Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manurung, Ade Mariana Sari
"Modalitas merupakan konsep semantik, memperlihatkan keterlibatan pandangan penutur (P1) dalam proposisi kalimat suatu ujaran khususnya mengenai peristiwa yang diungkapkannya. Tidak jarang modalitas ditampilkan pada teks-teks berita berbahasa Prancis yang bersifat informatif. Berarti di dalam teks-teks berita surat kabar Prancis yang dilihat dari jenis tulisannya yang bertujuan memberikan informasi, terlihat adanya penyisipan unsur-unsur bahasa yang memberikan makna modal pada teks-teks tersebut yang mengandung pandangan P1. Masalah yang timbul pada gejala di atas adalah jenis-jenis modalitas apa sajakah yang ada dan jenis manakah yang paling dominan serta bagaimana modalitas dinyatakan secara gramatikal dan leksikal dalam teks-teks berita surat kabar berbahasa Prancis yang diteliti. Data yang dianalisis terdiri dari 80 buah teks berita yang diambil dari surat kabar berbahasa Prancis Le Monde bertema masalah peperangan antara Serbia dan Bosnia-Herzegovina. Teks-teks berita tersebut terbit sejak September 1992 hingga Mei 1993. Hasilnya menunjukkan bahwa dari 80 buah teks beri_ta, ternyata hanya 25 buah (31,25%) teks berita yang mengandung modalitas, sedangkan sisanya 55 buah (68,75%) teks berita yang nonmodal. Dari ke-25 buah teks berita modal ditemukan 43 buah kalimat-kalimat modal. Ada tiga jenis modalitas yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu modalitas intensional sebanyak 1 buah (2,32%), epistemik sebanyak 40 buah (93,03%), dan deontik se_banyak 2 buah (4,65%). Dilihat dari persentase ketiga jenis modalitas di atas maka jenis modalitas yang paling dominan adalah modalitas epistemik (93,03%). Kalimat_kalimat modal tersebut dimarkah baik oleh pemarkah gramatikal, leksikal, maupun gabungan gramatikal dan leksi_kal. Dengan perbandingan 3:7 antara teks-teks berita yang modal dengan nonmodal yang begitu besar menunjukkan bahwa teks-teks berita memang masih didominasi oleh informasi-informasi. Walaupun ada penyisipan opini pada berita yang informatif itu hanya sedikit sekali dan biasanya terdapat pada paragraf penutup yang merupakan kesimpulan penulis berita yang sifatnya subjektif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Sutrisno
"ABSTRAK
Kalimat dalam suatu bahasa memiliki struktur tersendiri yang telah ditentukan agar dapat dimengerti oleh masyarakat pemakainya. Kalimat dalam bahasa Belanda telah memiliki aturan tersendiri yang mengatur elemen-elemen di dalamnya. Elemen-elemen tersebut antara lain NP yang berfungsi sebagai subjek, VP yang berfungsi sebagai predikat dan sebagainya. Struktur inilah yang dipakai sebagai acuan yang biasa disebut sebagai kalimat lengkap.
Di lain pihak kalimat judul surat kabar yang harus menyesuaikan diri dengan keterbatasan tempat terkadang harus mengorbankan beberapa elemen yang pada akhirnya akan keluar dari kaidah yang telah digariskan. Berangkat dari sini saya tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kemungkinan-kemungkinan pelesapan yang dapat diterapkan pada pembuatan kalimat judul surat kabar namun kalimat tersebut masih dapat dipahami oleh pembaca dari surat kabar tersebut.
Dalam melakukan penelitian ini, saya mengambil secara acak kalimat judul dari surat kabar Belanda De Yolkskrant, NRC Handelsblad, De Telegraaf dan Train') sebagai korpus. Korpus-korpus yang telah saya kumpulkan ini saya bandingkan dengan struktur kalimat lengkapnya. Berdasarkan perbandingan tersebut maka terlihat elemen-elemen apa saya yang dapat dilesapkan.

"
1995
S15798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Lestari Handayani
"Dian Lestari Handayani. Elemen-elemen Kohesi Gramatikal dalam Beberapa Artikel Surat Kabar Express (di bawah bimbingan Koosmarlinah Kramadibrata, S.S., M.A.) Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1993. Penelitian mengenai kohesi dalam surat kabar berbahasa Jerman ini ditulis dengan tujuan memperlihatkan penerapan konsepsi Halliday dan Hasan khususnya kohesi gramatikal dalam bahasa Jerman. Bab I mengulas tentang alasan, metode penelitian, tujuan dan korpus data. Surat kabar Express dipilih sebagai korpus, karena Koran ini mempunyai ciri tersendiri; yaitu ditujukan bagi masyarakat awam berpendidikan rendah. Hal tersebut terlihat dari penulisan judul, isi berita yang singkat, kalimat yang sederhana, dan lain-lain. Bab II mengulas tentang konsepsi kohesi gramatikal Halliday dan Hasan yang terdiri dari referensi, konjungsi, substitusi dan pelesapan. Dan dengan berpedoman pada alat-alat kohesi tersebut, analisis dilakukan pada korpus terbatas, yaitu artikel surat kabar Express. Bab IV mengulas tentang hasil analisis yang didapat dari bab sebelumnya. Secara garis besar konsepsi tersebut dapat diterapkan, namun terdapat juga alat-alat kohesi yang tidak terdapat dalam tata bahasa Jerman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14626
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bahasa remaja timbul di kalangan remaja. Penyebaran bahasa remaja tidak merata, maksudnya anak-anak yang kurang pergaulan hanya mengenal beberapa, kata remaja atau bahkan tidak sama sekali. Di Belanda bahasa remaja banyak dipakai di daerah Randstad karena di sana banyak faktor pendukung yang mendorong. Bagaimana, penerapan bahasa remaja. di media tulis remaja Belanda adalah pertanyaan yang muncul dalam skripsi ini. Penelitian yang dilakukan melalui studi kepustakaan serta melalui penelitian majalah. Studi kepustakaan diperlu_kan untuk menjelaskan arti serta ciri dari bahasa remaja. Dalam penelitian majalah dilakukan penelitian terhadap kata (leksikal). Hal tersebut dilakukan untuk melihat sejauh mana kemunculan kata remaja di media tulis remaja Belanda. Selain itu jika di temukan kata yang menyerupai kata remaja maka akan dijelaskan arti kata tersebut dart disebutkan kategori_nya.. Hasil penelitian majalah menunjukkan bahwa pemakaian ka.ta rema.ja di media tulis remaja. Belanda sangat sedikit. Para redaktur lebih banyak menggunakan kata popular. Kata popular yang ditemukan di majalah ini banyak berasal dari kata remaja yang pemakaiannya sudah umum sehingga arti dan penggunaannya telah dimengerti oleh masyarakat luas. Selain kata popIer di majalah ini juga ditemukan kata asing. Kata asing yang digunakan banyak yang berasal dari Inggris dan sering muncul di artikel mode. Sedikitnya pemakaian kata remaja daripada kata populer dan kata asing menandakan bahwa, majalah YES merupakan majalah komersial. Para, redaktur beranggapan jika mereka, banyak memakai kata remaja maka banyak pihak yang tidak mengerti. Jika banyak pihak yang tidak dapat membaca YES, maka perusahaan akan merugi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S15779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Triasari Santoso
"Bahasa merupakan alat komunikasi antarindividu dalam suatu masyarakat yang dapat disampaikan secara lisan ataupun tulisan. Salah satu bentuk komunikasi tulisan terdapat dalam penulisan berita surat kabar. Dalam penulisan berita surat kabar, efisiensi merupakan syarat yang harus dipenuhi jika hendak menulis berita yang baik. Efisiensi merupakan keseimbangan antara ekonomi atau penghematan kata dan kejelasan. Oleh sebab itu, kata-kata atau kalimat yang digunakan dalam penulisan berita surat kabar harus komunikatif dan hemat kata. Salah satu Cara untuk menghemat kata dalam penulisan berita surat kabar adalah dengan nominalisasi. Nominalisasi terdapat pada judul maupun pada tubuh teks berita. Nominalisasi yang terjadi pada judul berita merupakan nominalisasi yang memiliki hubungan kataforis dengan tubuh teks beritanya. Judul merupakan kata falsafah yang meneerminkan seluruh isi berita. Sebagai hasil nominalisasi, judul memiliki keterkaitan dengan tubuh teks berita. Bertolak pada kenyataan ini, penulis tertarik untuk menganalisis keterkaitan antara judul yang merupakan basil nominalisasi dan tubuh teks berita berdasarkan kohesi leksikal. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini: - Termasuk jenis judul berita apakah judul yang memiliki unsur hasil nominalisasi ? - Bagaimanakah kaitan judul yang memiliki unsur hasil nominalisasi dengan tubuh teks berita berdasarkan kohesi leksikalnya ? - Bagaimanakah nominalisasi yang terjadi pada judul berita tersebut ? Dalam menganalisis masalah-masalah tersebut di atas, digunakan beberapa konsep, yaitu: konsep wacana, konsep wacana berita, yang memuat konsep judul dan tubuh teks berita, konsep kohesi, yang memuat konsep kohesi leksikal dan diafora, serta digunakan pula konsep nominalisasi. Data yang dianalisis terdiri dari 27 wacana berita yang dicuplik dari surat kabar harian berbahasa Peranais Le Monde, yang terbit antara bulan Januari 1992 dan April 1992. Hasil analisis menunjukkan bahwa judul yang dominan adalah judul berbentuk ikhtisar. Kohesi leksikal yang dominan diwujudkan dalam bentuk repetisi dan kumpulan leksikal tak teratur. Nominalisasi yang dominan adalah nominalisasi yang memiliki hubungan kataforis bersifat setia. Sebagian besar dari nominalisasi kataforis yang bersifat setia tersebut merupakan nominalisasi afiksal partisipial."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Luciana Maria
"Dalam berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa untuk berbagai tujuan, misalnya untuk mengungkapkan perasaan, memberikan informasi, ataupun untuk meyakinkan orang lain. Ini berarti bahwa bahasa memiliki fungsi yang berbeda_beda. Skripsi yang berjudul Fungsi-Fungsi Bahasa dalam Teks Surat-Surat Pembaca Majalah Berbahasa Perancis ini merupakan suatu penelitian kecil yang dilakukan atas sejumlah surat-surat pembaca, untuk melihat fungsi-fungsi bahasa apa saja yang digunakan oleh para pembaca dalam suratnya, serta untuk melihat satuan-satuan sintaksis yang digunakan untuk mengungkapkan fungsi-fungsi tersebut. Data yang digunakan diambil dari surat-surat pembaca yang terdapat dalam beberapa majalah berbahasa Perancis. Adapun teori yang digunakan sebagai landasan analisis adalah teori wacana, teori komunikasi, dan fungsi-fungsi bahasa menurut Roman Jakobson, teori semantik mengenai makna denotatif dan konotatif, serta teori tataran sintaksis. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam surat-surat pembaca fungsi-fungsi bahasa yang digunakan adalah fungsi ekspresif, referensial, konatif, fatik, dan puitik. Dalam hal ini, fungsi ekspresif merupakan fungsi bahasa yang paling menonjol, sebab pada umumnya pembaca menggunakan bahasa untuk mengungkapkan perasaan, keinginan, dan penilaian-penilaian yang bersifat subyektif. Di samping itu, dari basil analisis diketahui bahwa kelima fungsi bahasa tersebut diungkapkan dalam lima satuan sintaksis, yakni monem, sintem, sintagma, proposisi dan kalimat. Dari kelima satuan sintaksis tersebut, proposisi merupakan satuan sintaksis yang paling banyak digunakan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S16195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Permasalahan yang muncul berdasarkan pada tiga pendapat yang berbeda. Brouwer (1978) berpendapat bahwa salah satu ciri bahasa wanita adalah penggunaan kata pengecil. Namun Cohen (1984) mengadakan bahwa penggunaan kata pengecil merupakan kecenderungan umum bangsa Belanda. Lebih lanjut Vochteloo (1992) menyadakan bahwa salah satu ciri majalah wanita seperti Libelle adalah penggunaan kata pengecilnya. Berdasarkan tiga pendapat tersebut, maka muncul permasalahan pokok; apakah penggunaan kata pengecil pada majalah wanita merupakan salah satu gejala bahasa wanita seperti pendapat Brouwer, ataukah memang kecenderungan umum bangsa Belanda seperti pendapat Cohen. Untuk menjawab permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian di empat majalah. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan studi pustaka dan melakukan pengujian. Melalui studi pustaka diperoleh data mengenai bentuk dan fungsi kata pengecil, bahasa wanita dan hubungan antara kata pengecil dan bahasa wanita. Pengumpulan data yang berhubungan dengan penggunaan kata pengecil di dalam majalah dilakukan dengan mengadakan pengujian di empat majalah yang berbeda sasaran pembacanya. Data yang diperoleh dari keenpat majalah tersebut berupa persentase kemunculan kata pengecil di tiap artikel dan tiap majalah. Hasilnya menunjukkan bahwa persentase tertinggi kemunculan kata pengecil ada pada majalah Libelle (2,53%), disusul majalah Opzij (0,67%), lalu majalah Panorama (0,53%) dan yang terkecil adalah persentase majalah Hp de Tijd (0,36%). Dengan melihat hasil persentase kemunculan kata pengecil di empat majalah tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kata pengecil memang banyak digunakan pada majalah wanita seperti Libelle. Namun perlu diperhatikan pula. Bahwa kemunculan kata pengecil di dalam Majalah berhubungan erat dengan topik pembicaraan dan sasaran pembacanya. Kata pengecil akan banyak muncul jika topic pembicaraan dan sasaran pembacanya berhubungan dengan wanita."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S15754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti
"ABSTRAK
Kajian ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan cara mengungkapkan pendirian dan pernyataan dalam editorial, sebagai salah satu contoh wacana argumentatif: Dalam wacana argumentatif terkandung unsur-unsur argumentasi. Unsur argumentasi yang ada pada editorial adalah evidensi, klaim, pembenaran, evidensi penunjang, kualifikasi, dan bantahan. Kajian ini bertujuan untuk mengemukakan adanya unsur argumentasi, menemukan pemarkah evidensi dan klaim sebagai bagian dari unsur argumentasi, serta mengemukakan pembenaran secara eksplisit, pada editorial Kompas dan Media Indonesia bidang kajian analisis wacana. Hal ini didasarkan pada konsep (1) dalam editorial terkandung unsur argumentasi, (2) tidak selalu pendirian diungkap secara eksplisit, dan (3) adanya perbedaan cara pengungkapan pendirian pada kedua harian tersebut. Pengumpulan data dilakukan pada September-November 2006 sebanyak 120 editorial. Enam puluh tiga dari Kompas dan lima puluh tujuh dari Media Indonesia. Data dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif yang bertumpu pada teori argumentasi Toulmin. Dui analisis ini ditemukan, (1) enam unsur argumentasi tidak selalu ada pada setiap editorial kedua harian, (2) masing¬masing editor menggunakan caa yang berbeda dalam menyampaikan argumentasi, dan (3) pembenaran dapat dikemukakan secara eksplisit dan implisit. Hasil analisis memperlihatkan enam unsur argumentasi digunakan Kompas dan lima unsur digunakan Media Indonesia. Kompas menggunakan evidensi 31,55%, klaim 34,33%, pembenaran 12,45%, evidensi penunjang 11,8%, kualifikasi 9,66%, dan bantahan 0,21%. Media Indonesia menggunakan evidensi 33,54%, klaim 32,92%, pembenaran 17,92%, evidensi penunjang 10,62%, dan kualifikasi 5%. Secara implisit ditemukan 75 (56%) pembenaran dari Kompas dan dari Media Indonesia 61 (41,5%). Pembenaran implisit ini dapat dibuat menjadi eksplisit dengan menghubungkan evidensi dan klaim yang ada secara eksplisit. Dengan demikian dapat disimpulkan, (1) Kompas lebih banyak menggunakan klaim sedangkan Media Indonesia lebih banyak menggunakan evidensi; (2) Kompas lebih banyak menggunakan pembenaran secara eksplisit dibandingkan Media Indonesia; dan (3) Balk Kompas maupun Media Indonesia menggunakan pemarkah leksikal dalam mengungkapkan evidensi dan klaim.

ABSTRACT
This study is based on differences in expressing the opinion and statement in editorial as one of the examples of argumentative discourse. Argumentative elements are implied in the argumentative discourse such as editorial. The argumentative elements of editorial are evidence, claim, warrant, backing, qualification, and rebuttal. This study aims at finding argumentative elements, evidence and claim markers as part of argumentative elements, and warrant in Kompas and Media Indonesia newspaper editorial. This is based on following the concept: (1) editorial bears argumentative elements; (2) the opinion is not always expressed explicitly; and (3) there are differences in the way of expressing ideas between the two newspapers. The data are from the editorial in Kompas and Media Indonesia, published in September, October, and November 2006 of 156 editorials 120 editorials are selected randomly as data research. Sixty three editorials are from Kompas and fifty seven editorials are from Media Indonesia. The data are analyzed with descriptive qualitative method using Toulmin's argumentative theory. The finding of this study are (1) not all six argumentative elements are used by the two newspapers; (2) editor uses different ways in producing argumentation; and (3) the warrant explicitly and implicitly. The can be expressed results show that there are six argumentative elements used by Kompas and five argumentative elements used by Media Indonesia. Kompas uses 31.55% evidence, 34.33% claim, 12.45% warrant, 11.8% backing evidence, 9.66% qualification, and 0.21% rebuttal. Media Indonesia uses 33.54% evidence, 32.92% claim, 17.92% warrant, 10.62% backing evidence, and 5 % qualification. The results find 75 (56%) warrant from Kompas implicitly, while 61 (41.5%) warrant are from Media Indonesia. This implicit warrant can be made explicitly by connecting evidence and claim. The conlusions are (1) Kompas uses more claim while Media Indonesia uses more evidence; (2) Media Indonesia uses more warrant explicitly than Kompas; and (3) both Kompas and Media Indonesia use lexical markers to express the evidence and claim"
2007
T38846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library