Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mimi Marlina
"Kondisi bisnis utama TELKOM saat ini (PSTN) telah memasuki tahapan kedewasaan, hal tercermin pada : turunnya kinerja TELKOM sejak tahun 1996 s/d 1999, yaitu : turunnya pangsa pasar TELKOM dari 88% menjadi 73,2%, turunnya pertumbuhan pelanggan dari 32% menjadi 9,13%, turunnya pendapatan dari 29% menjadi 18%.
Kecenderungan ini disebabkan antara lain perkembangan teknologi telekomunikasi yang sangat cepat dewasa ini dan berbagai features yang ditawarkan, terutama di bidang seluler sehingga berdampak cukup signifikan terhadap kinerja PSTN TELKOM dan secara keseluruhan akan mengurangi pangsa pasar (market share) TELKOM yang akan masuk ke dalam tahap penurunan siklus hidup produk. Oleh karena itu diperlukan strategi alternatif pengembangan bisnis TELKOM ke bidang usaha yang mampu meningkatkan laju pertumbuhan usaha TELKOM dalam jangka panjang.
Penulisan ini dilakukan untuk mengadakan analisa terhadap strategi bisnis utama TELKOM saat ini PSTN(1P carve) dalam menghadapi persaingan bisnis dan deregulasi sektor telekomunikasi di Indonesia yang telah ditetapkan dalam Rencana Jangka Panjang TELKOM 1999-2004, dengan judul " Strategi Bisnis TELKOM Dalam Rangka Penciptaan Kurva Kedua (2id Curve) Melalui Jasa Seluler".
Analisa yang dilakukan dalam tesis ini, melalui analisa lingkungan bisnis TELKOM, yaitu lingkungan eksternal makro, lingkunan eksternal mikro (lingkungan industri), lingkungan internal TELKOM, posisi kompetitif relatif, analisa nilai bisnis, analisa porto folio bisnis TELKOM dengan BCG matriks, analisa SWOT dan analisa strategi akuisisi.
Tujuan dari penulisan ini adalah : (i) menetapkan portofolio bisnis jasa PSTN TELKOM terhadap jasa seluler dalam rangka penciptaan kurva kedua, yaitu terjadinya penurunan jasa PSTN dari tahun ke tahun; (ii) menetapkan/memilih operator seluler yang paling potensial dan menguntungkan (profitable) bagi TELKOM, dan (iii) menetapkan strategi akuisisi yang terbaik dalam rangka peningkatan kontrol mayoritas, yaitu : strategi Dilusi (Par Value), karena membutuhkan dana yang paling ekonomis dengan penambahan modal baru (equity call) yang diperoleh dari dana pemegang saham.
Manfaat yang diperoleh TELKOM dengan mengakuisisi operator seluler, adalah : (i) TELKOM dapat mengontrol secara penuh (kontrol mayoritas) terhadap operator seluler, (ii) peningkatan nilai perusahaan TELKOM sebesar >51% setelah akuisisi; (iii) peningkatan value TELKOM di mata shareholder dapat dirasakan secara langsung terutama dengan adanya sinergi secara strategis, teknis (integrasi jasa telepon tetap dan bergerak), operasional dan finansial.
Penulisan ini merupakan sumbangan mandiri penulis untuk dapat membawa TELKOM ke masa mendatang yang dapat memberikan kemampuan bersaing dalam era kompetisi dan bertahan menghadapi persaingan yang semakin tinggi (High Competitiveness).

Current TELKOM core business (PSTN) has been reach maturity phase, as reflected to lower TELKOM performance since 1995 until 1999 on: market share from 88% become 73,2%, additional subscriber growth from 32% become 9,13%, revenue growth from 29% becomes 18%.
These trend because of fast telecommunication technology development changes to made the 'POTS become obsolete, especially introduction of cellular that has significant impact to TELKOM performance and totally has reducing TELKOM market share and will make TELKOM enter into declining phase for PSTN. To encounter above mentioned subject TELKOM needs alternative strategy on business development to creates new opportunity and will enhancing TELKOM growth for long-term period This thesis analysing core business of TELKOM strategy (PSTN) so called curve in order to face competition and deregulation of telecommunication sector in Indonesia which has been approved for TELKOM Corporate Plan 1999-2004, with title "TELKOM STRATEGIC BUSINESS MOVEMENT TO CREATES 2'd CURVE THROUGH CELLULER BUSINESS".
Analysis coverage in this thesis are TELKOM business environment, macro external analysis, micro external (industry environment) analysis, internal environment of TELKOIvf,, competitive position of TELKOM, business portfolio analysi, SWOT analysis and acqusition strategic analysis.
Main purposes of this thesis are: (i) Decide TELKOM main business portfolio (PSTN), which has been decreasing from time to time, compare with cellular business in order to create 2"d curve. (ii) Choosing most potential cellular operator with maximum profitability index for TELKOM (iii) Decide the best acquisition strategy for TELKOM to pursue cellular operator in order to consolidate them with majority stakeholder, which is dilution through additional equity injection (on Par value), because it will be most economic for TELKOM.
Advantage for TELKOM to acquisition of cellular business are (r) TELKOM can apply full control (majority) of cellular operator; (ii) Increasing TELKOM value post acquisition which >51%; (iii) Increasing value TELKOM for stakeholders will directly impact through synergy strategic, technical (fixed mobile integration), operational and financial.
This thesis is the writer contribution for TELKOM to provide better future direction and increasing competitive level advantage facing the globalization era and open competition era that is very high competition for all TELCO (High Competitiveness).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T4719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zuhad Kurniawan
"Perkembangan industri telekomunikasi seluler, khususnya seluler GSM menunjukkan peningkatan yang sangat pesat. Dengan perkembangan ini mengakibatkan kompetisi di antara penyelenggara jaringan seluler berlangsung dengan ketat, karena masing-masing operator berusaha menawarkan layanan terbaik kepada konsumen agar mempunyai loyalitas yang tinggi. Namun iklim kompetisi yang sekarang sudah berjalan masih perlu untuk ditingkatkan lagi, sehingga pada akhirnya konsumen akan semakin dimanjakan dengan layanan-layanan yang inovatif.
Salah satu mekanisme yang dapat diterapkan untuk meningkatkan iklim kompetisi agar semakin terbuka dan sehat adalah dengan penerapan konsep Mobile Number Portability. Konsep ini menawarkan kepada konsumen untuk dapat berpindah-pindah penyedia layanan atau operator dengan tetap mempertahankan nomor yang dimiliki sebelumnya. Hal ini tentu saja merupakan Suatu tawaran yang menarik bagi konsumen, karena bagi sebagian orang nomor telepon merupakan suatu identitas pribadi, dan apabila nomomya harus berubah karena berpindah operator, tentu sangat merepotkan untuk menginformasikan nomor yang baru kepada koIeganya.
Ada beberapa jenis metode atau solusi teknis dalam penerapan layanan Mobile Number Portability, yaitu solusi berbasis Jaringan Cerdas, solusi berbasis Signalling Relay Function dan Solusi Pengalihan Panggilan. Dari beberapa solusi tersebut, solusi berbasis Jaringan Cerdas mempunyai beberapa keunggulan sehingga paling sesuai untuk diterapkan pada layanan Mobile Number Portability dimana dilihat dari sisi implementasi relatif lebih mudah karena semua operator telah menerapkan konsep jaringan cerdas. Sehingga hanya diperlukan beberapa modifikasi pada sistim perangkat lunaknya Serta sistim internal routing untuk menerapkan layanan mobile number portability.
Hal ini didukung dengan metode pengambilan keputusan berbasis Analisa Proses Berjenjang dengan delapan kriteria yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, sehingga diperoleh metode berbasis jaringan cerdas sebagai solusi yang paling sesuai untuk diterapkan di Indonesia.

The growth in the cellular market over the coming years show rapid improvement. This will increase the competition among GSM operator due to each of them offer the best service to customers in order to keep their loyalty. The current competition needs to be improved and finally customers will get the best services.
One of method which can be applied to increase the fair competition among operators is to implement Mobile Number Portability service. This concept offers the ability to retain their MSISDN number when porting hom one service provider to others. Off course it?s interesting from customer?s point of view since generally the phone number reflect the private identity and ability to retain their number when porting avoid to re-inform the number to their colleagues.
Some methods or technical solution will support the implementation of Mobile Number Portability, they are : Intelligent Network based Solution, SRF based Solution and Call Divert Solution. Intelligent Network based Solution has more benefits than others and chosen as suitable solution for Mobile Number Portability with consideration all GSM operators have implemented Intelligent Network concept. To implement this solution need modifications on the switching software and internal routing.
This solution has been chosen supported by decision making method based Analytic Hierarchy Process (AHP) and eight criteria which most influence to choose suitable solution. Finally, the Intelligent Network method is suitable solution for Mobile Number Portability implementation in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman
"Latar belakang penulisan Thesis ini adalah untuk mengantisipasi PT. Telkom dalam menghadapi persaingan yang akan timbul dengan munculnya undang-undang Telekomunkasi baru yang memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada pihak Swasta dalam bisnis jasa telekomunikasi.
Usulan yang diberikan dalam membuat konsep ini adalah malakukan langkah-langkah perbaikan terhadap performance network yang masih dibawah tolok ukur WCO dengan cara melakukan analisa-analisa penyebab rendahnya performance tersebut melalui studi kasus pada Divre VI Kalimantan.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah performance network PT.Telkom yang masih dibawah standard WCO dapat lebih meningkat dan secara langsung dapat meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan dan PT. Telkom siap memasuki era persaingan pada tahun 2001.

The historical background in this thesis, PT. Telkom anticipate and to face competitor issued with the enachmend of the new telekomunications Law no.36 of 1999 and the Law permit private sector participation in the provision of basic domestic and International telecomunications services.
The concept idea made are given by doing improvement network performance are still under WCO standard, by doing analizes in the network causes which is still under the WCO standard by studying in Divre VI Kalimantan cases.
For the goal expected from this observation are PT Telkom network performance are still under WCO standard can be more increase and automaticaly to improve the customers services and PT.Telkom should be ready by competition in the era 2001.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trubus Gunawan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T40709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Priantono
"Kecenderungan perkembangan teknologi telekomunikasi mengarah pada komunikasi bergerak dan teknologi yang berbasis kepada Internet Protocol (IP). Sebagai antisipasi perkembangan teknologi dan menghadapi era persaingan global, Indosat sebagai penyelenggara telekomunikasi internasional telah menyiapkan beberapa strategi bisnis. Strategi bisnis tersebut adalah strategi "4 in 1" yaitu sebagai penyedia jaringan backbone, penyelenggara jasa internet dan multimedia, penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak, dan sebagai penyelenggara jaringan akses. Ke empat strategi bisnis tersebut berbasis kepada satu teknologi yaitu teknologi internet (IP-based). Untuk mencapai sasaran strategi bisnis tersebut, telah dipersiapkan beberapa rencana antara lain teknologi, infrastruktur, keuangan, pendanaan, pemasaran, SDM, dan organisasi. Tesis ini akan menganalisa strategi bisnis Indosat dengan menggunakan analisa SWOT, yaitu dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan internal, ancaman eksternal serta peluang yang ada. Dari hasil analisa SWOT tampak bahwa dari ke empat strategi bisnis yang ditetapkan, strategi bisnis yang harus mendapatkan prioritas adalah sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak dengan sistem GSM 1800 Mhz. Hasil analisa ini merupakan suatu usulan yang akan disampaikan kepada Manajemen lndosat.

Trend of telecommunications technology development is going towards mobile communications and Internet Protocol (IP) based technology. To anticipate technology development and facing global competition era, lndosat as an international telecommunications operator has established several business strategy. The business strategy is so called "4 in 1" strategy, being a backbone network provider, internet and multimedia service provider, mobile service provider and access network provider. All four business is based on one technology, internet technology (IP-based). To achieve the objective of the business strategy, lndosat 11as prepared several plans including technology, infrastructure, finance, funding, marketing, human resources, and organisation. This thesis is analyzing lndosat business strategy using SWOT analysis by putting attention internal strength and weakness, external threat, and existing opportunity. The output of the SWOT analysis, is showing that from the four strategy business implemented, the business strategy priority is being a mobile service provider with GSM 1800 MHz technology. This analysis output is a recommendation for lndosat management.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T40693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Setiawan
"Global Mobile Personal Communications by Satelite (GMPCS) merupakan pemanfaatan teknologi satelit yang memungkinkan seseorang untuk melakukan komunikasi antar personal secara bergerak (mobile) via sate/it dengan cakupan global. GMPCS pertama kali diperkenalkan dalam ITU-report sebagai terminologi untuk sistem satelite bergerak yang beroperasi pada frekuensi di atas 1 Ghz dengan slot orbit LEO (Low Earth Orbit) dan MEO (Medium Earth Orbit). Namun perkembangan selanjutnya mengisyaratkan bahwa lingkup pembahasan GMPCS tidak terbatas hanya pada sistem LEO dan MEO saja, tetapi meliputi semua sistem satelit yang digunakan secara langsung ke end user dalam area transnasional, regional maupun global untuk memenuhi layanan baik yang bersifat mobile terminal maupun fixed terminal. Bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan "lizasih banyaknya daerah-daerah terpencil, adalah sangat bermanfaat bila ikut berperan serta dalam bisnis GMPCS ini. Sistim GMPCS ini dirasakan sangat perlu dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi dengan cepat dan modern sebagai suatu alat dalam mendukung pembangunan sosial-ekonomi secara merata keseluruh pelosok tanah air. PT Satelindo sebagai salah satu operator telekomunikasi mempunyai peluang untuk mengembangkan bisnis GMPCS ini karena mempunyai Gateway yang bisa dimanfaatkan sebagai alat penghubung antara GMPCS dengan PSTN di Indonesia dan juga dapat memanfaatkan jaringan GSM untuk dapat dual mode."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40689
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Firmansyah
"ABSTRAK
Transformasi TELKOMFlexi didorong ole perubahan paradigma bisnis
TELKOM yang sebelumnya hanya fokus dibidang telekomunikasi berubah menjadi sebuah perusahaan infocomm yang akan bergerak dibidang TIME. Upaya utama yang dilakukan adalah membangun infrastruktur NGN yang dikemas dalam visi INS YNC2014. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam penulisan tesis ini akan dilakukan analisis terhadap proses transformasi TALKOMFlexi Khususnya dibidang infrastruktur sehingga sejalan dengan visi INS YNC2014.
Analisis yang dilakukan adalah mempelajari sejumlah informasi yang berkaitan dengan program INSYNC2014, kebijakan TELKOM, serta konsep dan teknologi yang mendukung proses transformasi tersebut. Metode yang digunakan adalah melakukan studi kasus terhadap infrastruktur TELKOMFlexi Dive II. Langkah awal analisis dilakukan dengan mengidentifikasikan kondisi infrastruktur, proyeksi pertumbuhan dan tantangan yang akan dihadapi di masa yang akan datang.
Hail analisis menunjukan bahwa transformasi TELKOMFlexi Divre II terdiri atas 3 tahap yaitu implementasi infrastruktur IP, ckspansi infrastruktur IP dan implementasi network convergence. Masing-masing tahapan membutuhkan penyesuaian berdasarkan atas skenario yang diusulkan. Analisis kesenjangan menunjukkan bahwa infrastruktur eksisting tidak sesuai dengan kebijakan INYSNC2014 dan implementasi network convergence akan menjadikan IMS sebagai core network TELKOMPlexi Dive II. Analisis kelayakan investasi menunjukkan bahwa investasi tahun 2007 adalah layak dengan nilai NPV Rp. 246 Miliar, IRR 89,51%, dan PBP 2,29 tahun, investasi tahun 2008 adalah layak dengan nilai NPV Rp.334 Miliar, IRR 172% dan PBP 1,67 tahun, investasi tahun 2009 dan 2010 adalah layak dengan nilai NPV R. 450 Miliar dan Rp. 529 Miliar. Investasi tahun 2011 s.d 2014 difokuskan untuk pengembangan RAN dengan total investasi mencapai Rp. 136 Miliar.

ABSTRACT
The transformation of TELKOMFlexi encourage by the change of TELKOM business paradigm, from only focus on telecomunication, now becoming infocom company that focus on telecommunication, media, information and entertainment (TIME). the priority thing to do is to build NGN infrastructure encapsulated in INSYNC2014 vision. Related with that condition, in this final assignment will be discuss the process of TELKOMFlexi transformation especially in infrastructure sector so it will syncronized with INSYNC2014 vision.
This paper describes a study r of the extent dan related information about INSYNC2014, policy of service and infrastructure development, and also supporting information in concept and technology. The analysis using case study method at TELKOMFlexi Divre I.
The first step to do is identifying infrastructure, development projection and
related challange ahead in TELKOMFlexi Divre II.
The Analysis result revealed that TELKOMFlexi Dive I transformation consists of three phases, there are IP infrastructure Implementation, IP Infrastructure Expansion and Convergence Network Implementation. Each phase needs the adaptability based on recommended scenario. Asymmetrical analysis revealed that existing infrastructure is not conform to INYSNC2014 policy and Convergence Network Implementation will enact IMS as a core network of TELKOMFlexi Divre II. investment Visibility Analysis revealed that investment in 2007 is reliable with Rp 246 Billion of NPV value, 89.51% of IRR, and 2.29 years of PBP. Investment in 2008 is reliable with Rp 334 Billion of NPV value, 172% of IRR, and 1.67 years of PBP. Investment in 2009 and 2010 is reliable with R 450 Billion and Ro.529 Billion of PV value. Investment from 2011 until 2014 focusing on development of RAN with total investment Rp. 136 Billion."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T38867
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karima Rahmani
"Penelitian ini menguji tiga kelompolc variabel dalam model Push, PNN, dan Mooring (PPM) terhadap keinginan berpindah kartu GSM prabayar pacla pelanggan generasi Y, khususnya untuk palajar SMP kelas IX, dan pelajar SMA di Jakarta. Push effect diukur dengan kualitas, kepuasan, nilai, kepercayaan, dan persepsi harga, mooring eject diukur dengan perilaku terhadap perpindahan, dan pull eject diukur dengan ketertarikan altematii Berdasarkan data dari 315 konsumen generasi Y yang diolah menggunakan metode SEM, maka dapat diketahui bahwa pull effect dan mooring effect berpengaruh pada timbulnya keinginan berpindah kartu GSM prabayar Sedangkan push eject tidak berpengaruh pada timbulnya keinginan berpindah kartu GSM prabayar, serta mooring eject tidak memoderasi pengaruh antara push eject dan pull efjiecf terdahap keinginan berpindah.

This research examined the effect of three groups variables of Push, Pull, and Mooring (PPM) model toward switching Intention of GSM prepaid cellular card on customer generation Y, especially for junior high school students of class IX, and senior high school students in Jakarta. Push effect is measured by quality, satisfaction, value, trust, and price perception, mooring effect is measured by attitude toward switching, and pull effect is measured by alternative attractiveness. From the data of 3 15 constumer generation Y using SEM method, the research finds that pull effect and mooring effect have a significant effect toward the appearance of switching intention of GSM prepaid cellular card, while push effect do not seem to have effect toward the appearance of switching intention of GSM prepaid cellular card. This research also finds that mooring effect has no moderate effect toward the relationship between push effect and pull effect on switching intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32860
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andrianus Radipta
"ABSTRAK
Group Special Mobile Association GSMA telah menetapkan standar baru terkait teknologi embedded SIM e-SIM . Penerapan teknologi tersebut bertujuan untuk mendukung kebutuhan layanan-layanan baru seperti Machine to Machine M2M dan Internet of Things IoT . Saat ini beberapa produsen smartphone seperti Apple dan Samsung mulai menerapkan teknologi tersebut pada produknya.Dengan kondisi penyediaan layanan seluler di Indonesia yang belum merata, baik itu cakupan maupun kualitas jaringannya serta adanya kesulitan ketika pelanggan akan berganti layanan. Maka teknologi eSIM ini akan membantu mengatasi masalah ini. Namun, sebelum itu akan dilakukan pemodelan SIM card saat ini, pemodelan jika eSIM diimplementasikan dan skema implementasinya.Berdasarkan hasil indepth interview dengan narasumber diperoleh hasil bahwa implementasi regulasi saat ini yaitu PM Kominfo No.12 Tahun 2016 masih memiliki beberapa kekurangan. Diantaranya proses validasi yang belum berjalan. Karena operator belum memiliki akses data kependudukan. Sedangkan dari sisi user yaitu terlalu banyak step yang harus dilalui oleh operator sehingga pendapatan operator menurun. Usulan dari operator diharapkan regulator mampu memfasilitasi validasi antara data operator dan data kependudukan. Serta meningkatkan sosialisasi ke masyarakat terkait proses registrasi tersebut.Berdasarkan metode Trend Analysis, dengan menggunakan software Minitab, diperoleh hasil sebagai berikut: untuk pemodelan Subscriber SIM Card adalah S-Curve, pemodelan ARPU SIM Card adalah Quadratic, dan untuk pemodelan Cost SIM Card juga sama, yaitu Quadratic. Ketiga model tersebut dipilih karena memiliki nilai dari MAPE, MAD, dan MSD yang terkecil diantara model lainnya.Dari hasil pemodelan diperoleh forecast bahwa untuk 5 tahun kedepan subscriber SIM card kedepannya akan mengalami saturasi dengan kenaikan hanya sebesar 5.4 , kemudian untuk ARPU dari SIM card kedepannya akan mengalami kenaikan sebesar 84 . Sedangkan untuk cost untuk produksi SIM card akan mengalami kenaikan sebesar 67 . Sementara jika eSIM diimplementasikan maka subscriber di Indonesia akan mengalami kenaikan sebesar 15 .

ABSTRACT
Group Special Mobile Association GSMA has set a new standard related to embedded SIM technology e SIM . The application of these technologies aim to support the needs of new services such as Machine to Machine M2M and Internet of Things IOT . Currently several smartphone manufacturers such as Apple and Samsung started to implement the technology in its products.The condition of the provisioning of cellular services in Indonesia are not evenly distributed, both the scope and quality of its network and the difficulty when customers will switch service. ESIM then this technology will help solve this problem. However, before it will be modeling the current SIM card, if ESIM implemented include modeling and implementation schemes.Based on the results of indepth interviews showed that the implementation of the current regulations that PM Kominfo 12 2016 still has some drawbacks. Among the validation process is not running. Because operators do not yet have access to demographic data. In terms of user that is too many steps that must be passed by the operator so that the operator revenue decline. The proposal from the regulator operators are expected to facilitate the validation between the data carrier and demographic data. And to improve the dissemination to the public related to the registration process.Based Trend Analysis method, using Minitab software, the results are as follows for modeling Subscriber SIM Card is S Curve, ARPU modeling SIM Card is quadratic, and for modeling Cost SIM Card is the same, ie Quadratic. All three models are selected because they have the value of MAPE, MAD, and MSD is the smallest among other models.From the modeling results obtained forecast that for the next 5 years in the future subscriber SIM card will have saturation with an increase of only 5.4 , and then to the ARPU of the SIM card in the future will increase by 84 . As for the cost for the production of SIM card will be increased by 67 . Meanwhile, if the subscriber ESIM implemented in Indonesia will increase by 15 ."
2016
T46887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Chrismanaria
"Tingkal kompetisi dalam industri selular kian hari kian meningkat. Pertumbuhan industri selular yang sedemikian tinggi dipacu antara lain oleh tingkat mobilitas masyarakat, harga ponsel yang semakin terjangkau, dan tarif kartu perdana dari operator selular yang murah. Saat ini, operator berlomba mempertahankan dan menambah pelanggannya dengan promosi yang memicu permasalahan baru yaitu menurunnya margin. Alternalif solusinya adalah dengan membangun ekuitas merek.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh program pemasaran yaitu price deals. intensitas iklan dan intensitas distriibusi terhadap ekuites merek dan dimensi-dimensinya dengan menggunakan analisis regresi. Penelitian membuktikan pula bahwa program pemasaran memberikan pengaruh positif terhadap dimensi-dimensi ekuitas merek yang selanjutnya memberikan efek positif terhadap ekuitas merek. Elemen price deals yang diduga berpengaruh negatif terhadap persepsi kualitas dan brand awareness tcmyata justru berpengaruh positif. Intensitas iklan berpengaruh paling dominan diikuti intensitas dislribusi dan price deals. Oleh sebab itu disarankan kepada operator selular untuk berhati-hati dalam memberikan price deals, terutama dengan adanya potensi turunnya tingkal revenue dan profit perusahaan. Proporsi iklan untuk mengkomunikaslkan keunggulan kompetitif, positioning dan image merek perlu ditingkatkan. Hubungan baik dan kerjasama dengan berbagai mitra saluran distribusi seperti outlet ritel operaror dan bank, perlu terus dipelihara dan ditingkatkan.

Day by day competition level of cellular industry is growing. This growth was accelerated by the mobility of the people, low handset price. and low subscription fee. Nowadays operators are competing in maintain and adding customers by using promotions which gives operators a new problem that is the decrease of profit margin. An alternative solution to this situation is brand equity.
This research objectives was to analyze the effects of marketing activities (consist of : price deals, advertising intensity dan distribution intensity) upon brand equity and its dimensionality by using regression analysis. The research proves that marketing activities correlates positively to dimensionality of brand equity and brand equity itself as well. Although price deals was Hypothezed to correlate negatively to perceived quality and brand awareness, it turns out that the research proves it correlates positively. Advertising intensity has the biggest effects to brand equity, followed by distribution intensity and price deals. Operator should implement price deals carefully, especially by the possibility of revenue and profit decrease. Proportion of advertising to communicate competitive advantage, positioning, and brand image must be elevated. Good relationships and cooperations with channel partners such as banking and outlets must be kept and increased all the time.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>