Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhadjir
Abstrak :
Diare merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat. Dari Survei Kesehatan dan Rumah Tangga 1995, prevalensi di Jawa dan Bali 21%, di luar Jawa Bali 24 %, Nasional 23%. Di Kota Bekasi tahun 2000 insiden 20,7/1.000 penduduk. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak berusia dibawah 2 tahun di Kota Bekasi tahun 2001. Desain penelitian ini adalah kasus dan kontrol. Populasi penelitian adalah baduta yang tinggal di wilayah Kota Bekasi, sampel adalah baduta yang sakit diare dan berobat ke sembilan puskesmas di wilayah Kota Bekasi sebagai kasus dan kontrol adalah baduta sehat yang datang ke posyandu dari mana kasus berasal. Besar sampel dalam penelitian ini 212 kasus dan 212 kontrol. Data dikumpulkan dengan mengadakan wawancara pada ibu yang anaknya sakit diare di pukesmas sebagai kasus dan ibu yang anaknya sehat di posyandu sebagaai kontrol. Entri data dengan program Epi - info versi 6.0, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan stata versi 6.0. Variabel yang mempunyai risiko dan berhubungan bermakna dengan kejadian diare pada baduta setelah dilakukan analisis multivariate adalah bayi umur 5 - 12 bulan OR=2,34, (95 % CI, 1,09 - 5,04), umur 13 - 24 bulan OR=3,11,(95 % CI, 1,44 - 6,71), pengetahuan ibu OR=2,78, (95% Cl, 1,71 .-4,50), pembuangan kotoran OR=4,13, (95 % CI,1,79 - 9,51), hygiene perorangan OR=4,00 (95% CI, 1,34 -11,99) Dari hasil penelitian, peneliti ingin memberikan saran melalui peningkatan pengetahuan ibu dalam pencegahan diare pada anaknya yang berumur 5 - 24 bulan, pembuangan kotoran dan kebersihan perorangan melalui penyuluhan dan pemberian stimulan jamban baik di puskesmas maupun posyandu yang dilaksanakan lintas program maupun sector prioritas penanggulangan diare pada anak dibawah umur dua tahun dan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui besarnya masalah diare pada anak berumur < 24 bulan.
Related Factors to Phenomena Diarrhea for the Children Under Two Years Old At Bekasi in the Year Of 2001Diarrhea is still significant for a public health problem due to its bight prevalence. From a household survey in 1995, showed that prevalence of this disease 21% in Java and Bali and at the outside of Java and Bali is 24%, Nationally is 23%. There were reported at Bekasi city that the incidence of diarrhea were 24,7/1.000 in the year of 2000. The purpose of this study is to know the factors related with the prevalence of diarrhea at the children under 2 years old at Bekasi by the year of 2001. The study used case and control design. Target populations in this study are children under two years old who live in Bekasi area. The cases are children under two years old who got sick from diarrhea, and went to 9 Health Centers where are observed. For the control are the healthy children under two years old who came to the Integrated Health Posts. The number of sample for this study are 212 cases and 212 controls. Data processing and entering by Epi-Info program version 6.0, and analyzing by Stata version 6.0. Variable which have risk and a significance correlation with the incidence of diarrhea for the children less than two years, after using multivariate analysis are baby's at the age of 5 - 12 months OR=2,34, (95 % CI, 1,09 - 5,04); 13 - 24 months OR=3,11, (95 % CI, 1,44 - 6,71), mother's knowledge OR=2,78, (95 % CI, 1,71 - 4,50), waste disposal OR=4,13,( 95 % CI, 1,79 - 9,51) and personal hygiene OR=4,00,( 95 % CI, 1,34 - 11,99). Based on this study, the researcher wants to give some advice especially for increasing theirs mother's knowledge for preventing theirs 5 - 24 months children, a sanitary waste disposal, individual personal hygiene by giving free latrine (by stimulans system) in the Health Center and integratet Health Post respectively. The researcher also suggest that the priority to control diarrhea disease should be given to the children under 2 years old. For the next coming years a study for diarrhea disease need to be done especially for the children under 2 years old.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 4647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Wibowo
Abstrak :
Air minum yang aman merupakan kebutuhan hidup yang essensial dan menjadi hak azasi setiap rnanusia, namun dalam keberadaannya air minum juga berperan sebagai transmisi penyakit. Diare, salah satu penyakit yang timbul akibat air minum yang terkontaminasi menjadi penyebab utama kematian terutama pada bayi dan balita. Di Indonesia angka kematian akibat diare pada balita 15,3% dan angka kesakitan 26,13% per 1000 penduduk pertahun. Disisi lain jangkauan penyediaan air minum bersih bagi masyarakat masih memprihatinkan karena lebih dari 60% rumah tangga balita masih mengambil dan mengolah sendiri air yang tidak memenuhi syarat dan sumbernya. Angka cakupan ledeng dan air kemasan hanya sebesar 19% dan 1,4%. Mengkaji permasalahan di atas diduga adanya keterkaitan erat antara kondisi air minum dengan kejadian diare pada bayi dan balita di Indonesia. Berpedoman kepada beberapa literatur yang menyatakan bahwasanya diare disebabkan oleh multifactor maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian diare pada Bayi dan Anak Balita di Indonesia. Analisis menggunakan sumber data sekunder dari Hasil Susenas 2001 yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan. Studi dengan rancangan cross-sectional, meneliti faktor-faktor risiko kesehatan lingkungan (air minum, sarana pembuangan tinja, kepadatan hunian, sarana pembuangan limbah, sampah) terhadap kejadian diare pada anak balita di Indonesia. Variabel lain seperti pendidikan ibu, status ekonomi, umur, jenis kelamin, ASI dan makanan pendamping ASI juga turut dianalisis. Analisis dibedakan 2 tahap yaitu untuk kelompok bayi 0-11 bulan dan kelompok anak balita 11-59 bulan. Total sampel penelitian sebanyak 26011 anak (5174 bayi dan 20837 balita) dari seluruh Indonesia dan diperoleh melalui tahapan stratifikasi, klaster dan blok sensus dengan cara linier sistematik sampling. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Dari 11 variabel yang diuji pada bayi 0-11 bulan ditemukan 4 faktor yang berkorelasi signifikan dengan kejadian diare yaitu umur (4-11 bulan OR=3,10), jenis kelamin (laki-laki OR=1,42), makanan pendamping ASI (bila diberi 2,13 kali) dan ASI (tidak eksklusif OR=3,08). Analisis multivariat di identifikasi faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian diare adalah umur, jenis kelamin dan makanan pendamping ASI (biskuit dan makanan lainnya). Umur bayi merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian diare pada bayi. Hasil penelitian pada balita dibuktikan faktor-faktor yang terkait signifikan dengan kejadian diare adalah faktor umur (12-23 bulan OR=1,87), faktor pendidikan ibu (rendah 2,095 kali), faktor air minum (tidak memenuhi syarat OR=1,37), faktor sarana pembuangan tinja (tidak memenuhi syarat OR=1,43), faktor kepadatan human (padat OR=1,20), faktor sampah (tidak memenuhi syarat OR=1,20). Hasil analisis multivariat diperoleh faktor risiko terkait signifikan terhadap diare adalah faktor umur, pendidikan ibu dan air minum. Uji statistik menempatkan faktor umur paling dominan pengaruhnya terhadap kejadian diare pada balita. Faktor lingkungan terkait signifikan dengan kejadian diare pada balita, sebaliknya tidak bermakna pads bayi. Efek protelctif ASI terbukti positif melindungi bayi dari diare, tapi bersifat tidak permanen dan dapat dipengaruhi faktor lain. Pendidikan ibu mempengaruhi prilaku dan hygiene balita terhadap tingkat risiko menderita diare. Anak berusia 5-23 bulan lebih rentan menderita diare dan pada usia ini kualitas air minum menjadi faktor risiko yang perlu lebih diperhatikan.
Risk-Factors that Associated with Diarrhea Diseases among Baby and Children Age Under Five Years in IndonesiaSafe drinking water is essential for life and declared as a fundamental human right. On the other hand drinking water also had a role in the transmission of diseases, such as Diarrhea which remain a leading high rate of the illness and death among children. In Indonesia, annual mortality and morbidity rate from diarrhea for children under age 5 years (per 1000 population) are 15.3% and 26.13%. At the other side lack of provide safe water supply indicated only 19% people served with pipe, the others 1.4 % drink from hotted water and 60% people have no access to safe water. Looking at a wide range of drinking water problems and distribution of diarrhea diseases in communities, assumed there were association between the water and the diseases. Based on theory that diarrhea can be caused by multifactors, the research is looking forward to identify risk factors that influenced Diarrhea diseases among chidren age under 5 years in Indonesia Secondary source data of Susenas 2001 (National Social Economic Survey) is taken from National Institute Health Research Development of Ministry of Health of Republic of Indonesia. Cross sectional-analysis study has been carried to investigate the association of the environmental health risk factors (drinking water, excreta disposal and wastewater facilities, family size and domestic waste) with diarrhea case among children age under 5 years in Indonesia. The other variables such maternal education, economic-status, age, sex, breast-feeding and baby supplement food are also investigated as risk factors of diarrhea. Stratified, cluster and bloc-sensus methods with systematic tinier sampling was used to get sample Total sample are 26011 people (5174 babies and 20837 children) from all area in Indonesia.. Data was carried out in univariate, bivanate and multivariate analysis The same analysis is applied on two different groups. First analysis is for population of babies age 0-11 months and the other is young children age 12-23 months. Of the 11 variables tested on group of babies 0-11 months, the result of the study had indicated 4 risk factors (age (5-7 months OR-3.10), sex (man-OR-I.42), breast-feeding (ungiven-OR 3.08) and baby's supplement-food (given-OR-2.13) significantly correlated with diarrhea Furthermore, multivariate analysis had shown that the age of the baby is the most dominant factor, together with sex and supplement food factors are statistically has significant association with diarrhea. On young children population, the study had identified that risk factors significantly associated with diarrhea are drinking water (unhealthy-OR-1.37), excreta disposal facilities (unhealthy-OR= 1.43), family density (crowded-OR-1.20), domestic-waste (unhealthy-OR-I.26), maternal-education (low-OR=2.095) and age (12-23 months-OR-1.87). Multivariate Analysis had determined that drinking water, maternal-education and age risk factors are statistically influenced diarrhea diseases. The most dominant factor is age. Finally the study had identified environment risk factors is significant associated to diarrhea among the children, but not for the newborn-babies. Breast-feeding protection effect are identified positive preventing baby from diarrhea diseases, but it is not permanently and can be influenced by the other factors. Maternal-education factor had a role to influence children behavior and hygiene that related to risk possibility of suffering diarrhea. Children, who are age between 5-23 months, has been indicated more sensitive of suffering diarrhea diseases.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13110
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Primanto Ali Murtaji
Abstrak :
[Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menyebutkan bahwa DKI Jakarta menempati urutan ke tiga provinsi dengan insiden diare tertinggi Kondisi lingkungan yang berubah perilaku hidup tidak sehat serta pencemaran lingkungan meningkatkan kejadian diare padahal kejadian diare dapat diturunkan dengan integrasi pengelolaan lingkungan berkelanjutan serta perilaku hidup sehat Tujuan penelitian ini menganalisis kondisi lingkungan menganalisis perilaku hidup bersih dan sehat dan menganalisis bentuk pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat untuk menurunkan kejadian diare pada balita Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis Kondisi lingkungan Kecamatan Koja terkait sanitasi dan tempat tinggal tidak baik Perilaku hidup bersih dan sehat dari responden 34 baik 40 sedang 26 tidak baik Pengelolaan lingkungan yang dapat dilaksanakan untuk menurunkan kejadian diare pada balita adalah integrasi pelaksanaan sanitasi total berbasis masyarakat serta pengelolaan sampah dengan aman. ......Basic Health Research 2013 shows Jakarta is third highest province with diarrhea cases Environmental changes unhealthy behavior and environment pollution increases the incidence of diarrhea whereas the incidence of diarrhea can be reduced by the integration of healthy behavior and sustainable environmental management This research purposes to know environment condition to analyze the clean and healthy living behaviors and analyze the community based environmental management to reduce incidence of diarrhea in infant This study uses a quantitative approach using the questionnaires and control analysis The environment condition regarding the sanitation is not good Clean and healthy living behaviors of the respondent are 34 good 40 moderate 26 poor Environmental management that can be implemented to reduce the incidence of diarrhea in infant is integration of community led total sanitation and save waste management ;ABSTRACTBasic Health Research 2013 shows Jakarta is third highest province with diarrhea cases Environmental changes unhealthy behavior and environment pollution increases the incidence of diarrhea whereas the incidence of diarrhea can be reduced by the integration of healthy behavior and sustainable environmental management This research purposes to know environment condition to analyze the clean and healthy living behaviors and analyze the community based environmental management to reduce incidence of diarrhea in infant This study uses a quantitative approach using the questionnaires and control analysis The environment condition regarding the sanitation is not good Clean and healthy living behaviors of the respondent are 34 good 40 moderate 26 poor Environmental management that can be implemented to reduce the incidence of diarrhea in infant is integration of community led total sanitation and save waste management.;ABSTRACTBasic Health Research 2013 shows Jakarta is third highest province with diarrhea cases Environmental changes unhealthy behavior and environment pollution increases the incidence of diarrhea whereas the incidence of diarrhea can be reduced by the integration of healthy behavior and sustainable environmental management This research purposes to know environment condition to analyze the clean and healthy living behaviors and analyze the community based environmental management to reduce incidence of diarrhea in infant This study uses a quantitative approach using the questionnaires and control analysis The environment condition regarding the sanitation is not good Clean and healthy living behaviors of the respondent are 34 good 40 moderate 26 poor Environmental management that can be implemented to reduce the incidence of diarrhea in infant is integration of community led total sanitation and save waste management , ABSTRACTBasic Health Research 2013 shows Jakarta is third highest province with diarrhea cases Environmental changes unhealthy behavior and environment pollution increases the incidence of diarrhea whereas the incidence of diarrhea can be reduced by the integration of healthy behavior and sustainable environmental management This research purposes to know environment condition to analyze the clean and healthy living behaviors and analyze the community based environmental management to reduce incidence of diarrhea in infant This study uses a quantitative approach using the questionnaires and control analysis The environment condition regarding the sanitation is not good Clean and healthy living behaviors of the respondent are 34 good 40 moderate 26 poor Environmental management that can be implemented to reduce the incidence of diarrhea in infant is integration of community led total sanitation and save waste management ]
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraini Sari Astuti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi kejadian diare pada balita berdasarkan faktor anak, faktor ibu, dan faktor lingkungan. Penelitian ini dilakukan menggunakan data sekunder survei midterm MTBS-M di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2012 menggunakan disain studi cross-sectional. Hasil menunjukkan bahwa distribusi kejadian diare pada balita sebulan terakhir di Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah 11,1%. Berdasarkan analisis diketahui bahwa terdapat perbedaan distribusi kejadian diare pada balita berdasarkan umur balita, jenis kelamin balita, riwayat pemberian kolostrum pada balita < 6 bulan, riwayat pemberian ASI eksklusif pada balita ≥ 6 bulan, dan pekerjaan ibu dengan nilai p < 0,05. Hasil penelitian ini membuktikan distribusi balita < 6 bulan yang tidak diberi kolostrum memiliki kecenderungan 2,174 kali lebih berisiko terhadap kejadian diare dibandingkan dengan balita yang mendapat kolostrum (nilai p=0,022). Demikian juga distribusi balita yang tidak diberi ASI Eksklusif pada balita ≥ 6 bulan memiliki kecenderungan 1,348 kali lebih berisiko terhadap kejadian diare dibandingkan dengan balita yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif (nilai p=0,000). ......This research aims to identify distribution of diarrhea among children under five differences in children factor, mother factor, and environment factor. This research is a cross-sectional study from Midterm Survey of C-IMCI in Central South Timor District, East Nusa Tenggara Province 2012. The result shows that prevalence of diarrhea among children under five in Central South Timor District is 11,1%. Based on analysis, the result show that there are differences in the distribution of diarrhea among children's age, children's sex, history of colostrums intake, history of exclusive breastfeeding, and mother's occupation (p-value<0,05). This research shows that distribution of children who did not get colostrums has probability to diarrhea 2,174 times more than children got colostrums (p-value=0,022). The result also shows that distribution of children whom did not get exclusive breastfeeding has probability to diarrhea 1,348 times more than children got exclusive breastfeeding (p-value=0,000).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Holong Purnama Putra
Abstrak :
Diare pada balita merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi (31,4%) dan anak balita (25,2%). Sekitar 162.000 balita meninggal akibat diare tiap tahunnya atau sekitar 460 balita per hari (Depkes, 2011). Di Bogor angka diare meningkat tiap tahunnya data dari 2011-2013 menunjukkan ada peningkatan kasus di tahun 2011 ada 21.687 kasus tahun 2012 ada 22.625 kasus dan di 2013 ada 24.187 kasus (P3KL Dinkes Bogor, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor risiko apa saja yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas Bogor utara. Studi ini menggunakan metode kasus kontrol dengan jumlah sampel 46 kasus dan 46 kontrol metode pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang berpengaruh antara faktor penyebab dengan kejadian diare yaitu : Perilaku mencuci tangan OR: 4,28 (95% CI 1,587-11,575), Penanganan sampah OR: 3,87 (95% CI 1,632-9,203), Sumber air bersih OR: 3,16 (95% CI 1,244- 8,039), Sarana Jamban OR: 4,52 (95% CI 1,845-11,081), Sanitasi makanan OR: 2,92 (95% CI 1,249-6,809), dan Pengetahuan orang tua OR: 2,66 (CI 95% 1,146- 6,198). Upaya penanggulangan dengan cara meningkatkan sanitasi lingkungan dan memberikan program penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sekitar.
Diarrhea is one cause of death in infants (31,4%) and children under the age of five years (25,2%). Approximately 162.000 children under the age of five death every year or 460 every day (Depkes) in Bogor incident rate of diarrhea increase every year from 2011-2013. In 2011 there are 21.687 case, in 2012 there are 22.625 case and in 2013 there are 24.187 case. This research have a purpose to determine risk factors associated with diarrhea incident in children under the age of five on working area Puskesmas north Bogor. This study use case control method with number of sample 46 people case and 46 control. Method of data collection by interview and observation. The results showed influence of risk factors with diarrhea incident. the risk factors have influence are Handwashing behaviour OR: 4,28(95% CI 1,587-11,575), Waste handling OR: 3,87 (95% CI 1,632-9,203), Source of clean water OR: 3,16 (95% CI 1,244-8,039), Availabilty of latrines OR: 4,52 (95% CI 1,845-11,081), Food hygiene and sanitation OR: 2,92 (95% CI 1,249-6,809), and Knowledge of parents OR: 2,66 (CI 95% 1,146-6,198). Diarrhea prevention efforts by improving enviroment sanitation and providing education programs to increase public knowledge.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meita Mahardianti
Abstrak :
Cryptosporidium sp. adalah protozoa intraseluler penyebab diare. Infeksi dapat terjadi apabila tertelan ookista Cryptosporidium sp. baik secara langsung melalui kontak dengan hewan/manusia terinfeksi maupun dari makanan, minuman dan air yang terkontaminasi. Sumber air yang terkontaminasi ookista Cryptosporidium dapat menyebabkan wabah diare. Minimnya fasilitas pengolahan air limbah di Jakarta mengakibatkan pencemaran yang terjadi di badan-badan air, bahkan badan sungai yang diperuntukkan sebagai bahan baku air bersih telah tercemar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keberadaan Cryptosporidium sp. pada air sungai Ciliwung. Pada penelitian ini digunakan 7 sampel air sungai Ciliwung. Pemeriksaan dilakukan dengan metode mikroskopis pewarnaan modifikasi Ziehl Neelsen mZN, auramin fenol AF, Immunofluorescent Assay IFA dan metode molekuler Polymerase Chain Reaction PCR untuk deteksi ookista Cryptosporidium. Enumerasi ookista dilakukan dengan metode IFA. Penilaian terhadap viabilitas ookista, dilakukan dengan penambahan larutan 4 rsquo;-6-diamidino-2-phenylindole DAPI pada metode IFA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ookista Cryptosporidium sp. ditemukan pada aliran sungai Ciliwung bagian hulu dan hilir. Kontaminasi ookista Cryptosporidium menunjukkan kontaminasi lebih tinggi pada bagian hilir. Penilaian viabilitas ookista Cryptosporidium sp. menunjukkan ookista Cryptosporidium pada air sungai Ciliwung bagian hilir bersifat viabel, menunjukkan bahwa ookista bersifat infeksius. Kesimpulan yang diperoleh adalah air sungai Ciliwung bagian hilir dan hulu terkontaminasi oleh Cryptosporidium sp. dan berpotensi sebagai sumber infeksi kriptosporidiosis. ......Cryptosporidium sp. is an intracellular protozoa parasite that cause diarrhea. Infection may occurs due to swollen Cryptosporidium oocyst through direct contact with infected human animal or eating and drink contaminated food or water. Contaminated water supply with Cryptosporidium oocyst may cause diarrhea outbreak. Poor waste water treatment facilities in Jakarta become the main cause of water contamination, even in the river that was designated for clean water reservoir. The aim of this study is to evaluate the Cryptosporidium sp. existence in Ciliwung river water. This study used 7 samples of Ciliwung river water. Microscopic examination using modified Ziehl Neelsen mZN , auramin phenol staining AF , Immunofluorescent Assay IFA and Polymerase Chain Reaction PCR was performed to detect Cryptosporidium oocyst. Oocyst enumeration was done by the IFA method. Assessment of oocyst viability, performed by addition of 4 39 6 diamidino 2 phenylindole DAPI solution to IFA method. The results showed that Cryptosporidium oocyst found in upstream and downstream of Ciliwung river water. Contamination of Cryptosporidium oocysts shows higher contamination in downstream river. Assessment of the viability of Cryptosporidium sp. oocyst showed that Cryptosporidium oocysts in the downstream Ciliwung river water is viable, suggesting that oocysts are infectious. It can be concluded that upstream and downstream of Ciliwung river water are contaminated with Cryptosporidium sp. and potential as a source of cryptosporidiosis infection.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galang Rambu Mustaqim
Abstrak :
Latar belakang. Cijantung merupakan Kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi sehingga berisiko mencemari air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar risiko penggunaan air tanah sebagai sumber air bersih bersama dengan faktor risiko lainnya terhadap kejadian diare pada balita di Kelurahan Cijantung, Jakarta Timur. Metode. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2018 menggunakan desain studi cross sectional pada 124 sampel rumah tangga Kelurahan Cijantung. Hasil. Terdapat hubungan yang bermakna pada variabel kondisi sarana pembuangan tinja p=0,019; OR=3,487 dan kondisi sarana pembuangan sampah p=0,037; OR=3,346 terhadap kejadian diare pada balita. Tidak terdapat hubungan yang bermakna pada variabel jenis sumber air bersih p=0,084 dan perilaku mencuci tangan orang tua/pengasuh p=0,191 terhadap kejadian diare pada balita. Sebanyak 90 sampel air tanah dan 40 sampel air perpipaan/PAM tidak memenuhi syarat bakteriologis Permenkes No.32 Tahun 2017. Kesimpulan. Penggunaan air tanah sebagai sumber air bersih tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap kejadian diare pada balita di Kelurahan Cijantung tahun 2018.
Background. Kelurahan Cijantung has a high population density, making it's at risk for having polluted groundwater. This study aims to know the risk of diarrhoea among toddler by the use of groundwater and other related risk factors in Kelurahan Cijantung, East Jakarta. Method. Study was conducted from May until June 2018 using cross sectional study design of 124 household samples of Kelurahan Cijantung. Results. Fecal disposal facilities condition p 0,019 OR 3,487 and waste disposal facilities condition p 0,037, OR 3,346 variables have a significant correlation with the incidence of diarrhea among toddler. Meanwhile types of water sources p 0,084 and parent's handwashing behavior p 0,191 has no significant correlation with the incidence of diarrhea among toddler. As much as 90 of all groundwater samples and 40 of all piped water PAM samples do not qualify the bacteriological standard stated on Permenkes No.32 Tahun 2017. Conclusion. The use of groundwater as the household's main source of water has no significant risk effect on diarrhea among toddler in Kelurahan Cijantung 2018.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library