Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gumilar Adhi Nugroho
"Andrographis paniculata (AP) dan Syzygium cumini (SC) banyak diteliti sebagai alternatif pengobatan antidiabetes namun kombinasi AP-SC belum pernah diteliti sebelumnya. Pada kombinasi ini, dilakukan penapisan fitokimia, uji toksisitas akut oral, dan uji antidiabetes. Ekstrak AP dan SC, mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, glikosida, tanin, terpenoid dan saponin. Uji toksisitas akut oral kombinasi APSC menggunakan 13 mencit betina galur DDY yang dibagi ke dalam 3 kelompok dan secara oral diberikan satu dosis kombinasi 1:1 APSC (0, 300, 2000 mg/kg BB), pengamatan dilakukan selama 2 minggu. Uji antidiabetes dilakukan menggunakan tikus Sprague-Dawley (SD) jantan yang diinduksi high-fat diet-streptozotosin dosis rendah berganda (HFD-STZ). Tikus diabetes (n=5) diberikan perlakuan satu kali sehari dengan 0,5% CMC (kontrol diabetes), metformin (50 mg/kg), AP (50 dan 100 mg/kg), SC (50 dan 100 mg/kg) atau APSC (100 dan 200 mg/kg) selama 7 hari. Kelompok normal diberikan pakan normal diet. Uji toksisitas akut tidak menunjukkan toksisitas pada fungsi hati, ginjal, dan morfologi organ. Data menunjukkan dosis 100 mg/kg BB AP dan 100 mg/kg BB APSC menunjukkan potensi antihiperglikemik. Pemberian sediaan AP, SC, dan APSC berpotensi poliferatif sel beta pankreas lebih baik dari pemberian metformin, namun pemberian dosis tunggal AP dan SC serta kombinasi APSC cenderung tidak memberikan perbaikan profil lipid.

Andrographis paniculata (AP) and Syzygium cumini (SC) have been widely studied as alternatives to antidiabetic treatment but the combination of AP-SC has never been studied before. In this combination, phytochemical screening, oral acute toxicity testing, and antidiabetic testing were performed. AP and SC extracts contain flavonoids, alkaloids, glycosides, tannins, terpenoids and saponins. The acute oral toxicity test of the APSC combination used 13 female DDY strain mice divided into 3 groups and orally administered one dose combination of 1: 1 APSC (0, 300, 2000 mg/kg BW), observations were carried out for 2 weeks. Antidiabetic testing was carried out using male Sprague-Dawley (SD) rats induced by high-fat diet and multiple low-dose streptozotocin (HFD-STZ). Diabetic mice (n = 5) were treated once a day with 0.5% CMC (diabetes control), metformin (50 mg/kg), AP (50 and 100 mg/kg), SC (50 and 100 mg/kg) or APSC (100 and 200 mg/kg) for 7 days. The normal group was given normal diet food. Acute toxicity tests do not show toxicity to liver, kidney and organ morphology. The data shows a dose of 100 mg/kg AP and 100 mg/kg APSC shows antihyperglycemic potential. AP, SC, and APSC preparations have potentially proliferative pancreatic beta cells better than metformin administration, but the administration of single doses of AP and SC and the combination of APSC tends not to provide improved lipid profile."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Fauziah
"ABSTRAK
Beberapa senyawa kuinazolin-4(3H)-on memiliki aktivitas farmakologi sebagai antidiabetik. Aktivitas antidiabetik yang dihasilkan oleh senyawa kuinazolin-4(3H)-on disebabkan karena senyawa tersebut dapat berinteraksi dengan asam amino pada sisi aktif enzim DPP IV. Modifikasi senyawa kuinazolin-4(3H)-on dengan mensubstitusikan gugus sianobenzil pada posisi N3 dan aminopiperidin pada posisi C2 meningkatkan aktivitas penghambatan terhadap enzim DPP-IV. Atas dasar hal tersebut dirancang senyawa turunan kuinazolinon baru 2-([4-okso-2-(N,N-dimetilaminometil) kuinazolin-3-il] amino) benzonitril berdasarkan pada prinsip bioisosterisme terhadap turunan kuinazolinon yang telah ada. Sintesis senyawa tersebut memerlukan beberapa tahap. Penelitian ini bertujuan memperoleh senyawa antara tahap 1 dan 2 yaitu asam 2-(2-bromoasetamida) benzoat dan asam 2-[2-(dimetilamin)asetamida] benzoat. Sintesis senyawa antara tahap 1 dilakukan melalui reaksi asilasi amina dengan asil halida yang terjadi antara asam antranilat dengan bromoasetil bromida. Uji kemurnian senyawa yang dihasilkan pada tahap 1 menggunakan KLT dengan tiga jenis fase gerak yang berbeda diperoleh bercak tunggal dan elusidasi struktur menggunakan spektrofotometri inframerah menunjukkan bahwa senyawa yang diperoleh adalah asam 2-(2-bromoasetamida) benzoat, dengan nilai rendemen sebesar 82,49%. Sintesis senyawa antara tahap 2 dilakukan melalui reaksi substitusi nukleofilik 2 (SN2) antara senyawa asam 2-(2-bromoasetamida) benzoat dengan dimetilamin. Uji kemurnian senyawa yang dihasilkan pada tahap kedua menggunakan KLT dengan fase gerak campuran etil asetat- metanol (40:32) diperoleh bercak tunggal dan elusidasi struktur menggunakan spektrofotometri inframerah menunjukkan bahwa senyawa yang diperoleh adalah asam 2-[2-(dimetilamin) asetamida] benzoat dengan nilai rendemen sebesar 48,18%.

ABSTRACT
Several quinazolin-4(3H)-one compounds have pharmacological activity as antidiabetic. Their antidiabetic activity is caused by the fact that the compounds can interact with amino acids on the active site of the DPP IV enzyme. Modification of quinazolin-4(3H)-one by substituting the cyanobenzyl group in the N3 position and aminopiperidin in the C2 position increase the inhibitory activity of DPP IV enzyme. Based on this statement, the new quinazolinone derivate was designed "2- ([4-oxo-2- (N, N-dimethylaminomethyl) quinazolin-3-il] amino) benzonitrile" based on the principle of bioisosterism of existing quinazolinone derivatives. Synthesis of this compound require several steps. This study aims to obtain intermediate compounds in stage 1 and 2, namely 2- (2-bromoacetamido) benzoic acid and 2- [2- (dimethylamine) acetamido] benzoic acid. Synthesis of intermediate compounds in step 1, was carried out through acylation reaction of amines group with acyl halides between anthranilic acid and bromoacetyl bromide. The purity test of the compound produced in stage 1 using TLC with three different types of mobile phases obtained single spot and structural elucidation using infrared spectrophotometry showed that the compound obtained in stage 1 was 2- (2-bromoacetamido) benzoic acids, with yield value in the amount of 82.49%. Synthesis of intermediate compound stages 2 was done through the nucleophilic substitution 2 (SN2) reaction between 2- (2-bromoacetamido) benzoic acid with dimethylamine. The purity test of the compound produced in the stage 2, using TLC with the mobile phase of ethyl acetate - methanol (40:32) obtained single spot and the structural elucidation using infrared spectrophotometry showed that the compound obtained was 2- [2- dimethylamine) acetamido] benzoic acid with yield value of 48.18 %.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Tanuputra
"ABSTRAK
Inhibitor DPP-4 merupakan salah satu kelas obat yang menjadi pilihan obat antidiabetes untuk T2DM. Obat ini memiliki keamanan dan profil tolerabilitas yang baik pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal, serta tidak ada gangguan serius pada keamanan kardiovaskular. Dipeptidil peptidase (DPP) adalah subkelas dari famili serin protease. Penghambatan anggota lain selain DPP-4 mengakibatkan efek toksik sehingga diperlukan perancangan obat penghambat yang selektif menargetkan DPP-4. Senyawa berbasis kuinazolinon memiliki penghambatan kuat dan selektivitas yang sangat baik atas protease terkait. Atas dasar tersebut, dirancang turunan kuinazolin baru yaitu 2-((4-okso-2(pirolidin-1-ilmetil)kuinazolin-3-il)amino)benzonitril berdasarkan prinsip bioisosterisme pada senyawa inhibitor DPP-4 turunan kuinazolinon yang telah ada. Sintesis senyawa tersebut diperlukan beberapa tahapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh senyawa antara tahap 1 dan 2 dari senyawa baru turunan kuinazolinon tersebut. Tahap 1 melalui reaksi substitusi asil nukleofilik asam antranilat pada bromoasetil bromida, kemudian dilanjutkan ke tahap 2, dengan reaksi substitusi nukleofilik pirolidin pada senyawa hasil sintesis tahap 1. Rendemen senyawa hasil sintesis tahap 1 dan tahap 2 berturut-turut memperoleh nilai 82,49% dan 56,305%. Uji kemurnian yang dilakukan, meliputi uji KLT dan penetapan jarak lebur. Setelah dinyatakan murni, senyawa dielusidasi strukturnya menggunakan spektrofotometer FTIR. Hasil elusidasi mengindikasikan bahwa reaksi sintesis tahap pertama dan kedua telah berjalan dengan baik. Hasil sintesis tahap 1 diperoleh senyawa asam 2(2bromoasetmida)benzoat. Hasil sintesis tahap 2 diperoleh senyawa 2[(2-pirolidin-1il)asetamida]benzoat sebagai senyawa garam ammonium inter/intramolekuler. Namun demikian, elusidasi struktur lebih lanjut seperti spektrometri massa dan spektroskopi resonansi magnetik inti (NMR) diperlukan untuk mengkonfirmasi lebih meyakinkan dari struktur senyawa yang terbentuk.

ABSTRACT
DPP-4 inhibitors are a class of drugs that are the choice of antidiabetic drugs for T2DM. The drugs have a good safety and tolerability profile in patients with decreased kidney function, and there are no serious disorders of cardiovascular safety. Dipeptidyl peptidase (DPP) is a subclass of the serine protease family. Inhibition of other members besides DPP-4 results in toxic effects so it is necessary to design an inhibiting drug that selectively targets DPP-4. Quinazolinone-based compounds have strong inhibition and excellent selectivity over related proteases. On this consideration, a new quinazolin derivative was designed, 2((4-oxo-2-(pyrrolidine-1-ylmethyl)quinazolin-3-yl)amino)benzonitrile based on the principle of bioisosterism in the DPP 4 inhibitor compound of quinazolinone derivatives that already exist. The synthesis of these compounds requires several steps. The purpose of this study was to obtain intermediate compounds stages 1 and 2 of the new quinazolinone derivative. Stage 1 through the nucleophilic acyl substitution reaction anthranilic acid on bromoacetyl bromide, then proceed to step 2, with the nucleophilic pyrolidine substitution reaction on the compound synthesized in stage 1. The yield of the compound of the synthesis of step 1 and step 2 successively obtained a value of 82.49% and 56.305%. The purity tests carried out include the TLC test and the determination of the melting point. After being declared pure, the structure was elucidated using FT IR spectrophotometer. Elucidation results indicate that the first and second stage synthesis reactions have been going well. The results of the synthesis of stage 1 obtained 2(2bromoacetmide)benzoic acid compounds. The results of the synthesis of stage 2 obtained compound 2[(2-pyrrolidine-1-yl)acetamido]benzoate as an inter/intramolecular ammonium salt compound. However, further elucidation of structures such as mass spectrometry and core magnetic resonance spectroscopy (NMR) is needed to confirm more convincingly the structure of the compounds formed."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Zielda Najib
"Indonesia merupakan negara urutan ke-5 dengan jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) setelah China, India, USA, dan Brazil. Penderita DM terus meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat kemakmuran dan gaya hidup manusia. Penelitian ini bertujuan untuk standardisasi, uji toksisitas akut dan aktivitas antidiabetes ekstrak etanol Garcinia daedalanthera Pierre. Standardisasi meliputi pemeriksaan mikroskopik dan makroskopik, parameter fitokimia, penapisan fitokimia, anal isis cemaran mikroba dan logam berat, uji toksisitas akut meliputi pengujian dengan BSLT dan pengujian terhadap mencit DDY berusia 8 minggu dengan dosis 5, 50, 500, 5000, 10000 dan 20000 mg/kgBB, dan uji aktivitas anti diabetes terhadap tikus wistar jantan dengan dosis 1, 10 dan 100
mg/kgBB. Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak Garcinia daedalanthera mengandung flavonoid, saponin, tanin, steroid dan senyawa fenol. Kadar air sebesar 2,35%, kadar abu 2,51 %, kadar abu tidak larut asam 0,05%, kandungan total fenol sebesar 83,33 g GAEIlOOg dan kandungan total flavonoid sebesar 2g QEIlOOg. LCso ekstrak Garcinia daedalanthera sebesar 435,75 ~g/mL dan LDso diatas 20000 mg/kgBB. Ekstrak Garcinia daedalanthera memiliki aktivitas antidiabetes dengan menurunkan kadar glukosa puasa dan postprandial secara bermakna. Penelitian kami mengindikasikan bahwa ekstrak Garcinia daedalantera mempunyai efek antidiabetes.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T57591
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Risnanda Herdien
"Terapi diabetes dengan obat antidiabetes (OAD) yang umum digunakan memiliki efek samping yang tidak diinginkan serta masih tingginya harga OAD menjadi permasalahan, sehingga perlu dicari atau dikembangkan alternatif OAD lain yang lebih aman, efektif, dan murah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan secara in vitro dan in vivo, flavonoid memiliki khasiat dalam menurunkan kadar glukosa darah. Kulit buah jeruk mengandung banyak senyawa flavonoid. Namun pemanfaatannya belum maksimal walaupun jumlah produksi jeruk dunia sangat tinggi. Penulisan review ini bertujuan untuk mengulas informasi terkini mengenai efek flavonoid pada kulit jeruk dalam manajemen diabetes serta mekanisme molekulernya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya didapatkan bahwa flavonoid kulit jeruk dapat memperbaiki metabolisme glukosa, aktivitas enzim hati, pensinyalan insulin dan regulasi lipogenesis, memperbaiki kerusakan pada sel islet pankreas dan stimulasi sekresi insulin, dan melindungi dari penyakit komplikasi diabetes. Secara keseluruhan, flavonoid kulit jeruk sebagai antidiabetes yang dapat mencegah peningkatan kadar gula darah dan menurunkan resistensi insulin. Flavonoid berperan dalam penghambatan enzim yang utamanya merupakan mekanisme utama obat-obatan dan juga penghambatan pada level ekspresi gen dan sifatnya sebagai antioksidan. Penelitian lebih lanjut mengenai keamanan dan efikasi flavonoid dibutuhkan untuk pengembangan flavonoid kulit buah jeruk sebagai terapi alternatif diabetes melitus.

Diabetes therapy with commonly used of antidiabetic drugs (ADD) have unwanted side effects and the high price become problematic, so it is necessary to find or develop other safer, more effective, and inexpensive ADD alternatives. Based on research models in vitro and in vivo, flavonoids are proven to have efficacy in lowering blood glucose levels. In the citrus peel, flavonoid compounds are abundant. However their utilization is not optimal even though the mass production is very high. This study is to review current information regarding the effects of flavonoids on citrus peel in diabetic management and their molecular mechanisms. Based on the results of research that has been conducted by previous researchers, it was found that the flavonoids of citrus peel can improve glucose metabolism, hepatic enzyme activity, insulin signalling and lipogenesis regulation, repair damage to pancreatic islet cells and stimulate insulin secretion, and protect against complications of diabetes. Overall, citrus peel flavonoids as an antidiabetic can prevent an increase in blood sugar levels and reduce insulin resistance, the two hallmarks in diabetes melitus. Flavonoids play a role in enzyme inhibition, which is the main mechanism of medicine as well as inhibition at the level of gene expression and its antioxidant properties. Further research on the safety and efficacy of flavonoids is needed for the development of citrus fruit peel flavonoids as an alternative therapy for diabetes melitus."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Thiofani
"Dipeptidyl peptidase-4 inhibitors (DPP-4) is an oral therapeutic agent used for treatment of type 2 diabetes that has proven to have a low risk of hypoglycemia and can be well tolerated. Non-selective inhibitory ability of DPP-4 enzyme causes several side effects such as alopecia, thrombocytopenia, splenomegaly, and etc. Quinazolinone analogs have been proven effective as antidiabetic DPP-4 inhibitor agents. Therefore, in context of developing new DPP-4 inhibitor drug, a new quinazolinone derivative compound was designed: "2 - ([4-oxo-2-morpholin-1-ylmethyl) quinazolin-3-yl] amino) benzonitrile" based on principle of bioisosterism towards existing compounds. Synthesis of this compound needs to be carried out through several steps. This study aims to obtain intermediate compounds of step 1 and 2 of target compound. First step is synthesis of 2‐ (2 ‐ bromoacetamido) benzoic acid by reacting anthranilic acid and bromoacetyl bromide in dimethylformamide-1,4-dioxane (1: 1) by stirring for 12 hours. The second step is synthesis of 2‐ [2‐ (morpholin ‐ 4 ‐ yl) acetamido] benzoic acid which is carried out by reacting 2‐ (2 ‐ bromoacetamido) benzoic acid in acetone and morpholine by reflux method. Product compounds were tested for purity by using TLC and melting point determination. The yield of pure compounds obtained in first and second steps were 82.49% and 7.85%, respectively. Characterization compound formed from synthesis of step 1 with FTIR shows that amine group substitution has occurred, shown by the presence of amide groups and C-Br bonds. Whereas characterization of compound that results from synthesis of step 2 with FTIR shows that there were visible C-N bonds, C-O bonds, aliphatic C-H bonds and ionized carboxylic group. These results indicate that intermediate compounds of 2‐ (2 ‐ bromoacetamido) benzoic acid and 2‐ [2‐ (morpholin ‐ 4 ‐ yl) acetamido] benzoic acid have been successfully synthesized. However, by NMR and MS are still needed to provide higher certainty regarding the chemical structure of compound.
Dipeptidyl peptidase-4 inhibitors (DPP-4) adalah agen terapeutik oral yang digunakan untuk pengobatan diabetes tipe 2 yang telah terbukti memiliki risiko rendah hipoglikemia dan dapat ditoleransi dengan baik. Kemampuan penghambatan non selektif enzim DPP-4 menyebabkan beberapa efek samping seperti alopesia, trombositopenia, splenomegali, dan lain-lain. Analog quinazolinone terbukti efektif sebagai agen penghambat DPP-4 antidiabetik. Oleh karena itu, dalam konteks pengembangan obat penghambat DPP-4 baru, senyawa turunan kuinazolinon baru dirancang: "2 - ([4-oxo-2-morpholin-1-ylmethyl) quinazolin-3-yl] amino) benzonitrile" berdasarkan prinsip bioisosterisme terhadap senyawa yang ada. Sintesis senyawa ini perlu dilakukan melalui beberapa tahapan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan senyawa antara tahap 1 dan 2 dari senyawa target. Tahap pertama adalah sintesis 2‐ (2 - bromoacetamido) asam benzoat dengan mereaksikan asam antranilik dan bromoasetil bromida dalam dimetilformamida-1,4-dioksan (1: 1) dengan diaduk selama 12 jam. Tahap kedua adalah sintesis asam benzoat 2‐ [2‐ (morpholin - 4 - yl) acetamido] yang dilakukan dengan mereaksikan 2‐ (2 - bromoacetamido) asam benzoat dalam aseton dan morfolin dengan metode refluks. Senyawa produk diuji kemurniannya dengan KLT dan penentuan titik leleh. Rendemen senyawa murni yang diperoleh pada tahap pertama dan kedua masing-masing adalah 82,49% dan 7,85%. Karakterisasi senyawa yang terbentuk dari sintesis tahap 1 dengan FTIR menunjukkan telah terjadi substitusi gugus amina yang ditunjukkan dengan adanya gugus amida dan ikatan C-Br. Sedangkan karakterisasi senyawa hasil sintesis tahap 2 dengan FTIR menunjukkan adanya ikatan C-N tampak, ikatan C-O, ikatan C-H alifatik dan gugus karboksilat terionisasi. Hasil ini menunjukkan bahwa senyawa antara asam benzoat 2‐ (2 - bromoacetamido) dan asam benzoat 2‐ [2‐ (morfolin - 4 - yl) asetamido] telah berhasil disintesis. Namun, dengan NMR dan MS masih diperlukan untuk memberikan kepastian yang lebih tinggi mengenai struktur kimia suatu senyawa."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Dwiatmi Dewijanti
"Telah dilakukan uji aktivitas antidiabetes dari daun salam (Syzygium polyanthum (Waigh) Walp, yang berasal dari kebun tanaman bumbu di Kebun Propinsi Puspiptek, dengan melakukan maserasi dalam pelarut etanol 70% lalu dipartisi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan butanol. Berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa yang teraktif adalah fraksi ethil acetat maka dilakukan isolasi pada fraksi etil asetat dengan teknik kromatografi kolom lambat, dengan menggunakan fase gerak secara gradien (klorofom-metanol). Dipredeksikan ada beberapa senyawa dari isolat C1 (Quercetagetin; Lucialdehyde B; Valine dan Isomaltose), dari isolat C3 (Quercetagetin; Quercetin; 10-OAcetylgeniposidic acid; Bergenin; Gallic acid), dan dari isolat C5 (Feroxidin; Digiprolactone; Epianhydrobelachinal; 3,7-Dimethyloctane-1,3,6-triol; 5α,8α- Epidioxyer-gosta-6,22-dien-3β-ol; Lucialdehyde B) yang masing-masing telah diidentifikasi dengan spektrofotometer UV-Vis, FT-IR, LCMSMS. Hasil uji aktivitas antidiabetes dengan persen penghambatan pada 100 ug/mL berturut-turut adalah isolat C1 (90,46 ± 1,04), isolat C3 (65,99 ± 3,08) dan isolat C5 (49,00 ± 1,04) dan uji aktivitas antioksodan persen penghambatan pada 100 ug/ml berturutturut isolat C1 (80,32 ± 0,83), isolat C3 (93,94 ± 0,81), dan C5 (34,37 ± 3,30). Hasil analisa NMR dan instrumen lain menunjukkan dalam isolat C3 terdapat galic acid, yang merupakan antioksidan, memperkuat hasil uji aktivitas anti oksidan tertinggi pada isolat C3. Pengujian juga dilakukan pada ekstrak air daun salam dari Jawa Timur (SJT), Jawa Tengah (SJTeng), dan Jawa Barat (SJB), hasilnya aktivitas tertinggi adalah salam yang berasal dari Jawa Tengah (SJTeng) dan dipredeksikan salam dari daerah Jawa Timur (SJT) mengandung senyawa (quercetin dan coniferin) dari Jawa Tengah (SJTeng) mengandung (quercetin dan juncusol) sedangkan Jawa Barat (SJB) mengandung (quercetin, danretucine).

An antidiabetic activity test has been carried out from bay leaves (Syzygium polyanthum (Waigh) Walp, which comes from spice plantations in Puspiptek Province Gardens, by maceration in 70% ethanol solvent and then partitioned using n-hexane, ethyl acetate and butanol solvents. Previously, observed that the most active was the ethyl acetate fraction and isolation was carried out from ethyl acetate fraction by slow column chromatography, using a gradient mobile phase (chloroform - methanol). It was predicted that there were several compounds from isolate 1 (Quercetagetin Lucialdehyde B; Valine and Isomaltose), from isolate 3 (Quercetagetin; Quercetin; 10-O-Acetylgeniposidic acid; Bergenin; Gallic acid), and from isolate 5 (Feroxidin; Digiprolactone; Epianhydrobelachinal; 3,7- Dimethyloctane-1,3, 1,3 6-triol; 5α, 8α) -Epidioxyer-gosta-6,22-dien-3β-ol; Lucialdehyde B) which has been identified by UV-Vis, FT-IR, LCMSMS spectrophotometer. These compounds have antidiabetic activity with inhibition percentage in 100 ug/mL (IC50 values) respectively: C1 (90,46 ± 1,04), C3 (65,99 ± 3,08), and C5 (49,00 ± 1,04). Meanwhile, the antioxidant activity of C1, C2, and C3 were 80,32 ± 0,83; 93,94 ± 0,81; and 34,37 ± 3,30 respectively. The identification of chemical structure prediction obtained by NMR and other instruments showed galic acid is one of the best candidate which also showed the highest antioxidant value. Tests were also carried out on the originating bay leaf water extracts from East Java (SJT), Central Java (SJTeng) and West Java (SJB), where the highest activity results were greetings originating from Central Java (SJTeng) and predicted greetings from the East Java region (SJT) containing compounds (quercetin and coniferin) from Central Java (SJTeng) containing (quercetin and juncusol) while West Java (SJB) containing (quercetin, and retucine)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Phillip
"Pelayanan resep merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian yang berupa kegiatan menyiapkan permintaan tertulis (resep) dari dokter, dokter gigi dan dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat yang tepat kepada pasien dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Akan tetapi, terkadang masih terdapat beberapa resep yang kurang tepat (resep irasional) yang disebabkan oleh pemilihan obat, dosis, dan cara penggunaan yang kurang tepat. Terdapat beberapa dampak yang mungkin diakibatkan karena kesalahan peresepan diatas, mulai dari biaya pengobatan yang lebih mahal hingga kematian. Salah satu pelayanan resep yang sering diberikan kepada pasien di apotek Kimia Farma cabang Pos Pengumben merupakan pelayanan resep PRB (pasien rujuk balik). Pasien rujuk balik (PRB) merupakan pemberian obat-obatan untuk pasien penyakit kronis dengan kondisi stabil untuk kebutuhan 1 bulan dan dapat diulang sebanyak 3 kali. Salah satu jenis penyakit kronik yang dilayani pada program pasien rujuk balik adalah penyakit diabetes. Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme yang menyumbangkan angka kematian tertinggi ketiga di Indonesia. Menurut analisis yang dilakukan terhadap beberapa resep pasien program rujuk balik penderita diabetes, dapat disimpulkan bahwa bentuk ketidakrasionalan resep PRB pada pasien diabetes melitus di Apotek Kimia Farma Pos Pengumben berupa duplikasi obat, terjadinya interaksi obat, dan kurang spesifiknya cara pemberian obat pada resep.

Prescription service is one of the pharmaceutical activities in the form of preparing written requests (prescriptions) from doctors, dentists, and veterinarians to pharmacists to provide and deliver the right medicines to patients and in accordance with applicable regulations. However, sometimes there are still some irrational prescriptions caused by inappropriate drug selection, dosage, and method of use. The above prescribing errors could have a wide range of effects, from increased medical costs to patient death. one of the prescription services that is often carried out at apotek Kimia Farma cabang Pos Pengumben is the Pasien rujuk balik (PRB) prescription service. Pasien rujuk balik (PRB) is the administration of medications for a month to those with stable chronic diseases. One type of disease covered in the PRB program is diabetes. Diabetes mellitus is a metabolic disorder that is responsible for Indonesia's third-highest mortality rate. According to the analysis conducted on several PRB program prescriptions for diabetics, it can be concluded that the irrational forms of prescribing for PRB patients with diabetes mellitus at Apotek Kimia Farma Pos Pengumben are in the form of drug duplication, drug interactions, and a lack of detail in the directions for administering medications."
Depok: 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library