Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rusnila
"Secara geografis Indonesia dikatakan sebagai negara kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Secara sosiologis bangsa Indonesia juga dikenal memiliki kebhinekaan dalam budaya, againa, Bahasa, suku yang melingkupinya. Keanekaan ini merupakan aset yang panting untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa, agar bangsa Indonesia tetap eksis dan tumbuh baik di lingkungan regional maupun Internasional.
Pembangunan wilayah mempunyai strategi tersendiri mengingat pembangun wilayah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan nnelalui suatu pendekatan sektoral dan regional. Hal ini merupakan kekuatan dan perluasan kegiatan yang ditimbulkan oleh hubungan antar manusia dalam suatu wilayah tertentu disamping keterlibatan suatu bangsa dan pergaulan antar bangsa. Khusus pembangunan di Kalimantan Barat merupakan bagian kepentingan nasional dalam strategi kewilayahan tertentu. Wilayah Kalimantan Barat merupakan salah satu dari 27 propensi dan memiliki pemerintah daerah otonom yaitu daerah tingkat L Selanjutnya apabila dilihat dan segi geografi.
Kalimantan Barat sebelah utara berbatasan langsung dengan Sarawak (Malaysia Timur) : sebelah barat berbatasan dengan Laut Natuna pada jalur selatan Karimata dan Cina Selatan; dan sebelah timur berbatasan dengan propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah; dan sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa. Selain itu merupakan salah satu propinsi terdepan berinteraksi dengan negara-negara ASEAN maupun Asia Pasifik, dimana merupakan peluang pasar dunia dimasa-masa mendatang. Apabila dilihat dari batas-batas yang mengelilingi Kalimantan Barat, maka batas utara dan barat adalah merupakan letak strategis. Wilayah ini mempunyai batas yang terbuka. Kalimantan Barat merupakan salah satu pintu masuk baik berupa barang, jasa, orang, faham dan lain sebagainya.
Dilihat dani sisi pembangunan nasional, seperti sernua wilayah lainnya Kalimantan Barat mengandung potensi kekuatan sentrifugal yang menuju kearah disintegrasi. Hal ini sangat terkait dengan kemajemukan masyarakat. Menurut Haviland (1988: 12), masyarakat majemuk adalah masyarakat yang memiliki berbagai kebudayaan khusus yang jelas sekali. Masyarakat seperti ini ditandai oleh masalah tertentu seperti adanya berbagai kelonpok dan berbagai variasi khusus di dalamnya. Semua pada hakekatnya berjalan menurut perangkat peraturan yang berbeda-beda. Dalam masyarakat yang majemuk menjadi sulit dipahami norma yang berbeda-beda yang menjadi dasar kehidupan sub-kelompok yang bebeda-beda itu?"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Coomans, Mikhail
Jakarta: Gramedia, 1987
959.842 COO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Coomans, Michael
Jakarta: Gramedia, 1987
306 COO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Musfeptial
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2004
398 MUS a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Scharer, Hans
The Hague: Martinus Nijhoff, 1963
210 SCH n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sisva Maryadi
Yogyakarta: Diva Press, 2018
390.598 36 SIS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Nurhamzah Yusup
"Tulisan ini membahas mengenai dinamika adat, gereja, dan negara dalam kerangka pluralisme legal. Tulisan ini akan membahas dinamika dalam proses perkawinan masyarakat Dayak Punan di Malinau, dan bagaimana mereka menyesuaikan diri dengan berbagai aturan perkawinan yang harus mereka ikuti agar perkawinan mereka diakui. Tulisan ini mengambil data dari dua desa yakni, masyarakat Punan dari Long Nyau yang mewakili komunitas Dayak Punan Sungai Tubu dan Long Jalan yang mewakili komunitas Dayak Punan Sungai Malinau. Dinamika tersebut akan dijelaskan melalui kombinasi deskripsi perubahan sosio-historis, penuturan etnografi perkawinan di desa Punan, serta wawancara mendalam. Tulisan ini menunjukkan bahwa dinamika ketiga lembaga tersebut terjebak dalam tarik-menarik satu sama lain dalam upaya untuk menyebarkan pengaruhnya di kalangan masyarakat Punan hal ini telah menciptakan permasalahan di kemudian harinya. Oleh karena itu, saya berpendapat perlunya kemudahan pencatatan sipil dalam perkawinan untuk meredam dampak pluralitas dalam perkawinan.

This paper discusses the dynamic of adat, church, and state in a legal pluralism framework. The paper will discuss these dynamics inside the marriage process of the Dayak Punans in Malinau, and how they conform to differing rules of marriage that they need to follow in order to have their marriage recognized. The paper takes data mainly from two villages, Long Nyau representing the Tubu river and Long Jalan representing the Malinau River of Punans. The dynamics will be explained through the combination of, descriptive socio-historical changes, ethnographic recounts of marriages in the Punan villages,as well as an in-depth interview. The paper shows that the dynamics of the three institutions are stuck in a tug of war with each other trying to exert their influence over another amongst the Punans and have created problems down the line. Thus I argued for an ease of civil registry for marriage to dampen the impact of plurality in marriage.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simon Priyanto
"Arsitektur tradisional sebagai salah satu prcclak iisik budaya sangat erat hubungammya dengan sistem kepercayaan. Nilai religi pada
produk budaya., yang salah satu di antaranya adalah arsi.aictur.
Mmm pembahan budaya memang nam bisa' diuhat dan .Salah sam sudut pandang saja, karena begitu banyak unsur budaya }a ug berpotensi untuk membah suatu kebudayaan. Pembahan budaya pada dasarnya berasal dari dua macam sumber, yaitu yang herasal dari dalam dan yang berasal dari iuar. Pada pembahasan studi kasus akan teriihat bahwa perubahan nilai religi disebabkan oleh pengaruh dari Iuar.
Sedangkan perubahan budaya yang terjadi di kedua dusun secara umum memiliki faktor pendorong yang berasal dari dalam maupun luar.
Dusun Sungai Ulu Apalin dan Tanjung Kelja diambil sebagai studi kasus karena penulis sempat mengunjungi kedua dusun tersebut dan tinggal selama beberapa waktu di Sana, Keduanya memiliki kondisi yang sangat berbeda, baik dari segi ukuran rumah betang, keadaan betang, dan kemudahan pencapaian Kedua dusun ini menjadi data pembanding yang cukup baik karena keduanya berada di dalam wilayah ketumenggungan yang sama (wilayah adat), dalam desa yang sama (wilayah administrarif pemerintahan), masyarakat da.ri suku yang sama (T amambaloh), letaknya berdekatan, dan mayoritas penduduknya beragama Katolik.
Perubahan nilai religi akan dijadikan fokus pembahasan karena secara spesifik telah merubah beberapa unsur arsitektur, walaupun bukan rumah betang.
Nilai religi berubah sejak agama masuk. Ajaran agama yang masuk pada dasarnya bertentangan dengan kepercayaan tradisional. Namun akhimya agama tersebut bisa diterima dan sampai sekarang berkembang di kedua dusun Perubahan cara pandang masyarakat menyebabkan hal-hal yang pada awalnya dianggap sakral menjadi berlcurang artinya. Hal ini mempengaruhi kondisi iisik bangunan, bahkan menghilangkan beberapa di antaranya. Akibat dari hal tersebut tentu saja secara otomatis tenjadi perubahan pada pola pemukiman. "
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S48350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marthin Billa
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan , 2005
333.709 598 MAR a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2   >>