Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudha Eka Nugraha
"ABSTRAK

Skripsi ini memiliki tema Strategi Coping dalam Penyesuaian Diri pada Siswa Tuna Rungu di Sekolah (Studi Deskriptif 4 Siswa Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Kelas B di SLBN 2 Jakarta) dengan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan strategi coping yang digunakan siswa selama mengalami masalah penyesuaian diri di sekolah yaitu dengan menggunakan strategi problem focused coping, strategi emotion focused coping, dengan dipengaruhi oleh faktor internal serta faktor eksternal yang memengaruhi penyesuaikan diri selama berada di SLBN 2 Jakarta.


ABSTRACT

The themes of this thesis is about coping strategies for adjustment of deaf students in school (descriptive study of 4 high school student class B in SLBN 2 Jakarta) with qualitative research method approach. The result of this thesis is about adjustment studies of 4 deaf students during fascinating every problems in school with problem focused coping, emotion focused coping, and every factor both internal and external that influence deaf student to choose the coping strategies to get adjust in SLBN 2 Jakarta.

"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riana Rahmadaniati
"ABSTRAK
Kurangnya guru pendamping khusus (GPK) dan beragamnya karakteristik siswa berkebutuhan khusus yang harus ditangani guru menambah beban kerja guru SDN Cisalak 3. Tantangan dan beban kerja yang dimiliki guru dapat menimbulkan stres yang akan memengaruhi kesejahteraan fisik, psikis, dan sosial para guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala stres yang dialami guru, mengetahui strategi coping yang digunakan, serta sumber dan bentuk dukungan sosial yang dimiliki dan dirasakan guru dalam menghadapi stres. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gejala stres yang dialami guru SDN Cisalak 3 berupa gejala fisik dan psikologis. Strategi coping yang digunakan para guru adalah active coping dimana guru berupaya untuk mengurangi atau menghilangkan sumber stres. Sedangkan bentuk dukungan sosial yang diterima para guru berupa informational support, emotional support, instrumental support, dan appraisal support yang berasal dari berbagai sumber. Dukungan sosial tersebut membantu guru dalam menghasilkan coping yang adaptif.

ABSTRACT
Lack of special assistant teachers (GPK) and the variety of characteristics of students with special needs that must be handled by teachers, adds to the burden of work of the SDN Cisalak 3 teachers. The challenges and workloads that the teachers have in inclusive schools can cause stress which will affect the physical, psychological and social well-being of the teachers. This research aims to determine the symptoms of stress experienced by the teachers, to know the coping strategies that are being used, and the sources and forms of social support that teachers have and feel in dealing with stress. This research is a qualitative research with a descriptive design. The data collection techniques used in this research are in-depth interviews, observation, and literature studies. The results showed that the stress symptoms experienced by SDN Cisalak 3 teachers are physical and psychological symptoms. Coping strategies that being used by the teachers are active coping strategies where the teachers seek to reduce and eliminate sources of stress. The forms of social support that the teachers have: are in the form of informational support, emotional support, instrumental support and network support from various sources. Those social support help the teachers generate adaptive coping.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hervi Salsabila Mahkota Parentsia
"

Latar belakang: Mahasiswa fakultas kedokteran diketahui memiliki tingkat stress tinggi karena memerlukan usaha besar dalam menjalani perkuliahannya. Stress dapat menimbulkan dampak buruk bagi fisik, psikis, maupun skor nilai akademis mahasiswa. Maka dari itu dibutuhkan mekanisme koping yang efektif untuk mencegah dampak buruk tersebut. Resilience diduga menjadi hasil mekanisme koping yang baik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Resilience dan Coping strategies terhadap performa akademik mahasiswa program studi Pendidikan dokter FKUI tahap pre klinik. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan total sampel dari Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKUI tahap preklinik pada tahun 2020. Hasil: Sejumlah 607 responden berpartisipasi dalam penelitian ini, dari angkatan 2017-2019 (tingkat respon 85.13%). Pada ketiga angkatan terdapat hubungan yang bermakna antara mekanisme Adaptive coping dengan tingkat Resilience (r = 0,605, p < 0,05). Sedangkan mekanisme Maladaptive coping memiliki korelasi negatif yang hubungannya tidak bermakna dengan tingkat Resilience (r = -0,053, p > 0,05). Terdapat pula hubungan yang tidak bermakna antara Resilience dengan performa akademik mahasiswa (r = 0,072, p > 0,05). Pada ketiga angkatan juga diperoleh hasil bahwa performa akademik memiliki hubungan yang bermakna dengan mekanisme Adaptive coping (r = 0,122, p < 0,05) namun tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan mekanisme Maladaptive coping (r = 0,037, p > 0,05). Kesimpulan: Performa akademik mahasiswa kedokteran tahap pre klinik merupakan sebuah hal kompleks yang ditentukan oleh berbagai faktor. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mekanisme Adaptive coping memiliki korelasi yang kuat dengan Resilience dan memiliki korelasi yang lemah dengan performa akademik. Selain itu, hubungan antara Resilience dengan performa akademik menunjukan korelasi yang tidak signifikan. Penelitian ini juga menunjukan bahwa tidak terdapatnya korelasi yang signifikan antara mekanisme Maladaptive coping dengan Resilience dan performa akademik. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa mekanisme koping yang bersifat adaptif merupakan salah satu proses yang dapat mempengaruhi performa akademik mahasiswa kedokteran tahap pre klinik.

 


Background: Undergraduate medical students are often exposed with high demand and stressful events related to their study in medicine. In order to learn well and keep the study performance, students need to employ Adaptive coping mechanisms. Resilience is suggested as the result of this process. Objectives: This study aims to assess the relationships between coping mechanisms, Resilience and academic performance in undergraduate medical students, particularly in the preclinical years (year 1-3). Methods: This was a cross-sectional study with total sampling approach. The study involved year 1-3 undergraduate medical students at the Faculty of Medicine Universitas Indonesia. The respondents were asked to complete CDRISC (for Resilience) and Brief COPE (for coping mechanism). Data on cumulative GPA on the particular year were obtained from the school central administration upon consent from the respondents. The data collection was completed in January - February 2019. Results: A total of 607 students (85.13% response rate) voluntarily participated in the study. Resilience showed statistically significant, strong, and positive correlation with Adaptive coping (r = 0,605, p < 0,05) and no correlation with Maladaptive coping (r = -0,053, p > 0,05). No significant correlation was found between Resilience and students academic performance (r = 0,072, p > 0,05). Furthermore, Adaptive coping significantly correlated with academic performance (r = 0,122, p < 0,05) whereas Maladaptive coping showed no correlation (r = 0,037, p > 0,05). Conclusion: Academic performance of undergraduate medical students is a complex construct determined by various factors. This study highlights that Adaptive coping mechanism strongly correlated with Resilience and weakly correlated with academic performance. Furthermore, there was no significant correlation between Resilience and academic performance. This study also shows that there were no significant correlations between Maladaptive coping mechanism with Resilience and academic performance. Therefore, it can be concluded that Adaptive coping mechanism can be seen as one of the process that can affect undergraduate medical students academic performance.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Oktavia Wibowo
"Kesepian telah menjadi isu sosial yang signifikan di kalangan lansia di Jepang. Film Perfect Days (2023) karya Wim Wenders sebagai salah satu film terbaru yang mengangkat fenomena lansia, namun belum banyak penelitian yang menganalisis film ini sebelumnya. Penelitian ini membahas penerapan strategi coping oleh karakter Hirayama, untuk menjalani hidup dan menghindari kesepian. Metode analisis yang digunakan adalah analisis teks dan sinematografi, berpedoman dengan teori strategi coping oleh Weiten dan Lloyd (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hirayama menerapkan empat jenis strategi coping: appraisal-focused coping, problem-focused coping, emotion-focused coping, dan occupation-focused coping. Strategi-strategi ini membantunya untuk mengelola emosi dengan lebih stabil, menemukan kedamaian dalam rutinitas sehari-hari, dan menemukan makna dalam hidup agar tidak merasa kesepian. Masa lalunya sebagai pengusaha kaya namun tidak merasa hidup puas, hubungan keluarga yang tegang, dan kebiasaan lama yang tidak sehat, mempengaruhi pilihan mekanisme coping yang diterapkannya. Dengan memilih gaya hidup yang lebih sederhana sebagai petugas kebersihan toilet umum, Hirayama memegang kendali atau kontrol atas hidupnya dan membuatnya menghargai momen-momen kecil yang memberi makna. Penelitian ini menekankan pentingnya pemilihan mekanisme coping yang efektif bagi lansia untuk mengatasi kesepian dan mencapai kesejahteraan emosional.

Loneliness has become a significant social issue among the elderly in Japan. The film Perfect Days (2023) by Wim Wenders, one of his latest films addressing the phenomenon of aging, has not been widely analyzed in previous studies. This research examines the coping strategies used by the character Hirayama to navigate life and avoid loneliness. The analysis method used is text and cinematographic analysis, based on the coping strategies theory by Weiten and Lloyd (2008). The findings show that Hirayama applies four types of coping strategies: appraisal-focused coping, problem-focused coping, emotion-focused coping, and occupation-focused coping. These strategies help him manage his emotions more stably, find peace in his daily routines, and discover meaning in life to avoid loneliness. His past as a wealthy businessman, despite not finding fulfillment, strained family relationships, and unhealthy old habits, influenced his choice of coping mechanisms. Hirayama gains control over his life by choosing a simpler lifestyle as a public toilet janitor and learns to appreciate the small moments that give it meaning. This study emphasizes the importance of selecting effective coping mechanisms for the elderly to overcome loneliness and achieve emotional well-being."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Oktavia Wibowo
"Kesepian telah menjadi isu sosial yang signifikan di kalangan lansia di Jepang. Film Perfect Days (2023) karya Wim Wenders sebagai salah satu film terbaru yang mengangkat fenomena lansia, namun belum banyak penelitian yang menganalisis film ini sebelumnya. Penelitian ini membahas penerapan strategi coping oleh karakter Hirayama, untuk menjalani hidup dan menghindari kesepian. Metode analisis yang digunakan adalah analisis teks dan sinematografi, berpedoman dengan teori strategi coping oleh Weiten dan Lloyd (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hirayama menerapkan empat jenis strategi coping: appraisal-focused coping, problem-focused coping, emotion-focused coping, dan occupation-focused coping. Strategi-strategi ini membantunya untuk mengelola emosi dengan lebih stabil, menemukan kedamaian dalam rutinitas sehari-hari, dan menemukan makna dalam hidup agar tidak merasa kesepian. Masa lalunya sebagai pengusaha kaya namun tidak merasa hidup puas, hubungan keluarga yang tegang, dan kebiasaan lama yang tidak sehat, mempengaruhi pilihan mekanisme coping yang diterapkannya. Dengan memilih gaya hidup yang lebih sederhana sebagai petugas kebersihan toilet umum, Hirayama memegang kendali atau kontrol atas hidupnya dan membuatnya menghargai momen-momen kecil yang memberi makna. Penelitian ini menekankan pentingnya pemilihan mekanisme coping yang efektif bagi lansia untuk mengatasi kesepian dan mencapai kesejahteraan emosional.

Loneliness has become a significant social issue among the elderly in Japan. The film Perfect Days (2023) by Wim Wenders, one of his latest films addressing the phenomenon of aging, has not been widely analyzed in previous studies. This research examines the coping strategies used by the character Hirayama to navigate life and avoid loneliness. The analysis method used is text and cinematographic analysis, based on the coping strategies theory by Weiten and Lloyd (2008). The findings show that Hirayama applies four types of coping strategies: appraisal-focused coping, problem-focused coping, emotion-focused coping, and occupation-focused coping. These strategies help him manage his emotions more stably, find peace in his daily routines, and discover meaning in life to avoid loneliness. His past as a wealthy businessman, despite not finding fulfillment, strained family relationships, and unhealthy old habits, influenced his choice of coping mechanisms. Hirayama gains control over his life by choosing a simpler lifestyle as a public toilet janitor and learns to appreciate the small moments that give it meaning. This study emphasizes the importance of selecting effective coping mechanisms for the elderly to overcome loneliness and achieve emotional well-being."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Oktavia Wibowo
"Kesepian telah menjadi isu sosial yang signifikan di kalangan lansia di Jepang. Film Perfect Days (2023) karya Wim Wenders sebagai salah satu film terbaru yang mengangkat fenomena lansia, namun belum banyak penelitian yang menganalisis film ini sebelumnya. Penelitian ini membahas penerapan strategi coping oleh karakter Hirayama, untuk menjalani hidup dan menghindari kesepian. Metode analisis yang digunakan adalah analisis teks dan sinematografi, berpedoman dengan teori strategi coping oleh Weiten dan Lloyd (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hirayama menerapkan empat jenis strategi coping: appraisal-focused coping, problem-focused coping, emotion-focused coping, dan occupation-focused coping. Strategi-strategi ini membantunya untuk mengelola emosi dengan lebih stabil, menemukan kedamaian dalam rutinitas sehari-hari, dan menemukan makna dalam hidup agar tidak merasa kesepian. Masa lalunya sebagai pengusaha kaya namun tidak merasa hidup puas, hubungan keluarga yang tegang, dan kebiasaan lama yang tidak sehat, mempengaruhi pilihan mekanisme coping yang diterapkannya. Dengan memilih gaya hidup yang lebih sederhana sebagai petugas kebersihan toilet umum, Hirayama memegang kendali atau kontrol atas hidupnya dan membuatnya menghargai momen-momen kecil yang memberi makna. Penelitian ini menekankan pentingnya pemilihan mekanisme coping yang efektif bagi lansia untuk mengatasi kesepian dan mencapai kesejahteraan emosional.

Loneliness has become a significant social issue among the elderly in Japan. The film Perfect Days (2023) by Wim Wenders, one of his latest films addressing the phenomenon of aging, has not been widely analyzed in previous studies. This research examines the coping strategies used by the character Hirayama to navigate life and avoid loneliness. The analysis method used is text and cinematographic analysis, based on the coping strategies theory by Weiten and Lloyd (2008). The findings show that Hirayama applies four types of coping strategies: appraisal-focused coping, problem-focused coping, emotion-focused coping, and occupation-focused coping. These strategies help him manage his emotions more stably, find peace in his daily routines, and discover meaning in life to avoid loneliness. His past as a wealthy businessman, despite not finding fulfillment, strained family relationships, and unhealthy old habits, influenced his choice of coping mechanisms. Hirayama gains control over his life by choosing a simpler lifestyle as a public toilet janitor and learns to appreciate the small moments that give it meaning. This study emphasizes the importance of selecting effective coping mechanisms for the elderly to overcome loneliness and achieve emotional well-being."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library