Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Soetarjono
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menjelaskan bahwa era globalisasi baik dibidang perkonomian, politik, teknologi, pengetahuan, perdagangan dan pendidikan mempengaruhi negara-negara di dunia berkembang termasuk Indonesia. Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi besar kekayaan alam baik penduduk, kepulauan, budaya ingin mensejajarkan diri dengan negara-negara maju di dunia. Kemudian ada pergeseran cara pandang atau pemikiran yang semula dari positivisme : Struktur – fungsi yaitu cara pandang dalam tataran linier sebagai salah satu komponen dari suatu sistem yang lebih besar sehingga pendidikan nasional dibuat untuk berpikir seragam. Sedangkan paradigma proses: konstruktivisme merupakan respon teoritis terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat. Paradigma ini menempatkan manusia sebagai sentral, manusia dipandang sebagai subyek dan menempatkan faktor interaksi sebagai unsur yang lebih penting. Kurikulum masa lalu cenderung melanggengkan praktek kekuasaan sehingga sangat positivistik, peserta didik dijadikan objek. Padahal dalam perspektif antropologi manusia itu selalu berkembang sesuai perubahan jaman, oleh karena itu perubahan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 memandang aspek peserta didik sebagai subyek atau dengan kata lain bahwa sistem pembelajaran bergeser dari teacher center menjadi student center. Pendidikan Kontruktivisme memandang peserta didik sebagai subyek, siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya lewat kegiatannya terhadap fenomena dan objek yang ingin diketahui. Guru sebagai agen perubahan bukan hanya bertugas menstransfer pengetahuan tetapi memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk mengembangkan potensinya. Guru harus menguasai bahan secara luas dan mendalam sehingga dapat lebih fleksibel menerima gagasan murid yang berbeda. Praktek Pendidikan dalam perubahan Kurikulum 2013 juga harus memberi dampak kepada perubahan budaya guru dalam mengajar maupun sikap. ......This study aims to explain that the era of globalization both in interconnected economy, politics, technology, knowledge, trade and educational impact in countries in the developing world, including Indonesia. Indonesia as a country with great potential natural wealth of the population, islands, culture want to align themselves with the developed countries in the world. Then there is a shift in perspective or original thinking of positivism: Structure - function that is at the level of linear perspective as one component of a larger system so that national education made to think uniform. While the process paradigm: Constructivism is a theoretical response to the changes in society. This paradigm puts human beings as a central, humans are viewed as subject and put the interaction factor as more critical element. Curriculum past tended to perpetuate the practice of power so it is positivistic, learners as object. Whereas in the perspective of human anthropology was always develop according to changing times, therefore the new curriculum changes that Curriculum 2013 looked at aspects of the learner as the subject or in other words that the system shifted from teacher learning center into a student center. Constructivism study looked at students as subjects, students construct their own knowledge through the activities of the phenomenon and the object to be known. Teachers as agents of change not only in charge menstransfer knowledge but gives greater opportunities for learners to develop their potential. Teachers must master the material widely and deeply so that it can be more flexible to accept the idea that different students. Practice Education in Curriculum 2013 changes also must give effect to the change of culture and attitude of teachers in teaching.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmat Hidayat
Abstrak :
Studi ini menggunakan critical discourse analysis (CDA) dan menjelaskan konstruksi wacana dominan dalam Kurikulum Sosiologi SMA dan buku pelajaran sosiologi berdasarkan Kurikulum 2006 dan 1984. Wacana dominan tersebut merupakan representasi kekuasaan negara. Kedua, studi ini juga menjelaskan pertarungan simbolik antara BSNP sebagai pemegang otoritas pendidikan pasca diberlakukannya UU No. 20/2003 dan penerbit-penulis. Kesimpulan studi., bahwa wacana keteraturan sosial menjadi wacana dominan pada kurikulum sosiologi SMA khususnya Kurikulum 2006 dan 1984 sebagaimana menjadi fokus penelitian ini. Bourdieu menyebut itu dengan doxa. Kurikulum 1984 dipilih sebagai teks yang dianalisa sebagai representasi kurikulum produk Orde Baru, Kurikulum 2006 merupakan kurikulum produk pasca Orde Baru tumbang. Keteraturan sosial yang menjadi mainstream pads kurikulum 2006 merupakan upaya menciptakan harrnoni dan social order masyarakat Indonesia pasca Orde Baru tumbang. Harmonisasi ini menjadi representasi kekuasaan pada masyarakat Indonesia yang mengalami berbagai transisi dan perubahan. Keteraturan sosial yang mendorninasi Kurikulum 1984 merupakan upaya legitimasi terhadap praktek-praktek pembangunan yang scat itu sedang mengalami masa kejayaan. Demi mensukseskan pembangunan seluruh kekuatan masyarakat diharuskan tertib, teratur, harmoni. Dengan kata lain, negara berkepentingan menciptakan keteraturan sosial atas Hama pembangunan yang sedang dijalankan. Pada level ini, diskursus pembangunan menjadi mainstream dalam kurikulum sosiologi produk Orde Baru, khususnya Kurikulum 1984. BSNP menempati posisi obyektif dominan dalam ranah kekuasaan kurikulum, sedangkan penulis-penerbit pada posisi obyektif marjinai. Posisi obyektif tersebut juga mengindikasikan habitus yang berkembang diantara dua agen tersebut. Habitus BSNP adalah otoritas, intelektual dan akademik. Bourdieu percaya bahwa intelektual memiliki kekuasaan simbolik atau otoritas yang cukup di dalam pertarungan wacana. Habitus ini berkontribusi pada berbagai produk wacana yang dihasilkannya. Habitus penulis-penerbit lebih kepada idealisme dan selera pasar. Penerbit-penulis mensinergiskan artikulasi idealisme maupun basis wacana yang dimiliki penulis dengan berbagai pola penyesuaian terhadap tren dan perkembangan pasar.
This study used critical discourse analysis (CDA) and describe the construction of dominant discourse in the curriculum of sociology for senior high school and its references based on curriculum 2006 and 1984. Secondly, this study to explain the symbolic competition between BSNP (National Education Standardization Committee) as the authority holder of national education system after the issue of UU No. 2012003 and publisher-writer. Reffering to conclusion, that social order has became dominant discourse in the curriculum of Sociology for Senior High School, especially curriculum 2006 and 1984. Bourdieu called it as doxa. Curriculum 1984 was chosen as text to be analyzed as the representation of curriculum produced in Orde Baru era. Then, in the post Orde Baru era, it was substituted with curriculum 2006. Social order which had been the mainstream in curriculum 2006 was a kind of effort to make a harmony and social order after Orde Baru collapsed. This harmonization became a power representation to Indonesian people who were faced to many transitions and changes. Social order which had dominated curriculum 1984 was a kind of legitimating effort on development practices that was in its glory. All Indonesian people must be in order, well regulated. And kept in harmony support the development plan. At this level, developmentalism discourse becomes the mainstream in the curriculum of sociology produced in Orde Baru era, especially curriculum 1984. The analysis result on capital ownership shows that BSNP holds dominant objective position for curriculum authority and publisher-writer are in marginal position. The objective position also indicates the habitus developing among them. The habitus of BSNP are authority, intellectual, and academic. Bourdieu believed that intellectualism hold adequate symbolic power and authority in the discourse competition. This habitus gives contribution to eac discourse it has produced before. The habitus of publisher-writer is rather to idealism and market oriented. They make a synergy from their idealism or discourse base with some adaptation to trend and market development.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24401
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Kurikulum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengalami perubahan besar pada tahun 2005. Suatu evaluasi terhadap atmosfir pendidikan dalam kurikulum baru perlu dilaksanakan, sebagai bagian dari keseluruhan proses evaluasi kurikulum. Pada bulan Juni 2007, instrumen Dundee Ready Education Environment Measure (DREEM) diberikan kepada 210 mahasiswa tingkat dua yang mengikuti kurikulum baru dan 259 mahasiswa tingkat tiga yang menjalani kurikulum lama, untuk menilai persepsi mahasiswa terhadap atmosfir pendidikannya. Salah satu perbedaan yang signifikan antara persepsi kedua kelompok mahasiswa adalah terdapat lebih sedikit masalah menyontek di tingkat dua, namun penjadwalan kegiatan di tingkat tiga lebih baik. Profil persepsi mahasiswa dari kedua kelompok yang hampir sama mengindikasikan bahwa atmosfir pendidikan dalam kurikulum baru belum meningkat secara signifikan. Hal ini erat hubungannya dengan permasalahan dalam manajemen dan organisasi aspek detail kurikulum baru. Institusi pendidikan perlu menilai kembali persepsi mahasiswa setelah kurikulum baru sudah lebih terinternalisasi.
Abstract
The Faculty of Medicine University of Indonesia underwent a major curriculum reform in 2005. There is a necessity to evaluate the new curriculum?s educational environment, as a part of the curriculum evaluation. In June 2007, the DREEM (Dundee Ready Education Environment Measure) was administered to 210 second year students with an innovative curriculum and 259 third year students with the more traditional curriculum, to measure the students? perceptions of the educational environment. One of the most significant differences between the perceptions of the two groups is that there are less cheating problems in the second year, but the third year is better timetabled. The almost similar profiles indicate that the new curriculum?s educational environment has not improved significantly. It is related with problems in managing and organizing the new curriculum?s detail aspects. The institution needs to re-evaluate the perceptions of the educational environment when the curriculum is more internalised.
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hannah, Larry S.
Reading, Mass.: Addison-Wesley, 1977
371.26 HAN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Keating, Sarah B
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2006
610.730 71 KEA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Glatthorn, Allan A.
Glenview: Harper-Collins, 1987
372.19 GLA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library