Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arya Pratyaksa Vidyanto
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang penokohan dari karakter Ikari Shinji dalam anime Shinseiki Evangelion. Dengan menggunakan teori tokoh utama oleh Sudjiman, penulis mengkaji anime ini dengan metode deskriptif analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa karakter Shinji adalah tokoh utama karena hubungannya yang intens dengan karakter lain turut membantu jalannya cerita. Anime ini menunjukkan bahwa sebuah cerita dapat diceritakan melalui interaksi antara karakternya, tidak melalui narasi saja seperti anime-anime yang sudah dibuat sebelum ini. Lebih lanjut anime ini juga memperlihatkan bahwa seorang anak yang tidak memiliki kasih sayang orang tua pada masa kecilnya, maka perkembangan psikis sang anak tidak akan sempurna.
This thesis explains about character analysis of Ikari Shinji from Neon Genesis Evangelion. By applying Sudjiman?s theory of main character, writer will analyze this anime with descriptive analytic method. This analysis showed that Shinji is a main character because of his intense relations with other characters. This anime showed that a story can be told with interaction of the characters, not using narration like the anime before Evangelion. Moreover, this anime also showed that a kid who didn?t had a parents love, his mental development will not perfect.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S62482
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marielle Nabila Putri Setiawan Latief
Abstrak :
Jepang terkenal luas dengan layanan terpuji yang dapat ditemukan di setiap bisnis, terlepas dari apakah pelanggannya adalah tamu lokal atau tamu asing. Layanan khusus ini disebut ‘Omotenashi’, istilah yang berasal dari kata ‘motte’ yang berarti memegang dan ‘nashi’ yang berarti tidak ada, diringkas menjadi memberikan layanan terbaik tetapi 'tidak menerima' sebagai balasannya. Anime Isekai Shokudou bercerita tentang restoran ajaib dengan pintu yang terbuka ke dunia lain. Restoran tersebut menyediakan makanan untuk manusia dan makhluk di dunia lain setiap hari Sabtu saat pintu dibuka, dengan omotenashi sebagai layanannya. Dalam tulisan ini, penulis akan menganalisis representasi omotenashi dalam anime Isekai Shokudou dengan menggunakan teori Abdulellah Al-alsheikh tentang 3 elemen yang dimiliki omotenashi yaitu Shitsurai yaitu lingkungan fisik omotenashi dilakukan, Furumai berarti kegiatan omotenashi tersebut, dan Shikake adalah reaksi atau timbal balik pelanggan. Penelitian ini akan menggunakan analisis metode kualitatif. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah budaya omotenashi yang ditampilkan di anime Isekai Shokudou sesuai dengan 3 elemen omotenashi, dan ditampilkan di keseluruhan anime. ......Japan is widely known for commendable service that can be found in every kind of business, regardless if the customer is a local guest or a foreign guest. This special kind service is called ‘Omotenashi’ a term that derives from the word ‘motte’ meaning to hold and ‘nashi’ that mean none, summarized as to give the best of service but ‘take none’ in return. Isekai Shokudou anime tells about a magical restaurant with a door that opens to another world. The restaurant provide foods for people and creatures on the other world every Saturdays when the door opens, with omotenashi as its service. In this paper, the author will analyze the representation of omotenashi in the anime Isekai Shokudou by using Abdulellah Al-alsheikh's theory about the 3 elements that omotenashi has, namely Shitsurai which is the physical environment the omotenashi is carried out, Furumai means the omotenashi activity itself, and Shikake being the customer's reaction or feedback. This research will be using a qualitative method analysis. Results and conclusions of this study is the Omotenashi culture that is shown in the anime Isekai Shokudou corresponds to the 3 elements of Omotenashi, and it is shown in the entirety of the anime.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Edelweisa
Abstrak :
Media memiliki pengaruh besar pada era sekarang ini. Salah satu media tersebut adalah Anime yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dan harapan. Salah satunya adalah dengan adanya female gaze atau sudut pandang perempuan dalam Anime Free! Iwatobi Swim Club. Konsep female gaze yang berkaitan erat dengan adanya manifestasi dan kepuasan emosional perempuan ini juga menjadi salah satu alasan bahwa dapat terjadi objektifikasi pada tokoh lakilaki dalam anime ini. Objektifikasi membuat seseorang dapat dipergunakan, dimanipulasi, dan dikontrol layaknya barang. Objektifikasi biasanya lebih umum dan sering dialami oleh perempuan atas tubuh mereka. Namun demikian, hal itu tidak menutup adanya objektifikasi pada laki-laki. Akibat dari objektifikasi tersebut, laki-laki jadi memiliki standar visual dan sikap tertentu yang tertanam dalam dirinya. Penelitian ini akan menganalisis dan membahas tentang bagaimana objektifikasi juga dapat terjadi pada tokoh laki-laki walaupun dilihat melalui konsep female gaze serta bagaimana dampak dari objektifikasi tersebut baik di dalam maupun luar media Anime Free! Iwatobi Swim Club. Melalui analisis teks dan sinematografi dengan teori female gaze, analisis dilakukan dalam rangka membuktikan adanya objektifikasi pada tokoh dalam Anime Free! Iwatobi Swim Club. Dengan demikian, anime ini menghadirkan adanya objektifikasi pada tokoh laki-laki yang dilakukan oleh perempuan sebagai pemenuhan keinginan atas kriteria ideal laki-laki. ......Media has a significant influence in today's era. One of the mediums is Anime, which can be used to convey messages and aspirations. Such as through the Female gaze in the Anime Free! Iwatobi Swim Club. The concept of female gaze, closely related to the manifestation and emotional satisfaction of women, is also one of the reasons objectification can occur towards male characters in this anime. Objectification is the way someone looks at another subject as usable, manipulable, and controllable like an object. Objectification is more commonly and frequently experienced by women regarding their bodies. However, men are not excluded from this. As a result of such objectification, men develop specific visual standards and attitudes ingrained within them. This research will analyze and discuss how objectification can also happen to male characters through the lens of female gaze. Moreover, what are the impacts of such objectification both within and beyond the Free! Iwatobi Swim Club AnimeAnime. Through textual and cinematographic analysis using the theory of female gaze, this study aims to demonstrate the presence of objectification towards characters in Anime Free! Iwatobi Swim Club. Moreover, this anime presents objectification towards male characters carried out by women as a fulfillment of the criteria for an idealized male.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Nadya Kirana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menawarkan cara pandang baru mengenai representasi persahabatan sesama perempuan dalam anime Kiki’s Delivery Service melalui tokoh Kiki dan Ursula. Penelitian ini sekaligus ingin melihat implikasi representasi persahabatan sesama perempuan dalam karya tersebut terhadap wacana upaya pemberdayaan perempuan Jepang pada awal zaman Heisei. Persahabatan sesama perempuan dicirikan dengan hubungan yang mengedepankan keintiman dan kasih sayang (Ford, 2016). Maka dari itu, dibandingkan dengan laki-laki, perempuan cenderung memiliki tingkat pengungkapan diri yang lebih tinggi. Penelitian ini menggunakan Teori Penetrasi Sosial untuk menguraikan lebih lanjut interaksi yang terjalin dalam persahabatan tokoh Kiki dan Ursula. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengungkapan diri yang terjadi pada tokoh Kiki dan Ursula berhasil membuat mereka merasa berdaya.  Oleh karena itu, anime Kiki’s Delivery Service dapat dikatakan merepresentasikan bahwa pengungkapan diri dalam persahabatan sesama perempuan merupakan salah satu langkah dalam mencapai pemberdayaan perempuan. Selain itu, penelitian ini berargumen bahwa anime Kiki’s Delivery Service turut berkontribusi dalam merepresentasikan upaya pemberdayaan perempuan di Jepang pada zaman Heisei (1989-2019). ......This research aims to analyze and offer a new perspective on the representation of female friendship in the anime Kiki’s Delivery Service through the characters Kiki and Ursula. The study also seeks to explore the implications of female friendship’s representation within the anime on the empowerment of Japanese women discourse in the early Heisei era. Female friendships are characterized by intimate and affectionate relationships (Ford, 2016). Therefore, compared to men, women tend to have a higher level of self-disclosure. This research employs the Social Penetration Theory to further examine the interactions within the friendship of Kiki and Ursula. The findings indicate that the process of self-disclosure in the characters Kiki and Ursula contributes to their sense of empowerment. Hence, Kiki’s Delivery Service can be said as representing that self-disclosure in female friendships is a step towards women’s empowerment. Additionally, the study argues that the anime also contributes to representing efforts towards women’s empowerment in Japan during the Heisei era (1989-2019).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuuki Canna
Abstrak :
Penelitian ini mengeksplorasi teknik humor audiovisual dalam anime Asobi Asobase. Penelitian ini menggunakan teknik humor audiovisual, benign violation theory (teori pelanggaran tanpa ancaman), wacana kishotenketsu, dan prinsip kerjasama Grice sebagai kerangka teoritisnya. Teori benign violation menjelaskan humor sebagai respon terhadap situasi yang melibatkan pelanggaran yang tidak mengancam, sedangkan wacana Kishotenketsu digunakan untuk menjelaskan penyampaian humor dalam anime. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah setiap situasi yang melibatkan ketidaksesuaian secara otomatis menciptakan humor, dan bagaimana wacana kishotenketsu menjelaskan penyampaian adegan lucu dalam media audiovisual Jepang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pengumpulan data dari anime Asobi Asobase untuk menganalisis elemen humor dalam konteks kerangka teori. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman yang lebih dalam tentang korelasi antara ketidaksesuaian linguistik dan humor dalam konteks media audiovisual Jepang, khususnya anime. Penggunaan teknik seperti peculiar voice, exaggeration, dan peculiar music menunjukkan bahwa media audiovisual memiliki keunggulan dalam menghadirkan humor dengan beragam teknik audiovisual. ......This study explores audiovisual humor techniques in the anime Asobi Asobase. This study uses audiovisual humor techniques, benign violation theory, kishotenketsu discourse, and Grice's cooperative principle as its theoretical framework. Benign violation theory explains humor as a response to situations involving non-threatening violations, while Kishotenketsu discourse is used to explain the delivery of humor in anime. This study aims to analyze whether every situation involving incongruity automatically creates humor, and how kishotenketsu discourse explains the delivery of humorous scenes in Japanese audiovisual media. This research uses a qualitative descriptive method and data collection from the anime Asobi Asobase to analyze humor elements in the context of the theoretical framework. This research contributes to a deeper understanding of the correlation between linguistic incongruity and humor in the context of Japanese audiovisual media, particularly anime. The use of techniques such as peculiar voice, exaggeration, and peculiar music shows that audiovisual media has the advantage of presenting humor with a variety of audiovisual techniques.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agnesya Arveila
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat representasi feminisme liberal dalam anime Attack on Titan: The Final Season serta menganalisis makna dari temuan representasi feminisme liberal tersebut. Penelitian ini menggunakan tiga teori sebagai kerangka analisis, yaitu feminisme liberal oleh Alison Jaggar (1983), teori kode televisi oleh John Fiske (2001), dan teori fantasi dalam kesusastraan modern Jepang oleh Susan Napier (1996). Hasil analisis menunjukkan bahwa representasi feminisme liberal yang terdapat dalam Attack on Titan berupa penokohan karakter tokoh perempuan yang berkontribusi dalam militer dan politik, tindakan para tokoh perempuan yang menunjukkan kemampuannya dalam militer, dan kesetaraan hubungan antar tokoh perempuan dan laki-laki di dalam organisasi militer. Representasi perempuan dalam anime Attack on Titan: The Final Season ini dapat dibaca sebagai refleksi terhadap realitas dinamika gender di Jepang pada era kontemporer. ......The purpose of this study is to discover liberal feminism representations in Attack on Titan: The Final Season and to analyze the meaning of these representations. This study uses three theories as a framework for analysis: liberal feminism by Alison Jaggar (1983), television code theory by John Fiske (2001), and fantasy theory in modern Japanese literature by Susan Napier (1996). The results of the analysis show that the representation of liberal feminism presented in this anime is in the form of characterizations of female characters who contribute to politics and the military, the actions of female characters who show their capabilities in the military, and the equality among female and male characters in military units. The representation of women in the anime Attack on Titan: The Final Season can be interpreted as a reflection of the reality of gender dynamics in Japan in the contemporary era.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Septantyo Tri Pamungkas
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang penokohan dari tokoh Kaname Madoka dalam anime Mahou Shoujo Madoka Magica. Dengan menggunakan teori tokoh utama oleh Sudjiman, penulis mengkaji anime ini dengan metode deskriptif analisis. Analisis menunjukkan bahwa Madoka adalah tokoh utama karena intensitas hubungan dengan tokoh lainnya menggerakkan alur cerita. Anime ini menunjukkan perbedaan dengan anime mahou shoujo lainnya karena figur mahou shoujo memberikan kesan negatif, berbeda dengan yang sebelumnya yang menjadikan mahou shoujo sebagai figur kebaikan. Anime ini memiliki pesan moral untuk terus berpegang teguh pada harapan dalam situasi seburuk apapun. ......This thesis explains about character analysis of Kaname Madoka from Mahou Shoujo Madoka Magica anime. Writer will analyze this anime with descriptive analytic method by applying Sudjiman?s theory of main character. Analysis shows that Madoka is a main character because of her intensive interactions with other characters makes the plot flowing. This anime shows difference between older mahou shoujo animes because the figure of mahou shoujo has a negative impact, whereas older ones made mahou shoujo a figure of goodness. This anime also shows a moral message which is to keep clinging to hope no matter how bad the situation.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irayna Putri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses penyajian konten 2.5-D musical pertunjukan sandiwara panggung yang mengadaptasi cerita dari karya budaya populer Jepang seperti anime, manga, dan game berjudul Live Spectacle NARUTO Akatsuki no Shirabe selanjutnya disebut NARUTO AnS dari manga ke atas panggung dan melihat motivasi dari pengadaptasian tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis teks untuk memetakan perbedaan penyajian dari manga ke teater dan studi pustaka. Dari penelitian ini ditemukan bahwa NARUTO AnS mengalami berbagai penyesuaian untuk memenuhi tuntutan di medium barunya, namun tetap setia pada karya yang diadaptasi. Kesetiaan terhadap karya yang diadaptasi tersebut dilakukan untuk memenuhi tuntutan di medium barunya serta untuk mencapai motivasinya, yaitu tujuan kreatif dan ekonomis. Penelitian ini menunjukkan bahwa, sesuai dengan teori Balodis, kesetiaan terhadap karya yang diadaptasi tersebut dilakukan atas dua motivasi yaitu motivasi kreatif dan motivasi ekonomis. ...... This study aims to describe the content presentation process of 2.5 D musicals theater performances from stories of popular Japanese culture such as anime, manga, and game of Live Spectacle NARUTO Akatsuki no Shirabe hereafter referred to as NARUTO AnS ndash from manga to on stage performance and to understand the motivation behind its adaptation. This study is conducted through text analysis method in order to map the presentation difference from manga to on stage theater, and through literature study. From this study it is found that there are several adjustments in NARUTO ndash AnS ndash in order to fulfill requirements in its new medium, though in some areas still remain loyal to its adapted work. Its loyalty towards the adapted work is to fulfill requirements of the new medium to meet its creative and economic motivations. This study reveals that in accordance to Balodis rsquo theory, loyalty towards the adapted work is based on two motivations, creative and economical motivation.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Fadlika Yorinanda
Abstrak :
Anime adalah salah satu bentuk media populer mendunia yang berasal dari Jepang. Dari sekian banyaknya anime, HunterxHunter merupakan serial anime dengan genre Shounen yang berhasil menghadirkan penokohan realistis dan manusiawi dibanding anime bergenre Shounen lainnya. Serial HunterxHunter seringkali menempatkan karakter-karakternya melalui situasi dilema moral untuk menyingkap kepribadian setiap karakternya sampai titik tertentu. Salah satu karakter utama, Gon Freecss adalah salah satu dari sedikit karakter yang mendapat perhatian khusus dalam serial ini. Gon Freecss, salah satu karakter utama dalam serial tersebut adalah karakter yang dieksplorasi secara mendalam pada karya tulis ini. Dalam penelitian ini, ditemukan beberapa bukti yang menunjukkan adanya hal ganjil akan cara Gon memandang suatu hal atau terhadap individu lain. Oleh karena itu, penulis bertujuan untuk menganalisis moralitas karakter Gon Freecs dalam adaptasi anime HunterxHunter (2011). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan semiotika Peirce untuk membantu proses penafsiran serta teori David Hume untuk menjabarkan moralitas karakter Gon Freecss. Hasil dari penelitian ini menyiratkan bahwa manusia tidak bisa dinilai baik atau buruk berdasarkan satu kategori standar moralitas yang sama. Pernyataan tersebut dapat ditarik dari Gon sebagai perwujudan dari inkonsistensi manusia dalam berfikir, berkata, bertindak, memandang atau menilai segala sesuatu berdasarkan latar belakang dan pengalaman kognitif. ...... Anime is one of a form of popular media that originated in Japan and has achieved global popularity. Many from it, a Shounen anime titled HunterxHunter is well-regarded with having a realistic and humane characterization compared to other Shounen titles. HunterxHunter often puts its characters through moral dilemmas to expose each of its character personalities to some certain point. One of the main characters, Gon Freecss is the character that will be explored in depth in this study. In this research, some evidence was found which indicated that there were odd things about Gon's way of looking at things or towards other individuals. Therefore, the writer aims to analyze the morality of the Gon Freecs character in the HunterxHunter (2011) anime adaptation. This research would be conducted qualitatively using Peircean Semiotics method to guide the interpretation process and refers to David Hume’s ideas of morality to elucidate the character analysis of Gon Freecss. The results of this study implies that human cannot be judged as good or bad based on the same standard category of morality. This statement can be drawn from Gon as a manifestation of human inconsistency in thinking, conferring, acting, looking at or judging everything based on personal background and cognitive experience.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Almas
Abstrak :
Penelitian ini akan membahas mengenai ekokritisisme yang ada di dalam anime Gake no Ue no Ponyo karya Hayao Miyazaki dengan menggunakan teori ekokritisisme dari Greg Garrard. Melalui teori tersebut, dapat dilihat bahwa Hayao Miyazaki menggunakan isu-isu lingkungan di dalam karya sastranya sebagai bentuk kritik untuk para manusia yang seringkali melakukan aktifitas yang merugikan mereka yang bukan manusia (Hewan, Alam, dan Roh). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data informasi dari jurnal artikel dan buku yang membahas ekokritisisme dan film-film karya Hayao Miyazaki lainnya. Anime Gake no Ue no Ponyo dianalisis menggunakan metode deskriptif dengan cara memaparkan unsur-unsur intrinsik dan adegan-adegan beserta beberapa cuplikan gambar yang menggambarkan isu-isu lingkungan. Dalam anime ini ditemukan bentuk ekokritisisme yang disampaikan oleh Hayao Miyazaki melalui gambaran habitat Ponyo yang memiliki masalah lingkungan berupa kegiatan overfishing, pencemaran air laut, dan perubahan iklim di Jepang, bencana berupa tsunami dan badai, serta penyelesaiannya oleh tokoh Gran Mamare yang merupakan sesosok Dewi Pengasih. ......This study discusses about ecocriticism in Hayao Miyazaki's Gake no Ue no Ponyo anime using the ecocriticism theory of Greg Garrard. From this theory, it can be seen that Hayao Miyazaki uses environmental issues in his literary works as a form of criticism for humans who often do activities which are harmful to non-humans (Animals, Nature, and Spirits). Furthermore, this study used a qualitative method by collecting information data from journal articles and books regards to ecocriticism; besides, other films by Hayao Miyazaki. Gake no Ue no Ponyo anime was analyzed using a descriptive method by describing the intrinsic elements and scenes along with several snippets of images which depict environmental issues. Moreover, in this anime, it is found a form of ecocriticism which is delivered by Hayao Miyazaki through the description of Ponyo's habitat which has environmental problems; such as, overfishing activities, marine pollution, climate change in Japan, and disasters (tsunami and storm). In addition, it can be seen in the anime that these problems are overcome by the character of Gran Mamare who is a figure of the Goddess of Mercy.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>