Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gendhis Rahajeng
Abstrak :
Studi evaluasi ini bertujuan membangun perangkat konsep dan metode evaluasi capacity building pada program pengasuhan alternatif berbasis keluarga, dengan kombinasi metode CIPP dan SWOT. Dengan mengevaluasi program panti asuhan cottage SOS Family-like Care, studi ini mengangkat kebaruan empiris dari pola pengasuhan berbasis kultural dan berbeda dari sistem asrama pada umumnya. Literatur terkait topik ini masih berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar, sementara urgensi aspek pengembangan kapasitas dalam menciptakan kesejahteraan anak yang berkelanjutan belum menjadi perhatian. Evaluasi formatif ini dilakukan dengan metode kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam dan observasi. Analisis CIPP (Context, Input, Process, Product) digunakan untuk melihat sistem implementasi dan keluaran. Sementara, analisis SWOT menilai aspek tata kelola program. Hasil evaluasi menunjukkan upaya capacity building yang menyeluruh dan keaktifan anak pada program mempengaruhi peningkatan hasil kapasitasnya yang baik. Partisipasi anak asuh yang baik menjadi faktor kunci dari pengembangan kapasitasnya. Kemudian, implementasi dan keluaran program dilihat sudah cukup baik. Kekurangan dan tantangan masih terlihat jelas pada dimensi input dan process, dimana kurang baiknya kualitas SDM dan tidak optimalnya pembentukkan lingkungan sosial yang suportif berimplikasi pada kurangnya capaian perubahan perilaku anak. Analisis SWOT memperlihatkan bahwa masalah kapasitas institusional terkait SDM dan mekanisme reward-punishment menjadi tantangan utama yang harus dibenahi dalam mencapai tujuan program. ......This evaluation study aims to develop a set of concepts and methods for evaluating capacity building in an alternative family-based care program, using a combination of CIPP and SWOT methods. By evaluating foster care with a cottage system, this study explores the empirical novelty of culturally-based alternative care different from the general boarding system. Literature related to this topic still focuses on meeting basic needs, while the urgency of capacity building in creating sustainable children's welfare has not been a concern. This formative evaluation is done by a qualitative method, using in-depth interviews and observation techniques. CIPP analysis (Context, Input, Process, Product) use to see the system implementation and output, whereas the SWOT analysis assesses program governance aspects. The evaluation results show that the comprehensive capacity building process and children's active participation affect the good capacity building output of the children. The high participation level of children is an essential factor in increasing their capacity. Afterward, the implementation and output of the program are pretty good. Weaknesses and challenges are still clearly visible in the input and process dimensions. The poor quality of human resources and the non-optimal formation of a supportive social environment have implications for the lack of achievement in changing children's behavior. The SWOT analysis shows that the institutional capacity issues related to human resources and the reward-punishment mechanism are the main challenge that must be addressed to achieve the program's objectives.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Enrico William Bossi Hamonangan
Abstrak :
Riset evaluasi ini berupaya untuk memberikan substansi baru yaitu kajian terhadap program besutan Badan Eksekutif Mahasiswa yang berkaitan dengan hak atas kota. Sehingga, penelitian ini akan melihat bagaimana program capacity building dengan menggunakan metode evaluasi CIPP. Dalam program pengembangan masyarakat, partisipasi adalah faktor kunci dalam prosesnya, sementara tujuan dari program adalah meningkatkan kesadaran dan juga kapasitas dari penerima manfaat (capacity building). Beberapa studi sebelumnya menunjukkan bahwa evaluasi program berbasis capacity building menunjukkan adanya pengembangan kapasitas di level organisasional maupun pada level individual yaitu pihak penerima manfaat program. Oleh karena itu, dengan menggunakan CIPP, penelitian ini menawarkan evaluasi secara mendalam dalam mengenai program berbasis community development yang bersangkutan dengan hak atas kota. Tulisan ini mengangkat argumentasi bahwa tujuan program untuk meningkatkan kapasitas dalam bentuk pengetahuan dan kesadaran warga mengenai hak atas kota akan berhasil apabila masyarakat berpartisipasi secara sadar dalam level yang otonom. Hasil evaluasi CIPP menunjukkan bahwa pada dimensi context, input, dan product, Kota Bergerak mencapai level “sangat memadai” ditandai dengan adanya kajian dan juga pemetaan sosial terhadap potensi masyarakat serta adanya keberhasilan program dalam peningkatan kualitas hidup, meskipun dalam dimensi process mencapai level “cukup memadai” mengingat adanya keberhasilan dalam kegiatan pembentukan kewirausahaan komunitas serta pembelajaran bagi siswa namun tidak berhasil dalam menjalankan agenda advokasi. Dalam segi analisis capacity building dan partisipasi komunitas, program Kota Bergerak berhasil mengembangkan kapasitas dan juga melibatkan partisipasi komunitas yang tinggi dalam segi perencanaan serta implementasi kegiatan kewirausahaan serta mendapatkan partisipasi dalam jumlah yang besar pada program pendidikan serta berdampak pada kapasitas komunitas pada urusan-urusan kewirausahaan dan juga pendidikan. ......This evaluation research seeks to provide a new substance, namely a study of the program made by the Student Executive Board related to the right to the city. Thus, this study will see how the capacity building program uses the CIPP evaluation method. In community development programs, participation is a key factor in the process, while the aim of the program is to increase awareness and also capacity of beneficiaries (capacity building). Several previous studies have shown that the evaluation of capacity building-based programs indicates capacity development at the organizational level as well as at the individual level, namely the program beneficiaries. Therefore, using CIPP, this study offers an in-depth evaluation of community development-based programs related to the right to the city. This paper raises the argument that the program's objective to increase capacity in the form of knowledge and awareness of citizens regarding the right to the city will be successful if the community participates consciously at an autonomous level. The results of the CIPP evaluation show that in the context, input, and product dimensions, the Kota Bergerak reaches the "very adequate" level marked by the existence of studies and also social mapping of the community's potential as well as the success of the program in improving the quality of life, although in the process dimension it reaches the level of "adequate” considering the success in the activities of forming community entrepreneurship and learning for students but not succeeding in carrying out the advocacy agenda. In terms of capacity building analysis and community participation, the Kota Bergerak program has succeeded in developing capacity and also involving high community participation in planning and implementing entrepreneurial activities and getting a large number of participations in educational programs and having an impact on community capacity in entrepreneurship affairs and education.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library