Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jefta Ch. Widyaatmaja
Abstrak :
Perilaku bullying secara verbal kerap kali dilakukan oleh para siswa dalam komunitas sekolah. Jika perilaku bullying secara verbal ini terus dibiarkan terjadi, maka dapat membawa hal-hal yang negatif baik bagi pelaku maupun korban. Lembaga sekolah seharusnya tidak hanya menekankan hal kecerdasan secara intelektual saja tetapi juga kecerdasan sosial. Karena itu, perilaku bullying secara verbal inipun perlu untuk dieliminasi sehingga secara sosial akan terjadi persahabatan yang akrab antar siswa. Perilaku bullying secara verbal ini diketahui ada dan terjadi berdasarkan baseline yang dilakukan baik melalui survey (angket) maupun diskusi. Adapun teori yang digunakan dalam intervensi ini adalah teori kognisi dan Strategi reeducative. Kekhasan pendekatan ini adalah para siswa yang memandang bahwa perilaku bullying secara verbal ini sebagai hal yang biasa diubah kognisinya melalui tiga tahapan yaitu mencairkan nilai-nilai lama, mengemba igkan nilai nilai baru, dan membekukan kembali nilai-nilai bare. Pada setiap tahapan dilakukan program-program intervensi. Pada tahapan mencairkan nilai-nilai lama dilakukan program intervensi yang berupa : Diskusi Kelompok balk dengan guru maupun dengan siswa. Pada tahapan mengembangkan nilai-nilai baru dilakukan program intervensi yang berupa: Memberikan pemahaaman tentang persahabatan melalui radio sekolah, para siswa membuat karangan singkat tentang persahabatan, dan diskusi kelompok dengan para siswa. Pada tahapan membekukan kembali nilai-nilai baru dilakukan program intervensi yang berupa: Diskusi kelompok dengan para siswa dan pelatihan tentang berkomunikasi yang sehat dalam persahabatan. Hasilnya adalah kebiasaan untuk mengucapkan kata-kata kasar dan kata yang berkonotasi seksual dalam segala bentuknya dapat dikurangi (hanya gosip yang masih belum dapat dikurangi). Juga terwujud kondisi yang kondusif antara kelas 10 dan 11 tahun pelajaran 2004/2005, di mana mereka dapat melakukan kegiatan olah raga bersama (bermain basket) dan belajar bersama (matematika, fisika, dan kimia) di bandingkan sebelum program intervensi dilakukan di mana para siswa kelas 10 tidak mau bergaul dengan para siswa kelas 11.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sopacua, Willem
Abstrak :
Bullying adalah fenomena sosial yang sangat mempengaruhi siswa di sekolah. Hampir setlap sekolah masih melihat bullying sebagai suatu tradisi dimana senior merasa memiliki kuasa, populer dan memiliki sikap tidak toleran dan bersahabat. Kondisi ini memacu tim intervensi untuk melakukan program intervensi bagi sekolah dengan kategori Guru, Orang Tua dan Siswa. Program Sababat (Kasih Sayang, Harmoni, Baik budi dan Tanggung jawab) adalah program intervensi yang di lakukan dalam rangka mengurangi perilaku bulllying di sekolah. Program sahabat ini dimaksudkan supaya siswa sendiri menyadari dirinya sebagai aset berharga bagi kebidupan hari depan. Siswa adalah agen perubahan. Program sahabat ini bertujuan juga untuk membentuk nilai-nilai sahabat yang akan dimiliki oleh siswa untuk membangun pertemanan, persahabatan yang akrab dan toleran. Perilaku bullying harus ditangani secara sistematik yang melibatkan semua elemen sekolah seperti Guru, Orangtua dan siswa. Sekolah sebagai institusi yang bertanggung jawab melakukan tugas pembinaan, pendidikan dan pendampingan harus melihat bullying sehagai hal yang harus mendapat perorangan secara sungguh-sungguh. Oleh karena itu peneliti dan tim intervensi merasa perlu untuk membantu sekolah melalui program sababat dalam rangka mengurangi perilaku bullying disekolah. Baseline studi dalam upaya mendapat gambaran tentang masalah bullying disekolah dilakukan melalui observasi, wawancara. Workshop dan diskusi dalam kelompok. Hasil baseline menunjukkan bahwa ternyata perllaku bullying ada pada SMA Z. Hasil intervens menunjukkao bahwa program sahabat yang dilakukan oleh tim intervensi mendapat tanggapan positif dari sekolah seperti : Guru, Orangtua dan slswa. Pada kategori siswa perilaku bullying pun berkurang. Oleh karena itu harapan peneliti dan tim intervensi adalah supaya Program Sahabat ini terus ditindaklanjuti dan ditingkatkan dalam upaya menghilangkan perilaku bullying di sekolah.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katarina Menik Astuti
Abstrak :
Setiap individu pasti melakukan kegiatan dan berada dalam setting tempat tertentu. Peristiwa dan pengalaman di suatu tempat memiliki kaitan dengan persepsi individu dan ikatan pada tempat tersebut. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara school well-being, bullying dan place attachment di Sekolah Menengah Atas dan antar ketiganya. Pengukuran school well-being mengadaptasi alat ukur school well-being (Anne Konu, 2002) dan pengukuran place attachment mengadaptasi alat ukur place attachment (Williams, 1989), sedangkan pengukuran bullying menggunakan pertanyaan terbuka mengenai situasi yang terjadi. Jumlah sampel penelitian ini adalah 133 orang yang merupakan mahasiswa tingkat pertama di Universitas Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara school well-being, bullying dan place attachment maupun antar ketiganya, kecuali antara school well-being dan bullying. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa perubahan skor dari satu variabel dapat diikuti dengan perubahan skor pada variabel lainnya. Hasil penelitian mengenai hubungan school well-being dan bullying dengan menggunakan partial correlation dan mengontrol place attachment yang tidak signifikan diasumsikan peneliti disebabkan oleh ikatan yang muncul dengan sekolah membuat persepsi kesejahteraan diri siswa tidak terpengaruh dengan perilaku bullying yang terjadi. Selain hasil diatas, didapatkan pula hasil bahwa bullying lebih sering terjadi di sekolah swasta dibandingkan dengan sekolah negeri dan well-being siswa yang bersekolah di luar Jabodetabek cenderung lebih tinggi dibandingkan di Jabodetabek.
Every individual must do activities and be in a certain place setting. Events and experiences in a place linked to individual perception and attachment to the place. Therefore, this study was conducted to determine the significant relationship between school well-being, bullying and place attachment in high school and intercorrelation between them. Measurements adapted the school well-being measure school well-being (Anne Konu, 2002) and measurement of place attachment measure place attachment adaptation (Williams, 1989), whereas measurements using open-ended questions about the bullying situation occurs. The study sample size was 133 people which is a first year student at the University of Indonesia. The results of this study indicate that there is a significant relationship between school well-being, bullying and place attachment and between the three, but the school well-being and bullying. Based on the results of the study can be seen that the change in score of one variable can be followed by changes in scores on other variables. Results of research on the relationship of well-being and school bullying by using partial correlation and place attachment control is not significant due to the researchers assumed that ties up with schools to make students self-perception of well-being is not affected by bullying behavior happened. In addition to the results above, also obtained results that bullying is more common in private schools compared to public schools and wellbeing of students who attend school outside Jabodetabek tend to be higher than in Jabodetabek.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utari Melinda Yanzami
Abstrak :
Remaja merupakan kelompok umur yang berisiko mengalami berbagai permasalahan kesehatan salah satunya adalah risiko bunuh diri. Menjadi korban bullying merupakan salah satu penyebab remaja melakukan risiko bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan korban bullying dengan risiko bunuh diri pada remaja di Pancoran Mas Depok. Penelitian ini melibatkan 220 siswa dengan tingkat pendidikan SMP, SMA dan SMK. Penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Berdasarkan hasil uji one way anova p value = 0,000 artinya ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara korban bullying dengan risiko bunuh diri pada remaja. Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) diperlukan sebagai upaya untuk mengurangi korban bullying dan risiko bunuh diri pada remaja di sekolah. Adolescents are an age group that is at risk of experiencing various health problems. As victims of bullying is one of the causes of adolescents to commit suicide risk. This study aims to improve the relationship between victims of bullying and the risk of suicide in adolescents in Pancoran Mas Depok. This study involved 220 students with junior high school, senior high school, and vocational education levels. This research uses descriptive correlative cross-sectional study. Based on analyzed by one-way anova test p value = 0,000 it means there is significant relationship between victims of bullying with the risk of suicide in adolescents. Implementation of Healthy Life Skills Education (PKHS) is needed as an effort to reduce bullying victims and suicide risk in adolescents in schools.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library