Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Nike Handayani
Abstrak :
Di dalam ilmu manajemen, marketing mix yang terdiri dari price, product, place dan promosi merupakan salah satu ilmu manajemen yang penting di dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang tepat mengenai keempat unsur ini akan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan pada masa kini maupun di masa yang akan datang. Skripsi ini secara lebih khusus membahas mengenai proses penetapan harga pada industri plastik. Industri plastik adalah industri yang mempunyai prospek cukup cerah di masa depan. Sehingga tidaklah mengherankan banyak bermunculan perusahaan-perusahaan bank di industri ini. Sebagai konsekuensinya, persaingan di dalam industri ini sangatlah ketat. Harga dapat dijadikan sebagai salah satu strategi perusahaan untuk memenangkan persaingan ,apalagi konsumen industri plastik ini sangat sensitif terhadap harga. Oleh sebab itu perlu di analisa metode penetapan harga yang tepat dan sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Metode penetapan harga yang paling umum digunakan oleh perusahaan-perusahaan plastik adalah full costing dimana semua biaya fix dan variabel diperhitungkan di dalam komponen harga pokok. Harga ditetapkan berdasarkan formula biaya manufaktur di tambah sejumlah margin tertentu. Walaupun harga ditetapkan berdasarkan full costing namun harga yang ditawarkan kepada konsumen tetap harus memperhatikan harga pasar. Hal khusus dari penetapan harga pada industri plastik ini adalah harga bahan baku biji plastik merupakan indikator utama dari harga yang akan ditawarkan kepada konsumen. Hal ini dapat dipahami karena komponen biaya bahan baku mempunyai porsi yang sangat besar didalam komponen harga pokok penjualan yaitu sekitar 80 %. Harga bahan baku yang dipertimbangkan dalam komponen harga pokok penjualan bukanlah biaya historis melainkan biaya masa kini (current cost). Biaya masa kini mencerminkan harga pasar pada saat penawaran harga akan dilakukan. Di lain sisi biaya buruh dan biaya overhead dihitung berdasarkan biaya historis yaitu harga perolehannya. Praktek ini dilakukan karena harga pasar dari bahan baku biji plastik sangatlah berfluktuasi sehingga produsen tidak dapat menghitung biaya bahan baku berdasarkan harga historisnya. Fluktuasi harga bahan baku biji plastik ini sangat dipengaruhi oleh harga minyak mentah. Ketidakstabilan harga ini jugs ditunjang dengan sedikitnya produsen biji plastik di Indonesia serta belum stabilnya produksi mereka sehingga kebutuhan akan biji plastik ini banyak di penuhi dari impor. Dengan formula yang sederhana, metode full costing menawarkan kestabilan harga namun tidak dapat memberikan harga yang cukup kompetitif di dalam jangka pendek. Walaupun demikian untuk penetapan harga jangka panjang semua biaya harus diperhitungkan supaya perusahaan dapat mencapai tingkat pengembalian tertentu. Oleh sebab itu penulis menawarkan suatu alternatif di dalam penetapan harga yaitu metode Incremental Cost Pricing. Metode ini berdasarkan analisa biaya relevan yaitu "different cost for different purposes". Setiap keputusan akan menghasilkan harga yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi biaya yang ada. Biaya relevan adalah biaya yang bersifat "incremental" dan " avoidable " yang artinya biaya yang timbul akibat keputusan tertentu. Apabila keputusan itu tidak ada maka biaya tersebut tidak akan muncul. Dengan demikian harga yang ditetapkan berdasarkan metode ini akan dapat lebih mencerminkan biaya yang sesungguhnya terjadi. Sunk Cost tidak termasuk di dalam biaya relevan karena timbulnya biaya ini tidak dipengaruhi oleh ada atau tidaknya suatu keputusan. Sunk cost bersifat lebih pasti dan merupakan biaya yang sudah terjadi. Metode full costing tetap memperhitungkan sunk cost ini dalam komponen harga pokok penjualan tetapi metode incremental cost pricing menganggap biaya ini tidak relevan di dalam penetapan harga. Keunggulan dad metode incremental cost pricing ini adalah harga yang ditawarkan akan lebih kompetitif dibandingkan metode full costing untuk jangka pendek. Sedangkan untuk keputusan-keputusaan harga jangka panjang, metode incremental cost pricing berfungsi sama dengan metode full costing karena di dalam jangka panjang semua biaya fix dan variabel menjadi relevan. Metode Incremental cost pricing dapat diterapkan apabila perusahaan masih mempunyai kapasitas yang mengganggur ( idle Capacity ) serta cocok untuk keputusan-keputusan jangka pendek. Dengan adanya kapasitas yang mengganggur maka biaya fix menjadi tidak relevan untuk penetapan harga. Selain itu penggunaan metode incremental ini membutuhkan analisa yang menyeluruh untuk menentukan biaya-biaya mana saja yang relevan dengan keputusan tertentu. Oleh sebab itu kelemahan metode ini adalah kompleksitasnya serta membutuhkan waktu yang lebih lama di dalam penetapan harga. Untuk menentukan metode yang tepat bagi suatu perusahaan diperlukan analisa cost - benefit sehingga apapun metode yang dipilih nanti haruslah mendatangkan keuntungan yang terbesar bagi perusahaan di masa kini maupun di masa yang akan datang.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
S19202
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18180
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hari Setijawan
Abstrak :
Tertarik pada masalah pembebanan DR dan IHH pada perusahaan HPH dan IPKH, sehubungan dengan adanya perubahan-perubahan peraturan pemerintah di bidang kehutanan. Tulisan membahas dan menganalisa adanya kemungkinan kesalahan pembebanan DR dan, IHH pada PT "X" dan PT "Y" sehubungan dengan adanya perubahan-perubahan peraturan tersebut. Memakai teknik studi kepustakaan, pengumpulan data dan wawancara dengan pihak yang berkepentingan untuk mendukung pembahasan permasalahan. Analisa disertai dengan tabel-tabel perhitungan agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas. Adanya perubahan-perubahan peraturan yang dikeluarkan pemerintah tidak selamanya bisa memberikan penafsiran yang sama bagi para pihak yang menjadi obyek peraturan tersebut. Perubahan peraturan pemerintah mengenai tatacara pemungutan dan penyetoran DR dan IHH menimbulkan penafsiran yang yang lain bagi PT "X" (merupakan perusahaan pemegang HPH) dan PT "Y" (merupakan perusahaan Industri pengolahan kayu yang merupakan pembeli utama produk PT "X") dalam membebankan DR dan IHH pada biaya overhead yang selanjutnya menimbulkan pengaruh pada perhitungan harga pokok produksi pada masing-masing perusahaan tersebut. Kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang yang mempunyai hubungan afiliasi (berada dalam satu grup). Dengan adanya pembebanan yang DR dan IHH pada PT "Y" yang seharusnya merupakan beban PT "X" atau dengan kata lain terjadi pengalihan beban dari PT "X" kepada PT "Y" akan mempengaruhi penentuan harga pokok produksi dan harga jual produk PT "X" yang lebih rendah dari yang sebenarnya dan harga pokok produksi PT "Y" lebih tinggi dari yang seharusnya, sehingga dalam hal ini terjadi pengalihan laba/rugi dari masing-masing perusahaan. Oleh karenanya perlu dipikirkan dampak dari adanya perubahan peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah bagi semua pihak yang berhubungan. Peningkatan pengawasan dalam perhitungan, pemungutan dan penyetoran DR dan IHH oleh pejabat kehutanan juga perlu ditingkatkan untuk mengatasi masalah tersebut. Akhirnya dari para akuntan dalam hal penetapan standar akuntansi yang lebih jelas yang disesuaikan dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi akan lebih membantu mengatasi permasalahan yang ada.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S19037
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Herdenny Oetomo
Abstrak :
Latar belakang penulisan skripsi ini karena pesatnya perkembangan industri konstruksi, khususnya apartemen pada saat ini. Adapun tujuan penulisan adalah memberikan gambaran tentang perhitungan harga pokok jasa konstruksi apartemen serta penilaian hasil suatu proyek bagi kontraktor. Metode penulisan yang digunakan adalah pendekatan kasus terhadap suatu proyek apartemen. Hasil penelitian menunjukkan akuntansi industri konstruksi sangat membutuhkan perencanaan serta pengendalian biaya pelaksanaan yang tepat. Nilai kontrak proyek ditentukan berdasarkan anggaran atau estimasi biaya pelaksanaan serta marjin keuntungan yang diinginkan. Dengan demikian agar marjin tersebut dapat dicapai maka estimasi harus tepat dan segi pengendalian biaya pelaksanaan harus baik. Selain biaya, faktor waktu harus diperhitungkan pula dalam industri konstruksi karena pada akhirnya akan mempengaruhi besarnya biaya pelaksanaan suatu proyek. Proyek Apartemen Mangga Dua dikatakan mengalami kerugian dibandingkan rencana awalnya. Marjin keuntungan yang diperoleh jauh di bawah persentase yang telah ditetapkan. Hal ini terutama disebabkan karena banyak estimasi biaya yang tidak tepat baik karena gambar yang kurang informatif, maupun karena satuan standar yang terlalu rendah. Terlambatnya waktu penyelesaian proyek selama 6 bulan semakin memperbesar biaya pelaksanaan proyek. Penulis menyarankan agar estimasi biaya pelaksanaan suatu proyek dapat dihitung dengan lebih tepat serta lebih memperhatikan jenis serta kuantitas dari pekerjaan konstruksi yang harus dilakukan. Pengendalian biaya serta mutu pekerjaan harus lebih ditingkatkan agar biaya aktual maupun waktu penyelesaian dapat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18705
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bambang Nurcahyo
Abstrak :
Penulis memilih perusahaan caterinq "X" sebagai objek penelitian dalam menerapkan teori Job'Order Costinq, karena perusahaan tersebut mempunyai keunikan dalam pencatatan akuntansi tradisionalnya tujuan utama penelitian ini adalah untuk mencoba, menerapkan teori yanq telah dipelajari ke dalam praktek nyata di lapangan di samping untuk membantu perusahaan dalam menetapkan harga pokok produksi untuk setiap pesanan yanq diterimanya. Penulis menqqunakan dua metode penelitian untuk menqumpulkan data-data serta informasi. Metode-metode tersebut penelitian kepustakaan dari berbagai literatur dan penelitian lapangan dalam bentuk observasi dan wawancara. Pada, bulan April 1994 selama satu bulan penuh diadakan uji coba penerapan Job Order Costinq System. Walaupun terdapat kesulitan dan kendala yang dihadapi, namun hasil uji coba tersebut cukup baik karena banyak hal yang direkomendasikan dapat diterapkan dengan baik, yaitu antara lain yang terpentinq adalah bahwa kertas kerja yanq dibuat cukup akomodaiif untuk menampunq biaya-biaya yanq siknifikan dalam proses produksi. Kesimpulan dari pelaksanaan uji coba tersebut adalah bahwa perusahaan caterinq "X" yang proses produksinya berdasarkan pesanan, tepat untuk menerapkan Job Order Costinq System. Saran kepada pihak manajemen terutama ditujukan aqar manajemen dapat secara aktif terlibat dalam penerapan sistem yang baru ini sehinqqa para karyawan dapat melaksanakan sistem ini dengan baik.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18706
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library