Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Grove, Peter
London: Graham & Trotman, 1991
R 346.0482 GRO c
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sinar Grafika, 1994
R 346.0482 UND
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Santoso HM
"Pertumbuhan Internet yang sedemikian pesat menumbuhkan fenomena baru bagi dunia. Berkat kemampuan internet dalam mengakses secara luas menciptakan bentuk baru dari interaksi sosial, aktivitas, dan pengorganisasian dalam masyarakat. Seiring dengan berkembangnya internet juga berkembang berbagai permasalahan sebagai ekses dari teknologi dan interaksi pergaulan di dalamnya. Salah satu permasalahan penting tersebut adalah perlindungan hukum terhadap hak cipta. Kehadiran teknologi internet dan salah satu kemampuanya sebagai media penyimpanan alternatif telah membuat suatu ciptaan menjadi mudah untuk diperbanyak dan diumumkan. Kehadiran internet telah mendorong keadaan ini semakin jauh dan berkembang pesat. Situs-situs file hosting di internet yang pada awalnya berfungsi sebagai media penyimpanan individu maupun perusahaan, sekarang berkembang menjadi sarana untuk melakukan pengumuman dan perbanyakan konten berhak cipta secara ilegal yang mana merupakan tindakan yang dilarang menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. Berdasarkan kenyataan tersebut penulis mencoba mengkaji lebih lanjut praktek-praktek pelanggaran hukum yang terjadi dengan menggunakan sarana situs File Hosting dalam media internet dengan ketentuan-ketentuan hukum Indonesia pada umumnya dan ketentuan hukum hak cipta pada khususnya.

Such rapid growth of the internet grows a new phenomenon to the world. The Internet has enabled entirely new forms of social interaction, activities, and organizing, thanks to its basic features such as widespread usability and access. Along with the development of the internet there are also some growing problem because of the excesses of technology and social interaction in them. One important issue is the legal protection of copyright. The presence of internet technology and its ability as one of the alternative media storage has made a copyright invention can be easy to illegally reproduced and published. The presence of the internet has encouraged this situation further and grows rapidly. File hosting sites on the internet that initially serves as a storage medium of individuals and companies, now evolved into a means to perform an illegal multiplication and publication of the copyrighted content which are prohibited according to the provisions of Law Number 19, 2002 concerning the copyright protection. Based on the fact, the author tried to examine further the copyright infringement practices occurs by the file hosting sites that exist in internet with the provisions of the law of Indonesian in general and the provisions of copyright law in particular."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S282
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Nurhayati
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai perbandingan antara ketentuan tentang penggunaan yang wajar dan penggunaan komersial ciptaan berdasarkan Undang Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dengan Lisensi Creative Commons. Penelitian dilakukan dengan metode yuridis-normatif dengan menelusuri data dan bahan hukum yang berkaitan dengan judul. Hasil penelitian menyatakan bahwa ketentuan mengenai penggunaan yang wajar dan penggunaan komersial dalam Lisensi Creative Commons tidak bertentangan dengan ketentuan dalam UU Hak Cipta, sebaliknya mengatur lebih jelas dan tegas batas antara penggunaan yang wajar dan pelanggaran. Selain itu, penelitian menyatakan bahwa ketentuan mengenai Hak Adaptasi dalam Lisensi Creative Commons mempermudah pelaksanaan hak tersebut.

ABSTRACT
This paper discussed about the comparison between the provision regarding the fair use and commercial use of creation based on Law No. 19 of 2002 compared to Creative Commons License. Research carried out by juridical-normative method which tracing data and legal materials relating to the title. The study states that the provisions regarding the fair use and commercial use of the Creative Commons License does not conflict with the provisions of the Copyrights Act, by contrast it sets the boundaries between fair use and infringement more clearly and firmly. Furthermore, the study states that the provisions regarding the rights of Adaptation in the Creative Comons License facilitate the implementations of these rights. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S285
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Ruliff
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S24248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auxentius Andry Yudhianto
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2002
S24439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugroho
"Dalam penjualan cakram keras bekas yang sering dilakukan saat ini memiliki pengaruh yang luas terhadap permasalahan data yang terkandung didalamnya. Data yang dimaksudkan dapat berupa potret, arsip, dokumen perusahaan, lirik lagu, sinematografi atau bahkan yang merupakan pengalihwujudan dari bentuk tekstual menjadi informasi elektronik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian normatif. Demikian dalam melakukan jual beli cakram keras hanya sebatas cakram kerasnya bukan atas hak cipta yang terkandung didalamnya.

In the sale of hard disk which is often used to do at this time have a broad effect on the problem of data. Data can be referred to the portrait, records, company documents, song lyrics, or even sinematografi which is a form of textual replaced into electronic information. Research using this method normative research. Likewise in the sale to buy a hard disk is a hard disk only not included on the copyright."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S24750
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rafiqi Ramadhan
"ABSTRAK
Perkembangan ekonomi kreatif yang menjadi salah satu andalan Indonesia dan
berbagai negara dan berkembang pesatnya teknologi informasi dan komunikasi
mengharuskan adanya pembaruan Undang-Undang Hak Cipta, mengingat Hak
Cipta menjadi basis terpenting dari ekonomi kreatif nasional. Di dalam UU No. 28
Tahun 2014 sebagai pengganti UU No. 19 Tahun 2002 terdapat pengaturan baru
mengenai Lembaga Manajemen Kolektif (LMK). LMK merupakan badan hukum
nirlaba yang diberi kuasa oleh Pencipta untuk mengelola Hak Ekonomi dalam
bentuk menghimpun dan mendistribusikan royalti. Adapun di dalam tulisan ini
membahas mengenai bagaimana peran dari LMK dalam pengelolaan hak ekonomi
dari Pencipta di bidang Lagu/Musik juga terkait usaha Karaoke sebagai Pengguna
Lagu/Musik untuk tujuan komersial yang harus membayar royalti kepada Pencipta.
Penelitian menggunakan metode Yuridis-Normatif dengan studi kepustakaan yang
dilengkapi dengan wawancara.
ABSTRACT
The development of creative economy into one of Indonesia and various countries
and the rapid growth of information and communication technology requires an
updates for the Copyright Act, considering Copyright become the most important
base of national creative economy. In Law No. 28, 2014 as the revision of Law
No. 19 In 2002 there is a new arrangement of the Collective Management
Organization (CMO). CMO is a nonprofit legal entity authorized by the Author to
manage the economic right in the form of to collect and distribute royalties. As in
this paper describes how the role of CMO in the management of the economic
rights of the creator in the field of Songs/Music also related in Karaoke businesses
as the user of Songs/Music for commercial purposes that have to pay royalties to
the Author. This research using the method of juridical-normative literature study
in addition with interview."
2015
S58245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiska Putri Wahyu Wijayanti
"Skripsi ini membahas mengenai Fiksasi yang merupakan salah satu persyaratan mutlak dalam perlindungan Hak Cipta. Doktrin Fiksasi mensyaratkan sebuah ciptaan harus berwujud nyata (tangible) dalam arti dapat dilihat, didengar, dan direproduksi kembali. Sebuah Ide tidak akan mendapatkan perlindungan Hak Cipta sehingga ide tersebut harus disalurkan kedalam suatu media. Namun ada sebuah ciptaan yang dapat didengar namun tidak dapat direproduksi kembali, yaitu ceramah atau pidato spontan.
Skripsi ini membahas mengenai kesesuaian pengaturan doktrin Fiksasi yang ada dalam Undang-Undang Hak Cipta No.28 Tahun 2014 dengan Perjanjian Internasional Hak Kekayaan Intelektual dalam hal perlindungan terhadap karya cipta ceramah. Setelah melakukan analisis, pengaturan doktrin Fiksasi dalam UUHC tidak melindungi suatu Ceramah yang bersifat spontan dan belum di Fiksasi. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode kepustakaan.

This paper discusses Fixation is one of the absolute requirement for Copyright Protection. To be qualified as fixation Under Law no. 28 Year 2014 concerning Copyright Law, a work must be fixed in tangible medium of expression that can be seen, heard or reproduced. A mere idea, on the other side, needs to be fixed in a form of media to obtain copyright protection. However, there is a work that can be heard but can not be reproduced, namely spontaneous speech or lecture.
This study discusses the compability of fixation doctrine under Copyright Law to International Agreement of Intellectual Property Rights regarding protection of speech. The author concludes that the fixation doctrine under Copyright Law does not protect spontaneous and unfixed speeches. The method used in this thesis is the method of literature.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
S60790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Rahmatini Lukitosari
"Hak Kekayaan Intelektual HKI dapat dijadikan sebagai agunan atau jaminan kebendaan atas suatu pembiayaan. Di Indonesia, ketentuan hukum yang mengatur hal tersebut, khususnya yang terkait dengan penjaminan hak cipta, telah diatur dalam pasal 16 ayat 3 dan 4 Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta. Oleh karena penjaminan atas hak cipta ini merupakan suatu pengaturan yang baru di Indonesia, penerapannya akan menimbulkan beberapa kendala, baik dari segi normatif maupun segi praktis. Sebagai perbandingan, HKI yang dijadikan objek jaminan telah berkembang dengan pesat di Amerika Serikat, sejalan dengan perkembangan industri kreatif negara tersebut. Amerika Serikat telah membuat suatu peraturan hukum yang cukup baik dalam rangka mendukung diterimanya hak cipta sebagai salah satu agunan, yang diwujudkan dalam aturan Copyright Act dan Article Number 9 Universal Commercial Code Article 9 UCC . Oleh sebab itu, tesis ini akan membahas tentang bagaimana cara menjadikan hak cipta sebagai jaminan utang serta bagaimana cara mengatasi kendala-kendala terkait hal tersebut dengan mengacu pada ketentuan hukum dan praktik penjaminan hak cipta yang telah berlangsung di Amerika Serikat. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis-normatif dengan tipologi penelitian komparatif serta deskriptif. Selain itu dalam penelitian ini, Penulis menggunakan metode analisis kualitatif. Hasil penelitian ini membahas mengenai hal-hal yang perlu diatur dalam rangka menjadikan hak cipta sebagai jaminan utang di Indonesia, yakni menunjuk secara tegas dalam undang-undang lembaga jaminan yang dapat menerima penjaminan hak cipta, pengaturan dari sektor perbankan, menentukan dokumen-dokumen yang dijadikan alas hukum atas terjadinya pembiayaan dengan agunan hak cipta, membuat pedoman penilaian bagi lembaga penilai appraisal atas hak cipta yang dijaminkan, mengatur lebih lanjut tentang perlunya pendaftaran hak cipta apabila ingin dijadikan agunan, dan membuat Peraturan Pelaksana atas Undang-Undang Nomor 28 tahun 2014 serta peraturan-peraturan terkait lainnya.

Intellectual Property IP assets can be used for collateral or transformed into securities for loans. In Indonesia, the legal principles governing those matter, especially in accordance with copyright, is regulated by article 16 paragraph 3 and 4 Law Number 28 of 2014 on Copyright. Since copyright securitization is a new legal institution in Indonesia, its application may spark problems at the normative and practical levels. In contrast, IP securitization has been growing rapidly as much as the creative industry in the United States. United States had regulated a well developed legal framework to support the acceptance of copyright as a collateral by creating the Copyright Act in accordance with Article Number 9 Universal Commercial Code Article 9 UCC . In order to overcome those problems, therefore this research aims to determine how copyright can be made as the object of security interest and how to overcome the difficulties that may arise while accepting the copyright as a collateral in Indonesia by looking up into the regulation frameworks and its practice that has been developed in the United States. This research is using a juridical normative method as the research method with comparative and also descriptive research typology. The method of data analysis in this research is using qualitative approach. As a result, there are several things Indonesia need to improve in order to accept copyright as collateral, which can be concluded as follows pointing out the institution which is explicitly designated by law to accept copyright as part of security interest, creating a regulation in banking sector, determining the documents used as the legal basis for the occurrence of secured transaction with copyright as a collateral, creating a standardization of assessment for Appraisal to value the copyright, requiring the registration of works, and creating an implemented regulation on Law Number 28 of 2014 and any others related regulations that may occur.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
T49343
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>