Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 348 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Wibawarta
Abstrak :
ABSTRAK
Utakata no Ki merupakan salah satu dari tiga buah karya awal Mori Ogai, yaitu Miahime, Utakata no Ki dan Fumizukai. Tiga karya ini banyak diilhami oleh pengalaman pribadi Ogai selama tugas belajar di Jerman selama kurang lebih empat tahun. Tiga karya tersebut sering disebut sebagai Doitsu Sambu Saku atau oleh-oleh dari Jerman.

Dalam makalah ini akan dibahas masalah kedirian yang muncul pada tokoh wanita, Marie. Selain itu juga akan diungkapkan hubungan karya ini dengan fakta ataupun tulisan Ogai lainnya.

Kaya ini ada dua sifat Marie yang tumpang tindih, yang pertama adalah marie gadis penjual bunga violet enam tahun yang lalu, sedangkan satunya lagi adalah Marie yang muncul bagaikan Dewi Bavaria yang angkuh seperti yang ditampilkan pada awal cerita ini. Karena tingkah lakunya yang eksentrik, Marie sering dikatakan gila. Tetapi sebenarnya tingkah lakunya yang aneh tersebut justru lahir dari kesadaran akan kediriannya. Hal ini dapat terjadi karena ia mengalami berbagai pengalaman pahit.

Tampak luar sepertinya, sepertinya Marie hancur oleh suatu tenaga besar, tetapi pada bagian dalamnya tidaklah demikian. Ia tetap menjaga dan mempunyai kebangaan serta kepercayaan diri. Ada semacam jarak psikologi antara dirinya dan para mahasiswa di sekitarnya, sehingga mereka tidak dapat memahami Marie. Hanya Kosei seorang yang dapat mengerti akan diri Marie tersebut.

Sesuai dengan judul karya ini, yang menjadi tema adalah seperti kata-kata yang muncul pada bagian akhir karya ini, yaitu : atonaki utakata no utateki yo, atau berarti : dunia yang bagaikan buih yang hilang tak berbekas. Hal ini melangkan sosok Marie dan kefanaan yang muncul dalam karya ini.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Pembangunan karakter bangsa merupakan proses sehingga harus dilakukan sejak usia dini. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi yang jealas dan kebijakan yang tepat dengan melibatkan berbagai pihak dalam implementasinya. Implementasi multi arah diasumsikan akan mempercepat proses tersebut dalam rangka menyelaraskan kebutuhan kehidupan di era globalisasi yang erat kaitannya dengan perkembangan IPTEK.
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi
Abstrak :
ABSTRAK
Artikel ini mendeskripsikan etika kebijaksanaan dalam ajaran budi pekerti luhur penghayat kepercayaan. Pendeskripsian dilakukan dengan pemahaman analitis etnografis terhadap aktualisasi budi pekerti luhur penghayat kepercayaan kejawen. Pengumpulan data dilakukan dengan cara participant observation dan wawancara mendalam dengan informan secara snowballing. Hasil kajian menunjukkan bahwa etika kebijaksanaan dalam ajaran budi pekerti luhur penghayat kepercayaan kejawen dapat digolongkan dalam dua hal. Pertama, etika kebijaksanaan di tingkat paguyuban, yaitu hidup yang selalu mengedepankan sikap (1) pasrah, berserah diri kepada Tuhan secara total (sumarah) dan (2) bertindak jujur dan ikhlas. Kedua, penghayat hendaknya tolong-menolong. Etika kebijaksanaan ini merupakan aktualisasi dari konsep tapa ngrame. Tapa ngrame dilakukan dengan semangat sepi ing pamrih yang diasumsikan akan menjadi perwujudan pandangan hidup ?memayu hayuning bawana.? Dengan cara ini penghayat meyakini bahwa hidup mereka kelak dapat mencapai cita-cita tertinggi, yaitu ?manunggaling kawula-Gusti.?

This article aims to describe wisdom etic in the dedactic of budi pekerti luhur on Javanese believe (vivify). The description is provided using ethnographic analytic on the actualization of budi pekerti luhur on Javanese believe. The data collection was held by taking participant observation and indepth interview with the informant using snowballing method. The study shows that budi pekerti luhur on Javanese believe can be categorized into two matters: The first, wisdom etic in congregation level i.c. life that always attitude of: (1) pasrah, submit to God totally (sumarah), and (2) the honest and sincere. The second, help mutual. This wisdom etic as actualization of concept tapa ngrame. Tapa ngrame conducted by sepi ing pamrih spirit than as shape of world view on memayu hayuning bawana. This way vivify believe that their the next time life can achievement of the desired high level on manunggaling kawula-Gusti.
Universitas Negeri Yogyakarta. Fakultas Bahasa dan Seni; Universitas Negeri Yogyakarta. Lembaga Penelitian, 2010
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Lestari
Abstrak :
Berbicara mengenai lingkungan dalam perkembangan kepribadian seorang anak, tentunya yang pertama kali kita ingat adalah lingkungan keluarga di mana anak itu hidup dan tinggal sejak ia dilahirkan ke dunia ini. Terkait dengan pembentukan karakter anak, keteladanan dan kasih sayang orang tua merupakan dua unsur yang diperlukan dalam membimbing dan mengarahkan anak agar mereka dapat bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai moral yang dianut agama dan masyarakatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan keteladanan dan kasih sayang orang tua dalam pembentukan karakter anak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada empat orang murid di SDIT Insan Mandiri Jakarta. Keteladanan merupakan metode efektif dalam mengajarkan nilai-nilai moral kepada anak, karena sifat anak yang peniru. Teori social learning (belajar sosial) Bandura menyebutkan bahwa sebagian besar dari yang dipelajari manusia terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Menurut Bandura, usia mempengaruhi dalam proses belajar seorang anak. Apabila fisik dan mental sudah matang, panca indera sudah siap menerima stimulus-stimulus dari lingkungan. Oleh karena itu, dalam hal pemberian stimulus kepada anak berupa keteladanan, maka harus diperhatikan perkembangan ranah kognitif anak. Sebab ranah kognitif adalah ranah kejiwaan yang berkedudukan di otak, yang dalam perspektif psikologis merupakan sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa). Sedangkan kasih sayang orang tua, rnerupakan sumber bagi sehatnya lahir dan batin seorang anak, karena anak yang dididik dengan penuh kasih sayang akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang sehat lahir dan batin. Fromm mengiklasifikasikan cinta dalam lima tipe, yaitu cinta persaudaraan, cinta keibuan, cinta erotis, cinta diri sendiri, dan cinta kepada Tuhan. Cinta keibuan, menurut Erich Fromm adalah penguatan cinta tanpa syarat terhadap hidup dan kebutuhan anak-anaknya. Sedangkan Mubarok, memasukkan cinta orang tua kepada anak termasuk dalam cinta rahmah dan cinta kulah, di mana dalam kedua cinta ini terdapat kasih sayang yang tulus dan kesadaran untuk mendidik anaknya. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa orang tua yang dapat memberikan keteladanan dan kasih sayang yang tulus dengan disertai kesadaran untuk mendidik anaknya terbukti dapat membentuk 9 karakter anak.
Talking about environment in the personal development of children, the first thing comes up to our mind is family circumference where children have lived and stayed since they were born in the world. With respect to children's character development, parents' modeling and affection are the two elements needed to guide and direct children so they can behave in accordance with the moral values in their religion and community. The objective of this research is to find out the role of parents' modeling and affection in developing children's character. This research makes use of qualitative method using case study approach to four students of SDIT (Integrated Islamic Elementary School) Insan Mandiri Jakarta. Good modeling is an effective method for teaching moral values to children for their characteristic as imitators. Bandura's social learning theory states that most of the things human beings learn occur through imitating and modeling. According to Bandura, age affects a child's learning process. When physic and mental are already mature, the five senses are ready to receive stimulus from the environment. Therefore, in giving a child stimulus in the form of good modeling, we must pay attention on the development of child's cognitive domain. This is true since cognitive domain is a spiritual domain located in the brain, which is in the perspective of psychology constitutes a source and at the same time controller of the other spiritual domains, namely affective domain (feeling) and psychomotor domain (intention). Meanwhile, parents' affection is the source physical and spiritual health of a child. Therefore, a child educated with full affection will grow to become an adult human being that is healthy physically and spiritually. Fromm classifies Love into five types, namely brotherhood love, motherhood Love, erotic love, love to one self and love to God. Motherhood love, according to Erich Fromm, is reinforcement to love without condition to the lives and needs of her children. While Mubarok includes love of parents to their children in rahmah love and kulfah love, in which there exist a sincere affection and consciousness to educate their children. The outcome of this research shows that parents that are able to provide good model and sincere affection accompanied with consciousness to educate their children prove to be able to form 9 characters of children.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20762
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soemarno Soedarsono
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004
658.827 SOE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jeane Chrysanthea
Abstrak :
ABSTRAK
Setiap manusia mempunyai karakter, yaitu suatu set ciri-ciri psikologis individu, berisi nilai-nilai moral, sosial, dan agama, untuk mengarahkan individu berperilalm yang benar. Program pendidikan karakter ini disusun sebagai usaha menyediakan pengalaman yang dapat membentuk seseorang mcnjadi pribadi yang berkarakler balk dan dapat berperilaku sesuai dengan tumutan sosial. Program ini diperuntukkan bagi peserla diclik taman kanak-kanak tingkat A karena mereka berada pada rentang usia paling baik lmtuk diajarkan mengenai berbagai macam hal. Program berisi pengajaran nllai-nilai moral yang berakarkan pada dua nilai utama dan universal, yaitu rasa hormat dan tanggung jawab. Pcnyusunan program diawali dengan analisa kebutuhan melalui Focus Group Discussion agar program sesuai dengan visi_ misi, dan kebutuhan sekolah, dalam hal ini TK. Karya Mulya Dari analisa kebutuhan diperoleh tiga nilai utama yang perlu dikembangkan, yaitu pengendalian diri, kemandirian, dan keadilan. Tujuan utama program pendidikan karakter ini adalah membentuk para pesena didik TK Karya Mulya menjadi pribadi yang berkaralner balk, yang tampak dalam perilaku schari-hari. Kegiatan program mencakup tiga komponen moral, yaitu pengetahuan, rasa, dan lindakan moral. Kegiatan diadakan satu kali dalam seminggu, dengan durasi 20 menit untuk setiap sesinya Metode yang digunakan meliputi pemasangan spanduk atau hasil karya, penceritaan, diskusi/tanya jawab, pelabelan perilaku, bermain peran, bermain, prakarya, kegiatan sosial sederhana, dan sliker reward. Modul program lerdiri dari ll sesi dengan kescluruhan kegialan berjumlah 33 kegiatan.
ABSTRACT
Every person has their own character. It is a set of psychological dispositions of an individual, consists of moral, social, or religious values, to direct a person in order to behave properly. This character education program was designed as an effort for providing experiences to develop good characters in a person, and therefore enable the person to behave accordingly to the social demands. 'lhis program was targeted for students in Kindergarten A, since they are in the golden age, the best time to teach them about many things. This program will teach moral values, rooted in two great universal values, which are respect and responsibility. Designing this program was started by gathering data through Focus Group Discussion for need analysis. This step is important so that the program will fit the vision, mission and school?s needs, in this case, TK Karya Mulya The result of need analysis informed that there are three main values needed to develop. 'they are self control, independency, and fairness. The main goal of this character eduaition program is to shape the students in Karya Mulya Kjndergarteii A to be a person with good characters, reflected in daily behavior. This program includes three moral components: moral knowing, moral feeling, and moral action. The activites will be held once a week, with 20 minutes duration for each sxsion. Teaching method used are setting up banner or display for students? art and crafts, story-telling, discussion, behavior labeling, simple social activities, and reward stickers. The modul ofthe program has ll sessions, with 33 activities in total.eywords: character education, moral values, moral components.
2007
T34177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Buyung Kurniawan
Abstrak :
Tesis ini berupaya mengidentifikasi karakter nasional serta menganalisa peran keluarga miskin dalam menanamkan karakter yang baik kepada anak-anaknya untuk membangun ketahanan nasional. Penelitian ini merupakan studi dengan pendekatan kualitatif pada keluarga miskin di Kelurahan Ujung, Surabaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa keluarga miskin menanamkan berbagai karakter yang baik pada anaknya terutama terkait nilai agama dan cinta ilmu, sopan santun, serta sikap melawan godaan dari hal-hal yang mengarah pada pergaulan negatif. Pembentukan karakter dilakukan dengan cara menasihati, memberi tauladan, dan menggunakan hukuman. Dalam studi ini ditemukan bahwa peran keluarga sangat penting bagi pembentukan karakter dengan menjalankan fungsi perlindungan norma, ekonomi dan sosialisasi. ...... The purpose of this thesis is to identify the national character and also to analyze the role of poor family in good character building to their children as to build national resilience. This research is conducted by using qualitative method to several poor families in Ujung administrative village, Surabaya. The result of analysis showed that poor families planted good character traits especially religious values, love, courtesy and attitude to resist temptation to their children. The way parents built their children character through giving advice, giving exemplary and giving punishment. This study found that the role of family is vital in building character as norm protection, economic and socialization.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Djumhana
1971
S2127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gregorius Budi Rooseno Putro
2004
S3439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elma Elantia
Abstrak :
Pada skripsi ini akan dijelaskan bentuk struktur yang terdapat dalam novel Ar-Rajul Alladzi Aman dan akan dipaparkan tokoh dan penokohan yang terdapat pada novel tersebut. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian skripsi ini adalah metode struktural dengan pendekatan analisis, yaitu pendekatan yang memusatkan perhatian analisis dari segi intrinsik karya sastra. Untuk menganalisis sebuah karya sastra dengan menggunakan metode ini, maka diperlukan sebuah kajian dan penelitian yang lebih mendalam dari semua aspek pembangun karya sastra itu sendiri. Pada skripsi ini, penelitian diawali dengan pembahasan unsurunsur intrinsik, seperti: alur, latar, tema, tokoh dan penokohan, serta amanat. Untuk memudahkan analisis, maka pada skripsi ini digunakan metode penulisan bagian. Pada novel tersebut terlihat jelas bahwa semua tokoh memiliki ciri khas karakter masing-masing dan beberapa tokoh juga mengalami perubahan karakter. Tokoh utama adalah pusat cerita yang dalam perkembangan cerita mempengaruhi beberapa tokoh dalam novel ini. Dari karakter tokoh dalam novel ini, ada beberapa hal yang bisa dipelajari, di antaranya kebebasan untuk berpendapat, kebebasan dalam memaknai hidup, bahkan untuk memilih keyakinan.
This term-paper tries to comprehend the structure of the novel Ar-Rajul Alladzi Aman and will expose its characters and characterization. Structural and analytical approaches which primarily pay attention to the intrinsic aspects of the novel are applied in the research of this term-paper.To analyze the literary work using this approach, it needs to know more and better understanding of the aspects which construct the novel. In this term paper, the research start with a discussion of the intrinsic aspects of this novel, such as: plot, background, character, characterization, and message. The sequence of the novel is presented in order to make the research easier. It is clearly seen that each character is unique, and some characters have round character. The main character becomes the center of the story and affects some other characters in this novel. Looking from the character of the novel, we can learn many things, such as: Freedom to express ideas, to give meaning to life, as well as choosing our faith.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>