Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"Tahun pertama perkuliahan merupakan masa transisi yang menantang bagi mahasiswa, terutama bagi mereka yang merantau. Kesepian menjadi salah satu masalah psikologis yang umum dialami mahasiswa rantau dan dapat berdampak negatif pada kemampuan penyesuaian diri mereka di lingkungan perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesepian dan penyesuaian diri pada mahasiswa rantau tahun pertama di Jabodetabek, serta menguji peran kepribadian extraversion sebagai moderator dalam hubungan tersebut. Partisipan berjumlah 136 mahasiswa rantau tahun pertama di perguruan tinggi wilayah Jabodetabek. Kesepian diukur menggunakan UCLA Loneliness Scale 8 (ULS-8), penyesuaian diri di kampus diukur menggunakan Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) versi Indonesia, dan kepribadian extraversion diukur menggunakan International Personality Item Pool - Big Five Markers 25 (IPIP-BFM-25). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesepian berhubungan negatif secara signifikan dengan penyesuaian diri (r = -.781, n = 136, p < 0.01). Melalui analisis moderasi ditemukan bahwa kepribadian extraversion memoderasi hubungan kesepian dan penyesuaian diri di kampus (β = -0.13, SE = 0.05, p = 0.02). Temuan ini menunjukkan bahwa kepribadian extraversion berperan dalam proses penyesuaian diri mahasiswa rantau di perguruan tinggi. Mahasiswa rantau tahun pertama disarankan untuk aktif membangun relasi, mengembangkan keterampilan penyesuaian diri, dan memanfaatkan layanan konseling jika dibutuhkan.

---

The first year of college is a challenging transition period, especially for students who study away from home. One of the most common psychological challenges faced by first-year out-of-town students is loneliness. This study aims to determine the relationship between loneliness and college adjustment among first-year out-of-town students in Jabodetabek, and to investigate whether the extraversion personality moderates in this relationship. A total of 136 first-year out-of-town students from universities in Jabodetabek participated in this study. Loneliness was measured using the UCLA Loneliness Scale 8 (ULS-8), college adjustment was measured using the Indonesian version of the Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ), and extraversion trait was measured using the International Personality Item Pool - Big Five Markers 25 (IPIP-BFM-25). The results showed a significant negative relationship between loneliness and college adjustment (r = -.781, n = 136, p < 0.01). Furthermore, extraversion personality was found to significantly moderate this relationship (β = -0.13, SE = 0.05, p = 0.02). These findings indicate that extraversion trait plays an important role in the adaptation process of first-year out-of-town students in college. First-year out-of-town students are encouraged to build social connections, develop adjustment skills, and seek counseling support when necessary."

"Transisi ke dunia perkuliahan tidak sepenuhnya mudah bagi mahasiswa tahun pertama karena prosesnya turut dipenuhi perubahan dan tantangan. Kondisi ini dapat memicu terganggunya aspek psikologis pada mahasiswa, seperti memunculkan kecemasan. Hal ini dapat mengganggu proses penyesuaian diri terhadap perkuliahan dan kampus (college adjustment). Melalui studi ini, peneliti mengkaji peran sumber daya psikologis, yakni grit sebagai variabel mediator antara hubungan kecemasan dan college adjustment pada mahasiswa tahun pertama di Perguruan Tinggi (PT) Pulau Jawa. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif-korelasional dengan 151 mahasiswa semester 2 yang berkuliah di PT Pulau Jawa. Penelitian ini menggunakan alat ukur Grit-S translasi Indonesia, Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7) translasi Indonesia, dan Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) adaptasi Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel grit memediasi hubungan kecemasan dan college adjustment (β = -3.38, SE = 0.36, < 0.001). Selain itu, variabel kecemasan ditemukan berhubungan negatif secara signifikan dengan college adjustment (r= -0.70); variabel kecemasan berhubungan negatif secara signifikan dengan grit (r= -0.44); dan variabel grit berhubungan positif secara signifikan dengan college adjustment (r= -0.69). Hasil penelitian menyarankan untuk mempertimbangkan pengujian variabel sumber daya psikologis lainnya.

---

The transition to college life is not easy for first-year students because it is full of changes and challenges. These conditions can trigger psychological distress, such as anxiety, in students. This can interfere with adjusting to college and campus life. In this study, researchers examined the role of psychological resources, specifically grit, as a mediator between anxiety and college adjustment among first-year students at universities on Java Island. This quantitative correlational study involved 151 second-semester students enrolled at universities on Java Island. The study used the Indonesian translations of the Grit-S and Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7) scales and the Indonesian adaptation of the Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ). The results showed that grit mediated the relationship between anxiety and college adjustment (β = -3.38, SE = 0.36, p < 0.001). Additionally, the anxiety variable was found to have significant negative relationships with both college adjustment (r = -0.70) and grit (r = -0.44), while the grit variable had a significant positive relationship with college adjustment (r = 0.69). These findings suggest testing other psychological resource variables."

"Distres merupakan permasalahan psikologis yang umum dialami pada mahasiswa. Self-esteem dan college adjustment adalah faktor yang berkaitan dengan distres pada mahasiswa di tahun pertama perkuliahan. Untuk itu, penelitian ini ingin melihat peran self-esteem dan college adjustment sebagai prediktor distres pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia. Partisipan penelitian ini merupakan 255 mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia angkatan 2019. Distres diukur menggunakan Self Reporting Questionnaire 20 (SRQ-20). Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) digunakan untuk mengukur self-esteem dan Student Adaptation to College Questionner (SACQ) untuk mengukur college adjustment. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa self-esteem dan college adjustment dapat memprediksi distres mahasiswa tahun pertama. Selain itu, hasil penelitian ini secara spesifik juga menunjukkan bahwa prediktor terkuat bagi distres adalah dimensi personal-emotional adjustment. Untuk penelitian yang akan datang, peneliti menyarankan untuk memerhatikan waktu pengambilan data, menambahkan variabel demografis, serta metode pengujian reliabilitas dan validitas yang digunakan.

---

ABSTRACTDistres is a psychological problem commonly experienced by first-year college students. Self-esteem and college adjustment are known as several factors that related to distress. This study examines the role of self-esteem and college adjustment as predictors of distress among first-year college students. The participants of this study were 255 first-year college students at University of Indonesia. Distres was measured using Self Reporting Questionnaire 20 (SRQ-20). Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) to measure self-esteem, and Student Adaptation to College Questionners (SACQ) to measure college adjustment. The results show that self-esteem and college adjustment can predict first-year student distress. In addition, this study also shows that personal-emotional adjustment is the strongest predictor of distress. For future research purposes, the author suggests to consider the data collecting period, consider demographic variables, as well as the method used in analyzing the reliability and validity of the instruments used."

"Kala memasuki lingkungan perkuliahan, mahasiswa baru dihadapkan dengan beragam tantangan. Banyaknya rintangan yang harus mereka lalui dapat menimbulkan distres psikologis dalam diri mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara distres psikologis dan self-esteem pada mahasiswa baru, juga life satisfaction sebagai mediator dalam hubungan antara kedua variabel tersebut. Penelitian dilakukan dengan melibatkan 255 mahasiswa baru dengan meminta mereka mengisi kuesioner penelitian, termasuk alat ukur Rosenberg Self-Esteem Scale, Satisfaction with Life Scale, dan Self-Reporting Questionnaire (20 item). Hasil penelitian menunjukkan bahwa life satisfaction memediasi secara parsial hubungan antara self-esteem dan distres psikologis (indirect effect (b = -0,1121, SE = 0,0395, 95% CI [-0,1913, -0,0358]) dan direct effect (b = -0,4912, SE = 0,0633, 95% CI [-0,6159, -0,3665]) signifikan, p < 0,001). Implikasi terhadap pengalaman mahasiswa baru di Indonesia, khususnya terkait pentingnya intervensi terhadap distres psikologis yang mereka alami, juga didiskusikan dalam laporan ini.

---

Upon entering university, new students are faced with various challenges. These myriad obstacles may cause the occurrence of psychological distress within them. This research investigated the relationship between psychological distress and self-esteem in university freshmen, as well as life satisfaction as a mediator in the relationship between them. Research was done by asking 255 university freshmen to complete a questionnaire of the research instruments, including Rosenberg Self-Esteem Scale, Satisfaction with Life Scale, and Self-Reporting Questionnaire (20 items). This research yielded evidence that life satisfaction partially mediates the relationship between self-esteem and psychological distress (significant indirect effect (b = -0,1121, SE = 0,0395, 95% CI [-0,1913, -0,0358]) and direct effect (b = -0,4912, SE = 0,0633, 95% CI [-0,6159, -0,3665]), p < 0,001). Research implications towards the experience of university freshmen in Indonesia, particularly regarding the importance of interventions regarding psychological distress they may experience, are discussed."

"Penyesuaian diri mahasiswa yang memadai, krusial dalam mendukung keberhasilan transisi mahasiswa tahun pertama di perguruan tinggi. Salah satu faktor yang berpotensi memengaruhi penyesuaian diri adalah keterikatan dengan teman sebaya. Di sisi lain, sebagai Generasi Z yang merupakan digital native, media sosial telah menjadi bagian keseharian dalam interaksi sosial mahasiswa dengan teman sebayanya. Akan tetapi, masih banyak penelitian yang belum secara eksplisit mengkaji apakah media sosial berperan dalam mediasi hubungan antara keterikatan teman sebaya dan penyesuaian diri mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian ini hadir untuk mengkaji peran media sosial sebagai variabel mediasi dalam hubungan antara keterikatan teman sebaya dan penyesuaian diri mahasiswa. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa tahun pertama yang berusia 17-21 tahun (N=70). Data diuji dengan analisis regresi mediasi dan terbukti bahwa keterikatan pada teman sebaya memiliki hubungan positif dan signifikan dengan penyesuaian diri mahasiswa, serta penggunaan media sosial memediasi hubungan keterikatan pada teman sebaya dan penyesuaian diri mahasiswa secara positif. Temuan ini memiliki implikasi bahwa pihak perguruan tinggi, mahasiswa, dan orang tua dapat secara aktif mendorong terciptanya keterikatan pada teman sebaya yang positif karena dapat membantu adaptasi di perguruan tinggi dan menggunakan media sosial secara bijak sebagai salah satu alat bantu agar proses adaptasi berjalan dengan lebih efektif.

---

Successful adjustment among university students plays a crucial role in supporting the transition of first-year students into higher education. One potential factor influencing student adjustment is peer attachment. On the other hand, as members of Generation Z who are digital natives, social media has become an integral part of students’ daily social interactions with their peers. However, there is still limited research explicitly examining whether social media mediates the relationship between peer attachment and student adjustment. Therefore, this study aims to investigate the mediating role of social media in the relationship between peer attachment and student adjustment. Participants in this study were first-year university students aged 17–21 years (N = 70). Data were analyzed using mediation regression analysis and revealed that peer attachment had a positive and significant relationship with student adjustment. Moreover, social media use positively mediated the relationship between peer attachment and student adjustment. These findings imply that universities, students, and parents can actively foster positive peer attachment to support students' adaptation to university life and promote the wise use of social media as a tool to enhance the adjustment process."

"Masa transisi ke perguruan tinggi merupakan periode kritis bagi mahasiswa tahun pertama, khususnya Generasi Z yang mengalami perubahan gaya hidup signifikan akibat pandemi COVID-19. Salah satu fenomena yang muncul adalah meningkatnya penggunaan media sosial secara problematik sebagai pelarian dari tekanan akademik. Selain itu, maladaptive daydreaming, yakni keterlibatan imajinatif yang kompulsif dan mengganggu fungsi sehari-hari, juga menjadi isu yang berdampak pada penyesuaian diri mahasiswa di lingkungan kampus. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi peran penggunaan media sosial bermasalah dalam memoderasi pengaruh maladaptive daydreaming terhadap penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama Generasi Z di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan adanya efek moderasi signifikan penggunaan media sosial bermasalah terhadap hubungan maladaptive daydreaming dan penyesuaian diri. Semakin tinggi tingkat penggunaan media sosial bermasalah, semakin kuat hubungan negatif maladaptive daydreaming dengan penyesuaian diri di perguruan tinggi. Temuan ini mengindikasikan bahwa penggunaan media sosial secara bermasalah dapat memperburuk kesulitan maladaptive daydreaming pada usaha penyesuaian diri mahasiswa di lingkungan kampus. Keterbatasan penelitian ini terletak pada cakupan demografi partisipan yang terpusat di wilayah tertentu. Perguruan tinggi disarankan mengadakan program pengalihan maladaptive daydreaming untuk mahasiswa baru.

---

The transition period to university is a critical phase for first-year students, especially Generation Z, who have experienced significant lifestyle changes due to the COVID-19 pandemic. One emerging phenomenon was the increased problematic use of social media as a means of escape from stress and academic pressure. Additionally, maladaptive daydreaming, defined as compulsive imaginative involvement that disrupts daily functioning, has also become an issue affecting students' adjustment to campus life. This study aimed to explore the role of problematic social media use in moderating the effect of maladaptive daydreaming on college adjustment among first-year Generation Z students in Indonesia. The results indicated a significant moderating effect of problematic social media use on the relationship between maladaptive daydreaming and college adjustment. The higher the level of problematic social media use, the stronger the negative association between maladaptive daydreaming and college adjustment. These findings suggested that problematic social media use can exacerbate the difficulties caused by maladaptive daydreaming in students’ efforts to adjust to campus life. The limitations of this study included the demographic concentration of participants in a specific region. Universities are advised to implement intervention programs to redirect maladaptive daydreaming among first-year students."