Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Yunus
"Sunah Rasulullah saw. merupakan sumber ajaran Islam kedua. Pemeliharaan sunah diserahkan sepenuhnya kepada umat, yaitu dengan mengabadikan ucapan, perbuatan dan tagrir beliau, atau disebut hadis. Upaya ini dilakukan turun-temurun dalam bentuk periwayatan hingga pengkodifikasiannya pada abad kedua hijriyah. Namun, ada saja ketidak-akuratan dalam periwayatan. Karenanya, para ulama berupaya menyeleksinya. Muncullah pembagian hadis menjadi tiga; sahib, hasan dan daif. Hadis sahih dan hasan memiliki keakuratan tinggi sebagai bentuk pengejawantahan sunah Rasulullah saw., hal ini tidak berlaku bagi hadis daif. Namun, ternyata dijumpai ulama yang menggunakan hadis daif sebagai hujah dan pengejawantahan sunah beliau.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pada selain bidang akidah, hadis daif juga digunakan sebagai hujah. Dalam bidang hukum, hadis daif dijadikan hujah dengan syarat: diterima dan diamalkan; dikenal imam-imam hadis tanpa ada yang mengingkarinya; dan sesuai dengan salah satu ayat Alquran atau dasar syariat. Selain hadis daif, amalan penduduk Madinah yang bersifat naqli dijadikan sebagai hujah. Dalam bidang akhlak/fadlail al-a'mal, hadis daif bisa digunakan dengan syarat: tidak terlalu lemah; tema hadis tergolong tema yang ditetapkan dalil yang diamalkan; dan pada saat mengamalkannya, tidak berkeyakinan bahwa ia berasal dari Nabi Saw., tetapi sebagai sikap berhati-hati.
The Authority of Hadis Sahih in Exclamation of Passages of Sunah Rasulullah Saw. Sunah Rasulullah saw. is second resource of Islam teaching. The conservancy of Sunah is delivered fully to people, that is by immortalizing utterance, deed and his tagrir, or referred by hadis. This effort was done in the way of narrative till finally emerge the effort to codification of hadis in the second century of hijriyah. But, in the effort continuation the hadis there are invalid narratives. So that, the muslims scholar have effort to select it. Hence, emerging the divede of hadis become three; sahih, hasan and daif. Sahih hadis and hasan hadis have high accuracy as sunah Rasulullah saw. personification form, this not applicable matter to daif hadis. But, practically met many moslem scholar using daif hadis as hujah and making it as his sunah personification.
This research yield conclusion that daif hadis also used as hujah, besides akidah area. In the field of law, daif hadis used as hujah on condition that: accepted and practiced; recognized by among hadis imam without there isn't disobeying it; and as according to one of the Alquran sentence or syariat bases. Despitefully, there are also using Madinah resident deed having the character of as hujah. In the field of behavior/ fad/rill al-a'mal, daif hadis can be used on condition that: do not too weak; the hadis theme still classified into theme which have been specified by theorem which have been practiced; and at the time of practicing it, do not convince of that he come from Prophet saw., however believing that it is as attitude take a care.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Charles Scribner's Sons, 1989
R 220.61 BOO I
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Charles Scribner's Sons, 1989
R 220.61 BOO II
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Evlin
"Skripsi ini membahas berbagai kritik sosial yang terdapat dalam novel Kalatidha karya Seno Gumira Ajidarma beserta cara pengungkapan kritik tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan berbagai kritik sosial dan cara penyampaian kritik yang terdapat dalam Kalatidha. Dalam Kalatidha, terdapat delapan kritik yang ditujukan kepada pemerintahan Orde Baru dan lima kritik yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia. Selain itu, Seno Gumira Ajidarma menggunakan enam cara yang khas untuk mengungkapkan kritik dalam novelnya kali ini.

This thesis discuss about the social criticism and the novelist's method of criticizing in Kalatidha. This research is using the literature sociology approaching. The aim of this research is to mention all of the critiques and the novelist?s method. There are eight critiques for Orde Baru government and five critiques for Indonesian people that had founded in the novel. From this research, we also know that novelist had his six own style which was the unique way of criticizing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10836
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nopianti
"Penelitian ini membahas perbandingan dua teks, yaitu Serat Ismail dan Jaka Mail. Perbandingan teks ini difokuskan pada alur cerita dan tokoh dari kedua naskah. Permasalahan dari penelitian ini melihat persamaan dan perbedaan teks yang difokuskan pada alur dan tokoh yang dihadirkan kedua teks tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat persamaan dalam penyajian peritiwa penting dan perbedaan dalam penyajian detail-detail peristiwa dari kedua teks. Dari hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan kedua penulis menyalin dari sumber yang berbeda. Namun secara keseluruhan, alur utama, tokoh utama serta beberapa tokoh bawahan yang dihadirkan sama. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11401
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Syihabudin
"Nasakh mengandung dua pengertian pokok, yaitu "pembatalan" dan "pengkhususan". Yang dimaksud "pembatalan" adalah pemba talan suatu hukum (seluruh kemungkinan ketentuan yang dicakup oleh suatu hukum). Adapun "pengkhususan" adalah pembatalan sebagian ketentuan yang terdapat dalam suatu hukum. Nasakh "pengkhususan" meliputi tiga metoda analisis nash-nash yang secara permukaan menampakkan adanya ta'arudi (konntradiksi). Ketiga metoda tersebut dikenal dalam Ushul al-Figh dengan kaidah-kaidah takhsish al-'am (pengkhususan suatu hukum yang bersifat umum), taqyid al-muthlaqah (penetapan suatu hukum dengan syarat tertentu atau pembatasan suatu hukum dengan sifat tertentu) dan tabyin al-mujmal (penjelasan suatu hukum yang bersifat samar atau pembatasan suatu hukum yang mengandung kesamaran). Penerapan Nasakh "pembatalan" dipersyaratkan memenuhi ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
T41368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhattacharji, Sukumari
Calcutta : K.P. Bagchi,, 1984
294.5 BHA l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Prasetyo Rahardjo
"Skripsi ini membahas metafora pengungkapan cinta pada pantun Melayu yang diambil dari subbab "Cinta yang Berjaya" pada buku berjudul Kumpulan Pantun Melayu. Penelitian ini bersifat deskriptif yang sumber datanya berasal dari masa lampau.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi bentuk-bentuk metafora pengungkapan cinta. Selain itu, penelitian ini juga mendeskripsikan pemetaan konseptual antara ranah sumber dan ranah sasaran.
Hasil dari penelitian ini adalah bentuk-bentuk metafora pengungkapan cinta pada pantun Melayu; ranahranah yang digunakan untuk mengkonseptualisasikan cinta; hubungan pemetaan konseptual antarranah tersebut.

This thesis discuss the metaphor of love expression that located at chapter "Cinta yang Berjaya". This thesis is descriptive research which the data source comes from the past.
The objective of this study is to indentify the metaphorical terms of love expression. In addition, to describes conceptual mapping between resource domain and result domain.
Results from this study is metaphorical terms at Malay Pantun; the domains use to conceptualize love; the relation of conceptual mapping between domains."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10846
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Firliana Widiarli Arupalaka
"Hingga kini penelitian terhadap karya sastra yang menampilkan tokoh guru belum banyak dilakukan orang. Justru karena itulah, penelitian ini mengambil objek kumpulan cerpen Soetji Menulis di Balik Papan Tulis karya SN Ratmana yang di dalamnya banyak menyoroti kehidupan guru. Penelitian difokuskan pada citra guru yang terdapat dalam kumpulan cerpen tersebut. Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian kepustakaan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ada sembilan citra guru yang dihadirkan oleh Ratmana dalam cerpen-cerpennya. Pertama, guru sebagai pendidik yang tegas dan bertanggung jawab. Kedua, guru sebagai bahan ejekan dan objek pemerasan. Ketiga, guru sebagai pribadi yang hidupnya tidak berkecukupan. Keempat, guru sebagai sosok yang emosional dan irasional. Kelima, guru sebagai pribadi yang dikagumi murid. Keenam, guru sebagai pribadi yang tertekan. Ketujuh, guru sebagai pribadi yang bangga, berjasa, dan membutuhkan pengakuan. Kedelapan, guru sebagai sosok yang tabah. Terakhir, guru sebagai korban politik/keadaan. Dapat disimpulkan bahwa cerpen-cerpen SN Ratmana cenderung memotret kehidupan guru sebagaimana wajarnya. Guru yang hadir dalam cerpen-cerpennya adalah manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan. Dalam beberapa hal, apa yang tergambar di dalam cerpen-cerpen tersebut tidak mencerminkan harapan/pandangan masyarakat tentang guru yang ideal. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10798
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Yuliana
"Penelitian mengenai pemakaian pronomina persona ini dilakukan terhadap novel berbahasa Melayu sebelum masa Balai Pustaka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria pronomina persona, variasi bentuk pronomina persona, dan pemakaian bentuk-bentuk pronomina persona tersebut. Data yang digunakan sebanyak empat novel yang dibuat antara tahun 1896 sampai tahun 1903. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Analisis dilakukan dalam dua tahap. Pertama, identifikasi bentuk pronomina persona. Kedua, pemakaian pronominal persona yang dihubungkan dengan aspek sosial. Kesimpulan akhir menunjukkan bahwa pronomina persona berfungsi sebagai pengganti nama diri. Fungsi inilah yang membedakannya dengan kata sapaan. Pronomina persona memiliki variasi bentuk. Pemakaian pronomina persona tersebut --baik untuk pronominal persona I maupun pronomina persona II-- dipengruhi aspek sosial pemakainya. Pemilihan bentuk pronomina persona I dan pronomina persona II ternyata memiliki kesejajaran"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S10832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>