Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Williams, Bill
Rolling Meadows, Ill.: Bank Administration Institute, 1988
332.106 WIL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Niayah Erwin
Abstrak :
Paket kebijaksariaan 1 Juni 1983 merupakan awal paket deregulasi di bidang perbankan yang menyebabkan bank-bank bebas untuk menentukan sendiri suku bunga deposito, tabungan, bunga pinjaman yang diberikan, serta pengurangan pemberian kredit likuiditas oleh bank sentral. Paket kebijaksanaan 27 Oktober 1988 adalah deregulasi yang dilakukan pemerintah terhadap bidang keuangan, moneter dan perbankan yang menyebabkan menjamurnya bank bank baru, dan pembukaan kantor-kantor cabang di mana-mana. Dua paket tersebut di atas adalah merupakan dua paket yang patut dicatat oleh dunia perbankan Indonesia, oleh karena dua paket tersebut di atas secara tidak langsung telah menuntut para perbankan nasional harus mampu tumbuh secara dewasa dan profesional. Banyak kalangan perbankan merasakan bahwa deregulasi tabun 1988 adalah merupakan awal dari kebangkitan sekaligus juga merupakan awal dari kemerosotan perbankan Indonesia. Karena deregulasi tersebut menuntut ketrampilan manajemen serta sistim yang digunakan dalam mengelola kekayaan, hutang dan modal dalam rangka meningkatkan margìn bank ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat. Ada beberapa bank yang pada awalnya memiliki jumlah asset besar tapi pada akhirnya ambruk oleh karena kekurang siapan sistem dan manajemennya untuk mengelola asset tersebut. Penghimpun dana masyarakat pada saat ini dirasakan semakin sulit, sedangkan proporsi dana murah terhadap total dana masyarakat yang dihimpun semakin lama semakin mengecil sebaliknya proporsi dana mahal semakin lama semakin membesar. Kecenderungan ini akan sampai pada titik bahwa dana yang diperoleh seluruhnya rnerupakan dana mahal yang sangat meinpengaruhi Net Interest Income bank. Artinya bahwa Net Interset Income akan cenderung semakin mengecil, sedangkan harapan dan Owner adalah Net Interest Income yang semakin meningkat. Untuk menjembatani kedua hal yang bertolak belakang tesebut, manajemen mencoba menggunakan suatu ilmu terapan yang disebut dengan "Asset Liability Management" untuk mencari keseimbangan struktur di kedua sisi neraca yakni antara sisi asset dan liability agar tetap dapat bertahan pada NII yang telah ditentukan serta mencoba menemukan porfolio yang peka terhadap gejolak bunga. Pergerakan tingkat bunga yang cukup besar di pasar uang maupun pasar modal akan mempengaruhi ketahanan Asset dan Liability suatu bank. Sedangkan bila ditinjau dari Balance sheet suatu bank, rnaka hampir semua kredit yang disalurkan berasal dari dana pihak ketiga. Penataan atas asset "Interset rate risk" merupakan tujuan penting dalam penataan asset dan liability di dalam mempertahankan maupun menciptakan Net Interest Income yang tinggi. Interest rate risk merupakan alat untuk pemilihan strategi dan taktik guna mencapai interest spread dalam situasi pergerak tingkat bunga yang cukup besar di pasar uang Inaupur pasar modal (interest rate volatility).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tovik Indrianto
Abstrak :
Studi kasus ini dilakukan untuk melakukan evaluasi penerapan konsep optimalisasi aset dalam konteks manajemen aset PT. ABC. Evaluasi optimalisasi aset bertujuan untuk menghasilkan manfaat ekonomi melalui penggunaan kapasitas yang optimal. Penggunaan aset yang belum optimal mengindikasikan aset yang tersedia tidak digunakan secara optimal. Hal tersebut dapat berdampak pada penurunan profitabilitas, harga produk yang tidak kompetitif, serta biaya investasi aset. Penelitian ini untuk bertujuan untuk menganalisis optimalisasi dalam konteks manajemen asets di PT. ABC serta kendala yang dihadapi dalam penerapan optimalisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara untuk mendapatkan data primer sebagai bahan analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa evaluasi penerapan konsep optimalisasi dalam manajemen aset di PT ABC masih belum sempurna karena beberapa hambatan, yaitu :(i) standar teknis yang ditentukan oleh PT XYZ sebagai holding membatasi optimalisasi utilisasi aset; (ii) peraturan pemerintah daerah / instansi dalam pengunaan tiang dan tower; (iii) sistem manajemen aset belum dapat memberikan informasi rinci kondisi fisik aset. Oleh karena itu, rekomendasi agar konsep optimalisasi dalam manajemen aset dapat diterapkan dengan sempurna, adalah : i) melakukan revisi standar teknis untuk pemanfaatan aset sesuai dengan kebutuhan pasar dan pelanggan; ii) melakukan pendekatan pada para pemangku kepentingan, khususnya pemda, instansi pemerintah dan PT XYZ, untuk berkolaborasi dalam mencari solusi yang saling menguntungkan; iii) meningkatkan kapabilitas sistem manajemen aset agar dapat memberikan informasi yang lebih akurat tentang fisik aset ......This case study was conducted to evaluate the application of the asset optimization concept in the context of PT asset management. A B C. Asset optimization evaluation aims to generate economic benefits through optimal capacity use. Suboptimal use of assets indicates that the available assets are not used optimally. This can have an impact on decreasing profitability, uncompetitive product prices, and asset investment costs. This research aims to analyze optimization in the context of asset management at PT. ABC and the obstacles faced in implementing optimization. This research uses a qualitative approach with an interview method to obtain primary data as material for analysis. The results of the analysis show that the evaluation of the application of the optimization concept in asset management at PT ABC is still not perfect due to several obstacles, namely:(i) technical standards determined by PT XYZ as a holding limit the optimization of asset utilization; (ii) regional government/agency regulations regarding the use of poles and towers; (iii) the asset management system cannot provide detailed information on the physical condition of assets. Therefore, recommendations so that the concept of optimization in asset management can be implemented perfectly are:i) revise technical standards for asset utilization in accordance with market and customer needs; ii) approach stakeholders, especially regional governments, government agencies and PT XYZ, to collaborate in finding mutually beneficial solutions; iii) improve the capabilities of the asset management system so that it can provide more accurate information about physical assets.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Yudha Prawiro
Abstrak :
Aset bagi sebuah perusahaan adalah modal penting dalam menjalankan bisnis perusahaan. Salah satu bentuk aset perusahaan adalah lahan/tanah. Pada umumnya asset tanah dapat bernilai ketika asset tanah dijual atau dikembangkan. Jika dikembangkan maka asset tanah tersebut dapat berkontribusi produktif bagi perusahaan, namun sebaliknya jika Aset tanah tersebut tidak dikembangkan (idle) akan berkontribusi non produktif bagi perusahaan. Pengembangan asset tanah ini dapat dilakukan Perusahaan pemilik asset tanah ataupun dengan cara Kerjasama dengan Mitra. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk kerjsama yang dapat dilakukan pada asset tanah, kemudian menemukan variable risiko dominan yang berpengaruh dalam Kerjasama Pemanfaatan tanah, dan untuk mengetahui respon terhadap risiko dominan yang timbul dalam bentuk Kerjasama pemanfaatan tanah. Pada penelitian ini digunakan metode analisis arisp perusahaan, kuesioner dan studi kasus untuk mencapai tujuan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah improvement dalam perencanaan Kerjasama pemanfaatan asset tanah berbasis risiko. ......Assets for a company are important capital in running the company's business. One form of company assets is land. Commonly land assets can be valuable when land assets are sold or developed. If developed, the land assets can contribute productively to the company, but on the other hand, if the land assets are not developed (idle) it will contribute non-productive to the company. Development of land assets can be carried out by companies that own land assets or by way of cooperation with partners. This study aims to determine the form of cooperation that can be carried out on land assets, then to find the dominant risk variable that influences land use cooperation, and to determine the response to the dominant risks that arise in the form of land use cooperation. In this study, company arsip analysis methods, questionnaires and case studies were used to achieve the objectives of this study. The result of this research is improvement in risk-based land asset utilization cooperation planning.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elbert Frits Putranto
Abstrak :
Sekalipun beberapa indikator ekonomi makro telah menunjukan perbaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sektor ekonomi rill masih belum tampak pulih akibat lesunya pasar, investasi yang belum menunjukkan pertumbuhan serta beban pengembalian kredit yang masih cukup berat. Kinerja Bank Y di tahun 2001, kemungkinan besar masih akan tertekan oleh perolehan pendapatan bunga bersih yang negatif (negative spread), karena turunnya pendapatan bunga dan earning asset bank, yaitu pinj aman. Hal in! timbul karena sedikitnya kredit yang dapat dikucurkan Bank Y. Untuk dapat menghindari resiko kredit, bank cenderung memilih menempatkan dananya pacla surat-surat berharga pasar uang, danipada memberikan kredit dengan resiko dan ketidakpastian pasar. Hal ini erat kaitannya dengan fluktuasi keuntungan bank dan pengelolaan asset dan kewajiban bank. Bank Y dalani mengelola asset dan kewajibannya hanis melakukannya secara prudent dan profesional serta menerapkan strategi jangka pendek dan jangka panjang yang tepat. Dalam karya akhir ini dianalisis kesenjangan dan profitabilitas Bank Y selama periode 31 Desember 2000 dan di dalam kurun waktu 1 tahun mendatang. Permasalahan karya akhir ini hanya alcan dibatasi pada analisis kesenjangan tingkat bunga pada akhir tahun 2000 dan pengaruhnya terhadap perolehan bunga bersih Bank Y jika terjadi pergerakan tingkat bunga SBI. Adapun tui uan dan karya akhìr ini adalah untuk mengetahui kondisi kesenjangan tingkat bunga antara asset dan kewajiban Bank Y di tahun 2000, mengetahul pengaruh yang ditimbukan perubahan tingkat bunga SHI terhadap profitabilitas atau pendapatan bunga bersih Bank Y akibat adanya kesenjaragan tingkat bunga (interest raie gap), dan menekan strategi yang sebaiknya ditempuh ALCO Bank Y dalam mengelola kondisi kesenjangan tersebut, agar tetap tercapai proiftabilitas yang diinginkan. Karya akhir ini menggunakan metode yang bersifat deskriptif kuantitatif yang bermaksud mengupas permasalahan seputar resiko yang ditimbulkan oleh kesenjangan tingkat bunga dan bagaimana pengelolaan asset dan kewajiban ini agar dapat meningkatkan net interest income bank, melaiui strategi-strategi pengelolaan yang baik Adapun tahapan-tahapan dalam melakukan anaJisis tersebut adaiah pertama, melakukan siniplifìkasi neraca. Kedua, m&akukan analisis vertikal terhadap neraca berdasarkan sensitivitas tingkat bunga. Ketiga, pemilahan komponen neraca berdasarkan time maturity. Keempat, menghitung kesenjangan dan rasio kesenjangan antara asset dan kewajiban. Kelima, menghktung rate diferrential dan asset dan kewajiban dan mengliitung net Entere si income yang diperoieh. Keenani, menghitung perolehan net interest income dan estimasi perubahan dan net interest income dengan menggunakan what i/analysis, yaitu anaiisis yang melihat pengaruh tingkat bunga terbadap Nil Bank Yjika diasumsikan tingkat bunga raie sensitive mengalami kenaikan sebesar 1% dan 2% atau jika tingkat bunga mengalami penurunan sebesar 1% dan 2%, akibat fluktuasi tingkat bunga SBI. Dari hasil anaiisis, dapat kita simpulkan bahwa kesenjangan yang terjadi di Bank Y adalah kesenjangan negatif, dimana RSA-RSL. Dengan dernikian jika terjadi J kenaikan tingkat bunga, profitabilitas Bank Y akan turun dan sebaliknya akan meningkat. Agar value of the firm dan Bank Y tersebut dapat tetap maksimal, diperlukan pengelolaan dan pengawasan yang dilalcukan secara profesional agar dapat menjadi bank yang sehat dan dipercaya rnasyarakat dan investor. Pada akhir bagian dan karya akhir ini kami benikan kesimpulan dan saran kepada Bank Y dan para pembaca mengenai pengelolaan asset dan kewajiban yang sebaiknya dilaksanakan agar dapat dijadikan acuan dalam menyajikan informasi bagi para pengambil keputusan ALCO.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Nugroho
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah yang sering dihadapi dalam pengelolaan bank adalah hal-hal yang berhubungan dengan Assets and Liabilities . Bagi suatu bank penataan unsur-unsur assets dan liabilities yang dimilikinya akan rnenentukan besarnya pendapatan yang akan diperolehnya.

Studi ini bermakSud untuk menganalisa kinerja bank, dalam hal ini Bank Rakyat Indonesia, melalui pendekatan Asset Liability management. Analisa yang dilakukan terhadap data?data keuangan bulanan BRI tahun 1991, dalam hal ini. balance sheet dan income statement. Pertama-tama tiap?tiap unsur assets dan liabilities dipilah-pilah menurut jenisnya dan pendapatan yang diperolehnya atau biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya, ROE model dipergunakan untuk menganalisa perkembangan tahunannya. Analisa GAP dipergunakan untuk memperlihatkan proses manajemen Asset Liabilities yang dilakukan oleh BRI sepaniang tahun 1991.

Pada tahun 1991 BRI merupakan bank dengan asset terbesar namun profit margin-nya merupakan yang terkecil dibandingkan dengan bank-bank umum milik pemerintah lainnya. Rendahnya profit margin BRI tersebut disebabkan makin mengecilnya interest spread, sehingga NIM yang diperoleh juga makin kecil.

Mengecilnya interest spread tersebut disebabkan oleh meningkatnya biaya bunga yang dikeluarkan. Makin, mahalnya biaya bunga menuntut BRI untuk mengembangkan sumber?sumber dana yang murah. Selanjutnya untuk lebih meningkatkan profit margin yang diperolehnya, BRI mengembangkan sumber?sumber pendapatan non- bunganya, serta menekan biaya?biaya non bunga yang dikeluarkan.

Biaya non-bunga yang dikeluarkan dapat ditekan dengan memperbaiki kualitas portfolio kredit yang disalurkan dengan memfokuskan pada bidang usaha yang mempunyaí prospek. Selanjutnya BRI membina nasabah?nasabah penerima kreditnya untuk mempertajam wawasan usahanya.

Untuk meningkatkan efektivitas sumberdaya manusia yang dimilikinya, peningkatan kualitasnya melalui pelatihan-pelatihan yang teratur perlu untuk dilaksanakan, Penìngkatan kualitas sumberdaya manusia ini bertujuan untuk mengoptimumkan penggunaan biaya tenaga kerja dan biaya operasional dalam memperoleh pendapatan. Pendapatan non-bunga dapat dikembangkan lagi dengan memberikan layanan jasa?jasa keuangan, memanfaatkan luasnya jaringan kerja yang dimiliki BRI.

Dalam rangka mengembangkan pendapatan bunga, studi ini merekomendasikan untuk lebih mengembangkan lagi Kupedes yang memiliki suku bunga tertinggi dibandingkan dengan produk-produk penyaluran dana lainnya dengan lebih mendayagunakan jaringan kerja yang dimiliki di pelosok-pelosok pedesaan.

Sedangkan untuk menekan biaya bunga, direkomendasikan untuk lebih mengembangkan produk-produk penghimpunan dana yang tingkat bunganya rendah, seperti Giro Rp dan Giro Valas, dengan cara meningkatkan daya tariknya misalkan dengan sedikit menaikkan suku bunganya maupun dengan memberikan hadiah (promosi dana), serta mengurangi penghimpunan dana yang tingkat bunganya tinggi.

Menata Asset Liability secara pro-aktif, bukan reaktif untuk dapat lebih mengantisipasi perubahan-perubahan ekstern yang akan mempengaruhi industri perbankan pada urnumnya dan BRI pada khususnya.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Laksmi R.A.
Abstrak :
Deregulasi disektor perbankan yang diawali dengan Kebijaksanaan 1 Juni 1983 dan diperkuat oleh Kebijaksanaari Paket 27 Oktober 1988 beserta perangkat peraturan-peraturan lainnya, menyebabkan terjadinya perubahan yang mendasar dalam sendi-sendi operasional perbankan di Indonesia, karena mampu merubah pola usaha yang selama ini bersifat pasif (orientasi pada produk) kearah pola usaha yang bersifat aktif (orientasi pada pasar/konsumen). Semuanya ini dilakukan dalam usaha mempertahankari pangsa pasar yang ada dan untuk melakukan perluasan usaha dalam situasi persaingan yang semakin tajam. Hal ini merupakan tanda bahwa pengelolaan aset dan liabiliti bank merupakan hal yang dominan dengan berusaha mempertahaTikan atau meningkatkan profitabilitas yang sudah ada. Dengan melimpahnya dana masyarakat yang berbasil dikerahkan bank-bank yang terutama didominasi oleh dana jangka pendek (6 bulan), menyebabkan struktur dana tersebut sulit untuk mendukung investasi disektor rill yang biasanya berjangka panjang, sehingga lehih banyak yang disalurkan kepasar uang maupun menyalurkan kelebihan likuiditasnya ke sektor-sektor yang bersifat konsumtif sehingga menyebabkan meningkatnya laju inflasi. Itulah sebabnya mengapa perbankan merupakan industri yang paling banyak diregulasi,baik oleh peraturan yang berskala nasional maupun internasional. Pengelolaan aset dan liabiliti bank adalah pengelolaan keuangan bank secara terintergrasi yang secara simultan memantau komposisi dan volume aset dan liabiliti, yang berarti menyangkut masalah pendanaan, sensitivitas tingkat suku bunga, penentuan tingkat hutang serta penentuan harga aset yang sesuai. Pengelolaan terutama diarahkan kepada spread (net income maigin) yang menghubungkan 2 aspek penting yaitu penghasilan yang diperoleh dari financial aset serta biaya yang timbul sebagal akibat dari financial liability yang dimiliki bank. Pembahasan dipusatkan pada situasi tiga (3) tahun sebelum dan sesudah Pakto 27 Oktober 1988. Pengelolaan aset dan liabiliti ini dilakukan oleh suatu komite yang mengelola fungsi utama bank dan bertanggung jawab Iangsung kepada Dewan Direksi. Penataan dana perbankan terutama dipusatkan pada likuiditas, posisi gap antara aset dan hutang, dana valuta asing serta earning asset dan investasi bank. Hal ini disebabkan karena bank menghadapi serangkaian aset, hutang dan hutang bersyarat yang didiversifikasi selama jangka waktu tertentu dan dalam situasi perubahan lingkungan usaha yang selalu berubah-ubah. Metode yang biasa digunakan untuk pengelolaan aset dan liabiliti bank yaitu gap management yang mengkoordinasikan semua komponen yang ada didalam neraca bank (baik yang tingkat suku bunganya variabel maupun tetap) dengan memusatkan perhatiannya pada hubungan antara variabel rate assets (VRAs) dan variable rate liabilities (VRLc), yang dalam kenyataannya selalu di rolled-over dan disesuaikan kembali harganya selama periode tertentu. Ada 2 cara yang digunakan untuk menganalisa gap management yaitu: a. Interest margin variance analysis. Merupakan suatu teknik analisa yang menyoroti bagaimana pengaruh perubahan tingkat bunga, volume sumber daya serta asset liability mix terhadap net interest margin (net interest margin/NIM ialah perbedaan antara pendapatan bunga dan biaya bunga yang dinyatakan sebagai prosentase dan earning asset). b. Funds gap analysis. Merupakan analisa sumber dan penggunaan dana yang dikelompokkan berdasarkari tanggal jatuh waktu masing-masing komponen neraca, baik yang memillki tingkat bunga variabel, tetapi maupun yang tanpa bunga, dengan asumsi bahwa bank memiliki perencanaan tahunan. Dalam situasi tingkat bunga pasar naik, maka spread bank akan menurun, karena pengaruhnya terhadap kenaikkan tingkat suku bunga sumber duna yang biasanya sangat sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga dipasar. Strategi gap dalam praktek sulit untuk diterapkan karena sulitnya menyesuaikan tanggal jatuh waktu masing-masing komponen aset dan liabiliti yang sangat peka terhadap tingkat bunga, adanya interaksi antara risiko tingkat bunga dan risiko kredit, pengaruh adanya risiko tlngkat keengganan konsumen terhadap struktur tingkat bunga , baik yang berasal dari pinjaman maupun deposito. Net interest margin sangat dipengaruhi faktor eksternal yaitu naik turunnya tingkat suku bunga yang berada diluar kontrol bank dan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, deregulasi dan perubahan tingkat bunga di pasar serta faktor internal yaitu faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh bank yang biasanya berasal dari organisasi intern bank itu sendiri. Analisa yang mengguriakan margin variance analysis Ini sulit untuk diterapkan apabila pihak penganalisa berada diluar organisasi bank, karena pengelompokkan komponen sumber dana dan aset yang menghasilkan sulit untuk ditentukan secara tepat, baik bobot masing-masing komponen, volume, jenis maupun tanggal jatuh waktunya secara tepat. Hasil analisa funds gap rasio menjeaskan bahwa periode Post- Pakto memperlihatkan terjadinya perubahan dalam struktur sumber dan penggunaan dana bank. Secara umum terjadi penurunan dalam komposisi funds gap rasio hal ini menunjukkan semakin menurunnya bagian dan sumber dana yang tingkat bunganya varlabel yang kemudian dipinjamkan atau ditanamkan dengan tingkat bunga yang variabel pula. Berarti semakin besar bagian dan sumber dana yang ditanamkan pada usaha-usaha dengan tingkat bunga yang tetap. Pada situasi tingkat bunga pasar meningkat akan menyebabkan peningkatan pada biaya sumber dana (biasanya sangat sensitif terhadap perubahan tingkat bunga di pasar) sehingga spread akan menurun. Laporan tingkat suku bunga pada bank umum pemerintah memperlihatkan bahwa walaupun persentase pertumbuhan pendapatan meningkat, tetapi persentase pertumbuhan biayanya cenderung meningkat sehingga secara umum spreadnya menurun. Pada bank swasta nasional, situasi yang terjadi juga sama. Pengaruh perubahan tingkat bunga, pertumbuhan ekonomi dan inflasi sangat erat kaitannya terhadap spread baik pada bank pemerintah maupun bank swasta, hanya dalam kasus yang terakhir ini masih terdapat fakior-faktor lain yang ikut mempengaruhi. Demikianjuga halnya rasio likuiditas, solvabilitas maupun profitabilitas, bank pemerintah memperlihatkan kinerja yang lebih bagus darlpada bank swasta nasional. Tetapi secara keseluruhan pada periode Post-Pakto terlihat adanya penurunan dan rasio-rasio tersebut.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Pamudiantara
Abstrak :
ABSTRAK Dengan adanya krisis ekonomi yang terjadi sampal saat ini, yang di mulai dengan jatuhnya nilai tukar mata uang Rupiah pada pertengahan tahun 1997, menyebabkan hancurnya sebagian besar dunia usaha di Indonesia. Haneurnya sebagian besar dunia usaha tersebut tidak terkecuali dunia perbankan yang dalam usahanya sangat rentan terhadap gejolak perekonomian makro. Karena sifat usahanya yang sangat tergantung dan Icegiatan dunia usaha lainnya (sektor ¡iii), dan juga sangat dipengaruhi oleh indikator-indikator moneter, maka sebetulnya dunia perbankan-Iah yang paling dahulu terkena dampak dan krisis ekonorni yang menimpa Indonesia saat ini. Oleh karena sifat kegiatan usahanya yang rentan terhadap kondisi ekonorni makro tersebut, maka dalam kegiatannya bank sangat memenlukan sarana yang dapat dipakai untuk menghadapi dan mengantisipasi gejolak perekonomian makro yang terjadì, seperti halnya krisis ekonomi yang terjadi saat ini. Jika dunia perbankan Indonesia lebih bersifat hati-hati (Prudent Banking) dan lebih siap dan dalam menghadapi gejolak perekonomian, maka diharapkan dunia perbankan Indonesia tidak mengalami kehancuran separah yang terjadi saat ini. Melihat kenyataan tersebut diatas, dalam Karya Akhir ini penulis melakukan pengkajian terhadap antisipasi bank, dalam hal ini dipilih Bank X dalam menghadapi krisis ekonomi yang terjadi terutama pada periode tahun 1998 mengingat gejolak moneter sudah mulai dirasakan pada pertengah tahun 1997. Dalam Karya Akhir ini, penulis menggunakan evaluasi / pendekatan Asset Liability management dan terutama gap management terhadap penyusulan RKAP 1998 pada Bank X. Pemilihan studi kasus pada periode RKAP 1998 tersebut juga didasari pada kenyataan pada bahwa sejak tahuj 1999 Bank X telah melakukan merger, sehingga studi kasus RKAP i998 tersebut dipandang cukup untuk melakukan evaluasi antisipasi bank terhadap gejolak perekonomian yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 tersebut. Dari hasil evaluasi gap managenient yang dilakukan terhadap RKAP 1998 pada Bank X, dapat disimpulkan bahwa Banic X mernang tidak melakukan strategi gap management dalam pengelolaan portofolio aktiva dan pasivanya untuk rnenghadapi perkembangan perekonomian yang terjadi selama krisìs ekornorni. Bank X tidak melakukan gap management dalam pengelolaan protofolio neracanya terutama karena Bank belum didukung oleh sistem manajemen informasi yang memadai. Sistem manajemen informasi yang memadai dalam hal ini terutama sistern komputer on line yang memungkinkan manajemen dapat memonitor perkembangan saldo aktiva maupun pasiva berdasarkan kelompok tingkat bunga, jatuh tempo, kepemilikan serta informasi Iainnya yang diperlukan dalam Asset Liability Management. Dalam hal pengelolaan valuta asing atau foreign exchange management tampak bahwa Bank X telah mengantisipasi pergerakan kurs dengan strategi pengelolaan exposure valas yang tepat, sehingga posisi exposure valas (overbought/oversold/matching) telah memberikan dampak posislif pada pendapatan valasnya. Untuk dapat menerapkan gap management dengan baik, Bank disarankan senantiasa melakukan prediksì perkembangan indicator-indikator moneter secara lebih akurat, Bank juga perlu didukung oleh staf perencanaan dan Tim Asset Libility Commity (ALCO) yang tangguh. Selanjutnya untuk dapat laksananya hal-hal tersebut Bank juga perlu didukung oleh Sistern Manajemen Informasi (MIS) yang memadai, baik dari sisi perangkat kerasnya maupun dan sisi perangkat lunak. Dengan penulisan Karya Akhìr ini dìharapkan dapat membuktikan betapa pentingnya penerapan pendekatan Assets Liability Management, dan terutama penerapan gap managerneni ke dalam penyusuiian REAP suatu bank sehingga dapat mengantisipasi gejolak ekonomi dan terutama gejolak moneter yang sering bergejolak dengan cepat. Dengan demikian kejadian yang menghancurkan dunia perbankan Indonesia pada umumnya seperti sekarang ini tidak terulang kembali.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5855
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H.C. Royke
Abstrak :
Sudah banyak diketahui bahwa telah terjadi krisis ekonomi yang berat dan berkepanjangan sejak pertengahan tahun 1997 hingga sekarang. Krisis ini diawali oleh adanya krisis moneter dimana mata uang rupiah terdevaluasi dalam hitungan yang sangat signifikan, pada saat itu pinjaman luar negeri mernbengkak sehingga perusahaan-perusahaan besar inengalarni kesulitan operasionalnya, akhirnya krisis ini meluas kesektor rill. Terpuruknya sektor rill tentu saja akan mempengaruhi. fungsi perbankan sebagai lembaga intermediaries, yang fungsinya menjembatani antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana untuk operasionalnya. Selanjutnya, debitur-debitur bánk rnenjadi debitur yang bermasalah, karena kredit yang dikucurkan oleh bank menjadi kurang lancar atau bahkan macet. Didalam kondisi seperti diatas, maka diperlukan langkah? langkah yang komprehensif untuk menyelamatkan perbankan nasional sebagai lembaga intermediasi sehingga sektor rill dapat bergerak kembali seperti sernula. Secara prinsip, bank harus dikembalikan fungsinya dengan cara melakukan praktek? praktek operasional perbankan yang lazim dan berdasarkan pada prinsip-prinsip kehati-hatian (prudential banking). Oleb karena itu disinilah Bank Indonesia sebagal pembina bank mempunyai peranan yang sangat strategis didalam mendorong bank-bank berjalan pada aturan?aturan yang berlaku dengan mengeluarkan berbagai peraturan yang inengacu pada prirLsip-prinsip kehati?hatian. Terlebih lagi telah ada suatu kesadaran bahwa Bank Indonesia harus mempunyai tingkat independensi yang tinggi, seperti tercantum dalam tJU tentang Bank Sentral yang baru, yaitu Ut) No. 23 tahun 1999. Pada saat ini masìh ada usulan dan berbagai pihak di DPR untuk ¡nengadakan amandemen terhadap beberapa pasal yang dirasa kurang relevan untuk masa-masa mendatang. Dengan tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia berkaitan dengan prinsip-prinsip kehati-hatian, ditambah pula dengan adanya berbagai macam resiko yang harus dihadapi oleh bank, sepertì misalnya resiko tingkat bunga (interest rate risk), resiko mata uang (exchange rate risk) dan lainnya, maka bank harus membenahi diri kedalam berkenaan dengan kesiapan organisasinya dalam menghadapi situasi yang tidak menentu, secara komprehensif, salah satunya adalah pembenahan dalam Assets-Liabilities Management (ALMA), untuk meminimalkan resiko yang telah disebutkan diatas. Bidarig yang tercakup dalarti ALMA sangat luas, bisa dikatakan mencakup seluruh aspek operasional perbankan. Oleh karena itu dalam Pembahasannya djcoba Untuk lebjh memfokuskan pada resiko yang terbesar, yaitu resiko tingkat bunga yang dikaitkan dengan pengelolaan gap (gapping management) pengaturan struktur neraca pada bank dan dampaknya terhadap tingkat profitabilitasnya. Secara teoritis kenaikan profitabilitas, dalam hal ini adalah Net Interest Income (NIT) atau Net Interest Margin (NIM) tergantung dan besarnya gap, yang didapat dan selisìh antara Rate-Sensitive Assets (RSA) dengan Rate-Sensitive Liabilities (RSL) dan perubahan tingkat bunga. Aset dan kewaj iban yang diperhitungkan adalah aset dan kewaj iban yang sensitif karena dengan adanya perubahan tingkat bunga maka berdampak langsung pada perolehan pendapatan dan biaya, dan bank dapat rnelakukan repricing lebih cepat untuk inengatasi kondisi yang berubah. Sehingga dalam hal ini bank dapat segera rnerestruktur posisi neracanya sea1an dengan arab perubahan tingkat bunga. Fada saat ada kecenderungan tingkat bunga akan naik, maka bank harus mempunyai dan memelihara posisi gap yang positif, yaitu RSA>RSL, sebaliknya jika ada kecenderungan tingkat bunga turun, malca bank harus rnernelihara posisi gap yang negatif, yaitu RSA
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Patriya, Author
Abstrak :
Krisis ekonomi yang pemah melanda Indonesia pada tahun 1997 menimbulkan dampak luar biasa terhadap dunia perbankan dikarenakan perubahan tingkat suku bunga yang tajam sangat mempengaruhi kondisi masing-masing bank. Sulitnya bank dalam mencari sumber dana pihak ketiga membuat bank-bank menaikkan tingkat suku bunga simpanan hingga mencapai lebih dari 60% serta pinjaman hingga mencapai lebih dari 50%. Kenaikan tingkat suku bunga simpanan yang tinggi tersebut membuat biaya bunga yang harus dibayar sangat membebani bank dalam tujuannya untuk memperoleh profit. Di lain pihak, kenaikan suku bunga di pihak pinjaman membuat banyak debitur tidak dapat melakukan pembayaran angsuran terhadap pinjamannya yang pada akhimya menimbulkan kredit macet yang sangat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan. Mengantisipasi terulangnya krisis ekonomi yang membuat pemerintah harus menutup bank-bank yang mengalami kerugian sekaligus memperkuat fundamental perbankan Indonesia, Bank Indonesia mulai menitikberatkan agar proses operasi yang dijalankan selalu berpedoman terhadap manaJeman risiko sehingga segala kondisi yang dianggap membahayakan tingkat kesehatan suatu bank dapat segera diketahui dan diperbaiki. Salah satu risiko yang sangat mempengaruhi kelangsungan hidup suatu bank adalah risiko suku bunga. Hal ini karena tingkat profitabilitas yang diperoleh bank sangat tergantung pada penetapan besamya tingkat suku bunga yang diberikan dan diterima nasabah bank yang mempengaruhi baik sisi aset maupun sisi kewajiban. Saat ini tingkat volatilitas suku bunga sudah tidak terlalu tinggi dibandingkan pada saat krisis ekonomi dan cenderung menurun. Namun kesulitan bank dalam melakukan ekspansi kredit, berbagai kebijakan intern yang mempengaruhi proses pengumpulan dana pihak ketiga, serta berbagai faktor ekstemal yang muncul membuat bank harus melakukan pengelolaan sumber dan penggunaan dananya dengan suatu sistim yang berfungsi dan berperan untuk melakukan monitor serta kontrol terhadap pergerakan tingkat suku bunga yang sensitif. Karya akhir ini akan menggunakan PT. Bank XX Tbk. yang bergerak di industry perbankan sebagai sumber penulisan didasari atas pentingnya perusahaan untuk mengetahui perbedaan (gap) antara aset yang sensitif terhadap perubahan suku bunga dengan kewajiban yang sensitif terhadap perubahan suku bunga sebagai bagian dari pelaksanaan Assets Liabilities Management (ALMA). Melalui analisis ini, diharapkan Bank XX akan dapat mengetahui serta mengendalikan kesenjangan yang mungkin muncul dengan tujuan untuk memperkecil dampak negatif perubahan suku bunga terhadap target pencapaian pendapatan bersih (net interest income I Nil), memaksimalkan pendapatan serta meminimalkan risiko kerugian yang mungkin timbul akibat perubahan suku bunga. Analisis terhadap aset dan kewajiban pada karya akhir ini dilakukan dengan menggunakan metode manajemen gap. Metode manajemen gap adalah metode yang berupaya untuk mengelola dan mengendalikan kesenjangan (gap) antara aset yang sensitif terhadap suku bunga (Rate Sensitive Assets I RSA) dengan kewajiban yang sensitif terhadap suku bunga (Rate Sensitive Liabilities I RSL) pada periode yang sama sehingga bank dapat menerapkan strategi gap yang tepat dalam mengantisipasi perubahan suku bunga. Sedangkan untuk mengetahui besamya kerugian yang mungkin diterima berdasarkan kondisi neraca, digunakan analisis sensitivitas pada on-balance sheet berdasarkan tiga periode neraca. Pada ketiga periode analisis terlihat bahwa walau Bank XX memiliki posisi gap yang tepat terhadap kondisi tingkat suku bunga yang terjadi, namun biaya bunga yang diperoleh dari pos rate sensitive memperlihatkan belum baiknya kondisi aset dan kewajiban yang dimiliki. Selain itu semakin mengecilnya gap yang dimiliki akibat adanya perubahan baik di sisi aset dan kewajiban merupakan suatu kerugian karena berakibat semakin mengecilnya sensitivitas bank terhadap penurunan suku bunga. Dengan mengetahui kondisi yang dihadapi melalui manajemen gap, maka bank dapat mengambil berbagai kebijakan yang dianggap akan memperbaiki komposisi aset dan kewajiban yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan pendapatan yang diterima pada periode berikutnya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>