Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Makowski, Z.S.
Bandung: ITB Press, 1988
693.71 MAK k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Outrigger is one of the many tall building structural systems that are used to reduce the building responses to wind. However, it is not known where the outrigger should be placed so that the responses of the tall building due to wind can be minimized. Thus, 64-story reinforced concrete buildings with the ratio of height to the breadth of 6:1 are studied in order to determine the optimum location to construct the outriggers to minimize the along-wind and across-wind responses. Buildings with different location of outriggers are analysed by a structural analysis software in order to determine the natural frequencies and eigenvectors in the along-wind and across-wind direction. The along-wind responses are determined by employing the procedures from the ASCE 7-02 while the across-wind responses of the buildings are calculated based on the procedures and wind tunnel data available in a data base of aerodynamic load. The database is comprised of high-frequency base balance measurements on a host of isolated tall buildings models. Results from the analysis shows that the optimum location to construct the outriggers is between one third to two third of the height of the building"
620 MJCE 20:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Dodi Priyono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T24383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wass, Alonzo
Reston, VA: Reston Publishing, 1973
R.690 Was m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soemadi
Bandung: ITB, 1970
693 Soe k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Gatot D.W.
"Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar perencanaan, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan pelaksanaan, kemudian mengambil tindakan koreksi yang diperiukan agar sumber daya dapat dipergunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Berbagai jenis usaha pengendalian yang diiakukan secara umum adalah pengendalian biaya, mutu, dan waktu. Pengendalian biaya bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan terjadi penyimpangan pengeiuaran biaya yang tidak sesuai dalam perencanaan, sehingga dapat diambil tindakan koreksi sebagai antisipasi cost overrun dalam pelaksanaan proyek. Pengendalian biaya dapat diiakukan dengan membandingkan perencanaan biaya dengan biaya peiaksanaan (actual cost), meialui perbandingan biaya tersebut dapat diiakukan analisa apakah suatu proyek berjalan sesuai dengan perencanaan. Dalam kegiatan konstruksi, yang umum terjadi pada tahap implementasi adalah penyimpangan biaya. Penyimpangan biaya yang terjadi dapat menimbuikan dampak berupa cost overrun, sehingga diperiukan suatu tindakan yang tepat untuk dapat meminimalisasikan dampak tersebut. Salah satu tindakan yang diiakukan untuk mengendaiikan penyimpangan biaya yang terjadi adalah dengan meiakukan tindakan koreksi (corrrective action). Skripsi ini mengkaji berbagai tindakan koreksi yang diambil oleh pihak kontraktor dalam mengantisipasi berbagai penyimpangan yang terjadi pada variabel subkontraktor. Dan berbagai tindakan koreksi yang diambii oieh pihak kontraktor terhadap pengelolaan subkontraktor, dapat diiakukan analisa dan diperoleh kesimpulan tindakan koreksi yang tepat untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan proyek."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummuhasna Lathifa
"ABSTRAK
ETFE (ethylene tetrafluoroethene) film yang berbahan dasar ETFE resin merupakan polimer yang memiliki karakteristik ketahanan yang kuat terhadap banyak faktor perusak termasuk cuaca. Penggunaan material ini pada fasad (kulit bangunan) dilakukan dengan cara dibingkai dengan aluminium kemudian dipasangkan rangka struktur yang ada. Pada penggunaannya di bangunan, dengan berbagai kondisi iklim dan cuaca, ETFE film harus mampu tahan terhadap sinar matahari, angin, hujan, dan salju. Dari studi kasus dan analisis pada Water Cube di Beijing dan Allianz Arena di Jerman menunjukkan bahwa material tersebut mampu bertahan menghadapi ketiga unsur cuaca di atas. Dari studi kasus tersebut dapat di perkirakan ETFE film dapat digunakan di Indonesia ETFE film dapat juga digunakan di Indonesia yang memiliki kondisi iklim yang berbeda dengan iklim di negara-negara tersebut.

ABSTRACT
ETFE (ethylene tetrafluoroethene) film with ETFE resin as basis material is a kind of polymer which have high endurance to various destructive factors including weather. The use of this material as façade (building skin) is by framing it to aluminium frame before installed to building structure or façade structure. When used at buildings, in different climate and weather condition, ETFE film must be able to withstand the sun, wind, rain and snow. Case studies and analysis on Water Cube, Beijing and Allianz Arena, Munich show that the material can withstand those three weather factor. Be based on this, ETFE film can be used in Indonesia which have different climate condition with those country."
2015
S59488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fira Riza Aulia
"Penggunaan sumber daya alam sebagai pembuat beton semakin meningkat belakangan ini sehingga menambah jumlah limbah beton. Penelitian ini akan menggunakan agregat kasar dan agregat halus daur ulang sebagai agregat pada beton. Komposisi benda uji terdiri dari 40% agregat kasar daur ulang dan 0%, 20%, 40% dan 60% agregat halus daur ulang dari limbah beton mutu K350-K400. Pengujian meliputi pengujian kuat tekan, kuat lentur, dan susut pada beton. Kuat tekan beton pada komposisi 20% agregat halus daur ulang meningkat 5,18% dari beton normal pada umur 28 hari. Kuat lentur beton dengan komposisi agregat halus daur ulang 20% memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan komposisi lainnya. Susut beton dengan komposisi 60% agregat halus daur ulang mempunyai nilai susut tertinggi dibandingkan dengan komposisi lainnya.

The using of natural resources to make concrete is increase nowadays that can gain the concrete waste. This study will use fine and coarse recycle aggregate as aggregate as aggregate in concrete. The composition of the test object consisting of 40% coarse recycle aggregate and 0%, 20% 40%, and 60% fine recycle aggregate from concrete waste K350-K400. Testing includes, compressive strength test, flexural strength, and shrinkage in concrete. The purpose of this study is to know the influence of coarse and fine recycle aggregate to compressive strength, flexural strength, and shrinkage in concrete and the optimum composition of the fine recycle aggregate to be used. Compressive strength of concrete with 20% recycled fine aggregate increased by 5,18% of the normal concrete at 28 days. Flexural strength of concrete with 20% recycled fine aggregate has the highest value than other composition. Shrinkage of concrete with 60% recycled fine aggregate has the highest shrinkage value compared to other composition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzah Balqis Sabbah
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian konstruksi terowongan dengan metode box jacking pada tanah kohesif. Dalam menentukan besar gaya box jacking, dibutuhkan nilai face load sehingga penelitian dilakukan untuk mengetahui nilai faktor face load (N*) dengan memperhatikan faktor keamanan yang baik. Variasi pemodelan numerik yaitu sudut nose blade, x/H yaitu jumlah tanah dalam terowongan terhadap tinggi boxterowongan, dan kedalaman terowongan.
Makalah ini menghasilkan persamaan regresi dari nilai faktor face load (N*) terhadap variasi x/H yaitu N* = 2.5404(x/H)^0.5426 sehingga dapat membantu mengestimasi nilai face load dengan persamaan face load = N* x c dengan c adalah kohesi tanah. Nilai faktor face load (N*) dihubungkan dengan gaya box jacking dan faktor keamanan menghasilkan teknis pengoptimalan konstruksi terowongan box jacking yaitu digunakan gaya box jacking yang kecil dengan mengatur N* yang dihubungkan dengan nilai x/H terowongan serta faktor keamanan yang masih memenuhi aman sesuai desain.Alternatif lain untuk menaikkan faktor keamanan terowongan tanpa menaikan nilai x/H yang adalah memilih sudut yang kecil pada nose blade.

ABSTRAK
This study is about the construction of the tunnel with the box jacking method in cohesive soils. The value of face load in the front of the tunnel is required to determinethe box jacking force. The study was conducted to determine the value of face load factor (N*) with appropriate safety factor. Variations of numerical modeling are nose blade’s angle, x/H (the amount of soils inside box tunnel to the height of the box tunnel) , and the tunnel depth.
This paper resultsa regression equation of face load factor (N*) of the variation (x/H), namely N* = 2.5404 (x/H)^0.5426. The equation will help estimate the value of face load using the equation face load = N* x c where c is the cohesion of the soil. Then the value of face load factor (N*) is associated with the required box jacking force and the safety factor to get a technical optimization tunnel construction. The optimal tunnel contruction is defined by choosing low box jacking force using the low values of N* which is associated with x/H tunnel with a appropriate safety factor. Another alternative that can increase the safety factor of the tunnel without changing the values of x/H tunnel is to choose a small nose blade’s angle."
2015
S59508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edith Baskara
"ABSTRAK
Pada penelitian kali ini akan diteliti struktur komposit yang dikenal dengan istilah Concrete Filled Steel Tube (CFST) yaitu struktur baja hollow kotak yang diisi dengan beton. Struktur ini sudah secara luas dipakai dalam bidang konstruksi diantaranya adalah sebagai balok girder jembatan kereta api yang terdapat di Jepang (Hosaka et al., 1997; Nakamura et al., 2004). Beberapa keuntungan dari struktur CFST antara lain adalah struktur memiliki daktilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan struktur beton bertulang biasa, penampang beton dapat mencegah terjadinya local buckling pada penampang hollow baja dan sebaliknya penampang baja dapat menjaga confinement struktur beton sehingga beton dapat meningkatkan kekuatannya. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisa perilaku struktur komposit CFST dengan memodelkan struktur secara matriks dan melakukan permodelan fiber model pada penampang balok. Analisa yang dilakukan mencakup analisa perilaku linear dan non-linear penampang, analisa kekakuan sambungan dan kapasitas sambungan. Proses analisa dilakukan dengan membandingkan grafik eksperimen dan grafik hasil permodelan. Hasil penelitian menunjukan bahwa grafik hasil eksperimen mendekati grafik permodelan, dan sambungan memiliki sifat kekakuan yang rigid dan kapasitas yang cukup besar sehingga sambungan tetap elastis pada saat balok mengalami leleh.

ABSTRACT
This research will investigate composite structure that has known as concrete filled steel tube (CFST), steel hollow cross section fill in with concrete. This type of structure has been widely use in construction site, one of them is use as train?s bridge girder in Japan (Hosaka et al., 1997; Nakamura et al., 2004). Some of the advantages of CFST are this structure has a high ductility if we compare it with common concrete reinforcement, concrete cross section will prevent steel tube to occurrence of local buckling, and on the other hand steel will confine the concrete so it will increase strength of concrete it self. The aim of this research is to analyze the behavior of CFST?s structure by modelling it in stiffness matrix and modelling fiber to beam cross section. The analysis are including behavior of linear and non-linear of beam cross section, connection stiffness, and connection capacity. The analyzing process do by compare the graphic of experiment and the graphic of modelling results. This research show that experiment?s graphics are close to the graphic of modelling result, and connection has rigid stiffness and has enough strength to keep linear while beam has yielding. "
2015
S59578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>