Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erni Juwita Nelwan
"Latar belakang: Obat kotrimoksazol dan rifampisin telah lama diketahui memiliki efek anti mikotik. Peran kedua antimikroba ini terhadap candida belum diteliti, sehingga dirasa perlu untuk diteliti sehingga dapat dimasukkan dalam pedoman tatalaksana medis berbasis bukti untuk pasien HIV dan tuberkulosis.
Metode: Studi prospektif pada pasien HIV dan tuberkulosis dengan metode quasi-experiment, dilakukan di poliklinik HIV dan Poliklinik Paru pada bulan Oktober 2009-Agustus 2011. Pada tiap pasien dilakukan pemeriksaan kumur rongga mulut sebanyak dua kali untuk melihat adanya kolonisasi Candida, yang diidentifikasi menggunakan Saboraud Dextrose Agar dan ChromAgar. Kumur dilakukan sebelum pasien diberikan obat kotrimoksazol untuk profilaksis PCP dan obat rifampisin untuk TB, kumur kedua dilakukan dua minggu setelah pengobatan. Proporsi, jenis dan jumlah kolonisasi kandida dirongga mulut pasien dibandingkan sebelum dan setelah pengobatan. Hasil: Didapatkan total 86 orang pasien terdiri dari 40 orang pasien HIV dan 46 orang pasien TB. Kolonisasi awal pada pasien HIV 57,5% dan 19,5% pada pasien
TB, sebagian besar adalah candida albicans baik pada pasien HIV maupun TB (82,6% vs. 77,8%). Dua minggu mendapat kotrimoksazol pada pasien HIV dan rifampisin pada pasien TB didapatkan penurunan kolonisasi menjadi 47,5% vs. 12,5%). Penurunan ini bermakna pada kedua kelompok pasien, kotrimoksazol OR 0,2 (0,05-0,93; p<0,04) dan rifampisin 0,21 (0,08-0,58; p<0,01). Didapatkan juga penurunan jumlah hitung koloni secara absolut.
Simpulan: Kotrimoksazol dan rifampisin menurunkan kolonisasi Candida rongga mulut pasien HIV dan TB pada pemakaian selama dua minggu

Background: Cotrimoxazole and rifampicin are known as a broadspectrum antibiotics that have also antimicotic effect. However, limited data is available. This study aimed to provide data on role of these antibiotics to Candida species. Methods: A quasi experimental prospective study among HIV and tuberculosis
patient in HIV and TB clinic, evaluated from Ocotber 2009 and August 2011. Each patient received two times oral rinse, before and within 2-weeks cotrimoxazole treatment for HIV and rifampicin treatment for TB. Proportion, species and number of colonization were compared. Hasil: Of 86 patients, 40 were HIV seropositive patients and 46 were TB patients. HIV-seropositive patients was 57.5% colonized with candida and 19.5% for TB patients; in majority was C.albicans (82.6% vs. 77.8%). During 2-weeks treatment, colonization was decreased to 47.5% among HIV patients received cotrimoxazole and 12.5% in TB patients received rifampicin. The proportion of colonization reduced significantly during cotrimoxazole 0.2 (95%CI 0.05-0.93; p<0.04) and rifampicin 0.21 (95%CI 0.08-0.58; p<0.01). Number of colonization was also reduced. Conclusions: Cotrimoxazole and rifampicin reduced Candida colonization in HIV and TB patients within two weeks exposure.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firyal Fairuztsana Nugraha
"Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Layanan program penanggulangan HIV/AIDS diberikan mulai dari tingkat puskesmas sebagai layanan kesehatan dasar. Penggunaan terapi ARV sebagai pengobatan HIV/AIDS menunjukkan penurunan angka kematian dan kesakitan, meningkatkan kualitas hidup ODHA, dan meningkatkan harapan masyarakat. Profilaksis antimikroba diindikasikan pada pasien dengan imunosupresi berat dan mengakibatkan peningkatan risiko infeksi oportunistik. Tujuan utama tugas khusus ini yaitu dilakukan profil untuk mengetahui pasien aktif dan pasien baru, pasien meninggal atau rujuk/pindah, penggunaan obat ARV, dan penggunaan obat profilaksis di Puskesmas Kecamatan Matraman. Berdasarkan hasil profil, jumlah pasien aktif, pasien baru, pasien yang dirujuk atau pindah, pasien putus obat atau lost to follow up, dan pasien meninggal pada tahun 2022 berturut-turut sebanyak 81; 21; 12; 20; dan 2 orang dengan menggunakan empat regimen obat ARV, yaitu regimen TLE sebanyak 59 orang, TLD sebanyak 40 orang, Duviral + NVP sebanyak 2 orang, dan Duviral + EFV sebanyak 1 orang. Pasien yang menggunakan TPT dengan regimen 3HP (45 orang) dan 6H (25 orang), serta 32 orang tidak menggunakan TPT. Pasien yang menggunakan terapi profilaksis kotrimoksasol sebanyak 52 orang dan pasien yang belum pernah menggunakan sebanyak 51 orang.

Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that infects white blood cells causing a decrease in human immunity. HIV/AIDS prevention program services are provided starting from the District Health Center level as basic health services. The use of ARV therapy as HIV/AIDS treatment has shown a decrease in mortality and morbidity, improved the quality of life of PLWHA, and increased community hope. Antimicrobial prophylaxis is indicated in patients with severe immunosuppression and results in an increased risk of opportunistic infections. The main objective of this special assignment is to conduct a profile to determine active and new patients, dead or referred/moved patients, the use of ARV drugs, and the use of prophylactic drugs at the Matraman District Health Center. Based on the results of the profile, the number of active patients, new patients, patients who were referred or moved, patients who dropped out or lost to follow up, and patients who died in 2022 were 81; 21; 12; 20; and 2 people, respectively, using four ARV drug regimens, namely TLE regimens for 59 people, TLD for 40 people, Duviral + NVP for 2 people, and Duviral + EFV for 1 person. Patients who used TPT with regimens 3HP (45 people) and 6H (25 people), and 32 people did not use TPT. Patients who used cotrimoxazole prophylaxis therapy were 52 people and patients who had never used it were 51 people."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library