Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratu Meulya Rezeki
Abstrak :
Latar Belakang: Banyak anak menghabiskan waktunya untuk menonton TV lebih lama daripada aktivitas lainnya termasuk untuk belajar. Akhir-akhir ini banyak media visual baru bermunculan seperti internet dan permainan komputer, sehingga waktu yang dihabiskan anak untuk pemanfaatan media visual menjadi lebih banyak. Penelitian yang mempelajari pengaruh media visual terhadap prestasi akademis masih terbatas, terutama di Indonesia. Kebanyakan penelitian yang ada hanya meneliti satu jenis media visual yaitu TV, dan sebagian besar hanya membahas dari segi waktu yang digunakan tanpa memperhatikan segi jenis acara. Tujuan: Mengetahui pola pemanfaatan media visual murid SMPN 115 Jakarta dan hubungannya dengan prestasi akademis, serta faktor apa saja yang memengaruhi prestasi akademis. Metode: Penelitian bersifat potong lintang analitik dengan pengumpulan data menggunakan survei, kuesioner, dan logbook pada bulan Mei hingga Juli 2012. Subjek penelitian adalah 129 murid kelas VII SMPN 115 Jakarta yang dipilih secara consecutive sampling. Analisis statistik dilakukan untuk mencari faktor yang berhubungan dengan prestasi akademis dengan cara uji kai kuadrat (analisis bivariat) dan uji regresi logistik (analisis multivariat). Hasil: Prevalensi murid SMPN 115 Jakarta yang memanfaatkan media visual selama >2 jam per hari adalah 39,5% pada hari kerja dan 64,3% pada hari libur. Prevalensi murid SMPN 115 Jakarta yang memanfaatkan media visual tidak sesuai dengan usianya adalah 69% pada hari kerja dan 63,6% pada hari libur. Lama pemanfaatan jenis acara media visual pada hari kerja maupun hari libur, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, pendapatan per kapita, struktur keluarga, dan pendidikan di luar sekolah tidak memengaruhi prestasi akademis. Faktor yang secara statistik bermakna memengaruhi prestasi akademis murid SMPN 115 Jakarta adalah jenis kelamin (nilai RO 3,264 (IK95% 1,38-7,74; p=0,007)), nilai IQ (nilai RO 4,634 (IK95% 1,66-12,90; p=0,003) untuk perbandingan nilai IQ rata-rata dan superior, nilai RO 5,452 (IK95% 1,51-19,64; p=0,009) untuk perbandingan nilai IQ rata-rata dan sangat superior), motivasi berprestasi dan strategi belajar (nilai RO 4,089 (IK95% 1,14-14,70; p=0,031) untuk perbandingan motivasi rendah dan sedang, nilai RO 61,104 (IK95% 7,42-502,95; p<0,001) untuk perbandingan motivasi rendah dan tinggi), masalah emosi dan perilaku (nilai RO 0,45 (IK95% 0,37-0,54; p=0,01)), serta pola asuh orangtua (nilai RO 0,45 (IK95% 0,37-0,55; p=0,022)). Simpulan: Tidak ada hubungan antara media visual dengan prestasi akademis murid SMPN 115 Jakarta. Faktor yang memengaruhi prestasi akademis murid SMPN 115 Jakarta adalah jenis kelamin, nilai IQ, motivasi berprestasi dan strategi belajar, masalah emosi dan perilaku, serta pola asuh orangtua. ......Background: Many children spend their time watching TV longer than any other activity, including learning. Lately, many emerging screen media such as the internet and computer games due to which the time spent on the child to use screen media is increasing. Study about the impact of screen media on academic performance is still limited, especially in Indonesia. Majority of existing study examined only one type of screen media, ie. TV, and mostly just discussed in terms of the time spent, regardless of the content. Objective: The primary objective was to investigate the pattern of screen media usage by students in junior high school 115 Jakarta and its association with their academic performance. The secondary objective was to reveal factors affecting student's school performance. Method: An analytic cross sectional study using survey, questionnaires, and 12 days logbook, was conducted from May to July 2012. Subjects were 129 grade VII students in junior high school 115 Jakarta and were selected by consecutive sampling. Chi square test and multivariant analyses with logistic regression calculation were used to analyze subjects. Result: The prevalence of subjects using screen media for >2 hours per day were 39.5% in weekday and 64.3% in weekend. The prevalence of subjects using screen media not in accordance with their age was 69% in weekday and 63.6% in weekend. Screen media content and usage period in weekday and weekend, mother's education level, mother's occupation, family income, and out of school education have less impacts on academic performance. Factors that statistically have significance on affecting subjects' academic performance were sex (OR 3,26 (CI95% 1,38-7,74; p=0,007)), IQ grade (OR 4,63 (CI95% 1,66-12,9; p=0,003) as a comparison between average and superior IQ, OR 5,45 (CI95% 1,51-19,64; p=0,009) as a comparison between average and highly superior IQ), achievement motivation and learning strategy (OR 4,09 (CI95% 1,14-14,7; p=0,031) as a comparison between low and intermediate motivation, OR 61,1 (CI95% 7,42-502,95; p<0,001) as a comparison between low and high motivation), emotional and behavioral problem (OR 0,45 (CI95% 0,37-0,54; p=0,01)), and parenting style (OR 0,45 (CI95% 0,37-0,55; p=0,022)). Conclusion: There is no association between screen media usage and academic performance of students in junior high school 115 Jakarta. Factors that influence academic performance of students in junior high school 115 Jakarta are sex, IQ grade, achievement motivation and learning strategy, emotional and behavioral problem, and parenting style.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Fridayanti
Abstrak :
Kajian ini menyajikan ilustrasi rekonstruksi aturan kelembagaan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada SMAN 1 Kotagajah, Lampung Tengah. Peningkatan hasil belajar peserta didik ini direkonstruksi dengan basis kerangka kelembagaan bertingkat, dengan menggunakan model ?policy process as a hierarchy? sebagaimana diperkenalkan oleh Bromley. Kajian ini termasuk dalam SSM-based action research dengan kategori problem solving interest. Dengan pilihan ini, perubahan yang diinginkan dan mungkin dilakukan (feasible and desirable change) dengan mempertimbangkan systematically desirable, culturally feasible adalah pertimbangan di antara para pemilik masalah (problem owner). Hasil kajian menunjukan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik tidak hanya melibatkan satu tingkat saja, melainkan memerlukan dukungan kebijakan bertingkat. Institutional arrangement mengatur bagaimana tingkat di bawahnya dapat berfungsi dengan baik. ......This study represents an illustration of the reconstruction of Institutional Arrangements to improve the learning achievement for students at SMAN 1 Kotagajah, Central Lampung. The Improved learning process is reconstructed on the basis of the institutional multilevel framework, by using from the 'policy process as a hierarchy' model as introduced by Bromley. This study includes the SSM-based action research with problem solving interest categories. With this option, feasibility and desirable change is made possible systematically considering the desirability and also cultural feasibility of the proponents. The results of the study shows that improving student learning curve not only involves a single level, but requires the support of a multilevel policy framework, and institutional arrangement governing how the lower level to function properly.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Efiyanna
Abstrak :
Latar Belakang : Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II merupakan institusi pendidikan yang mencetak tenaga kesehatan dimana lulusannya dituntut untuk mempunyai kualitas yang handal dan profesional dibidangnya.Seleksi Penerimaan mahasiswa baru yang terdiri atas dua macam jalur masuk merupakan tahap penyaringan awal untuk mendapatkan calon peserta didik yang berkualitas dan akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang pada jangka panjangnya berdampak terhadap mutu lulusan. Tujuan dari penelitian ini yaitu diketahuinya hubungan antara jalur masuk seleksi penerimaan mahasiswa baru terhadap prestasi belajar dengan berbagai faktor konfoundingnya. Metode penelitian ini menggunakan cross sectional dengan analisis statistik mengguna kan uji korelasi regresi linear sederhana, uji T, Anova, Chi Square, Regresi Linear Ganda dan Regresi logistik. Hasil analisis regresi linear ganda menunjukkan adanya hubungan yang positif antara jalur masuk dengan prestasi belajar mahasiswa setelah dikontrol oleh variabel konfounding jenis kelamin, daerah asal sekolah dan tempat tinggal. Nilai R = 0,359 , nilai R2 = 0,129. Model regresi linear ganda yang diperoleh dengan persamaan matematis yaitu sebagai berikut : Prestasi Belajar(IPK) = 2,917 + 0,103.Jalur masuk + 0,189.jenis kelamin + 0,085.tempat tinggal_1+ 0,157. tempat tinggal_2 + 0,062. Daerah asal sekolah. Jalur masuk seleksi penerimaan mahasiswa baru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, daerah asal sekolah dan tempat tinggal. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa setelah dikontrol oleh variabel jalur masuk,daerah asal sekolah dan jenis kelamin didapatkan responden yang jalur masuk seleksi mahasiswa baru melalui jalur PMDP mempunyai peluang 1,93 kali lebih besar untuk mendapatkan IPK > 3,3 dari pada responden yang jalur masuknya melalui jalur umum, responden yang daerah asal sekolah dari DKI Jakarta mempunyai peluang 1,9 kali lebih besar untuk mendapatkan IPK > 3,3 dari pada responden yang daerah asal sekolahnya luar DKI Jakarta dan responden yang berjenis kelamin perempuan mempunyai peluang 1,6 kali lebih besar untuk mendapatkan IPK > 3,3 dari pada responden yang berjenis kelamin laki-laki. Saran dari penelitian ini yaitu sebagai bahan pertimbangan bagi Pusdiknakes untuk menambah kuota bagi penerimaan mahasiswa baru melalui jalur PMDP karena berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jalur masuk sipenmaru dengan IPK, dimana mahasiswa yang masuk melalui jalur PMDP memiliki rata-rata IPK yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan jalur umum. ......Background: Polytechnic of Ministry of Health, Jakarta II, is an educational institution that gives a rise to many medical experts who have a star and professional quality. The selection admission for freshmen consists of two kinds of pathways functioning as the very first way for the institue to get the qualified candidates. The pathways will also influence students’ learning achievement that is expected to give a long term impact on the quality of the graduates. The objective of this research is to find out the correlation between admission pathways for freshmen, some of the confounding variables, and students’ learning achievement.. The research method is developed cross-sectionally and statistical analysis is done with simple and multiple regression test, T-test, Anova test, Chi-square test, and logistic regression correlation test. The result of linear regression analysis shows the positive correlation between the admission pathways and students’ learning achievment after being controlled by confounding variables: gender, high school district, and place of living. The R value = 0,359 and R2value = 0,129. the mathematical equation for multiple linear regression model is: Learning Score(GPA) = 2,917 + 0,103*Admission pathway + 0,189*gender + 0,085*place of living_1 + 0,157*place of Living_2+0,062*highschool + 0,157. district. Admission pathway has a significant effect to students’ learning achievement (in this case, evaluated by students’ score or GPA) after being controlled by other variables, such as gender, high school district, and place of living. The multivariate analysis with logistic regression shows that, after being controlled with admission pathways, high school district, and gender, the respondents through PMDP pathway have 1,93 times bigger chance to have GPA above 3,3 points compared with the respondents through a regular pathway. The respondents whose highschool was in Jakarta have 1,9 times bigger chance to have GPA above 3,3 points compared with the respondents whose highschool was outside Jakarta. The female respondents have 1,6 time bigger chance to have GPA above 3,3 points compared with male respondents. The suggestion obtained from this research is that this study can be a consideration for Education Center for Medical Experts (Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan / Pusdiknakes) to increase quotas for PMDP admission pathway because there is a correlation between the admission pathway and students’ score (GPA). The students coming through PMDP way is evenly having a higher GPA score compared to the students coming through a regular way.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lorreta, Elisabeth
Abstrak :
Prestasi akademik yang baik diinginkan oleh setiap remaja.Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik adalah status nutrisi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status nutrisi dengan pencapaian prestasi akademik.Penelitian dilakukan pada siswa SMAN 6 Tangerang. Penelitian ini menggunakan desaincross-sectional. Sampel sebanyak 167 responden diambil secara acak sederhana.Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki status nutrisi normal dan pencapaian prestasi akademik baik. Penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara status nutrisi dengan pencapaian prestasi akademik (p value = 0,518; α = 0,05). Walaupun demikian, pihak sekolah perlu memberikan penyuluhan mengenai asupan nutrisi yang baik bagi siswa siswi. ......The good academic achievement is desired by every adolescent. One of the factors that influenced is adolescent nutritional status. The aim of this study was to explore the relationship of adolescent nutritional status with academic achievement. This study was conducted in SMAN 6 Tangerang. This study used cross sectional design. Sample are 167 participants which is chosen by random sampling. Result showed majority participants had normal nutritional status and good academic achievement. This study also showed there was no correlation between nutritional status and academic achievement (p value= 0,001; α = 0,05). However, the school needs to provide education about nutrition consumption for students.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library