Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Handayani Malihatun
Abstrak :
Berdasarkan teori pada umumnya perusahaan penerbangan komersial hanya akan menerbangi suatu rute kalau rute tersebut memang potensial, maksudnya adalah terdapat permintaan masyarakat akan jasa transportasi udara. Maka dari itu seperti yang terjadl saat ini banyak airlines-airlines baru yang menerbangi rute-rute gemuk karena di rute gemuk tersebut masyarakat pengguna jasa transportasi udara jumlahnya banyak dibandingkan dengan rute lainnya sehingga menyebabkan terjadinya penurunan harga yang sangat murah sehingga menimbulkan perang tarif karena untuk merebut market share yang ada. Dengan kondisi adanya perang tarif ini persaingan antar maskapai penerbangan nasional pada dasarnya timbul karena adanya reformasi di bisnis penerbangan menyebabkan terjadinya perlombaan mendirikan perusahaan penerbangan sehingga memicu situasi persaingan yang sangat tajam, dan berhimpunnya maskapai penerbangan yang beroperasi pada rute gemuk, karena rute tersebut memiliki demand angkutan yang besar. maka timbul persaingan untuk memperebutkan penumpang. Sejauh persaingan dilakukan secara sehat oleh maskapai penerbangan maka tidak akan timbul hal-hal yang justru akan merugikan perusahaan, tapi yang tampak pada saat ini sudah menjurus pada persaingan yang tidak sehat yaitu "perang tarif". Dampak adanya perang tarif bagi airlines yang tidak dapat bertahan pada rute gemuk adalah: Pertama, memindahkan rute penerbangannya dari rute gemuk ke rute alternatif. Kedua, mengurangi frekuensi penerbangan di rute gemuk. Ketiga, buka rute tambahan dengan melakukan penerbangan rute panjang, seperti Jakarta-Surabaya-Bali. Jadi maskapai penerbangan tidak hanya melakukan penerbangan tik tok, yaitu Jakarta-Surabaya, Jakarta-Yogyakarta. Keempat, meminimumkan biaya operasional sehingga bisa efisien, Seperti gaji karyawan yang tidak besar, pesawat yang tepat, maintenance dan asuransi yang tidak mahal. Kelima, mengganti armada pesawatnya yang harganya murah dan bahan bakarnya pun irit. Seperti yang dilakukan oleh Lion Air sebelumnya rnenggunakan Airbus akhirnya memilih pesawat MD 82, karena harga sewanya yang jauh lebih murah, bahan bakarnya Iebih irit, dan bisa masuk ke semua rute penerbangan. Berdasarkan hasil akhir matrix pay off dari Lion Mentari Air VS Indonesia Airlines untuk rute Jakarta - Surabaya, maka strategi yang terbaik bagi Lion Mentari Airlines maupun Indonesia Airlines adalah harga dan SDM dengan nilai matrix pay off sebesar (0,098 ; 0,086), karena nilai terbesar bagi kedua airlines tersebut terletak pada SDM dan harga, dan apabila Lion Mentari Airlines memilih strategi harga maka sebaiknya Indonesia Airlines memilih strategi SDM. Hasil akhir matrix pay off dari Garuda Indonesia VS Lion Mentari Air untuk rute Jakarta - Medan, maka strategi yang terbaik bagi Garuda Indonesia maupun Lion Mentari Airlines adalah kualitas dan harga dengan nilai matrix pay off sebesar (0,133 ; 0,083), karena nilai terbesar bagi kedua airlines tersebut terletak pada harga dan kualitas, dan apabila Indonesia Airlines memilih strategi kualitas maka sebaiknya Lion Mentari Airlines memilih strategi harga untuk mengurangi tingkat kerugian yang besar dibandingkan dengan strategi-strategi lainnya. Sedangkan hasil akhir matrix pay off dari Indonesia Airlines VS Garuda Indonesia untuk rute Jakarta - Yogyakarta, maka strategi yang terbaik bagi Indonesia Airlines maupun Garuda Indonesia adalah SDM dan kualitas dengan nilai matrix pay off sebesar (0,062 ; 0,148), karena nilai terbesar bagi kedua airlines tersebut terletak pada SDM dan kualitas, dan apabila Indonesia Airlines memilih strategi SDM maka sebaiknya Garuda Indonesia memilih strategi kualitas karena merupakan strategi terbaik dlbandingkan dengan strategi-strategi lainnya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T11380
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Muthia Kusumawardani
Abstrak :
Munculnya Low Cost Airlines dan skema pengurangan biaya merupakan ancaman besar bagi Full Service Airlines yang menyediakan layanan unggul. Low Cost Airlines mengubah pola harga pasar penerbangan dengan menetapkan harga rendah yang berakibat pada penghapusan layanan tambahan. Penelitian-penelitian terdahulu telah menyelidiki alasan orang-orang memilih Full Service Airline dibanding Low Cost Airline atau sebaliknya. Penelitian ini mencoba untuk memprediksi kepuasan dan intensi perilaku dari penumpang full service dan low cost airlines dengan menguji peranan value for money nilai uang, kualitas layanan, dan citra maskapai penerbangan. Structural Equation Modeling dengan menggunakan Partial Least Square digunakan untuk menguji pengaruh nilai uang, kualitas layanan, dan citra maskapai penerbangan terhadap kepuasan pelanggan dan intensi perilaku mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk penumpang full service airlines, kualitas layanan memainkan peran penting untuk mempengaruhi intensi perilaku, sedangkan untuk penumpang low cost airlines, nilai uang yang dirasakan lebih dipentingkan. Namun, pengaruh nilai uang dan kualitas layanan tidak bisa secara langsung memprediksi intensi perilaku penumpang. Melainkan, intensi perilaku dari penumpang full service dan low cost airlines dapat dicapai melalui jalur kronologis kualitas layanan/nilai uang- kepuasan pelanggan-citra maskapai penerbangan-intensi perilaku. ......The emergence of Low Cost Airlines and their cost reduction schemes is a major threat to Full Service Airlines that are driven by superior services. Low Cost Airlines changed the price pattern of airline market by setting a low price which results in eliminating additional services. There has been research investigating the reasons of people choosing Full Service Airline over Low Cost Airline or vice versa. This research attempts to predict satisfaction and behavioral intentions of full service and low cost airline passengers by examining the role of value for money, service quality, and airline image. Structural Equation Modeling by Partial Least Square was employed to test the effect of value for money, service quality, and airline image on customer satisfaction and their behavioral intentions. Results revealed, for full service airline passengers, service quality plays an important role to affect behavioral intentions, whereas for low cost airline passengers, perceived value for money is more concerned. However, the influence of value for money and service quality cannot directly predict the passengers rsquo behavioral intentions. Instead, the behavioral intentions of full service and low cost airline passengers can be achieved through the chronological path of service quality value for money customer satisfaction airline image behavioral intentions.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Rafli Putra
Abstrak :
ABSTRAK
Perusahaan angkutan udara ditantang untuk mengelola operasi kargo udara secara efisien dengan mengembangkan operasi strategis dan memungkinkan maskapai penerbangan untuk beradaptasi dengan cepat dan efektif sebagai tanggapan terhadap perkembangan pesat industri kargo. Perusahaan angkutan udara yang memiliki penerbangan domestik dan internasional perlu menentukan operasi strategis khusus untuk memenuhi harapan pelanggan karena kedua prosesnya unik. Penelitian ini menganalisis kesenjangan pengetahuan atribut kualitas layanan (SQA) yang disintesis dari tinjauan literatur sistematis dan metode Delphi menggunakan teknik Fuzzy Analytical Hierarchy Process untuk operasi kargo udara domestik dan internasional. Sebagai studi empiris, salah satu maskapai angkutan udara di Indonesia yang melayani pengiriman kargo untuk rute domestik dan internasional dan perusahaan angkutan udara mereka diselidiki. Hasil menunjukkan bahwa atribut kualitas layanan dengan kesenjangan yang lebih tinggi dalam operasi kargo domestik adalah penanganan ketidakteraturan, proses administrasi dan responsif staf. Sedangkan, atribut kualitas layanan dengan kesenjangan yang lebih tinggi di internasional adalah kapasitas gudang, proses administrasi, dan biaya penanganan kargo. Akhirnya, studi ini memberikan titik awal yang sangat berharga bagi operator angkutan udara untuk meningkatkan kualitas layanan kargo untuk menghadapi dinamika industri kargo udara.
ABSTRACT
Air freight carriers are challenged to manage air cargo operations efficiently by developing strategic operations and allowing airlines to adapt quickly and effectively in response to the rapid development of the cargo industry. Air freight carriers which have domestic and international flights need to determine specific strategic operations to meet customer expectations since both processes are unique. This study analyzed the knowledge gap of service quality attribute (SQA) synthesized from a systematic literature review and Delphi method using Fuzzy Analytical Hierarchy Process technique for both domestic and international air cargo operations. As an empirical study, one of air freight carriers in Indonesia serving cargo shipments for domestic and international routes and their air freight forwarders were investigated. The results indicate that service quality attributes with the higher gap in domestic cargo operations are irregularity handling, administration process and staff responsiveness. Whereas, service quality attributes with the higher gap in international are warehouse capacity, administration process, and cargo handling charges. Finally, this study provides air freight carriers with an invaluable starting point for improving cargo service quality to deals with the dynamics of the air cargo industry.
2019
T53439
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanessa Nethania
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai pengaturan hukum persaingan usaha mengenai penetapan harga dan kartel melalui tinjauan yuridis terhadap Putusan No. 15/KPPU-I/2019 Dan Putusan Pengadilan Negeri 365/Pdt. Sus-KPPU/2020/Pn Jkt.Pst Penelitian ini merupakan penelitian yuridis-normatif menggunakan data primer dan sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Para Terlapor dalam kasus ini telah melakukan perjanjian melalui concerted action (meeting of the minds) sehingga memenuhi unsur penetapan harga dalam pasal 5 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999, namun tidak memenuhi unsur kartel dalam pasal 11. ......This Thesis Defense will analyze the use of Indonesian Antitrust Laws regarding Price fixing and Cartel Allegations through Decision Number 15/KPPU-I/2019 and State Court Decision Number 365/Pdt. Sus-KPPU/2020/Pn Jkt.Pst . This research uses the juridicial normative method and also secondary data. Research found that Para Terlapor in this case is guilty of using price fixing through concerted action (meeting of the minds), therefore fulfilling article 5 in Law Number 5 year 1999. This case however does not fulfil article 11 in in Law Number 5 year 1999.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Davidoff, Philip G.
Englewood Cliff: Prentice-Hall, 1992
387.742 DAV a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library