Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bernat Hie
"Fabrikasi Polyelectrolyte Bilayer - Modified Zeolite (PEB - MZ) dilakukan dengan mengadsorpsikan zeolit aktif Clinoptilolite dengan polikation Polyallylamine Hydr°Chloride (PAH) dan polianion Polystyrene Sulfonate (PSS) menggunakan teknik Layer by Layer (LbL). PEB - MZ ini dimanfaatkan untuk mengadsorpsi surfaktan kationik exadecyltrimethyl ammonium Bromide (HDTMA-Br) dan anionik Sodium Dodecyl Sulfate (SDS).
Proses adsorpsi antara polyelectrolyte bilayer dengan surfaktan kationik dan anionik diamati menggunakan Spektrofotometer UV - Vis dan FT - IR. Penelitian ini untuk memfabrikasi PEB - MZ dengan teknik LbL , mencari kondisi optimum adsorpsi HDTMA+ pada PEB - MZ, menentukan metode urutan adsorpsi surfaktan dan mempelajari kestabilan interaksi polielektrolit - surfaktan. PEB - MZ telah berhasil dibuat ditandai dengan spektrum FTIR yang menunjukkan gugus - gugus fungsi dari PAH dan PSS.
Didapatkan kondisi optimum adsorpsi surfaktan kationik pada PEB - MZ pada konsentrasi HDTMA-Br 0,04 M (93,92% teradsorpsi), waktu pengadukan 60 menit, pH 8,0. Jika dibandingkan, daya adsorpsi HDTMA+ pada PEB - MZ 5,35 kali lebih besar daripada nilai ECEC zeolit aktif saja. Interaksi surfaktan dengan polielektrolit sangat kuat, dibuktikan dengan % desorpsi hanya mencapai 6,59% dengan pencucian menggunakan HCl 0,01 N sebanyak 3 kali pada temperatur ruang, dan 4,82% dengan HCl 0,01 N sebanyak 1 kali pada temperatur 60°C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30403
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Aulia Pratiwi
"Dalam fabrikasi suatu pipa, diperlukan suatu perlindungan agar pipa terhindar dari serangan korosi. Salah satu metode yang banyak digunakan adalah pelapisan organik dikarenakan mudah untuk dilakukan. Sayangnya, pengaplikasian metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga menghambat proses fabrikasi. Sekarang ini telah terdapat produk cat yang memiliki waktu pengeringan yang cepat.
Dilakukan perbandingan antara produk lama (X) dengan produk baru (Y) untuk mengetahui produk mana yang lebih cepat dan memiliki kualitas yang lebih baik dari segi ketahanan korosi dan daya lekat cat. Dilakukan juga metode preparasi dengan tingkat kebersihan Sa 2,5 dan Sa 3 serta peningkatan temperatur saat aplikasi dilakukan. Tingkat ketahanan korosi diketahui dengan pengujian sembur kabut garam dan daya lekat cat diketahui dengan pengujian adhesi. Untuk mengecek apakah terdapat cacat setelah pengecatan, dilakukan pengujian holiday.
Dari pengujian sembur kabut garam didapatkan kedua produk memiliki ketahanan korosi yang sama baik pada metode scratch maupun metode unscratch. Namun, dari metode unscratch didapatkan blister pada permukaan produk X tetapi tampilannya lebih mengkilap. Untuk nilai daya lekat yang tinggi, didapatkan pada produk Y. Penggunaan perbedaan tingkat kebersihan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas cat, kemudian penggunaan temperatur yang lebih tinggi dan penggunaan produk Y dapat mempercepat waktu pengeringan.

In fabricating a pipe, a protective is necessary to avoid corrosion attack. One method that is widely used is organic coating because it’s easy to do. Unfortunately, application of this method requires a long time thus inhibiting the process of fabrication. Now it has been found a new paint product that has a fast drying time.
Comparison between the old product (X) with a new product (Y) is conducted to determine which products are faster and have better quality in terms of corrosion resistance and paint adhesion. Different preparation methods also performed with the level of cleanliness Sa 2.5 and Sa 3 as well as increasing the temperature at which the application is done. The level of corrosion resistance is known by salt spray test and paint adhesion is known by adhesion test. To check whether there are defects after painting, holiday test is performed.
From salt spray test, obtained the two products have the same corrosion resistance both in the scratch method and unscratched method. However, from unscratched method, obtained that in surface of product X appears blister but it looks shinier. For the higher adhesion, it's obtained on product Y. The use of differences in the level of cleanliness has no significant effect on the quality of the paint, then the use of higher temperatures and product Y can speed up the drying time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Socienty of chemical industry, 1980
576.118 MIC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anikha
"Pembiayaan konsumen adalah kegiatan pembiayaan untuk
pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem
pembayaran angsuran atau berkala oleh konsumen. Hubungan
hukum yang terjadi dalam kegiatan pembiayaan konsumen selalu
dibuat secara tertulis (kontrak) sebagai dokumen hukum yang
menjadi dasar kepastian hukum. Perjanjian pembiayaan konsumen
ini dibuat berdasarkan atas asas kebebasan berkontrak para
pihak. Perjanjian pembiayaan konsumen merupakan dokumen
hukum utama yang dibuat secara sah dengan memenuhi syaratsyarat
sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 1320 KUH Perdata.
Dalam pembahasan skripsi ini, PT.X (kreditur) sebagai
perusahaan pembiayaan konsumen memberikan pembiayaan kepada
Ny.”Y” (debitur). Metode penulisan menggunakan penelitian
normatif serta alat pengumpulan data yang digunakan adalah
studi dokumen dan wawancara. Permasalahan yang dibahas adalah
bagaimana kedudukan para pihak dan bagaimana dampak terhadap
kreditur atas debitur yang cidera janji. Dari penelitian ini
dapat diambil kesimpulan bawah kedudukan kreditur lebih
menguntungkan karena perjanjiannya merupakan perjanjian baku
yang dibuat sepihak oleh kreditur, walaupun demikian
perjanjian baku dianggap sebagai perjanjian yang sah menurut
klausula-klausula syarat sahnya perjanjian karena dibagian
akhir perjanjian tersebut terdapat tanda tangan kedua belah
pihak sehingga apabila dilihat pihak ketiga terhadap
perjanjian ini adalah terdapat kata sepakat diantara kedua
belah pihak. Akan tetapi apabila terdapat klausula-klausula
yang bertentangan dengan undang-undang maka klausula-klausula
tersebut batal demi hukum dan tidak mengikat para pihak,
selanjutnya apabila debitur cidera janji maka debitur wajib
mengembalikan barang bergerak yang dikuasainya kepada
kreditur dengan syarat benda yang dibebani dengan jaminan
fidusia sudah didaftarkan (Pasal 11 UU No. 42/1999). Dalam
prakteknya, benda yang dibebani jaminan fidusia tidak
didaftarkan sehingga kreditur tidak mempunyai hak untuk
melakukan eksekusi terhadap benda yang menjadi objek jaminan fidusia (Pasal 29 UU No.42/1999)"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
S21409
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Oktavina
"

Cedera hati kronis dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, gangguan metabolik, toksin atau gangguan sirkulasi yang jika berlanjut dapat menjadi cedera hati parah sampai sirosis hati jika tidak mendapat pengobatan yang adekuat. Disamping itu, hati memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi untuk membantu pemulihan pasca cedera. Berbagai model cedera hati hewan coba tikus secara khusus dibuat untuk menyerupai penyakit hati kronis pada manusia. Pada penelitian ini, dikembangkan model hewan coba untuk mempelajari proses regenerasi hati menggunakan 2-AAF/CCl4. 2-Acetylaminoflourene (2-AAF) yang menghambat proliferasi hepatosit, sedangkan Carbon tetrachlorida (CCl4) digunakan untuk menginduksi fibrosis hati dan sirosis hati. Setelah pembuatan model hewan coba 2-AAF/CCl4 kemudian diberikan sel punca mesenkimal asal tali pusat manusia dengan harapan dapat memberikan efek positif pada cedera hati kronis yang dinilai dari parameter kadar ALT, Albumin, perubahan anatomi dan histologi dari jaringan hati tikus. Dalam penelitian ini, dalam pembuatan model hewan coba menggunakan tikus winstar jantan dengan pemberian CCl4 dua kali seminggu (2ml/kg) diencerkan dalam olive oil, pemberian secara subkutan selama 12 minggu. Kemudian dikombinasikan dengan 2-AAF setiap hari diencerkan dalam polietilen glikol, pemberian secara intragastrik. Kelompok percobaan terlihat peningkatan kadar ALT, tidak ada perbedaan untuk kadar Albumin, perubahan warna hati menjadi lebih terang dengan permukaan kasar dan bernodul serta memiliki ukuran lebih besar dibandingkan dengan kontrol yang memiliki hati dengan warna merah gelap, permukaan licin tanpa nodul. Selanjutnya dilakukan juga pemeriksaan histopatologis dengan pewarnaan HE, masson trichome dan imunohistokimia (ekspresi kaspase 3), didapatkan hasil yang menunjukkan adanya kerusakan hati (fat degeneration, nekrosis, cell swelling, inflamasi dan fibrosis hati, serta kematian hepatosit). Pada kelompok yang diberikan sel punca asal tali pusat manusia dapat memperbaiki kerusakan hati yang ditandai dengan kecenderungan penurunan kadar ALT, kecenderungan peningkatan kadar albumin, perbaikan anatomi berupa warna hati merah gelap dengan permukaan licin, perubahan histologi yaitu perbaikan jaringan, penurunan derajat fibrosis dan penurunan kematian sel.

 


Chronic liver injury can be caused by a variety of infections, metabolic disorders, toxins or circulatory disorders which, if it continues, can become severe liver injury to cirrhosis of the liver if it does not receive adequate treatment. Besides that, the liver has a high regeneration ability to help with post-injury recovery. Various models of animal liver injury in rats tried specifically made to resemble chronic liver disease in humans. In this research, an experimental animal model was developed to study the process of liver regeneration using 2-AAF/CCl4. 2-Acetylaminoflourene (2-AAF) which inhibits hepatocyte proliferation, while Carbon tetrachloride (CCl4) is used to induce liver fibrosis and liver cirrhosis. After making 2-AAF/CCl4 experimental animal models, human umbilical cord derived mesenchymal stem cells were given in the hope that they would have a positive effect on chronic liver injury assessed by parameters of ALT, albumin, anatomic and histological changes in rat liver tissue. In this study, in making animal models using male winstar rats by administering CCl4 twice a week (2ml/kg) diluted in olive oil, administering subcutaneously for 12 weeks. Then combined with 2-AAF daily diluted in polyethylene glycol, administered intragastrically. The experimental group saw an increase in ALT levels, there was no difference in albumin levels, changes in the color of the liver became brighter with rough and boiled surfaces and had a larger size compared to controls that had hearts with dark red, slippery surfaces without nodules. Histopathological examination was also performed by staining HE, masson trichome and immunohistochemistry (expression of caspase 3), the results showed liver damage (fat degeneration, necrosis, cell swelling, inflammation and fibrosis of the liver, and death of hepatocytes). In groups given human umbilical cord derived mesenchymal stem cells can repair liver damage marked by a tendency to decrease ALT levels, tendency to increase albumin levels, anatomic improvements in the form of dark red heart color with a slippery surface, histological changes, namely tissue repair, decreased degrees of fibrosis and decreased mortality cell.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra J.
"Dalam dunia perdagangan dan bisnis saat ini hampir sebagian besar menggunakan perjanjian baku dalam transaksinya. Perjanjian baku yaitu perjanjian yang isinya dibakukan dan dituangkan dalam bentuk formulir. Baku artinya patokan atau ukuran. Dengan penggunaan perjanjian baku maka pengusaha akan memperoleh efisiensi dalam penggunaan biaya, tenaga dan waktu. Syarat yang tertuang dalam perjanjian baku merupakan syarat yang bersifat mutlak dan tidak dapat ditawar lagi. Perjanjian sewa beli merupakan salah satu contoh perjanjian yang menggunakan format perjanjian baku. Pada sebagian besar perjanjian sewa beli yang ada saat ini, umumnya diatur secara sepihak oleh penjual sewa mengenai pengakhiran perjanjian secara sepihak oleh penjual sewa dalam hal terjadi wanprestasi, misalnya dikarenakan kelalaian pembayaran pihak pembeli sewa. Penjual sewa berhak memutuskan perjanjian secara sepihak dan menarik kembali barang dari tangan pembeli sewa tanpa ada penghitungan jumlah pembayaran angsuran yang telah dilakukan pembeli sewa. Dalam hal ini, wanprestasi dianggap sebagai syarat batal yang mengakhiri perjanjian secara otomatis. Hal ini tentunya akan sangat merugikan pihak pembeli sewa, karena perjanjian diputus secara sepihak tanpa mendengar pembelaan pembeli sewa terlebih dahulu. Beberapa yurisprudensi menyatakan bahwa klausula seperti itu tidak mempunyai kekuatan hukum. Meskipun demikian, saat ini sebagian besar perjanjian sewa beli di Indonesia mencantumkan syarat tersebut. Hal ini selayaknya mendapat perhatian dan ditinjau kembali."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
S21171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwianto Sulistyo Budi
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
S23874
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elen
"Latar belakang. Hubungan antara inflamasi dan koagulasi telah banyak dijelaskan, dimana molekul adhesi memiliki peranan penting dalam inflamasi. Soluble intercellular adhesion molecule-1 (sICAM-1) dan soluble vascular cell adhesion molecule-1 (sVCAM-1) tampak berkaitan dengan trombosis pada beberapa penelitian sebelumnya. Molekul-molekul tersebut meningkat pada stenosis mitral (SM) namun bagaimana hubungannya dengan derajat trombosis atrium kiri belum diketahui.
Metode. Pasien SM derajat sedang-berat (tanpa adanya regurgitasi mitral signifikan) yang menjalani pemeriksan ekokardiografi transesofageal diikutsertakan secara konsekutif sejak September-Oktober 2013. Penilaian gradasi trombosis atrium kiri dilakukan untuk mengkategorikan mereka menjadi kelompok non-trombus dengan left atrial spontaneous echo contrast (LASEC) tebal, dan kelompok non-trombus tanpa LASEC tebal, dan kelompok trombus. Kadar sICAM-1 dan sVCAM-1 dari vena perifer diukur dengan teknik enzymelinked immunosorbent assay.
Hasil. Sebanyak 39 subyek penelitian dengan rerata usia 40,97±9,61 tahun, 71,8% berjenis kelamin perempuan, dan 67,7% memiliki irama fibrilasi atrium. Evaluasi terhadap gradasi trombosis atrium kiri (kelompok non-trombus tanpa LASEC tebal, kelompok non-trombus dengan LASEC tebal, dan kelompok trombus) menunjukkan kadar sICAM-1 sebesar 284,74 (218,79-321) ng/mL, 346,86 (125,68-698,12) ng/mL, dan 395,93 (171,44-1021,53) ng/mL secara berurutan (p=0,280). Kadar sVCAM-1 pada 3 kelompok tersebut sebesar 729,01 (543,93-967,8) ng/mL, 1066 (581,36-2470,6) ng/mL, dan 1158 (668,66-2498,3) ng/mL secara berurutan (p=0,016). Analisis multivariat menunjukkan fibrilasi atrium dan area katup mitral yang mempengaruhi gradasi trombosis.
Kesimpulan. Terdapat perbedaan kadar sVCAM-1 pada kelompok menurut gradasi trombosis atrium kiri pada SM, namun pengaruh sVCAM-1 terhadap gradasi trombosis atrium kiri dipengaruhi oleh fibrilasi atrium dan area katup mitral.

Background. The relationship between inflammation and coagulation has been widely described while adhesion molecules takes important role in inflammation. Soluble intercellular adhesion molecule-1 (sICAM-1) and soluble vascular cell adhesion molecule-1 (sVCAM-1) seemed to be related to thrombosis in previous studies. Those molecules increase in mitral stenosis (MS) but their relationship with left atrial thrombosis gradation is still unknown.
Methods. Patients with moderate-severe MS (without any significant mitral regurgitation) who underwent transesophageal echocardiography were recruited consecutively in September-October 2013. They were divided into three categories of left atrial thrombosis gradation: non-thrombus without dense LASEC group, non-thrombus with dense LASEC group, and thrombus group. sICAM-1 and sVCAM-1 levels in peripheral vein were determined by enzymelinked immunosorbent assay technique.
Results. A total of 39 subjects were enrolled in this study with a mean age of 40,97±9,61 year, 71,8% of them were female, and 67,7% of them had atrial fibrillation. Evaluation on left atrial thrombosis gradation (non-thrombus with dense LASEC group, non-thrombus without dense LASEC group, and thrombus group) showed that sICAM-1 levels were 284,74 (218,79-321) ng/mL, 346,86 (125,68-698,12) ng/mL, and 395,93 (171,44-1021,53) ng/mL, cosecutively (p=0,280). sVCAM-1 levels were 729,01(543,93-967,8) ng/mL, 1066 (581,36-2470,6) ng/mL, and 1158 (668,66-2498,3) ng/mL, consecutively (p=0,016). Multivariate analysis showed that AF and MVA influence thrombosis gradation.
Conclusion. Difference in sVCAM-1 levels was found among left atrial thrombosis gradation groups in mitral stenosis, but its effect on thrombosis gradation was influenced by atrial fibrillation and mitral valve area.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz
"Bahan organik dan bahan an-organik sangat berbeda dalam banyak hal, sehingga sulit untuk terbentuk ikatan adhesi yang sangat kuat diantara permukaan keduanya. Adhesion promoter bekerja pada permukaan material organik dan an-organik untuk menggabungkan keduanya membentuk suatu ikatan yang kuat. Bila bekerja secara optimal, adhesion promoter dapat menggabungkan kedua material organik dan anorganik secara fisik maupun kimia menjadi sebuah ikatan kohesi yang sangat kuat. Telah banyak penelitian-penelitian terdahulu yang membahas mengenai penggunaan beberapa silane sebagai adhesion promoter pada berbagai aplikasi.
Pada penelitian ini penulis membandingkan beberapa jenis silane sebagai adhesion promoter yang digunakan untuk aplikasi sealant pada kaca, menganalisis pengaruh komposisi silane dalam masing-masing campuran dan waktu curingnya terhadap peningkatan daya adhesi dan daya tahan kekuatan adhesif terhadap pengaruh lingkungan, dengan metode uji peel test, dan simulasi Thermal-Humidity Cycle dan Accelerated Weathering test, untuk mendapatkan komposisi silane yang paling tepat yang dapat memenuhi standar otomotif. Didapat γ-Glycidoxypropyltrimethoxysilane memiliki peningkatan kekuatan adhesif yang lebih tinggi pada kondisi normal, namun γ- Isocyanatopropyltriethoxysilane memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap pengaruh lingkungan.

Organic and inorganic materials are very different in many ways, it is very difficult to form adhesive bond between these two materials. Adhesion promoter / primer works between the surfaces of organic material and inorganic material to joint them in order to make a strong bond. If it work optimally, adhesion promoter can joint those organic and inorganic material into strong cohesive bond structure. Many previous researches have explained the use of silane as adhesion promoter.
In this work, we will compare a couple of silane type as adhesion promoter for glass sealant application, to anaylize the effect of silane content in every compunds and it?s curing time to adhesion strength enhancement, and durability of adhesive bond, using peel testing method and simulation using Thermal-Humidity Cycle dan Accelerated Weathering test,, in order to get the appropriate silane content for automotif glass sealant application. Concluded that in normal condition γ- Glycidoxypropyltrimethoxysilane increase adhesion strength better, but γ- Isocyanatopropyltriethoxysilane have better durability."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T44994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This book is a unique source of surface preparation principles and techniques for plastics, thermosets, elastomers, ceramics and metals bonding. With emphasis on the practical, it draws together the technical principles of surface science and surface treatments technologies to enable practitioners to improve existing surface preparation processes to improve adhesion and, as a result, enhance product life.
This book describes and illustrates the surface preparations and operations that must be applied to a surface before acceptable adhesive bonding is achieved. It is meant to be an exhaustive overview, including more detailed explanation where necessary, in a continuous and logical progression.
The book provides a necessary grounding in the science and practice of adhesion, without which adequate surface preparation is impossible. Surface characterization techniques are included, as is an up-to-date assessment of existing surface treatment technologies such as Atmospheric Plasma, Degreasing, Grit blasting, laser ablation and more. Fundamental material considerations are prioritised over specific applications, making this book relevant to all industries using adhesives, such as medical, automotive, aerospace, packaging and electronics.
This second edition represents a full and detailed update, with all major developments in the field included and three chapters added to cover ceramic surface treatment, plasma treatment of non-metallic materials, and the effect of additives on surface properties of plastics.
"
Oxford, UK: William Andrew, 2014
e20427735
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>