Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Asriningati Paryono
Abstrak :
Resistensi antimikroba adalah salah satu masalah utama yang dihadapi oleh berbagai sektor, dimana masalah ini mengancam efektivitas dari upaya pencegahan dan pengobatan dari penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroba sehingga diperlukan adanya strategi baru untuk mengatasi masalah ini. Salah satu molekul yang secara aktif dipelajari dan dipertimbangkan sebagai strategi alternatif adalah peptida antimikroba yang diproduksi secara alami oleh bakteri yang disebut bakteriosin, terutama yang dihasilkan oleh kelompok Bakteri Asam Laktat (BAL). Penelitian ini bertujuan untuk mengonfirmasi dan mengkarakterisasi bakteriosin dua peptida unik dalam kelas IIb yang diproduksi oleh Streptococcus macedonicus MBF10-2 dengan pendekatan in silico dan konfirmasi sekuens DNA penyandi nonlantibiotiknya. DNA genomik bakteri diesktraksi dari hasil kultur dan gen penyandi nonlantibiotik disekuens dengan metode Sanger. Hasil sekuens dibandingkan dengan sekuens gen penyandi nonlantibiotik hasil Whole Genome Sequencing (WGS) untuk mendeteksi keberadaan mutasi pada sekuens DNA dan asam amino yang dihasilkan. Sekuens asam amino dari kedua peptida kemudian dilakukan pemodelan menggunakan metode de novo, saling ditambatkan, dan divisualisasikan untuk melihat ikatan dan interaksi yang terbentuk. Hasil penambatan Sm1 dengan Sm2 menunjukkan terbentuknya interaksi pada motif A25xxxA29 dan A29xxxG33 dari Sm1, serta S11xxxA15 dan A38xxxA42­ dari Sm2. Penambatan kedua peptida dengan sesamanya menunjukkan terbentuknya interaksi di residu Ala-19, motif G8xxxG12, dan motif A25xxxA29 pada Sm1, serta residu Ala-42, Gly-16, dan motif S11xxxA15 pada Sm2 sehingga diprediksi peptida tunggal sudah memiliki aktivitas inhibisi. Prediksi ini perlu ditelusuri lebih lanjut dengan uji in vitro. ......Antimicrobial resistance is one of the urgent and growing problems that many sectors are facing which threatens the effectivity of preventive and curative effort on treating diseases caused by microbial infection, thus posing the need to discover a novel strategy in order to tackle the problem. One potential molecule currently being actively studied and considered to be an alternative strategy is an antimicrobial peptide naturally produced by bacteria called bacteriocin, especially those produced by the Lactic Acid Bacteria (LAB) group. This study aims to identify and characterize a unique two-peptide bacteriocin within the class IIb bacteriocin produced by Streptococcus macedonicus MBF10-2 through in silico approach and confirmation of its coding DNA. The bacteria’s genomic DNA was extracted from culture and its bacteriocin-coding DNA was sequenced with Sanger Sequencing method. The sequence result was then compared with the initial Whole Genome Sequencing result to detect any mutation in the DNA and its translated amino acid sequence. The amino acid sequence of the two peptides were then modeled with de novo method, docked with each other, and visualized to see the bonds and interactions formed. The docking result showed interactions within the A25xxxA29 and A­29xxxG33 motifs of Sm1 and the S11xxxA15 and A38xxxA42 motifs of Sm2. Docking of each peptide with its own showed interactions in Ala-19, the G8xxxG12 and A25xxxA29 motifs of Sm1 and Ala-42, Gly-16, and the S11xxxA15 motif of Sm2. These interactions pose the possibility that a single peptide might have an inhibition activity of some degree when working on its own. This possibility should be investigated further through an in vitro test.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Rosalyn S.
Abstrak :
Lengkuas merah (Alpinia purpurata K Schum) merupakan salah satu contoh tanaman yang mempunyai efek dalam pengobatan secara tradisional. Parutan rimpang lengkuas merah sering digunakan sebagai obat penyakit kulit, terutama yang disebabkan oleh jamur, seperti: panu, kurap, eksim, jerawat, koreng, bisul, dan lain - lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstrak bahan aktif dari lengkuas yang memberikan aktivitas antimikroba dan melihat perbedaan aktivitas antimikroba dari masing-masing fraksinya. Ekstrak kental diperoleh dengan merendam serbuk lengkuas merah dengan pelarut organik, sedangkan minyak atsiri diperoleh dengan cara destilasi uap. Hasil ekstraksi n-heksana, etil asetat dan metanol dari lengkuas merah diperoleh masing - masing: 7,9 g ( 7,9% '): 9 g ( 9% ) dan 17,3 g (17,3% i). sedangkan minyak atsiri diperoleh 4,5 g (0,6%). Masing - masing terhadap ekstrak kental dan minyak atsiri dilakukan uji aktivitas antimikroba menggunakan Candida albicans dengan metode kertas cakram. Minyak atsiri lengkuas merah' rnenunjukkan aktivitas antimikroba, sedangkan ketiga ekstrak lengkuas merah, hanya fraksi metanol yang mempunyai aktivitas antimikroba terhadap Candida albicans. Dari hasil Kromatografi Lapis Tipis silika gel terhadap ekstrak metanol diperoleh empat spot. Senyawa aktif yang bersifat antimikroba pada ekstrak metanol kemungkinan merupakan hasil sinergi dari keempat komponen yang terlihat pada KLT.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariska Maghfiroh, auhor
Abstrak :
ABSTRAK
Daging adalah salah satu makanan yang cukup banyak dikonsumsi masyarakat dalam berbagai menu masakan atas komposisi gizinya yang tinggi. Namun, daging rentan terhadap penurunan kualitas karena kontaminasi mikroorganisme dan oksidasi lipidnya. Telah diteliti bahwa ekstrak mengkudu mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan memiliki antioksidan yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen yang terkandung dalam ekstrak buah mengkudu dan potensinya dalam memperpanjang umur simpan daging selama masa penyimpanan 15 hari pada suhu beku. Ekstrak buah mengkudu diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Aplikasi pada daging sapi segar dilakukan dengan variasi konsentrasi 2%; 5%; 7% (w/v). Hasil uji GCMS menunjukkan komponen senyawa tertinggi dalam ekstrak buah mengkudu adalah senyawa furfural dan hexanoic acid. Senyawa inilah yang diduga mempunyai kemampuan antimikroba. Kemudian, hasil pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan nilai IC50 ekstrak buah mengkudu sebesar 99,7 μg/ml. Hasil perhitungan koloni bakteri dengan metode TPC menunjukkan ekstrak buah mengkudu memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri dibandingkan dengan bahan kimia sintetis. Semakin besar konsentrasi ekstrak yang ditambahkan, semakin besar kemampuan ekstrak dalam menghambat pertumbuhan mikroba.
ABSTRACT
2015
S65721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farmedia, 2001
616.5 ANT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Soemiati
Abstrak :
Infus kulit buah delima 1000 mg/ml adalah 17,07 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 500 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 250 mg/ml adalah 15,28 mm; pada konsentrasi infus dawn sirih 500 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 500 mg/ml adalah 17,20 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 500 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 1000 mg/ml adalah 17,67 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 1000 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 250 mg/ml adalah 17,42 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 1000 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 500 mg/ml adalah 17,78 mm; pada konsentrasi infus daun sirih 1000 mg/ml dan konsentrasi infus kulit buah delima 1000 mg/ml adalah 18,28 mm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Dalam rangka pencarian aktivitas antimikroba dari aktinomycetes di Papua, sebanyak seratus isolat Actinomycetes yang berasal dari tanah dan serasah dari beberapa ekosistem di Pulau Batanta dan Salawati, Papua Barat telah diuji. Sebanyak 200 ekstrak dari 100 isolat Actinomycetes telah diperoleh melalui dua tahap ekstraksi. Metabolit non polar diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat : metanol (4:1), sedangkan metabolit polar diperoleh dari pemekatan medium menggunakan metode kering beku. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan metode difusi agar, sebanyak 43 dari 200 ekstrak (21,5%) memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri dan khamir (Escherichia coli NBRC 14237, Bacillus subtilis NBRC 3134, Staphylococcus aureus NBRC 13276, Micrococcus luteus NBRC 1367, Candida albicans NBRC 1594, dan Saccharomyces cerevisiae NBRC 10217). Hasil penelitian menunjukkan beberapa ekstrak Actinomycetes memiliki aktivitas anti bakteri gram negatif (1,5%), anti bakteri gram positif (17%), dan anti fungi (17%). Metabolit yang diekstraksi dengan pelarut etil asetat : metanol lebih aktif (35%) dibandingkan dengan pelarut air (17%). Sebanyak lima isolat yang memiliki aktivitas antimikroba tertinggi (BL-13-5, BL-06-5, BL-14-2, BL-22-3, dan Sl-36-1) diidentifikasi berdasarkan data sekuen gen 16S rRNA. Berdasarkan hasil pencarian homologi dengan program BLAST, diperoleh homologi spesies berturut-turut adalah Streptomyces kanamyceticus (92%), Streptomyces verne (92%), Streptomyces narbonensis (92%), Streptomyces malachitofuscus (98%), dan Streptomyces hygroscopicus (96%).
In the framework of exploitation of antimicrobial activity of Actinomycetes in Papua, one hundred isolates of Actinomycetes isolated from soil and leaf litter samples from various ecosystems in Batanta and Salawati Island, Raja Ampat, West Papua were screened. We obtained 200 crude extracts from 100 isolates based on two extraction phases. Nonpolar metabolites were extracted by ethyl acetate : methanol (4:1) solvent while the polar metabolites were concentrated using a freeze-drying method. Based on the agar dilution method, a total of 43 from 200(21.5%) crude extracts have antimicrobial activity against bacteria and yeasts (Escherichia coli NBRC 14237, Bacillus subtilis NBRC 3134, Staphylococcus aureus NBRC 13276, Micrococcus luteus NBRC 1367, Candida albicans NBRC 1594 and Saccharomyces cerevisiae NBRC 10217). Some crude extracts showed anti-Gram negative (1.5%), anti-Gram positive (17%) and antifungal (17%) activities. Crude metabolites which were extracted using ethyl acetate : methanol were more effective on antimicrobial activity (35%) compared with water extraction (17%). Five most potential isolates (BL-13-5, BL-06-5, BL-14-2, BL-22-3, and Sl-36-1) were identified based on 16S rRNA gene sequence data. Sequence similarity search by BLAST program revealed that they show sequence similarities to Streptomyces kanamyceticus (92%), Streptomyces verne (92%), Streptomyces narbonensis (92%), Streptomyces malachitofuscus (98%), and Streptomyces hygroscopicus (96%), respectively.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurazizah Putri
Abstrak :
Resistensi antimikroba semakin sulit diatasi karena keterbatasan obat sehingga dibutuhkan sumber lain untuk dijadikan pengobatan alternatif. Telah diketahui bahwa ekstrak daun Averrhoa carambola (A. carambola) atau belimbing manis memiliki aktivitas antibakteri dan antifungi. Penelitian ini bertujuan menguji potensi antimikroba dari fraksi etil asetat daun A. carambola terhadap tiga mikroorganisme yang berasal dari golongan yang berbeda, yaitu Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Candida krusei. Penelitian dilakukan dengan menentukan nilai konsentrasi hambat minimal dan konsentrasi bunuh minimal. Selain itu, dilakukan pengujian efek kombinasi antara fraksi etil asetat daun A. carambola dan obat yang sudah ada. Metode yang digunakan adalah mikrodilusi. Berdasarkan hasil penelitian ini, fraksi etil asetat daun A. carambola tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa ketika digunakan sebagai zat tunggal. Ditemukan efek indifferent ketika fraksi etil asetat daun A. carambola dikombinasikan dengan gentamisin terhadap Staphylococcus aureus pada konsentrasi 15,625 µg/ml dan 31,25 µg/ml dan efek antagonis ketika melebihi konsentrasi tersebut. Efek indifferent juga diamati pada kombinasi fraksi etil asetat daun A. carambola terhadap Pseudomonas aeruginosa. Aktivitas antifungi fraksi etil asetat daun A. carambola terhadap Candida krusei masih belum dapat disimpulkan. ......Antimicrobial resistance has been increasingly difficult to treat because of limited drug choices. One of the natural resources known to possess antibacterial and antifungal activities is the leaf extract of Averrhoa carambola (A. carambola) or star fruit. This study aims to evaluate the potential of ethyl acetate fraction of the leaf extract of A. carambola as an antimicrobial against three distinguished microorganisms, which are Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, and Candida krusei. This is conducted by determination of minimal inhibitory concentration and minimal bactericidal/fungicidal concentration. The effect of the A. carambola leaves’ ethyl acetate fraction when combined with existing drugs is also evaluated. The method used is microdilution. Based on this study's results, the ethyl acetate fraction of A. carambola leaves does not possess antibacterial activity against Staphylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa when used alone. When combined with gentamicin, the fraction showed indifference against Staphylococcus aureus at concentrations 15,625 µg/ml and 31,25 µg/ml, but showed antagonism when the concentration is higher than that. Indifference was also observed in the combination of the fraction and gentamicin against Pseudomonas aeruginosa. The antifungal activity of ethyl acetate fraction of A. carambola leaf's extract against Candida krusei could not be determined.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Thahirah Widiansyah Putri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan sintesis turunan asam amino dari asam laurat membentuk senyawa lipoamida. Penelitian ini diawali dengan esterifikasi asam laurat menggunakan dry metanol dan bantuan katalis asam HCl pekat. Selanjutnya, campuran tersebut diekstrasi dengan air untuk mendapatkan fasa organiknya berupa metil laurat dan dimurnikan menggunakan kromatografi kolom. Kemudian metil laurat diamidasi dengan asam amino glisin dan fenilalanin agar dihasilkan senyawa lipoamida glisin-laurat dan fenialanin-laurat. Produk yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan FTIR. Hasilnya menunjukkan bahwa masing-masing produk ester memberikan pita serapan medium vibrasi C-N pada bilangan gelombang 1026,17 cm-1 pada glisin-laurat dan 1015,56 cm-1 pada fenilalanin-laurat. Hasil uji toksisitas melalui metode BSLT terhadap larva Artemia salina L. didapatkan nilai LC50 senyawa lipoamida glisin-laurat dan fenilalanin-laurat, masing-masing sebesar 175,724 ppm, dan 1494,729 ppm. Uji aktivitas antimikroba dari semua produk lipoamida menunjukkan adanya aktivitas antimikroba. Kedua senyawa lipoamida memiliki zona hambat yang sama terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli, sebesar 10 mm, sedangkan senyawa glisin-laurat dan fenilalanin-laurat memiliki zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, secara berurutan 7 mm dan 8 mm. ......This study discusses about synthesis of amino acid with lauric acid to form lipoamida compound which has toxicity property. In this research, esterification of lauric acid with dry methanol using concentrated HCl as acid catalyst. Furthermore, the solution was extracted with water to obtain organic phase (methyl laurate) and purified by column chromatography. Then, amidation of methyl laurate with the amino acids, glycine and phenylalanine, respectively. Amidation reaction produces glycine-laurate and phenylalanine-laurate lipoamida compounds. All of ester products were identified using FTIR. The results showed that each lipoamida product gave absorption band C-N at the range of wave number 1026,17 cm-1 for glycine-laurate dan 1015,56 cm-1 for phenylalanine-laurate. The results of the toxicity test using the BSLT method on Artemia salina L. larvae obtained the LC50 values of glycine-laurate and phenylalanine-laurate lipoamida compounds, respectively 175,724 ppm and 1494,729 ppm. Antimicrobial activity test of all lipoamida products had antimicrobial activity. Both lipoamida compounds have the same zone of inhibition for the growth of Escherichia coli bacteria, which is 10 mm. Meanwhile, glycine-laurate and phenylalanine-laurate compounds had zone a inhibition against the growth of Staphylococcus aureus bacteria, respectively 7 mm and 8 mm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiah Rachmatiah
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki beberapa senyawa kimia dari ekstrak n-heksana daun Gambia dulcis Kurz dan aktivitas antimikrobanya. Senyawa tersebut diisolasi dengan cara kromatografi kolom menggunakan silika gel sebagai fasa diam dan campuran n-heksana dan etil asetat (85 : 15) sebagai larutan pengelusi. Senyawa-senyawa hasil isolasi dimumikan dengan cara rekristalisasi. Struktur molekul dari senyawa yang sudah mumi ditentukan dengan menggunakan data spektroskopi (IR, UV-Vis, 1H-NMR, 13C-NMR, MS, dan diffraksi sinar X). Penelitian ini memperlihatkan bahwa ekstrak n-heksana memberikan empat senyawa bane turunan xanton, 8-hidroksi-1,4,5,6-tetrametoksi-3',3'-dimetil kromeno xanton (Gd-0), I , 4, 5, 6-tetrametoks i-3', 3'-d i m eti l krome no xanton (Gd-1), 9-hidroksi-5,6,8-trimetoksi-3',3'-dimetilkromenoxanton (Gd-2a) dan 1-hidroksi-4,5,5,8-tetrametoksi-3',3'-dimetilkromeno xanton (Gd-2b).Pada pengujian aktivitas antimikroba dengan metoda difusi memperlihatkan bahwa senyawa Gd-I dan Gd-2 (campuran Gd-2a dan Gd-2b) memberikan efek terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. ...... This work was carried out to investigate some chemical constituents from the n-hexane extract of Garcinia dulcis Kurz's leaves and their antimicrobial activity. The compounds were isolated by column chromatography on silica gel and eluted with a n-hexane-ethyl acetate system (85 : 15). The isolated compounds were purified by recrystallization. The structure of purified compounds were established using spectroscopy data (IR, UV Vs, 1H-NMR, 13C-NMR, MS and X-ray diffraction). The study showed that the n-hexane extract afforded four new xanthone derivatives 8-hydroxy-1,4,5,6-tetramethoxy-3',3'-dimethylchro menoxanthone (Gd-0), 1,4,5,6 tetramethoxy-3',3'-dimethylchromeno xanthone (Gd-I ), 1 -hyd roxy-5, 6 , 8-trimethoxy-3',3'-dimethylehromeno xanthone (Gd-2a), 1-hydroxy-4,5,6,8-tetramethoxy-3',3'-dimethylchromeno xanthone (Gd 2b) . The antimicrobial activity test showed that the Gd-1 and Gd-2 compounds (Gd-2a and Gd-2b mixture) had effect on Staphylococcus aureus.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>