Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boston: Shambala Publication, 1999
746.662 BAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Roojen, Pepin van, compiler
Boston: Pepin van Roojen, 1999
746ROOB001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
"Motif batik Keraton Cirebon memiliki makna simbolik dan filosofis yang mengandung pesan moral. Ide dasar batik keraton adalah dari ragam hias Keraton Cirebon, naskah dan mushaf Al-qur'an pada Abad 20. Tekanan dan resistensi kebudayaan barat pada dekade 70-an yang bersifat progresif utopis telah mengubur berbagai tradisi dan kebudayaan etnik, identitas lokal, subculture, yang dianggap tidak sesuai dengan semangat zaman modern. Arus informasi global telah memperkaya cakrawala pengetahuan lokal yang mampu membangkitkan kesadaran lokal yaitu kesadaran ontologism di antara kebudayaan plural yang imperialis dan represif yang akan menggiring pada krisis identitas. Identitas, menurut Jonathan Rutherfort merupakan satu mata rantai masa lalu dengan hubungan-hubungan sosial, kultural, dan ekonomi di dalam ruang dan waktu satu masyarakat hidup. Kini motif batik keraton telah menjadi identitas batik Cirebon. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang mengkaji hingar bingarnya era kebangkitan kembali motif batik Cirebon setelah mengalami 'mati suri' selama berpuluh-puluh tahun. Permasalahannya adalah: Bagaimana pola ragam hias Keraton Cirebon mengalami dekonstruksi menjadi motif batik Cirebon? Apakah makna filosofis dan makna simbolik motif Batik Keraton mengalami dekonstruksi setelah berkembang pesat menjadi batik Cirebon? Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan pendekatan teori 'semiotika dekonstruktif' dari Jaques Derida dan Ferdinand de'Saussure. Kajian terhadap bahasa dan makna (petanda) simbolik dilakukan dengan teorinya Ferdinans de'Saussure. Sedangkan; penafsiran makna 'logos' menggunakan pendekatan teori semiotika dekonstruktif Jaques Derida. Dari hasil penelitian diperoleh informasi secara akurat dan benar mengenai proses dekonstruksi bentuk ragam hias ke dalam motif batik Keraton hingga menjadi 'building character Batik Cirebon' beserta makna-maknanya yang telah didukung oleh teori-teori yang ada."
JURPEND 15:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Septiyaningsih
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena dari kain batik besurek di wilayah Bengkulu yang memiliki keunikan. Keunikan pada batik besurek yaitu terletak pada motifnya yang menggunakan kaligrafi bahasa Arab. Dan setiap motif dan warna yang digunakan memiliki makna filosofis didalamnya. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana upaya pelestarian kain Batik Besurek di Bengkulu, siapa saja yang berperan, dan apa saja peran mereka dalam melestarikan batik ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Kepustakaan dan Penelitian Lapangan. Data-data terkait diperoleh dari buku-buku, artikel ilmiah, dan website yang memiliki keterkaitan dengan batik secara umum ataupun yang berkaitan langsung dengan batik besurek. Dan penelitian lapangan berupa Pengumpulan data berupa kata-kata dan tindakan diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Jenis data yang diambil adalah berbentuk catatan baik tulisan dan nontulisan yang berasal dari informan, dokumentasi dan kajian pustaka. Penelitian ini menyimulkan bahwa batik besurek telah ada sejak abad ke-16 yang di perkenalkan oleh pedagang Arab dan pekerja asal India. Yang kemudian oleh masyarakat Bengkulu di kembangkan dan digunakan untuk upacara adat dan bertuliskan huruf Arab yang bisa dibaca. Masyarakat, pemerintah, komunitas, dan lembaga atau perusahaan memiliki peran dalam melestarikan dan mengembangkan batik ini.

ABSTRACT
This research is based on the phenomenon of batik cloth besurek in Bengkulu region that has unique characters. The uniqueness of batik besurek lies in its motif which uses Arabic calligraphy. Every motif and colour used has philosophical meanings. The purpose of this study is to find out how people preserve Batik Besurek in Bengkulu, who have the roles in its preservation, and what their roles are. The method used in this research is the method of literature study and field research. Related data obtained from books, literature, and websites that have relevance to batik in general or directly related to Batik Besurek. The field research is conducted in the form of data collection of words and actions obtained from observation, interviews, and documentation. The types of data taken are in the form of notes, both written and verbal communication derived from informants, documentation and literature review. This study concludes that Batik Besurek has existed since the 16th century and was introduced by Arab traders and workers from India. Consequently the people of Bengkulu developed and used Batik Besurek for traditional ceremonies with motif of Arabic letters that can be read by the people. Society, government, community, and institutions or companies have their own roles in preserving and developing this batik."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library