Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lia Andriyah
"ABSTRAK
Ekstraksi kasiterit dari Indonesia menggunakan dekomposisi basa telah
dilakukan. Dekomposisi basa yang digunakan pada penelitian ini adalah natrium karbonat (Na2CO3). Kasiterit merupakan mineral oksida dari timah (SnO2) yang mempunyai komposisi berkisar 73,4% dan masih mengandung banyak pengotor seperti kwarsa, ilmenit, monazit, rutil dan zirkon. Proses pendahuluan untuk menghilangkan pengotor pada kasiterit adalah pencucian dan pemisahan high magnetic separator (HTS). Percobaan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah kasiterit dari lokal area Indonesia yang menggunakan dekomposisi basa untuk membentuk natrium stannat (Na2SnO3). Hasil percobaan menunjukkan bahwa kasiterit dari Indonesia dapat membentuk natrium stannat (Na2SnO3) yang dapat larut dengan air pada proses leaching. Semakin lama waktu dekomposisi menyebabkan fasa natrium stannat yang terbentuk makin banyak. Hasil optimum dicapai ketika proses dekomposisi dilakukan pada suhu 870 oC selama 4 jam dengan persentase produk mencapai 61%. High score plus (HSP) digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisa berat natrium stanat dan SnO2. Analisa HSP menunjukkan bahwa berat fasa natrium stannat (Na2SnO3) yang terbentuk > 70 wt % dan produk akhir SnO2 sebesar 100 wt %.

ABSTRACT
Extraction of cassiterite from Indonesia using alkaline decomposition has
done. The alkaline decomposition that used in this research is natrium carbonate (Na2CO3). Cassiterite is a mineral oxide from tin (SnO2) that has a composition about 73.4% and many impurities such as quartz, ilmenite, monazite, rutile and zircon. Preliminary processes to remove the impurities in cassiterite are washing and separation of high magnetic separator (HTS). Aim of this research is to increase the added value of cassiterite from local area Indonesia that using alkaline decomposition to form natrium stannate (Na2SnO3). The result shows that cassiterite from Indonesia can form natrium stannate (Na2SnO3) which soluble with water in leaching process. The longer the time for decomposition, the more phases of natrium stannate that will be formed. Optimum result reached when the decomposition process was done in 870 ÂșC for 4 hours with the percentage of yield is 61%. High Score Plus (HSP) was used in this research to analyze the mass of natrium stannate (Na2SnO3) and SnO2. HSP analysis showed that mass of natrium stannate (Na2SnO3) is more than 70 wt% and mass of SnO2 product is 100 wt%."
2016
T46459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Aditya
"ABSTRAK
Pulau Bangka termasuk sebagai salah satu Tin Islands, umumnya berupa endapan timah sekunder. Bagaimanapun endapan timah sekunder terus berkurang, sehingga diperlukan eksplorasi lebih lanjut terkait endapan timah primer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat model mineralisasi endapan timah primer di Pulau Bangka. Metode penelitian yang digunakan antara lain analisis petrografi, mineragrafi, XRD (X-Ray Diffraction), dan XRF (X-Ray Fluorescence).
Sampel batuan yang diuji terdiri dari granit, meta-sandstone, sandstone dengan beberapa batuan yang sudah mengalami alterasi dengan jenis alterasi seperti turmalinisasi, silisifikasi, greisen, kaolinisasi, dan oksidasi. Hasil analisis petrografi dan mineragrafi menunjukkan keberadaan mineral yang mendukung keterdapatan endapan timah primer seperti kasiterit, turmalin, topas, serisit, pirit dan sfalerit. Hasil analisis XRF menunjukkan data terkait nilai kadar unsur timah (Sn) yang dapat diklasifikasikan menjadi dua kelas yaitu very high grade (> 800 ppm), dan low grade (100-200 ppm). Analisis XRD perlu dilakukan untuk mengetahui tipe dan intensitas alterasi yang terjadi di daerah penelitian. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah hasil analisis dari tiap metode yang dilakukan memberikan informasi yang mendukung terkait proses mineralisasi timah primer di Pulau Bangka.

ABSTRACT
Bangka Island is important tin producer in Indonesia, mostly from the secondary tin deposits. However the secondary tin deposit is depleting, causing further exploration shifted to the primary tin mineral. The purpose of this study is to make a mineralisation model of primary tin deposit in Bangka Island. Methods that implemented in this study are petrography analysis, mineragraphy analysis, XRD (X-Ray Diffraction), and XRF (X-Ray Fluorescence) analysis. The studied rock samples that consisted of granite, meta-sandstone, and sandstone. Some of the rocks have experienced alterations such as tourmalinisation, silicification, greisen, kaolinisation, and oxidation. The petrography and mineragraphy analysis show the presence of minerals that indicate the primary tin deposits, such as cassiterite, tourmalin, topaz, sericite, pyrite and sphalerite. XRF analysis shows data about the value of Sn elements so that they can be classified into two classes, very high grade (> 800 ppm), and low grade (100-200 ppm). XRD analysis necessary to do to determine the type and intensity of alterations that occur in the study area. The results of each analyses will provide supporting information regarding primary tin mineralisation process in Bangka Island.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library