Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Friska Audia Ersitamara
"ABSTRAK
Tulisan ini dilatarbelakangi oleh tingginya laju deforestasi hutan di Indonesia khususnya di Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah. Pengawasan dan regulasi yang lemah menjadikan sektor kehutanan rentan terhadap korupsi. Pemberian izin oleh pemerintah dalam rangka alih fungsi lahan serta hak guna usaha yang bermasalah memperlihatkan adanya sebuah hubungan timbal balik antara korporasi dan pemerintah dalam penerbitan izin. Pemberian izin yang mudah dengan cara ilegal tersebut kemudian berkontribusi atas penghancuran hutan. Penghancuran hutan tersebut merupakan salah satu langkah untuk membuka lahan yang awalnya merupakan kawasan hutan menjadi perkebunan sawit. Tulisan ini akan berusaha menjelaskan permasalahan tersebut dalam kerangka pemikiran state-corporate crime untuk menemukan hubungan antara korupsi dan deforestasi.

ABSTRACT
This paper is dedicated for high rates of deforestation in Indonesia, particularly in Buol District, Sulawesi Tengah Province. Weak supervision and regulation makes the forestry sector vulnerable to corruption. The granting of permits by the government in the context of land conversion and the issue of cultivation rights shows a reciprocal relationship between the company and the government in issuing permits. Ease of licensing illegally contributes to forest destruction. Destroying the forest is one step to clear land that was originally a forest area into an oil palm plantation. This paper will try to explain the problem in the framework of the state-corporate crime thinking to find a relationship between corruption and deforestation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adri
"ABSTRAK
Salah satu penyebab emisi gas rumah kaca (GRK) adalah karena adanya deforestasi
dan degradasi hutan. Untuk mengurangi emisi yang berasal dari deforestasi dan
degradasi hutan maka muncul konsep Reducing Emission from Deforestation and
Forest Degradation (REDD+). Indonesia sebagai pemilik hutan yang relatif besar
telah aktif dalam berbagai program REDD+. Pelaksanaan program-program
tersebut membawa dampak kepada masyarakat adat. Untuk itu, masyarakat adat
perlu dilindungi. Perlindungan hukum yang diberikan kepada masyarakat adat saat
ini belum cukup efektif untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat adat
dari dampak pelaksanaan REDD+ di Indonesia. Masalahnya adalah ketidakjelasan
dan ketidakcukupan regulasi terkait masyarakat adat dan pelaksanaan REDD+ yang
memberikan perlindungan kepada masyarakat sesuai indikator pemenuhan dalam
REDD+ Social Safeguard.

ABSTRACT
One cause of greenhouse gas emissions (GHG) is due to deforestation and forest
degradation. To reduce emissions from deforestation and forest degradation,
emerge the concept of Reducing Emissions from Deforestation and Forest
Degradation (REDD +). Indonesia as a relatively large forest owners have been
active in a variety of REDD+ programs. Implementation of these programs have an
impact on indigenous peoples. To that end, indigenous people need to be protected.
Legal protection given to indigenous peoples today is not sufficiently effective to
provide protection to the indigenous peoples of the impact of the implementation
of REDD + in Indonesia. The problem is the vagueness and inadequacy of
regulations related to indigenous peoples and the implementation of REDD+ which
provides protection to the public according to the indicators in the fulfillment of
REDD+ Social Safeguard.
"
2016
S64816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Nadia
"ABSTRAK
Deforestasi merupakan perubahan tutupan hutan menjadi non hutan. Perubahan tersebut menyebabkan berkurangnya cadangan karbon yang tersimpan pada hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pola spasial deforestasi pada tahun 1996 ndash; 2017 serta mengestimasi stok karbon yang tersedia pada kondisi eksisting 2017 setelah hutan terdegradasi. Tutupan lahan didapatkan dari hasil analisis Citra Landsat 5 TM dan Landsat 8 OLI menggunakan metode klasifikasi supervised. Estimasi stok karbon dilakukan pada tutupan vegetasi hutan, kebun karet dan kebun sawit dengan melakukan pengukuran. Total deforestasi yang terjadi di Kabupaten Bengkulu Utara pada 1996 ndash; 2007 adalah sebesar 134.104,24 ha dan stok karbon hasil estimasi pada ketiga tutupan lahan tahun 2017 adalah sebesar 39,67 juta ton.

ABSTRAK
Deforestation is a forest landcover change into non forest. These changes lead to carbon stock decreasing. The aim of this study is not only to identify and analyze the spatial deforestation patterns from 1996 to 2017 but also to estimate the existing carbon stock 2017 . Landcover is obtained by analyzing Landsat 5 TM and 8 OLI using supervised classification method. Carbon stock estimating carried out on forest cover, rubber plantation cover and palm oil plantation cover. The total deforestation area in North Bengkulu since 1996 to 2017 is 134.104,24 hectare and carbon stock that estimated based on landcover in 2017 is 39,67 million tons."
2017
S69168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Anggraini
"Evaluasi dan prediksi perubahan tutupan lahan di Taman Nasional Kerinci Seblat SPTN Wilayah 1 Kerinci memerlukan pengendalian melalui pemodelan perubahan tutupan lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis klasifikasi dan validasi peta tutupan lahan multi-temporal serta memprediksi tutupan lahan tahun 2024, 2029 dan 2034. Pemodelan perubahan tutupan lahan dilakukan menggunakan metode klasifikasi hibrida semi-otomatis yang mengintegrasikan teknik analisis citra berbasis objek dan kemungkinan maksimum pada data Landsat. Teknik pembelajaran mesin, yaitu automata seluler dan jaringan saraf tiruan (CA-ANN) melalui plugin MOLUSCE di QGIS, digunakan untuk memodelkan pola tutupan lahan masa depan. Analisis spasial menunjukkan klasifikasi periode 2015–2024, perubahan tutupan lahan menunjukkan bahwa tubuh air mengalami fluktuasi namun secara keseluruhan meningkat sebesar 1,323%. Hutan lahan kering menurun total sebesar -0,763%, sementara hutan lahan basah meningkat secara bertahap dengan total kenaikan sebesar 0,533%. Perkebunan dan lahan terbuka juga mengalami peningkatan kecil, masing-masing sebesar 0,307% dan 0,005%. Tanaman campuran menurun pada 2015–2019 sebesar -0,082%, tetapi menunjukkan peningkatan kecil sebesar 0,097% pada 2022–2024. Pemodelan spasial perubahan tutupan lahan dari 2024 hingga 2034 cenderung minim. Tubuh air diperkirakan sedikit meningkat 0,02% pada 2024-2029 dan 0,81% pada 2024-2034. Hutan lahan kering mengalami peningkatan kecil 0,07% pada 2024-2029, namun menurun 0,02% pada 2024-2034. Hutan lahan basah diproyeksikan berkurang 1,48% pada 2024-2029 dan kembali ke luas hampir awal dengan perubahan 0,04% pada 2034. Perkebunan, tanaman campuran, dan lahan terbuka menunjukkan peningkatan stabil masing-masing 0,05%, 0,10%, dan 0,24% pada 2024-2034.

The evaluation and prediction of land cover changes in Kerinci Seblat National Park SPTN Region 1 Kerinci require control through land cover change modeling. This study aims to analyze the classification and validation of multi-temporal land cover maps and predict land cover for the years 2024, 2029 and 2034. Land cover change modeling is conducted using a semi-automatic hybrid classification method that integrates object-based image analysis and maximum likelihood techniques on Landsat data. Machine learning techniques, namely cellular automata and artificial neural networks (CA-ANN) via the MOLUSCE plugin in QGIS, are used to model future land cover patterns. Spatial analysis of the classification for the period 2015–2024 shows that water bodies experienced fluctuations but overall increased by 1.323%. Dryland forests decreased by a total of -0.763%, while wetland forests gradually increased with a total gain of 0.533%. Plantations and open land also showed small increases, at 0.307% and 0.005%, respectively. Mixed crops decreased by -0.082% during 2015–2019 but showed a small increase of 0.097% during 2022–2024. Spatial modeling of land cover changes from 2024 to 2034 tends to be minimal. Water bodies are expected to slightly increase by 0.02% during 2024-2029 and 0.81% during 2024-2034. Dryland forests will experience a small increase of 0.07% during 2024-2029 but decrease by 0.02% during 2024-2034. Wetland forests are projected to decrease by 1.48% during 2024-2029 and return to nearly the original area with a 0.04% change in 2034. Plantations, mixed crops, and open land show stable increases of 0.05%, 0.10%, and 0.24%, respectively, from 2024 to 2034."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library