide, they will working in systematic way and well integrated according to the problem raised from public health service. This research aim to determine the quality of community nursing activity record-keeping in district of Cirebon for year of 2006 and the influencing factors within. Research belong to quantitative research with cross-sectional design. Data collecting using Lot quality assurance sampling (LQAS-Lot) with systematic random sampling method by surveying and interviewing 71 nurse from local public health services, including checking of 5 document from each respondent's nursing record.' Research taken during september 2006 and using univariat analysis and path analysis. The result shows the quality of record-keeping which noticed as good are 52,2 % in value. Modelling result from path analysis put leadership as main variable which influence the quality of nursing record-keeping at 46,8%. Another variable which having influence on quality of nursing record-keeping are nurse's knowledge at 31%, nurse's attitude at 17,6%, rewards at 11,6% and working period at 4%. Leadership skills of local public service's head can improve the quality of record-keeping of community nursing activity by its employees (nurses). Besides,and change in attitude. District public health service which has responsibility in training and developing officer to become head of local public health service should control and monitor their working performance continuously leaderships skills direct to improvement of knowledge, remuneration management, and change in attitude. District public health service which has responsibility in training and developing officer to become head of local public health service should control and monitor their working performance continuously.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T29167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Ramadhan
Abstrak :
Strategi penanggulangan TB melalui strategi DOTS (Directly Observed Trearmem Shorlcourse) memprioritaskan penemuan pasien melalui pemeriksaan mikroskopis, oleh karena itu mutu pemeriksaan mikroskopis perlu dipantau tems. Hasil pemeriksaan mikroskopis sputum BTA ,oleh 54 pemugas laboratorium puskesmas (Puskesmas Ruiukan Mikroskopis dan Puskesmas Pelaksana Mandiri) di Provinsi Jambi pada tahun 2004 ada 29 puskesmas yang hasil error rate 25%, sedangkan pada tahun 2005 mcnjndi 32 puskcsmas yang hasil error rare-nya 25%. Untuk itu pcrlu dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan mutu pemeiiksaan mikroskopis sputum BTA. Penelitian ini bertuiuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan mutu pemeriksaan mikroskopis sputum BTA pada laboratorium puskesmas (PRM dan PPM) di Provinsi Jambi tahun 2006, dengan menggunakan metodologi kuantitatif yang bersifat deskriptif dengam desaiu” penelitian berupa pcndckatan cross sectional, terhadap 56 petugas laboratorium puskesmas di PRM dan PPM (total populasi). Hasil pemeriksaan mikroskopis sputum BTA yang bermutu baik masih rendah, hanya 35,7%. Adapun faktor yang berhubungan signiiikan dengan mutu pemeriksaan mikroskopis sputum BTA adalah pelatihan (tanpa dikontrol), dan faktor pengalaman kelfia, supervisi, kepuasan kerja, dan penerapan SOP (dengan dikontrol). Faktor yang paling dominan bcrhubungan dengan rnutu pemeriksaan mikroskopis sputum BTA aclalah pencmpan SOP. Disarankan kepada puskcsmas agar petugas laboratorium selalu menerapkan SOP, meqiaga keamanan bckclja di laboratorium, dan merawat mikroskop dcngan bai[c. Kepada Dinas Kesehatan K.abupatenfKota agar pembinaan petugas laboratodum dilakukan torus-mcncms melalui peiaksanaan supenkisi yang baik. Kepada Dinas Kesehatan Provinsi agar dapat rpelatih semua petugas laboratoriurn puskesmas, melaksanakan pertemuan untuk pembinaan dan pcrnbekalan pengetahuan terhadap petugas TB kabupatenfkota dan petugas laboratorium puskesmas, dan juga perlu bckcrjasama dengan Balai Laboratorium Kesehatan untuk melakukan pembinaan di puskesmas (PRM dan PPND. ......TB prevention strategy with DOTS (Directly Observed Treatment Short course) give priority to patient’s invention by microscopic examination, therefore we must always control the microscopic examination. The result of BTA sputum microscopic examination by 54 government clinic laboratory assistant (Microscopic Reconciliation Government Clinic/PRM and Autonomy Execution Government Clinic/PPM) in Province of Jamb in year 2004, there was 29 local govemment clinic with error rate 25%, whereas in 2005 became 32 local government clinic with error rate 25%. Because of that, we need to evaluate about factors which related with quality of BTA sputum microscopic examination. The purpose of the research is to get the description and factors that related with quality of BTA sputum microscopic control, at PRM and PPM laboratories in Province of Jambi, in year 2006, by using quantitative methodology, which have descriptive characteristic with cross sectional approaching research design, toward 56 laboratory assistant at PRM and PPM (total population). The result of BTA sputum microscopic examination with good quality is still low, that is only 35.7% The factors that have a significant relation with quality of BTA sputum microscopic examination are training (without controlling), and work experience factor, supervision, work satisfaction, and SOP implementation (without controlling). The most dominant factor which related with quality of BTA sputum microscopic examination is SOP examination. We suggest to government clinic is laboratory assistant must implement SOP, maintain the security of laboratory, take good care of microscope. For public service in Regency, they must train laboratory assistant continually with good supervision. For public service in Province, they must train all laboratory assistant of local government clinic by meeting for founded and provided knowledge towards TB Regency officer and laboratory assistant of public government clinic, and also good cooperate with Health Laboratory Center to make founding at local government clinic (PRM and PPM).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32045
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Indrayani
Abstrak :
Penyakit malaria mcrupakan masalah kesehatan penyakit yang disebabkan oleh parasil yang discbut plasmodium. Upaya yang telah dilakukan untuk pemberantasan pcnyakit malaria meliputi upaya pencegahan, penemuan dan pemberantasan vektor serta pcrbaikan lingkungan. Salah satu upaya pencegahan penyakit- malaria adalah dengun penggunaan kelambu yang telah dikombinasikan dengan insektisida (Long Lmzing Insecticide Nets). Dalam upaya pencegahan malaria melalui penggunaan kelambu lerdapat faktor-faktor yang berhubungan, antara lain faktor sosiodemografi, persepsi kerentanan dan keseriusan serta persepsi manfaat dikurangi hambatan.Oleh karena itu dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang herhubungan dengan penggunaan kelumbu. Penelitian ini adalah penelitian survei dengnn rancangan pcnelitian non eksperimental dan dilakukan secara potong lintang (cru.v.>' scclional), dilakukan di Kabupaten Lampung Selatan. Setelah dilakukan pcnclilian didapatkan hasil bahwa persentase penggunaan kclambu sebesar 72.9% Falalor yang bcrhubungan dengan pcnggunan kelambu adalah pekerjaan, persepsi kcseriusan dan persepsi hambatan yang dirasakan dalam penggunaan kclambu. Penting bagi pcmerintah daerah untuk meningkatkan promosi kesehatan dalam mcningingkatkan pengetahuan masyarakat khususnya yang bekerja di sektor informal dcngan pekerjaan beresiko penularan penyakit malaria, serta upaya mcningkutkan pengetahuan akan pcntingnya penggunaan kelambu sebagai upaya pcnccgalmn pcnyakit malaria. ......Malaria is known as a disease caused by a parasite called plasmodiutn. Many efforts have been done to eradicate the disease, including preventing, vectors finding and eradicating. as well as environment improvement. One ofthe way to prevent the disease is to by using a bed-net with have insecticide on it, called Long Lasting insectide nets However, there some factors related to the use of bed-net for malaria prevention, such as socio-demographic factors, perception to vulnerability and to seriousness, and perceived benefit minus perceived barrier. A study is developed with a purpose on finding the factors related to bed-net utilization. There is a survey with a non-experimental of cross-sectional design at the District of South Lampung. The study found that the bed-net utilization is around seventy three percent (72.9%) Factors related to the situation are found to be occupation, perception to seriousness and to obstacles on using the bed-nets. There is a needed for regional authority that escalating the health promotion in order to increase community knowledge, especially to those who work on informal sectors with a risk on acquiring malaria transmission. as well as the knowledge on the importance of using bed-net in malaria prevention.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T29194
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
cover
cover
cover
Aulia Novi Rachmadayanti
Abstrak :
ABSTRAK
Pada kehidupan modern saat ini, bullying mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah dilingkungan sekolah. Bullying merupakan salah satu bentuk kekerasan yang dilakukan oleh seseorang yang dianggap lemah, dan perilaku ini dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang bullying. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X dan kelas XI, dengan total jumlah responden sebanyak 110 responden. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode cross sectional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden pernah mengalami dan merasakan bullying selama berada disekolah. Berdasarkan pengetahuan bullying, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang tinggi tentang bullying. Bentuk dalam bullying diantaranya adalah bullying secara fisik memukul, mendorong, menampar, dan lain lain , secara verbal menghina, mengejek, memangil dengan nama julukan atau kata-kata kasar . Faktor individu, faktor keluarga, faktor lingkungan, faktor teman sebaya, dan faktor media massa membentuk perilaku bully pada remaja. Dampak yang terjadi diantaranya adalah perasaan malu, stres hingga depresi, sampai mencoba untuk melakukan tindak bunuh diri.
ABSTRACT
In modern life, bullying can happen on various settings. Most of them happenedin school setting. Bullying is one form of violence committed by someone who is considered weak, and can occur anytime and anywhere. The purpose of this research is to adolescents knowledge about bullying. The subjects of this research are students in grade 10 and 11, resulting in a total of 110 respondents. This research is a descriptive quantitative research which used cross sectional method. Data collection techniques were conducted using questionnaires that have been tested before. The study found that most respondents had experienced and felt bullying during school. The study found that the most respondents had high knowledge about bullying. The forms of bullying include physical bullying hitting, pushing, slapping, etc. , verbal bullying insulting, mocking, calling someone with naughty nicknames or harsh words . Individual factors, family factors, environmental factors, peer factors, and mass media factors shape bullying behavior in adolescents. The impacts of bullying are feelings of shame, stress, depression, and even leads to suicide.
2017
S68257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>