Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hengky Wijaya
Abstrak :
Sugar fatty acid esters (SFAE) dikenal sebagai biosurfaktan. Kemampuan biodegradabilltas yang sangat baik, tidak memiliki rasa (tasteless), tidak berbau (odor/ess), tidak beracun (nontoxic), tidak menyebabkan iritasi (non-irritant) dan sifat non-ionik menjelaskan kegunaannya yang sangat penting dalam berbagai aplikasi kehidupan yang iuas. Pada penelitian ini dilakukan sintesa pembuatan SFAE fruktosa stearat dan fruktdsa oleat secara konvensional dan secara enzimatik. Surfaktan tersebut merupakan jenis surfaktan non ionik yang dapat membentuk emuisi Water in Oil (W/0). Hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa SFAE basil sintesa konvensional memiliki sifat-slfat surfaktan sebagai emulsifier dan mampu menurunkan tegangan pernnukaan airdari 72 dyne/cm menjadi 48 dyne/cm dengan nilai CMC 0,06 gr/L untuk SFAE stearat dan 38 dyne/crn dengan nilai CMC 0,05gr/L untuk SFAE oleat. SFAE,oleat memiliki nilai HLB 6,697 sedangkan SFAE stearat memiliki nilai HUB 6,959
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Gilang Fauzi
Abstrak :
Surfactant are amphiphilic molecules that have been used in widely used as emulsifier and cleaning agent in various industries. These broad industrial applications made the global surfactant production increased annually. In 2020, the amount of global surfactant production estimated would reach more than 24 million per year. However, the currently used surfactants are synthetically produced from chemical or petroleum derived product, so it is often toxic and non-biodegradable. Rhamnolipids are “surfactant like” molecules produced by Pseudomonas aeruginosa which could be alternatives for more environmentally friendly surfactant. The use of rhamnolipid are quite limited due to its expensive production cost. The production cost of rhamnolipid could be reduced using by agro-industrial by-product as substrate. One of the abundant agro-industrial by-products in Indonesia that can be used as a substrate for rhamnolipid production are Oil Palm Empty Fruit Bunch (OPEFB). This study employed SuperPro Designer v9.5 to performed process simulation and economical assessment of rhamnolipid production using OPEFB as a substrate through two different purification methods which are solvent extraction and chromatography adsorption. Based on the process simulation that has been done, the process that used adsorption chromatography purification methods more efficient in terms of the usage of the feedstock and energy. The economic assessment also shown that these methods were more profitable and economically attractive with the value of NPV 24.954.000 USD, IRR 14,77% and payback period 5,66 years ......Surfaktan merupakan molekul yang bersifat amfifilik dan banyak digunakan sebagai emulsifier dan agen pembersih di berbagai industri. Pengaplikasian surfaktan yang sangat luas menyebabkan produksi surfaktan setiap tahunnya selalu meningkat. Namun, kebanyakan surfaktan yang digunakan dan tersedia dipasaran merupakan surfaktan sintetik yang dibuat dari bahan kimia atau turunan minyak bumi. Surfaktan jenis ini biasanya bersifat racun dan dapat mencemari lingkungan. Rhamnolipid merupakan molekul yang diproduksi oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa, bersifat seperti surfaktan namun lebih ramah lingkungan. Penggunaan rhamnolipid masih sangat terbatas, dikarenakan biaya produksinya yang mahal. Biaya produksi rhamnolipid dapat dikurangi dengan menggunakan limbah agroindustri sebagai substrat untuk produksinya. Salah satu limbah agro industri yang jumlahnya sangat melimpah di Indonesia dan dapat digunakan sebagai substrat untuk produksi rhamnolipid adalah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Penelitian ini melakukan simulasi proses dan analisis keekonomian dari produksi rhamnolipid dengan substrat TKKS menggunakan program SuperPro Designer melalui dua metode purifikasi yaitu metode ekstraksi pelarut dan kromatografi adsorpsi. Berdasarkan hasil simulasi proses yang telah dilakukan, produksi dengan menggunakan metode purifikasi kromatografi adsorpsi lebih efisien secara penggunaan bahan baku TKKS dan energi. Selain itu, analisis keekonomian juga menunjukkan proses dengan metode kromatografi adsorpsi lebih menguntungkan secara ekonomis dengan nilai NPV, IRR, dan payback period secara berturut-turut 24.954.000 USD; 14,77%; dan 5,66 tahun.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesias, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vienty Sabrina
Abstrak :
Green synthesis nanopartikel ZnO menggunakan ekstrak buah lerak (Sapindus rarak DC) berhasil dilakukan dalam fasa air. Senyawa metabolit sekunder alkaloid digunakan sebagai agen yang penghidrolisa (sumber basa lemah) sedangkan senyawa saponin dan terpenoid berperan sebagai agen penstabil (capping agent). Biosurfaktan saponin diisolasi dari ekstrak buah lerak untuk mempelajari pengaruhnya terhadap ukuran dan morfologi nanopartikel ZnO. Dalam mempelajari pengaruh saponin dan ion hidroksida terhadap nanopartikel ZnO, sumber basa amonium hidroksida (NH4OH) digunakan sebagai sumber basa lemah dalam sintesis. Nanopartikel hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan instrumentasi spektrofotometer UV-Vis, UV-Vis DRS, spektroskopi FTIR, XRD, PSA dan TEM. Hasil karakterisasi nanopartikel ZnO menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi ion hidroksida dari NH4OH dalam reaksi menyebabkan peningkatan ukuran nanopartikel dan pembentukan morfologi nanopartikel yang tidak teratur sedangkan biosurfaktan saponin berperan sebagai pengarah morfologi dalam sintesis. Uji aktivitas fotokatalitik nanopartikel ZnO menunjukkan bahwa karakteristik nanopartikel ZnO mempengaruhi nilai % degradasi dari zat warna Rhodamine B......ZnO nanoparticle (ZnO NP) was successfully synthesized through green synthesis route using Sapindus rarak DC.’s fruit extract in water. Secondary metabolite compounds from fruit extract acted as source of base and capping agent in ZnO NP synthesis. Alkaloid hydrolyzed water to provide hydroxide ion which was needed in synthesis while saponin and terpenoid affected particle size and morphology of ZnO NPs. Biosurfactant of saponin was extracted from Sapindus rarak DC.’s fruit to study saponin’s effects in particle size and morphology of ZnO NP. By existence of saponin in ZnO NP synthesis, ammonium hydroxide (NH4OH) used as source of hydroxide ion to study biosurfactant and ion hydroxide effects to ZnO NP. Nanoparticles were characterized using UV-VIS spectrophotometer, UV-VIS DRS, FTIR spectroscopy, XRD, TEM, and SEM. Characterization results showed biosurfactant saponin control the particle size and morphology of ZnO NPs while higher concentration of hydroxide ion increase particle size and create irregular morphology of ZnO NPs. Photocatalytic activity study of nanoparticles showed morphology and particle size characteristic of ZnO NPs correlate with its ability to degrade Rhodamine B.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library