Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lidya Heryanto
"Terapi Kelompok Suportif Ekspresif adalah salah satu modalitas psikoterapi yang menggunakan kekuatan interaksi para peserta yang difasilitasi oleh terapis. Terapi ini diberikan kepada individu yang memiliki masalah serupa untuk memperbaiki pikiran dan perilaku yang dianggap maladaptif. Penelitian ini dilakukan untuk menilai apakah dengan terapi kelompok suportif ekspresif dapat memperbaiki kepatuhan pasien dengan HIV terhadap ARV (adherence). Evaluasi juga dilakukan untuk menilai apakah terdapat perbaikan kualitas hidup, peningkatan sel imun CD4 dan turunnya viral load setelah dilakukan intervensi. Pada 52 subjek dengan random alokasi terbagi menjadi kelompok intervensi terapi kelompok suportif ekspresif (TKSE) dan kelompok treatment as usual (TAU).
Subjek mendapatkan evaluasi yang sama sebelum dan sesudah terapi. Pada evaluasi awal didapatkan seluruh subjek tidak adherence, yaitu kepatuhan terapi <95%. Subjek yang mendapat terapi kelompok datang sebanyak 5 kali pertemuan. Semua subjek tetap datang untuk mendapatkan terapi seperti biasanya di pokdisus dan mendapatkan obat ARV. Setelah intervensi dilakukan evaluasi kembali. Subjek yang mendapatkan terapi kelompok suportif ekspresif (TKSE) menunjukan perbaikan dalam adherence sebanyak 13 orang (50%) dan pada kelompok TAU sebesar 1 orang (3.85%).
Peningkatan jumlah sel CD4 juga ditemukan pada kedua kelompok yaitu pada TKSE rerata peningkatan sebesar 54.69 dan pada TAU rerata sebesar 4.81. Perbaikan viral load menjadi tidak terdeteksi ditemukan pada kedua kelompok yaitu pada TKSE menurun sebanyak 4 subjek, sedangkan TAU 2 subjek. Pada kualitas hidup didapatkan peningkatan pada domain psikologis dan lingkungan, tidak ada perubahan pada domain sosial, dan penurunan pada domain fisik.

Supportive Expressive Group Therapy is a psychotherapeutic modality that uses the strength of the interaction of the participants were facilitated by therapists. This therapy is given to individuals who have similar problems to correct thoughts and behaviors that are considered maladaptive. This study was done to assess whether the supportive expressive group therapy can improve patients' adherence with ARV. The evaluation was also conducted to assess whether there were improvements in quality of life, increase in CD4 immune cells and the decrease in viral load after the intervention. In 52 subjects with random allocation is divided into intervention group supportive expressive group therapy (TKSE) and group treatment as usual (TAU).
Subjects obtain the same evaluation before and after therapy. At the initial evaluation found the whole subject is not adherence: therapy adherence <95%. Subjects who received group therapy meetings come as much as 5 times. All subjects continued to come to get treatment as usual in Pokdisus and get antiretroviral drugs. Once the intervention is re-evaluated. Subjects who received supportive expressive group therapy (TKSE) showed improvements in adherence were 13 people (50%) and the TAU group by 1 person (3.85%).
The increase in CD4 cell count were also found in both groups, the mean increase of 54.69 TKSE and the TAU mean of 4.81. Improvements in viral load to undetectable levels were found in both groups at TKSE decreased by 4 subjects, whereas TAU 2 subjects. On quality of life associated with an increase in psychological and environmental domains, there is no change in the social domain, and a decrease in the physical domain.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T59141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara di Asia Tenggara yang pertumbuhan kasus HIV/AIDS-nya sangat pesat sekali. Estimasi jumlah kasus HIV/AIDS pada tahun 2002 mencapai 90.000 — 130.000 kasus. Klien selain mengalami penurunan imunitas yang sangat signifikan, juga mengalami tekanan psikologis seiring dengan perjalanan penyakitnya yaitu kecemasan, depresi, terisolasi dan berkurangnya dukungan sosial. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi gambaran pemahaman perawat tentang aspek psikososial klien HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana dengan jumlah responden 30 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara random. Analisa data dilakukan dengan uji statistik univariat untuk mencari distribusi frekuensi dan prosentase. HasiI penelitian menunjukkan dari 30 responden 60 % perawat penyakit daiam Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang memiliki pemahaman yang cukup tentang aspek Psikososial klien HIV/AIDS."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5531
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wanda Arista Dana Paramitha
"Penelitian ini ingin melihat pengaruh keterbukaan diri dan stigma terhadap keberfungsian keluarga pada orang dengan HIV/AIDS dalam konteks kehidupan sehari-hari. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan alat ukur The General Disclosiveness Scale yang dikembangkan oleh Wheeless dan Grotz untuk mengukur keterbukaan diri; alat ukur Berger HIV Stigma Scale yang dikembangkan oleh Berger, Ferrans, dan Lashley untuk mengukur stigma; dan alat ukur Family Assessment Device yang dikembangkan oleh Epstein untuk mengukur keberfungsian keluarga. Partisipan pada penelitian berjumlah 62 orang yang terinfeksi HIV/AIDS.
Penelitian ini menunjukkan bahwa keterbukaan diri tidak berpengaruh terhadap keberfungsian keluarga yang dimiliki orang dengan HIV/AIDS ? = 0,78, p < 0,05 . Sedangkan stigma memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap keberfungsian keluarga orang dengan HIV/AIDS ? = -0,36, p < 0,05.

The aim of the study is to examine the effect of self disclosure and stigma towards family functioning on people living with HIV AIDS in daily context. This is uses The General Disclosiveness Scale developed by Wheeless and Grotz for self disclosure measurement Berger HIV Stigma Scale developed by Berger, Ferrans, and Lashley for stigma measurement and Family Assessment Device developed by Epstein for family functioning measurement. Participants totalled 62 people living with HIV AIDS.
Result indicated that self disclosure did not have effect to family functioning on people living with HIV AIDS 0,78, p 0,05 . However stigma have negative effect to family funtioning on people living with HIV AIDS 0,36, p 0,05.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67456
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library