Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desty Hersiana Mustikaningrum
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang gambaran citra tubuh remaja yang mengidolakan tokoh idola. Citra tubuh merupakan persepsi individu dan orang lain tentang bentuk dan ukuran tubuh individu. Remaja biasanya mengharapkan ukuran dan bentuk tubuhnya menjadi ideal seperti apa yang sering dilihatnya, salah satunya tokoh idola. Metode penelitian deskriptif sederhana dengan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana pada 224 remaja dan menggunakan Contour Drawing Rating Scale sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan 89,3% remaja yang mengidolakan tokoh idola di SMAN 1 Depok memiliki citra tubuh positif. Pemahaman tentang citra tubuh perlu diberikan kepada remaja seperti di lingkungan sekolah agar remaja mengerti perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh beserta dampaknya. ......This study aimed to identify the overview of body image in adolescents who idolize idols. Body image is the perception of the individual and others about individual?s body shape and size. Teens usually expect their body shape and size to be ideal as what they used to watched, like idols. Simple descriptive study with simple random sampling technique to 224 students and used the Contour Drawing Rating Scale as an instrument of research. The result showed 89,3% of teens who idolize idols in SMAN 1 Depok have a positive body image. Understanding of body image needs to be given to adolescents in the school environment in order to understand the changes that occur in the body and the impacts.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deanyta Puspa Dwita
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakpuasan citra tubuh pada anak usia sekolah di SDI PB Soedirman Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional pada total responden 137 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pengukuran antropometri, meliputi pengukuran berat badan menggunakan timbangan dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise, kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62,8% siswa mengalami ketidakpuasan citra tubuh. Status gizi, distorsi citra tubuh, riwayat diet, pengaruh orang tua, dan pengaruh media massa memiliki hubungan yang bermakna dengan ketidakpuasan citra tubuh. Peneliti menyarankan agar siswa diberikan informasi dan edukasi yang berhubungan dengan status gizi, diet seimbang, dan gaya hidup sehat. ......This study aims to determine factors associated with body image dissatisfaction amongst School-Age Children at SDI PB Soedirman Jakarta. This research will be based on a quantitative cross-sectional research method on 137 students. Data were collected from questionnaire and anthropometric measurements, including weight measurement using weight scales and height measurements using microtoise, then analyzed using chi-square test. The results showed that 62,8% students were dissatisfied with their body. Nutritional status, body image disturbance, weight-loss diet, parental influence, and media influence has a significant association with body image dissatisfaction. Researcher suggests that students could be given information and education related to nutritional status, balanced diet, and healthy lifestyle.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sindi Fatimah Dewantari Nugraha
Abstrak :
Skripsi ini mengkaji tentang pembentukan body image anggota cover dance VERMILION yang mengidolakan SNSD. Melalui wawancara mendalam dan pengamatan saya berusaha mengetahui body image anggota VERMILION yang terbentuk berdasarkan pengetahuan mereka mengenai SNSD. Anggota VERMILION memanfaatkan media untuk mencari informasi tentang SNSD. Pengetahuan tentang SNSD mempengaruhi pandangan anggota VERMILION tentang body image, sehingga kriteria kecantikan mereka mengacu pada gambaran tubuh anggota SNSD. Anggota VERMILION melakukan perbandingan tubuhnya dengan tubuh SNSD, kemudian menyadari kenyataan bahwa bentuk tubuhnya berbeda dengan tubuh SNSD dan menyebabkan mereka mengalami body dissatisfaction. Berbekal pengetahuan yang diperoleh dari orang terdekat, artikel tentang kecantikan, dan film tentang kecantikan mereka melakukan perubahan bentuk tubuh. Anggota VERMILION juga melakukan peniruan penampilan idola ketika menjadi cover dance dan ketika tidak menjadi cover dance. Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan bahwa mereka adalah cover dance dan fans dari SNSD. ......This study examines the forming of body image of VERMILION cover dance members who love SNSD. In depth Interviews and observations were conducted to reveal the body image of VERMILION members which was formed based on their knowledge regarding SNSD. VERMILION members use media to search information regarding SNSD. The knowledge regarding SNSD affects VERMILION members rsquo s point of view regarding body image. As the result, the beauty criteria of VERMILION members refer to SNSD members rsquo s body image. VERMILION members compare their body with SNSD members rsquo s body. They found the fact that their shape of body is different from SNSD members rsquo s body which causes body dissatisfaction. The knowledge which is gained from relatives, beauty articles, films regarding beauty becomes a base in forming body image. VERMILION members also imitate their idol rsquo s appearance whether they become a cover dance or not. This matter is conducted to show that they are the cover dance and fans of SNSD.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S70038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arkitra Nura Hismayana
Abstrak :
Media sosial adalah media yang memiliki banyak pengguna dan digemari oleh masyarakat saat ini. Salah satu media sosial yang paling banyak digunakan adalah Instagram. Di Instagram, kita dapat membagikan informasi dan berinteraksi melalui teks, video, foto, dan suara.  Namun, ternyata fungsi Instagram saat ini bukan hanya sebagai media komunikasi saja, tetapi juga dapat membentuk citra diri seseorang. Citra diri ini berkaitan erat dengan self-representation. Para pengguna Instagram seakan-akan merasa mendapatkan bentuk penghargaan diri yang sangat luar biasa karena dapat melakukan representasi diri melalui media sosial yang sesuai dengan ekspektasi mereka. Salah satu bentuk dari self-representation adalah dengan membangun citra tubuh agar dapat menarik lebih banyak pengikut. Karena memiliki daya tarik dan exposure yang tinggi, mereka bisa mendapatkan tawaran dari berbagai brand dan menghasilkan uang. Hal tersebut dilakukan oleh mayoritas selebriti mikro tanah air. Dalam implementasinya, selebriti mikro memiliki kharisma  dan penampilan fisik bukan seperti orang biasa. Hal ini bukanlah hal yang negatif jika media sosial dijadikan self-representation, namun hal ini dapat mempengaruhi persepsi representasi diri bagi pengguna media sosial yang dapat berdampak pada kehidupan yang sesungguhnya. ......Social media is the media most favored by the public in the current era. One of the most widely used social media is Instagram. On Instagram, we can share information and interact through text, video, photos and sound. However, it turns out that the current function of Instagram is not only as a medium of communication, but also can shape one's self-image. This self-image is closely related to self-representation. Instagram users seem to feel that they are getting an extraordinary form of self-esteem because they can represent themselves through social media according to their expectations. One form of self-representation is building body image in order to attract more followers. Because they have high traction and exposure, they can get offers from various brands and make money. This is done by the majority of Indonesian micro celebrities. In its implementation, micro celebrities have charisma and physical appearance that are not like ordinary people. This is not a negative thing if social media is used as self-representation, but this can affect the perception of self-representation for social media users which can have an impact on real life.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Yunita Suryaputri
Abstrak :
Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh citra tubuh terhadap kepuasan perkawinan Wanita dan pria dewasa lnuda yang dimediasi oleh frekuensi hubungan seksual dan kepuasan seksual. Penulis memprediksi citra tubuh akan meningkatkan frekuensi seksual yang kemudian meningkatkan kepuasan seksual lalu kepuasan perkawinan. Namun karena perbedaan peran gender, penelitian ini memprediksi citra tubuh akan berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan Wanita melalui peningkatan frekuensi hubungan seksual lalu kepuasan seksualnya, sedangkan pada pria, citra tubuh diprediksi berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan tidak melalui meningkatnya frekuensi hubungan seksual hanya melalui kepuasan seksualnya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan metode kroseksional. Jumlah partisipan dalam penelitian ini ialah 98 partisipan Wanita dan 50 partisipan pria yang bukan merupakan pasangan. Hasil yang didapat diketahui bahwa variabel citra tubuh, sexual attractiveness, weight concern, Serta physical condition,berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan Wanita sebesar 23,3% (R2= O,233), sedangkan pada pria, diketahui bahwa variabel citra tubuh, upper body strenght, physical attractiveness, dan physical condition berpengaruh terhadap kepuasan perkawinannya sebesar 14,4% (R2= O,144). Berbeda dengan prediksi, pada Wanita, citra tubuh berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan, tidak melalui frekuensi hubungan seksual namun hanya melalui kepuasan seksual. Sedangkan pada pria, citra tubuh tubuh tidak berpengaruh pada kepuasan perkawinan, baik melalui peningkatan frekuensi hubungan seksual maupun kepuasan seksualnya. Kesirnpulan penelitian ini ialah pada Wanita, citra tubuh berpengaruh pada kepuasan perkawinannya melalui kepuasan seksual sedangkan pada pria citra tubuh tidak berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan.
This study is about the role of body image on marital satisfaction in young adult Women and men mediated by sexual frequency and sexual satisfaction. We predict that body image will increase sexual frequency thus sexual satisfaction and marital satisfaction. But, because of gender role differences between men and Women, We predict body image Will affect marital satisfaction through increasing sexual frequency and sexual satisfaction in Women but in men, We predict body image will affect marital satisfaction through sexual satisfaction not sexual frequency. This research is quantitative with cross sectional method. Participants in this research are 98 Women and 50 men, and they were not couple. The results show, body image variable, sexual attractiveness, Weight concern, and physical condition affected to marital satisfaction in Women about 23,3% (R2= 0,233), in men, body image variable, upper body strenght, physical attractiveness, and physical condition affected to marital satisfaction about l4,4% (R2= O,l44). ln Women, body image components affect marital satisfaction through sexual satisfaction only not sexual frequency. In men, body image components do not affect marital satisfaction through sexual frequency or sexual satisfaction. The summary of this study are in Women, body image affect marital satisfaction through sexual satisfaction, but in men body image do not affect marital satisfaction.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pattiasina, Amanda Daphne D.
Abstrak :
Dalam kehidupannya, setiap manusia terutama kaum wanita, ingin selalu tampil cantik dan menarik. Memang tidak dapat disangkal, individu yang berpenampilan menarik akan lebih dihargai dan populer, mendapat perlakuan istimewa serta atribut yang positif dari lingkungannya (Hatfield dan Sprecher, dalam Stein, 1996). Oleh karena itu, manusia akan berusaha semaksimal mungkin untuk memiliki penampilan fisik yang menarik. Adapun konsep tentang penampilan fisik yang menarik, selalu berubah sejalan dengan waktu dan budaya setempat. Wisman et.al (dalam Heinberg, 1996) menyimpulkan bahwa bentuk tubuh yang ideal pada massa kini cenderung kurus, seperti layaknya bentuk tubuh para model. Standar ideal tersebut akan mempengaruhi persepsi, penilaian dan penghargaan terhadap tubuh yang dimilikinya, atau dengan kata lain akan mempengaruhi citra tubuh (body-image) yang dimiliki. Citra tubuh didefinisikan sebagai gambaran yang dimiliki oleh seseorang mengenai bentuk fisiknya. Pada masa remaja, terjadi perubahan fisik yang besar. Perubahan tersebut akan mempengaruhi penampilan fisik, yang tentu akan berpengaruh pada konsep diri dan pada akhirnya akan berpengaruh pada citra tubuh yang dimiliki. Perubahan yang terjadi juga dapat menimbulkan rasa ketidakpuasan bila perubahan tidak sesuai dengan standar ideal yang berlaku. Remaja putri adalah kelompok yang paling rawan terhadap ketidakpuasan pada citra tubuhnya. Biasanya mereka menginginkan bentuk tubuh kurus, ramping dan proporsional seperti Iayaknya tubuh seorang model. Dan berbagai usaha dilakukan untuk mencapai keinginan lersebut, tanpa memperhitungkan resikonya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana perbandingan kepuasan citra tubuh antara remaja putri yang berprofesi sebagai model, yang tubuhnya menjadi patokan standar ideal, dengan remaja putri yang tidak berprofesi sebagai model ? Penelitian ini bersifat deskriptif dengan tipe penelitian studi komparatif yaitu membandingkan kepuasan citra tubuh antara kelompok model dan bukan model. Dan untuk mengukur kepuasan citra tubuh akan digunakan alat Multidimensional Body-Self Relation Questionnaire (Cash, 1994), yang terdiri dari 10 subskala : evaluasi penampilan, orientasi penampilan, evaluasi kebugaran, orientasi kebugaran, evaluasi kesehatan, orientasi kesehatan, orientasi tentang penyakit , kepuasan area tubuh, kategori berat badan dan kecemasan akan kegemukan. Dalam pengolahan data penelitian dilakukan independent sample t-test untuk melihat apakah ada perbedaan kepuasan citra tubuh antara kelompok model dan bukan model. Hasil menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam hal kepuasan citra tubuh pada kelompok remaja putri yang berprofesi sebagai model dan kelompok remaja putri yang tidak berprofesi sebagai model. Dalam arti remaja putri yang berprofesi sebagai model lebih merasa puas dengan tubuhnya dan merasa dirinya Iebih menarik, dibandingkan dengan remaja putri yang tidak berprofesi sebagai model. Hanya empat aspek dan sepuluh subskala yang ternyata berbeda secara signifikan, yaitu evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kategori berat badan dan kepuasan area tubuh. Sedangkan dari hasil tambahan diketahui bahwa berat badan, selisih berat badan dan indeks Massa Tubuh mempunyai hubungan negatif yang signifikan dengan kepuasan citra tubuh. Makin kurus seseorang, maka makin tinggi kepuasan yang dimiIiki. Selain itu ditemukan pula terdapat distorsi dalam mempersepsi ukuran tubuh yang dimiliki. Banyak responden yang sebenarnya mempunyai berat badan kurus tetapi masih merasa dirinya kelebihan berat badan. Saran yang diberikan adaiah dilakukannya pelatihan atau diadakan seminat untuk meningkatkan citra tubuh dan peningkatan konsep diri untuk para remaja putri. Selain itu disarankan pula untuk mempublikasikan di media massa dampak negatif dan ketidakpuasan terhadap citra tubuh yang dimiliki.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2583
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marina
Abstrak :
Dimana alat ukur yang digunakan adalah Kuesioner Temang Diri dan Kuesioner Kepuasan Citra Tubuh. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non probability sampling, dengan jenis sampel incidental. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara senjang-harapan dengan kepuasan citra tubuh pada wanita. Dari hasil analisa hubungan antara senjang-harapan dengan ke lima aspek kepuasan citra tubuh, ditemukan hubungan yang terbalik pada aspek evaluasi penampilan dan kepuasan area tubuh serta ditemukan hubungan dengan aspek kecemasan menjadi gemuk, namun tidak ditemukan hubungan yang signifikan dengan aspek orientasi penampilan dan aspek pengkategorian diri ke dalam kelompok berat badan tertentu. Pada analisa lebih lanjut terhadap hubungan antara senjang-harapan dan kepuasan citra tubuh, dengan mengontrol valiabel yang diduga berpengaruh, yaitu senjang-tuntutan (self discrepancy actual ought/others), tetap ditemukan hubungan yang signifikan antara senjang-harapan dengan kepuasan citra tubuh. Hail analisa terhadap ke lima aspek menemukan hubungan yang terbalik antara senjang-harapan dengan aspek evaluasi penampilan serta hubungan dengan aspek kepuasan area tubuh. Namun tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara senjang-harapan dengan aspek orientasi penampilan, kecemasan menjadi gemuk dan pengkategorian diri ke dalam kelompok berat badan tertentu. Di duga hasil ini disebabkan oleh peranan restriction of range, evaluation apprehension, homogenitas sampel, disamping keterkaitan senjang-tuntutan secara teoritis dengan tingkah laku dan sikap seperti penderita anoreksia (anorexic-related behavior and attitude), yang tercermin dalam subskala kecemasan menjadi gemuk. Saran peneliti, di masa yang akan datang dapat dilakukan penelitian dengan menggunakan sampel dari berbagai latar belakang, jenis pekerjaan, umur dan lain-lain, untuk menghindari restriction of range. Juga dapat dilakukan penelitian dengan mengaitkan berbagai faktor terhadap kepuasan citra tubuh, sehingga dapat diketahui faktor mana yang paling berhubungan. Untuk memperoleh atribut-atribut yang lebih terjangkau (accessible) dan tersedia (available) Kuesioner Tentang Diri hendaknya dibuat dengan metode respons bebas (free response), dimana individu dapat menuliskan atribut-atribut yang diyakini sebagai diri yang sebenamya (actual self, selanjutnya disebut diri-anggapan), ia harapkan (ideal self selanjutnya disebut diri- harapan), ia haruskan (ought self selanjutnya disebut diri-keharusan) dan atribut-atribut yang ia yakini sebagai diri sebenarnya menurut sudut pandang orangtuanya (actual self/others, selanjutnya disebut diri-penilaian), yang diharapkan orangtuanya (ideal self/others, selanjutnya disebut diri-himbauan), dan did yang dituntut oleh orangtuanya (ought self/others, selanjutnya disebut diri-tuntutan). Untuk penelitian lebih lanjut, ada baiknya menelit hubungan antara senjang harapan-tuntutan (salah satu bentuk dari self guide discrepancies atau senjang panduan diri).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rianty
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara jumlah jam menonton televisi dengan kepuasan citra tubuh remaja di Jakarta. Alasan peneliti memilih topik ini adalah karena televisi merupakan salah satu pilihan media masa utama di masyarakat Indonesia Cultivation theory menjelaskan bahwa semakin lama seseorang menonton televisi, maka akan semakin banyak pengaruh dari televisi yang individu tersebut dapatkan. Alasan kedua dari pemilihan topik ini adalah karena peneliti merasa bahwa dengan meneliti hubungan antara waktu yang diluangkan untuk menonton televisi dengan kepuasan citra tubuh pada remaja muda, maka dampak buruk dari televisi dapat dihindari sehingga remaja dapat tumbuh menjadi dewasa secara normal. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan kepuasan citra tubuh tubuh kelompok remaja yang menonton televisi kurang dari 4 jam setiap harinya (penonton ringan) dengan kelompok remaja yang menonton televisi lebih dari 4 jam setiap harinya (penonton berat) Teori utama yang dipakai pada penelitian ini adalah teori perbandingan sosial (Social Comparison Theory) yang dicetuskan oleh Festinger (1954) dan Cultivation Theory (Shrum & Bischak, 2001). Subyek penelitian ini adalah 96 remaja putri yang berumur antara 15-19 tahun. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non-probability sampling dengan multidimentional sampling. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire (MBSRQ) sebagai alat pengukur kepuasan citra tubuh. Data hasil penelitian dihitung dengan Chisquare dari program SPSS 11.0. Hasil utama dari penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada kepuasan citra tubuh antara remaja putri yang menonton televisi lebih dari 4 jam setiap harinya dengan remaja putri yang menonton televisi kurang dari 4 jam setiap harinya. Hasil dari penghitungan Chi square membuktikan bahwa 5 dari 6 hipotesis pada penelitian ini diterima. Subskala yang ditolak pada penelitian ini adalah subskala perbedaan orientasi penampilan fisik. Penelitian berikutnya diharapkan agar menambah jumlah subyek penelitian dan melakukan kontrol terhadap latar belakang sosial dan ekonomi. Penelitian berikutnya juga diharapkan agar mengambil data dari berbagai jenis sekolah agar mendapatkan hasil yang lebih bervariasi. Penelitian selanjutnya juga diharapkan untuk melengkapi penelitian dengan metode wawancara agar dapat menggali informasi secara lebih mendalam.
2006
S3495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eda Arthaputri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara body image dengan kepuasan seksual pada wanita dewasa madya. Penelitian ini termasuk ke dalam tipe penelitian korelasional, dan kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional study, retrospektif, dan non eksperimental. Partisipan dalam penelitian ini adalah 51 wanita dewasa madya yang sudah mengalami menopause dan yang memiliki pasangan. Teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling. Melalui korelasi Pearson, hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi signifikan antara body image dengan kepuasan seksual pada wanita dewasa madya. ......The purpose of this research is to find the correlation between body image and sexual satisfaction among middle aged women. This study belongs to the type of correlational and quantitative research designed with cross-sectional studies, retrospective and non-experimental studies. Participants in this study were 51 middle aged women in the menopausal status who still have spouse. This research uses incidental sampling as the sampling technique. Using Pearson Correlation, the result shows significant correlation between body image and sexual satisfaction among middle aged women.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Efrilia
Abstrak :
Skripsi ini mendeskripsikan tentang bagaimana konstruksi nilai-nilai femininitas yang ideal dalam masyarakat perkotaan Jakarta memengaruhi perempuan dalam memandang karakter perempuan yang ideal. Pandangan tersebut menimbulkan reaksi berupa stereotipe negatif terhadap perempuan yang melakukan kegiatan yang dianggap tidak feminin. Kegiatan tersebut salah satunya adalah menekuni olahraga beladiri Taekwondo, beladiri keras asal negeri Korea yang menggunakan kaki sebagai senjata utama dalam menyerang. Skripsi ini menjelaskan bagaimana perempuan taekwondoin yang telah berlatih hingga level senior dalam memandang nilai-nilai feminin yang ideal, serta batas antara femininitas dan maskulinitas dalam diri seorang perempuan. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bagaimana para perempuan taekwondoin ini memandang citra tubuh mereka sendiri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun telah mengalami dekonstruksi, perempuan yang berlatih taekwondo sejak usia dini tetap memiliki pandangan yang terkonstruksi oleh budaya mengenai definisi perempuan feminin yang ideal. ......This thesis describes how the construction values of ideal femininity in Jakarta urban society affects women’s view of the character of the ideal woman. This view is cause a reaction in the form of negative stereotypes of women who engaged in activities that considered not feminine. One of these activity is to pursue Taekwondo martial arts, origin of Korean’s hard martial art that using leg as a major weapon in attack. This thesis describes how taekwondoin women who have been practicing up to senior level in view of the values of the ideal feminine, and the line between femininity and masculinity in a woman. In addition, this study also shows how women's taekwondoin saw their own body image. The results of this study indicate that despite having deconstruction, women who practice taekwondo in early age still have a culture constructed by the definition of the ideal feminine woman.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S44672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>