Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Brian Muttaqien
"Latar Belakang: Chronic limb threatening ischemia (CLTI) merupakan tahap akhir dari penyakit arteri perifer (PAP) yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Penyakit arteri perifer dapat menjadi penanda aterotrombosis pada sistem vaskular lainnya. Peran mikrobiota usus dalam penyakit vaskular telah menjadi perhatian dalam penelitian terbaru. Perubahan komposisi mikrobiota usus dapat terjadi pada berbagai penyakit termasuk DM dan penyakit kardiovaskular. Short chain fatty acid (SCFA) adalah produk fermentasi mikrobiota usus dan dapat mempengaruhi kesehatan usus dan peradangan. SCFA dapat menghambat pembentukan foam cells dan mengurangi produksi sitokin pro-inflamasi oleh endotel. Deposit kalsium pada arteri adalah karakteristik dari proses aterosklerosis dan dapat dinilai menggunakan CT angiography. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi hubungan antara kadar SCFA dalam feses dengan tingkat kalsifikasi arteri pada pasien CLTI dengan DM.
Metode: Penelitian desain potong lintang pada 30 subjek CLTI dengan DM tipe 2 yang dirawat di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Pengukuran kadar SCFA dengan sampel feses. Analisis statistik menggunakan SPSS versi 25, nilai p<0.05 menunjukkan kemaknaan secara statistik.
Hasil: Sebanyak 30 subjek penelitian CLTI dengan DM, didapatkan 17 subjek dengan diagnosis CLTI ekstremitas inferior sinistra dan 13 subjek dengan diagnosis CLTI ekstremitas inferior dekstra memiliki nilai kalsifikasi terberat pada regio right femoropopliteal dengan skor 449,46 ± 289,92 diikuti regio left femoropopliteal dengan skor 425 (0-6759). Didapatkan korelasi positif sedang antara persentase propionat dan skor LLAC regio left below knee (r=0,521; p= 0,032). Didapatkan korelasi positif lemah antara kadar HDL dengan aortoiliac score (r=0,371; p=0,043). Terdapat korelasi positif sedang pada kadar LDL dengan LLAC regio left below knee (r=0,535; p=0,027) serta korelasi positif kuat antara nilai kolestrol total dengan LLAC regio left below knee (r=0,671; p=0,003).
Kesimpulan: Ekskresi SCFA pada feses yang tinggi dapat mencerminkan nilai LLAC yang tinggi terutama regio femoropopliteal pada subjek CLTI dengan diabetes melitus.

Background: Chronic limb threatening ischemia (CLTI) is the end stage of peripheral artery disease (PAD) and is associated with high morbidity and mortality. Peripheral artery disease can serve as a marker of atherothrombosis in other vascular systems. The role of gut microbiota in vascular diseases has gained attention in recent research. Changes in gut microbiota composition have been observed in various diseases, including type 2 diabetes mellitus (DM) and cardiovascular diseases. Short chain fatty acids (SCFA), which are products of gut microbiota fermentation, can influence gut health and inflammation. SCFA can inhibit foam cell formation and reduce the production of pro-inflammatory cytokines by endothelial cells. Arterial calcification, assessed using CT angiography, is a characteristic feature of atherosclerosis. The aim of this study was to evaluate the relationship between fecal SCFA levels and arterial calcification in CLTI patients with DM.
Methods: A cross-sectional study was conducted on 30 CLTI subjects with type 2 DM who were treated at RSUPN Cipto Mangunkusumo. SCFA levels were measured using fecal samples. Statistical analysis was performed using SPSS version 25, with a significance level of p<0.05.
Results: the 30 CLTI subjects with DM, 17 had CLTI in the left lower extremity and 13 had CLTI in the right lower extremity. The highest calcification score was found in the right femoropopliteal region with a score of 449.46 ± 289.92, followed by the left femoropopliteal region with a score of 425 (0-6759). A moderate positive correlation was found between the percentage of propionate and the LLAC score in the left below knee region (r=0.521; p=0.032). A weak positive correlation was observed between HDL levels and the aortoiliac score (r=0.371; p=0.043). There was a moderate positive correlation between LDL levels and the LLAC score in the left below knee region (r=0.535; p=0.027), as well as a strong positive correlation between total cholesterol levels and the LLAC score in the left below knee region (r=0.671; p=0.003).
Conclusion: High fecal SCFA excretion may reflect high LLAC scores, particularly in the femoropopliteal region, in CLTI subjects with diabetes mellitus.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naldo Sofian
"Peningkatan kasus diabetes melitus tipe 2 (DMT2) dengan berbagai komplikasinya memberikan dampak gangguan fungsional seseorang dalam bentuk gangguan kognitif dan kapasitas fisik. Keduanya masih reversibel dan baru diketahui berhubungan sehingga disebut sebagai PhysioCognitive Decline Syndrome (PCDS). Kondisi PCDS baru dipelajari pada lansia dan belum spesifik pada penyandang DMT2.
Tujuan
Mengetahui korelasi antara kendali glikemik dengan komponen physiocognitive decline syndrome pada penyandang DMT2 dewasa usia pertengahan.
Metode Studi potong lintang menggunakan consecutive sampling dari pasien di poliklinik metabolik endokrin dan poli jantung terpadu sejak Januari 2021 – November 2022. Subjek DMT2 berusia 40 – 59 tahun diinklusi. Pemeriksaan kekuatan genggam tangan, dan kecepatan berjalan 6-meter diperiksakan di ruangan standar. MoCA-Ina dilakukan oleh dokter yang telah dilatih. Data HbA1c subjek yang diperiksa adalah HbA1c 3 bulan terakhir. Analisis korelasi Pearson’s atau Spearman’s pada SPSS 20.0 dilakukan sesuai sebaran data.
Hasil Sebanyak 133 subjek telah dianalisis. Usia median mencapai 53 tahun dengan proporsi laki-laki dan perempuan serta komplikasi pada masing-masing kateori kendali glikemik (batas HbA1c 7,0%) serupa. Subjek didominasi dengan pendidikan SMA dan Sarjana/Diploma. Median durasi terdiagnosisnya diabetes melitus mencapai 7 tahun dengan HbA1c median 7.6%. Nilai MoCA-Ina pada subjek mencapai nilai median 24 dengan kecepatan berjalan rerata 1.02 + 0.23 m/detik dan median kekuatan genggam tangan 24 kg. Terdapat korelasi bermakna hanya pada HbA1c dengan kekutan genggam tangan (r = -0.24, R2 = 0.06, p value <0.01), terutama pada perempuan
Kesimpulan
Terdapat korelasi bermakna antara kendali glikemik dan kekuatan genggam tangan.

Increasing cases of type 2 diabetes melitus (T2DM) including its complication have caused functional dysfunction consisted of cognitive decline and physical incapacity. Both cognitive decline and physical incapacity had been just known to be reversible and related to each other, so it is termed as PhysioCognitive Decline Syndrome (PCDS). However, it had been just evaluated in geriatric and not specific to T2DM patient.
To investigate the correlation between glycaemic correlation and component of physiocognitive decline syndrome in middle-aged adult with T2DM.
A cross sectional study with consecutive sampling in our metabolic and endocrine clinic and integrated heart centre in January 2021 – November 2022 had been conducted. Inclusion criteria was 40 – 59 years old subjects with T2DM. Measurement of HbA1c in the last 3 month were analysed, while hand grip strength and gait speed were done in standard room. MoCA-Ina had been conducted by trained doctor. Correlation analysis using Pearson’s or Spearman’s in SPSS 20.0 was done according to data distribution.
133 subjects were analysed. Median age was 53 years old with both sex and complication within each glycaemic control category (HbA1c 7,0% cut off) were similar. Subjects were dominated by high school and undergraduate/diploma education level. Most subjects were diagnosed in up to 7 years of T2DM. Median of HbA1c levels in our study was 7.6%. MoCA-Ina score was 24 in median with mean of gait speed was 1.02 + 0.23 m/s. Our median for hand grip was 24 kg. Significant correlation was only found in relationship of HbA1c and hand grip strength (r = -0.24, R2 = 0.06, p value <0.01).
There was significant correlation between glycaemic control and hand grip strength.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
E.M. Yunir
Jakarta: UI Publishing, 2024
616.462 EMY t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini
"Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik pada system endokrin yang paling banyak dijumpai dipelayanan kesehatan. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dapat menggunakan berbagai metode pendekatan, salah satunya dengan model pendekatan Self Care Orem yang menggunakan pendekatan untuk memandirikan pasien diabetes melalui manajemen diabetes secara mandiri.Residensi keperawatan medikal bedah peminatan keperawatan endokrin bertujuan melakukan analisis terhadap penerapan model pendekatan Self Care Orem dalam melakukan kegiatan pemberian asuhan keperawatan. Selain itu juga dilakukan penerapan praktek berbasis bukti dengan pengkajian 3 menit kaki diabetesdi poliklinik penyakit dalam diharapkan dapat menjadi skrining terhadap pencegahan terjadinya ulkus diabetik. Selain penerapan Evidence Based Nursing Practice juga dilakukan penerapan inovasi promosi kesehatan dengan tujuan untuk memandirikan pasien dalam melakukan perawatan diri sehari-hari dalam mencegah terjadinya komplikasi diabeti yang dilakukan dipoliklinik penyakit dalam RS. Ciptomangunkusumo, Jakarta. Diharapkan dengan penerapan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan Self Care Orem, serta penerapan pengkajian 3 menit kaki diabetik dan promosi kesehatan dapat menjadi acuan dalam penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terintegrasi, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kulaitas asuhan keperawatan.

Diabetes mellitus is a chronic disease in the endocrine system of the most prevalent in health care system. Nurses in providing nursing care can use various methods for approach , one of them with models of Orem Self Care approach.
That uses approach for diabetic patients through independent diabetes management. Nursing specialist of Medical-Surgical practice for endocrine conduct an analysis of the application models of Orem Self Care approach in the provision of nursing care activities. It also made the application of evidencebased practice with an assessment of the diabetic foot in 3 minutes in outpatient
with diabetic, with the aims to be screened foot problems for prevention of diabetic ulcers.
In addition to the application of evidence -based nursing practice is also carried
out the implementation of inovation prgramme health promotion. The purpose of
this programme is promote patient ability to be independent for perform daily
self-care and prevention from diabetic complication in Cipto Mangunkusumo
Hospital at Jakarta. The cxpectation of implementation of nursing care by using Orem Self Care Approach, 3 minutes diabetic foot assessment and health promotion can be a reference in the implementation of nursing care is comprehensive and integrated , which in turn is expected to improve the quality of nursing care .
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library