Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hilmi Rahman Ibrahim
Abstrak :
Privatisasi industri semen merupakan kebijakan pemerintah dalam mengantisipasi perkembangan ekonomi di Indonesia pasca krisis ekonomi. Privatisasi bagi pemerintah merupakan upaya pemulihan ekonomi dan perbaikan kinerja BUMN terutama pada industri semen. Namun, privatisasi yang dilaksanakan pemerintah terhadap PT Indosemen Tunggal Prakarsa Tbk. telah mengundang perhatian publik, karena selain dapat berdampak pada struktur industri semen di Indonesia juga dapat menciptakan terjadinya kenaikan harga semen dalam negeri. Privatisasi industri semen di Indonesia banyak mendapat kritikan dari masyarakat karena proses privatisasinya dilakukan melalui penjualan langsung dengan menjual saham kepada swasta asing, yaitu Heidelberger. Adanya kekhawatiran masyarakat akan kemungkinan terjadinya kartelisasi sebagai bagian dari kerjasama yang melibatkan pemain global seperti Cemex, Holcim, Heidelberger dan Laparge mungkin dapat terjadi, melihat peran yang ditunjukkan dalam penguasan produsen semen di berbagai kawasan. Argumen ini didasarkan pada kemampuan dan kekuatan jaringan keempat pemain besar tersebut. Kasus Filipina patut dijadikan pengalaman berharga dalam program privatisasi semen di Indonesia. Harga semen di Filipina sebelum dikuasai mayoritas sahamnya oleh pemain global, relatif terjangkau oleh masyarakat, namun ketika saham itu didominasi oleh swasta asing, maka kenaikan harga semen pun tidak dapat dihindari lagi. Harga semen di Filipina bergerak naik dari harga US$ 30 perton menjadi 70-80 dollar perton. Oleh karena itu, privatisasi industri semen yang dilaksanakan pemerintah harus mempertimbangkan kepentingan jangka panjang. Kenaikan harga semen dapat diakibatkan karena adanya kertelisasi regional dimana harga semen di Indonesia akan disesuaikan dengan harga produsen semen yang ada di beberapa negara ASEAN, sebagai bentuk aliansi strategis dengan produsen besar lainnya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngadenan
Abstrak :
Krisis ekonomi tahun 1997 membawa perubahan yang mendasar dalam tata niaga semen dalam negeri. Pemerintah melalui Menteri Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan surat nomor 48/MPP/1/1998 tanggal 21 Januari 1998 mencabut peraturan tetang tata niaga semen di dalam negeri. Pemerintah juga mengesahkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 tanggal 5 Maret 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Konsekuensi dari diambilnya kebijakan tersebut adalah pernerintah menyerahkan tata niaga perdagangan semen dalam negeri kepada proses mekanisme pasar. Pemerintah tidak lagi menetapkan harga semen dengan mekanisme HPS (Harga Patokan Setempat) yang selama ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis: (1) terjadinya perubahan struktur dalam industri semen dalam negeri, dan (2) terjadinya Perubahan conduct dalam industri semen dalam negeri akibat berakhirnya tata niaga tersebut. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode 1995-2004. Analisis dilakukan secara diskriptis dengan menggunakan pendekatan Structure, Conduct and Performent Analysis untuk mengetahui adanya perubahan struktur dan conduct perusahaan dalam industri semen di Indonesia. Pengujian perubahan struktur dengan menguji perubahan jumlah perusahaan, konsentrasi rasio, indek herfindalh dan indeks lerner dalam industri semen. Dalam pasar yang kompetitif akan ditunjukkan dengan jumlah pelakunya akan semakin banyak, rasio konsentrasi, indeks herfindalh dan indeks lerner yang semakin mengecil. Sedangkan pengujian perubahan perilaku (conduct) dengan rnenguji terjadinya prektek limit price dan leadership price dalam industri semen. Pasar yang kompetitif akan ditunjukan dengan terjadinya praktek limit price atau leadership price yang bersaing dalam industri semen, sebaliknya pelaku pasar yang monopolis akan ditunjukan dengan praktek leadership yang kolusif. Berakhirnya kebijakan tata niaga semen tidak mengakibatkan terjadinya perubahan struktur pasar dalam industri semen tetapi berakhirnya kebijakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku (conduct) perusahaan dalam industri semen. Perilaku perusahaan berubah dari perilaku oligopoli kolusif menjadi perilaku oligopoli yang bersaing. Perubahan tersebut di dukung dengan perubahan indeks lerner dan rasio keuntungan yang menunjukan penurunan dari tahun ke tahun selama periode penelitian.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Kartini
Abstrak :
Dalam upaya pengendalian harga dan mengantisipasi terjadinya kelangkaan pasokan semen di seluruh wilayah Indonesia khususnya pada kondisi dimana produksi semen di dalam negeri masih terbatas dalam memenuhi kebutuhan nasional, pasokan semen impor cukup berperan untuk mensupply kebutuhan tersebut. Guna pengamanan ketersediaan stok semen di dalam negeri sehingga tidak terjadi kelangkaan dan melonjaknya harga semen telah dikeluarkan beberapa kebijakan Pemerintah dalam penentuan harga (harga eceran tertinggi/HET dan kernudian Harga Pedoman Setempat/HPS) menurut wilayah pemasaran tertentu serta diatur dan diawasi pelaksanaan ekspor semen yang dapat mengakibatkan terganggunya stok semen dalam negeri.

Semakin berkembangnya industri semen dengan didirikannya pabrik semen baru baik yang dikelola oleh swasta maupun pemerintah di beberapa wilayah, peranan semen impor semakin berkurang dan terjadi pergeseran produksi semen selain memenuhi kebutuhan dalam negeri juga dipasarkan ke luar negeri dengan tingkat harga yang cenderung lebih menguntungkan.

Berkenaan dengan penulisan tesis ini, akan dibahas dan dianalisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan semen dan ekspor semen yang dapat berakibat terganggunya pengadaan semen di dalam negen serta upaya pencapaian efektifitas dan efisiensi distribusi semen. Pengumpulan data diperoleh melalui instansi terkait dan lembaga-lembaga lainnya yang turut terlibat dalam distribusi semen. Sedangkan alat analisis data yang digunakan antara lain analisis regresi berganda dengan bantuan komputer melalui Program Statistical Package Social Science (SPSS) dan Program Linier (Model Tranportasildengan bantuan komputer melalui Program Quantitative System for BusinessPlus (QSB+). Dari hasil analisis dalam penelman ini disimpulkan bahwa permintaan semen seoara keseluruhan dipengaruhi oleh faktor kondisi ekonomi nasional antara lain perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB), investasi Nasional dan Nilai Tambah Bruto sektor konstruksi. Untuk itu diperlukan dukungan Pemerintah dalam menciptakan kondisi perekonomian yang semakin membaik dan bagi para produsen atau peiaku niaga semen diharapkan dapat memanfaatkan peluang pasar baik di dalam negeri maupun luar negeri. Disamping itu guna tercapainya efisiensi dan efektifitas distribusi semen, hendaknya ditunjang dengan tersedianya sarana dan prasarana serta infrastruktur dalam menunjang kelancaran distribusi semen agar pemasaran semen dapat terlaksana sesuai mekanisme pasar yang mengarah pada persaingan bebas.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asterina Zarnia
Abstrak :
ABSTRAK

Permenperind No.12 Tahun 2012 mengungkapkan bahwa industri semen di Indonesia diharapkan mampu menurunkan emisi spesifiknya sebesar 2% pada tahun 2015 dan 3% pada tahun 2020. Dalam mendukung tercapainya target ini, pemerintah dapat membuat berbagai kebijakan terkait. Salah satu kebijakan yang dapat dipilih oleh pemerintah adalah Pajak Karbon. Penelitian in bertujuan mengetahui dampak dari penerapan pajak karbon pada industri semen. Analisa kebijakan dimodelkan secara dinamis dengan menggunakan perangkat Powersim melalui beberapa skenario kebijakan. Melalui model dinamis yang dibuat, ditemukan bahwa pajak karbon optimal pada industri semen di Indonesia adalah sebesar Rp 810.000 per kelebihan CO2 dari ambang batas. Pajak karbon ini layak diterapkan karena memiliki dampak fiskal yang kecil dan mampu membuat industri semen menurunkan emisi nya sesuai target yang ditetapkan.


ABSTRACT

Ministry of industry decree No.12/2012 stated that Indonesia cement industry can reduce its emission by 2% voluntarily in 2015, and 3% obligatory in 2020. In order to support reaching that targets, government can make a lot of policies. One of the policy that can be chosen by government is carbon tax. The objective of this research is determine the impacts of carbon tax design implementation on Indonesia cement industry. Policy analysis is modelled dynamically using Powersim software through some policy scenarios. By the dynamic model, found that the optimal carbon tax on cement industry is Rp 810.000 per excess CO2 from the threshold. This carbon tax is feasible to implement because it has small fiscal impacts and capable to reduce Indonesia cement industry’s emissions corresponding to the target assigned.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60064
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Florencia Irena Chandra
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas hubungan antara karakteristik industri semen dengan potensi terjadinya kartel dalam industri tersebut. Selain itu, dilakukan juga analisis kasus kartel terhadap tiga negara, yaitu Uni Eropa, India, dan Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain wawancara dan grounded theory. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pembuktian kartel bukanlah hal yang mudah dan meskipun secara teori dan konsep membenarkan adanya hubungan positif antara potensi kartel dengan karakterisitik industri semen, namun perlu analisis lebih lanjut akan adanya faktor penting lain yang dapat mempengaruhi, yaitu tingkat substitusi. Selain itu, hasil penelitian menyarankan Indonesia lebih memahami teori dan konsep ekonomi dalam rangka menggunakan bukti ekonomi dalam pembuktian kartel, terutama berdasarkan contoh empiris di dua negara lainnya yang berhasil menangani kasus kartel semen tersebut.
ABSTRACT
This thesis described the interrelationship between the characteristics of cement industry in Indonesia with some of the factors that promote cartel within the cement industry. Furthermore, cases analysis are carried out by doing case studies in solving cement cartel in European Union, India and Indonesia. The research in this thesis used qualitative analysis with design interview and grounded theory. The investigation concludes that proving the existence of cartel is not easy and even though there is a strong possibility of cartel formation due to the characteristics of the cement industry, further analysis is needed to display other practical important factor such as the demand level of substitutes. Besides that, the investigation suggests Indonesia learns more about the theory and concept of economics in using economics evidence as the evidence to prove cartel, especially from the empirical cases in European Union and India that have proven to be effective in solving cartel formation with all its pro
2016
S64131
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inna Indriati
Abstrak :
Banyak negara di wilayah regional Asia Pasifik termasuk Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang negara-negara tersebut. Akibat utamanya adalah langkanya likuiditas, tingginya tingkat bunga dan kurs mata uang asing. Kondisi ini mencakup pula pengetatan penyediaan kredit dan penghentian atau penundaan pelaksanaan proyek konstruksi tertentu. Dalam menghadapi kondisi ekonomi yang masih belum stabil yang ditandal dengan masih berfluktuasinya kurs mata uang asing dan harga saham di pasar modal, manajemen masing-masing perusahaan dalam industri semen mengambil langkah-langkah antara lain; menaikkan harga jual, melakukan ekspor, melakukan penghematan biaya, melakukan investasi sesuai skala prioritas dan mencari alternatif dengan membeli produk-produk lokal dengan kualitas yang sama dengan komponen impor mesin dan suku cadang. Dampak negatif krisis yang berkepanjangan berimbas pada kinerja perusahaan perusahaan yang bergerak dalam industri semen. Penurunan kinerja terutama dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: Industri ini dipengaruhi oleh jatuh bangunnya sektor property. Akibat krisis yang terjadi menimbulkan keterpurukan sektor ini diinana terjadi penundaan proyek konstruksi dan berkurangnya daya bell masyarakat. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing menyebabkan semakin besarnya beban hutang luar negeri yang harus ditanggung perusahaan. akibat beban bunga yang jumlahnya besar. Krisis ekonorni yang terjadi memberikan tekanan negatif terhadap laju perkembangan konsumsi senen nasional indonesia. Konsumsi semen nasional menurun menjadi 19,24 juta ton tahun 1998, kemudian menurun kembali ke 18,77 juta ton di tahun 1999. Untuk tahun 2000, konsumsi semen nasional menìngkat ko 22,33 juta ton tetapi masih jauh di bawah tingkat konsumsi yang pemah dicapai pada tahun 1997. Perkembangan sektor perumahan, sektor komersil dan berbagai proyek industri merupakan tiga faktor kunci berkembangnya penggunaan semen di Indonesia. Konsumsi semen berkorelasi positif dengan keadaan umum, aktivitas ekonomi khususnya sektor konstruksi. Adapun penelitian dilakukan melalui studi pustaka yaitu berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan masing-masing perusahaan selama periode krisis moneter dan artikel beberapa media yang berhubungan dengan topik yang diteliti. Kinerja ketiga perusahaan mengalami penurunan dari tahun 1997 hingga 2000 dan pada tahun 2001 mengalami peningkatan. Harga saham INTP dan SMCB overvalue sedangkan harga saharn SMGR undervalue. Dari ketiga perusahaan yang diteliti, Semen Gresik memiliki kinerja yang cukup baik karena dapat bertahan selania masa krisis meski mengalami penurunan laba bersih, sedangkan PT Semen Cibinong sebaiknya perlu melakukan efisiensi mengingat perusahaan belum mampu bekerja secara optimal dalam menggunakan sumber daya yang ada disamping besamya beban hutang dalam mata uang asing yang ditanggung. Dengan keberhasilan restrukturisasi hutang (debt to equity) yang dilakukan PT Indocement prakarsa, perusahaan ini mampu memperbaiki kinerja keuangannya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian S. Herlambang
Abstrak :
ABSTRAK
Industri semen di Indonesia sekarang sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, karena peningkatan permintaan semen disertai dengan perluasan kapasitas perusahaan-perusahaan semen di Indonesia. Pada tahun 1993 Indo nesia akan mengalami kelebihan kapasitas kurang lebih 9.502 ribu ton yang harus dicarikan pasar di pasar internasional. Itu berarti tiga kali peningkatan ekspor semen tahun 1989.

Tetapi selama ini ekspor semen dari Indonesia, yang telah mampu menunjang perolehan devisa sejak tahun 1985, mengalami hambatan dari dalam negeri sendiri yaltu bila pasar dalam negeri mengalami kekurangan semen dan harga membumbung tak terkendali pemerintah menghentìkan ekspor semen. Bahkan pada bulan Oktober 1990 penghentian ekspor semen disertai dengan pembebasan bea masuk untuk impor.

Situasi semacam ini bila dibiarkan terus-menerus tanpa dicarikan jalan keluar dan ditangani secara nasional, akan merusak citra produsen semen Indonesia dimata mitra dagangnya di luar negeri. Bila eksportir semen Indonesia di luar negeni tidak dapat dipercaya lagi, maka dalam jangka panjang akan sangat membahayakan.

Bila melihat potensi permintaan pasar semen internasional dan potensi In donesia untuk melakukan ekspor, sebetulnya Indonesia mempunyai kekuatan yang sangat besar untuk melakukan ekspor semen. Untuk wilayah Asia, Indonesia mempunyai biaya transport yang paling murah. Padahal di dalam industri semen, biaya angkutan merupakan unsur biaya yang dominan. Di samping faktor kelebihan kapasitas, secara ekonomis pasar ekspor lebih menarik dìbandingkan pasar di dalam negeri, karena pada pasar domestik harga telah ditentukan pemerintah melalui HPS (Harga Pedoman Setempat).

Indocement sebagai perusahaan semen terbesar dengan lokasi produksi terletak berdekatan dengan wilayah pemasaran domestik yang paling potensial yaitu DKI dan Jawa Barat dan dengan fasilitas-fasilitas penunjang ekspor seperti fasilitas transportasi menuju pelabuhan ekspor yang dimiliki sangat berkepentingan untuk menyelesaikan masalah ekspor semen karena bila pasar di dalam negeri mengalami stagnasi, maka akan berpengaruh buruk terhadap Indocement. Masalah ini harus diselesaikan secara terpadu dengan memperbaiki kelancaran pasok semen di dalam negeri terlebih dahulu, yaltu dengan melakukan pemantauan produksi semen nasional, sehingga risiko eksportir Indonesia dapat diperkecil.

Kekosongan semen didalam negeri sebaiknya tidak diatasi dengan penghentian ekspor semen, tetapi sebaiknya diatasi dengan cara impor, sehingga kontrak ekspor yang telah disepakati tidak tertanggu dan reputasi eksprotir semen In donesia diluai negeri tetap terjaga dengan balk. Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan investasi pabrik di negara lain sehingga pasar internasbflal dapat dipasok balk dan indonesia maupun dan negara lain tempat didirikanflya pabrik milk produsen semen Indonesia tersebut.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aminzar Rifky Z
Abstrak :
ABSTRAK
Refleksi tinggìnya pertumbuhan ekonomi salah satunya terlihat dari meningkatnya aktivitas investasi pada pembangunan sektor rill. Meningkatnya pembangunan pada sektor rill memerlukan industri pendukung agar kelancaran pembangunan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan. Industri semen sebagai industri komoditi strategis merupakan industri pendukung yang sangat vital dalam menunjang realisasi investasi pada sektor rit terutama pada sektor konstruksi.

Permintaan semen di masyarakat terus meningkat dan tahun ke tahun dengan peningkatan yang sangat signifikan besar tiap tahunnya. Tingginya permintaan ini seringkali menimbulkan permasalahan tidak tercukupinYa pasokan semen di masyarakat. Kondisi ini membuat pemerintah harus melakukan intervensi dikarenakan semen merupakan komoditi yang erat kaitannya dengan inflasi.

Mengingat begitu pentingnya komoditas strategis ini sebagai motor kelancaran pembangunan nasional perlu adanya studi mengenai karakter industri ini terhadap kondisi industri secara keseluruhan. Adapun tujuannya untuk mçngetahui berapa besar resiko pada industri ini terhadap sikius bisnis di Indonesia, pengadaan bahan mentah, peraturan pemerintah serta terhadap posisi dalam perekonomian di Indonesia yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan para pemainnya. Pada akhirnya dapat disimpulkan resiko kredit pada industri semen di Indonesia sesuai dengan judut dan karya akhir ini yaitu Analisa Kredil Pada Industri Padat Modal Khususnya pada Industri Semen.

Adapun sampel perusahaan yang diambil dalam penelitian ini íalah 3 perusahaan semen yang sudah go public yaitu PT, Indocement Tunggal Prakarsa, PT. Semen Cíbinong, dan PT. Semen Gresik dengan data-data pada periode tahun 1992-1996. Pemilihan ketiga perusahaan ini sebagai studi kasus dalam mewakili pemain-pefliain lainnya di industri ini atas dasar kapasitas terpasang produksi nasional dimana 87,1 % dikuasai oleh ketiga penisahaan tersebut, yaitu PT. Semen Gresik 38,73%, PT. Indocement Tunggal Prakarsa 37,85% dan PT. Semen Cibinong 10,5%. Dan hash penelitian ketiga perusahaan dapat ditarik benang merah yang menggambarkafl secara global kondisi industri semen di Indonesia.

Pada penelitian ini digunakan 2 pendekatan analisa dalam mencapal tujuan dan penulisan ini yaitu:

1. Analisa industri berdasarkan lima kekuatan bersaing dan Michael E. Porter yaitu peninjauan perusahaan terhadap ancaman pembeli, pemasok, persaingan antar pemain produk substitusi dan pendatang baru.

2. Analisa keuangan dengan meninjau raslo keuangan dan anis kas perusahaan. Rasio keuangan dilihat dan rasio likuiditas, profitabilitas, manajemen aset dan manajemen hutang perusahaafl sedangkan anis kas di analisa terhadap anus kas hasil kegiatan usaba, anis kas yang digunakan investasi dan arus kas hash pembiayaan perusahaan.

Dari hasil analisa 5 kekuatan bersaing (Michael E. Porter) pada ketiga perusahaan tersebut maka industri semen mempunyal empat kekuatan yaitu kekuatan terhadap ancaman pembeli, ancaman produk substitusi, ancaman persaingan antar pemain dan ancaman terhadap pendatang baru serta satu kelemahan yaitu kelemahan terhadap ancaman pemasok. Dimana kekuatan tersebut sangat melindungi para produsen dalam bermain di industri ini. Kondisi ini terlihat dengan adanya hambatan-hambatan masuk yang besar bagi pemain baru, adanya asosiasi (ASI) yang anggotanya para pemain itu sendiri yang mengatur alokasi pasar, kuota produksi dan harga jual, belum adanya produk pengganti yang mempunyai manfaat dan kemampuan yang sama.

Dengan lingkungan usaha yang ada sekarang ¡ni meinbuat para pemain mengenyam keuntungan yang besar. Kondisi ¡ni dapat terlihat dan keuangan perusahaan para pemain tersebut yaitu tingginya tingkat likuiditas dan profit yang dinikmati para pemain walaupun pengelolaan aset-aset perusahaan masih belum efisien dimana investasinya menggunakan dana hutang yang besar.

Dapat disimpulkan bahwa keuntungan-keuntungan yang dinikmati para pemain dalam industri ¡ni dikarenakan struktur pasar pada industri semen yang oligopoli dan mengarah pada monopoli regional serta adanya praktek kartel sehingga para pemain dalam industni ini mempunyai resiko default yang kecil apabila lingkungan usahanya tidak berubah. Tetapi apabila kondisi lingkungan usahanya berubah yaltu dengan terbukanya pasar dan tidak adanya praktek kartel maka persaingan akan meningkat dan akan sulit bagi para pemain untuk mengatur harga jual semennya sehingga akan berdampak kesulitan dalam mengembalikan hutang-hutang yang besar. Kondisi ¡ni akan mengakibatkan resiko default pada industni semen alcan meningkat.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Hafiza Saptomo
Abstrak :
Semen sebagai salah satu material yang penting dalam melakukan pembangunan untuk meningkatkan pendapatan negara maupun daerah. Dengan meningkatnya permintaan semen yang ada di Indonesia, maka akan menyebabkan adanya akibat yang berhubungan dengan peningkatan produksi semen. Dalam kegiatan produksinya industri semen melibatkan polusi udara, konsumsi energi, dan emisi CO2 di seluruh dunia. Sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan, perusahaan-perusahaan semen di Indonesia dan dunia memiliki tanggung jawab untuk menerapkan green manufacturing di lingkungan perusahaan. Maka, riset ini dilakukan guna memberikan rekomendasi bagaimana perusahaan dapat meningkatkan performa penerapan green manufacturing di perusahaan penghasil semen untuk mengurangi emisi CO2 yang dihasilkan perusahaan akibat proses produksi. Adapun alat yang menjadi alternatif dalam pemilihan ini adalahcarbon capture utilization and storage, direct air capture, waste heat recovery dan modern burner. Pemilihan alternatif dilakukan menggunakan metode AHP-TOPSIS dengan data yang dihimpun dari 8 responden ahil yang sudah bekerja + 10 tahun pada industri terkait. Hasil yang diperoleh adalah perusahaan dapat menerapkan penggunaan carbon capture utilization and storage sebagai alternatif 1 dan waste heat recovery sebagai alternatif kedua. ......Cement is one of the important materials in carrying out development to increase national and regional income. With the increasing demand for cement in Indonesia, there will be consequences associated with an increase in cement production. The production activities of the cement industry involve air pollution, energy consumption, and CO2 emissions around the world. To preserve the environment, cement companies in Indonesia and the world are responsible for implementing green manufacturing in the corporate environment. So, this research was conducted to provide recommendations on how companies can improve the performance of implementing green manufacturing in cement-producing companies to reduce CO2 emissions produced by companies due to the production process. The alternative tools in this selection are carbon capture utilization and storage, direct air capture, waste heat recovery, and modern burners. The alternative selection was carried out using the AHP-TOPSIS method with data collected from 8 expert respondents who had worked for 10 years in the related industry. The results obtained are that companies can implement the use of carbon capture utilization and storage as the first alternative and waste heat recovery as the second alternative.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>