Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leksono Bangun
"Perkembangan Perkeretaapian Indonesia yang mengacu kepada Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) di Indonesia sampai dengan tahun 2030 sudah menargetkan proporsi elektrifikasi sampai dengan 90%. Namun pada saat ini sebagian besar lokomotif masih berbasis bahan bakar solar (diesel). Dengan seiringnya dua tuntutan yaitu pengurangan ketergantungan akan bahan bakar fosil dan penurunan emisi CO2 < 2oC, maka diperlukan skenario perencanaan untuk penerapan bahan bakar yang ramah lingkungan dari sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) menjadi faktor pendorong yang kuat. Penelitian ini berfokus pada proyeksi kebutuhan bahan bakar cakupan Jalur Kereta Api seluruh Indonesia menggunakan perangkat lunak LEAP dengan mensimulasikan beberapa skenario yaitu BaU, RIPNAS, Green Diesel, dan Hidrogen. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan kebutuhan energi primer dari BaU, RIPNAS, Green Diesel dan Hidrogen berturut-turut yaitu sebesar 1,17, 405, 32, 405,2 dan 405,5 juta TOE pada tahun 2050, Sedangkan Bauran untuk energi fosil dan energi terbarukan yaitu pada Skenario Hidrogen yang memberikan prakiraan bauran EBT yang paling besar yaitu sebesar 97,47%. Kemudian prakiraan untuk emisi CO2 memberikan hasil yaitu Skenario RIPNAS 39,4 Juta Ton CO2 e pada tahun 2050, dan menurun menjadi 25,2 Juta Ton CO2e bila dibandingkan dengan Skenario Green Diesel dan Hidrogen. Penelitian ini memberikan gambaran kelayakan ekonomi yang memungkinkan hanya pada skenario RIPNAS dimana IRR, NPV dan PBP sebesar 15%, 1.049,42 triliun rupiah, dan 16,57 tahun. Diharapkan dengan beberapa hasil simulasi pada penelitian ini, kemajuan teknologi untuk mensubstitusi energi fosil dapat ditingkatkan sehingga layak secara ekonomi, operaional dan emisi CO2.
......The development of Indonesian railways referring to the National Railway Master Plan (RIPNAS) in Indonesia until 2030 has targeted the proportion of electrification up to 90%. But currently most locomotives are still based on diesel fuel. Along with two demands, namely reduced dependence on fossil fuels and reduction of CO2 < 2oC emissions, a planning scenario is required for the application of environmentally friendly fuels from Renewable Energy (EBT) sources that are strong driving factors. This research focuses on the projection of final fuel energy demands with railway coverage throughout Indonesia using LEAP software by using forecasting function for several scenarios. There are BaU, RIPNAS, Green Diesel, and Hydrogen scenarios. The results of this study showed the total final energy demands of BaU, RIPNAS, Green Diesel and Hydrogen respectively amounted to 1.214 million TOE, 406.050 million TOE, 405.782 million TOE and 406.128 million TOE by 2050, Then the forecast for CO2 emissions gave successive results for the BaU, RIPNAS, Green Diesel and Hydrogen scenarios were respectively 2.4 Million Tons of CO2e, 41.4 Million Tons of CO2e, 33.3 Million Tons of CO2e and 33.3 Million Tons of CO2e. This study provides an overview of economic feasibility that is possible only in RIPNAS scenario where IRR, NPV and PBP are 15%, 1,049.42 trillion Rupiah, and 16.57 years. It is expected that with some of the forecasts in this study, technological advances to substitute fossil energy can be improved so that it is economically viable, operational and has the potential to reduce CO2 emissions"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Trianto
"Seiring dengan berakhirnya abad ke 20, masalah lingkungan
menjadi hal yang utama. Manusia dihadapkan pada serangkaian masalahmasalah
global.yang membahayakan biosfer dan kehidupan manusia.Salah
satu masalah lingkungan yang cukup utama adalah pencemaran udara oleh
hasil pembakaran mesin, yang menimbulkan efek pemanasan global.
Penggunaan mesin dalam proses industri merupakan faktor yang tidak
terelakkan, dan akan semakin terus bertambah. Sementara itu disisi lain, .
kebutuhan akan bahan bakar juga akan makin terus meningkat. Sef11entara
sumber dari bahan bakar fosil yang terbatas dan terus berkurang serta tidak
dapat di produksi ulang, menyebabkan dilakukan penelitian untuk mencari
sumber bahan bakar lain (alternatif) . Salah satu solusi pemenuhan dua kebutuhan _ diatas, pencarian dan
penggunaan bahan bakar yang dapat diproduksi ulang dan ramah
lingkungan, adnlah biodiesel. Biodiesel adalah bahan bakar pengganti atau
aditif terhadap bahan bakar diesel fosil (petroldiesel) yang berasal dari
mahluk hidup.
Studi ini adalah 'tentang pembuatan biodiesel yang berasal dari
lemak sapi yang telah digunakan sebagai minyak penggoreng (deep frying
oil) untuk menggoreng kentang yang biasa digunakan di restoran cepat saji.
Tujuan dari penelitian ini adalah pemanfaatan minyak goreng dari lemak sapi
yang telah tidak digunakan atau bekas apakai Uelantah).
Konsep dasar dari pernbuatan biodiesel ini adalah reaksi ·transesterifikasi,
antara alkohol (metanol) dengan trigliserida (lemak) yang
menghasilkan metil ester.
Hasil penilitian menunjukkan, ternyata karakteristik metil ester yang
terbuat dari lemak sapi bekas dipakai untuk menggoreng kentang cukup
untuk memenuhi standar internasional. Dan dengan kemurnian yang dicapai
sebesar 94,85 % mencukupi untuk memenuhi kategori bahan ~akar minyak
diesel no. 2-D, yang digunakan pada mesin-mesin industri dan kendaraan
berat, baik secara utuh atau sebagai bahan pencampur."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savira Alivia Salsabila
"Penelitian mengenai proses oxidative desulfurization (ODS) telah banyak dilakukan menggunakan reaktor batch skala lab yang dikombinasikan dengan sentrifugasi sebagai alat pemisah hasil ODS. Pada penelitian ini, dirancang bangun alat proses gabungan berupa reaktor-sentrifugal-ekstraktif ODS (ROSE). Dimensi reaktor dan RPM impeller ROSE ditentukan menggunakan data kinetika dan hidrodinamika hasil penelitian terdahulu. Dimensi total ROSE adalah berdiameter 7,5 cm dan tinggi 20 cm. Diameter reaktor adalah 7,5 cm dengan tinggi 11,25 cm, diameter sentrifugal ekstraktif adalah 5 cm dengan tinggi 8,75 cm. Jenis impeller adalah turbin Rushton 4 bilah dengan diameter 5 cm terletak 5 cm dari dasar reaktor. Hasil uji kinerja ROSE menunjukkan bahwa turbulensi dalam reaktor menyebabkan campuran reaktan fasa minyak dan air menjadi homogen dilihat dari waktu pemisahan yang lebih lama. Sentrifugal ekstraktif mampu memisahkan fasa minyak dan air secara sempurna. Kondisi operasi ROSE terbaik adalah RPM 270, persen fasa minyak dalam reaktor adalah 80% dengan waktu tinggal 3 menit. Hasil uji ODS dengan katalis asam format dan oksidator hidrogen peroksida dilakukan pada kondisi RPM dan persen fasa minyak terbaik. Kondisi terbaik diperoleh pada suhu 30oC dan RPM 270 dengan persen desulfurisasi sebesar 28,56%.
......Oxidative desulfurization (ODS) process research has been carried out using a centrifugation combined lab-scale batch reactor to separate ODS results. This study focuses on a design of combined process device in ODS extractive centrifugal reactor (ROSE) form which dimensions and impeller RPM were determined using previous studies kinetic-hydrodynamic data. ROSE's total dimensions are 7.5 cm in diameter and 20 cm in height. The reactor diameter is 7.5 cm in 11.25 cm height, and the extractive centrifuge diameter is 5 cm in 8.75 cm height. The impeller type is a 5 cm diameter 4-blade Rushton turbine, located 5 cm from the reactor base. ROSE performance test result shows the reactor turbulence causing the oil and water phase mixture reactants to become homogeneous, as seen from the longer separation time. Extractive centrifuges are managed to completely separate the oil and water phases. The best ROSE operating condition is 270 rpm, and the oil phase percentage in the reactor is 80% with a 3 minutes residence. ODS test results with a formic acid catalyst and hydrogen peroxide oxidizer were carried out at the best RPM and oil phase percent conditions, while the best conditions were at 30°C and 270 rpm with a 28.56% desulfurization percentage."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent Farrel Wilia
"Green diesel atau bahan bakar diesel terbarukan adalah bahan bakar diesel alternatif yang dibuat dari hidrodeoksigenasi minyak nabati dan memiliki struktur kimia yang sangat mirip dengan bahan bakar diesel konvensional, yaitu alkana rantai lurus C15-C18. Penelitian ini difokuskan pada studi kinetika reaksi trickle-bed reactor untuk memproduksi green diesel melalui reaksi hidrodeoksigenasi minyak nabati non-pangan, yang diwakilkan dengan triolein, dengan katalis NiMo/Al2O3. Model yang dibuat adalah model trickle-bed reactor 2D axisymmetric berbentuk silinder  tegak dengan diameter 2,01 cm dan tinggi 24 cm dengan mempertimbangkan perpindahan massa di fasa gas, cair, dan padatan katalis. Reaktor yang dimodelkan berisi katalis berbentuk bola dengan diameter 0.85-1 mm, dengan kondisi operasi: tekanan 5 bar dan suhu umpan 285-325 °C. Triolein dengan  laju alir 0.15 mL/min di dalam pelarut dodekana diumpankan ke dalam reaktor sebagai fasa cair, dan hidrogen dengan laju alir hidrogen 1 SLPM. Mekanisme reaksi dari hydrotreating trigliserida menjadi green diesel pada kondisi tekanan 5 bar terdiri dari reaksi hidrogenasi trigliserida (r1), reaksi hidrogenasi digliserida (r2), reaksi hidrogenasi monogliserida (r3), reaksi reduksi free fatty acid r), reaksi hidrodeoksigenasi fatty alcohol r5), reaksi dekarboksilasi free fatty acid r6), reaksi dekarbonilasi free fatty acid r7), dan reaksi esterifikasi fatty alcohol r8). Energi aktivasi untuk k1, k2, k3, k4, k5, k6, k7, k8, dan k9 secara berturut-turut adalah 141,4; -1,5; 39,9; 139,9; 305,5; 15,2; -15,9; -231; dan -213 kJ/mol. Nilai faktor pra-eksponensial untuk k1, k2, k3, k4, k5, k6, k7, k8, dan k9 berturut-turut adalah 4,99.1012 m3/mol.detik; 1,99 m3/mol.detik; 3,4.103mm3/mol.detik; 8,08.1012 6/mol2.detik; 1,21.1026m3/mol.detik; 1,08.10-3 1/detik; 2,65.10-18 m3/mol.detik; 9,04.10-25 m3/mol.detik; dan 1,38.10-21 m3/mol.detik. Berdasarkan grafik paritas dan analisis AARD, parameter kinetika yang didapatkan untuk hydrotreating trigliserida menjadi green diesel sudah valid dengan nilai AARD untuk tekanan 5 bar adalah 12,10%.
......Green diesel or renewable diesel fuel is an alternative diesel fuel made from hydrodeoxygenation of vegetable oils and has a chemical structure that is very similar to conventional diesel fuel, namely straight chain alkanes C15-C18. This research is focused on the study of trickle-bed reactor reaction kinetics to produce green diesel through the hydrodeoxygenation reaction of non-food vegetable oil, represented by triolein, with NiMo/Al2O3 as catalyst. The model made is a 2D axisymmetric trickle-bed reactor in the form of an upright cylinder with a diameter of 2.01 cm and a height of 24 cm by considering mass transfer in the gas, liquid, and solid catalyst phases. The modeled reactor contains a spherical catalyst with a diameter of 0.85-1 mm, with operating conditions: pressure 5 bar and a feed temperature of 285-325 °C. Triolein with a flow rate of 0.15 mL/min in dodecane solvent was fed into the reactor as a liquid phase, and hydrogen with a hydrogen flow rate of 1 SLPM. The reaction mechanism of hydrotreating triglycerides into green diesel at a pressure of 5 bar consists of a triglyceride hydrogenation reaction (r1), a diglyceride hydrogenation reaction (r2), a monoglyceride hydrogenation reaction (r3), a free fatty acid reduction reaction (r4), a fatty alcohol hydrodeoxygenation reaction (r5), free fatty acid decarboxylation reaction (r6), free fatty acid decarbonylation reaction (r7), and fatty alcohol esterification reaction (r8). The activation energies for k1, k2, k3, k4, k5,k6, k7, k8, and k9 are 141.4; -1.5; 39.9; 139.9; 305.5; 15.2; -15.9; -231; and -213 kJ/mol. The pre-exponential factor values for k1, k1, k2, k3, k4, k5,k6, k7, k8, and k9 are respectively; 4.99 x 1012 m3/mol.sec, 1.99 m3/mol.sec; 3.4 x 103 m3/mol.second; 8.08 x 1012 m6/mol2.sec; 1.21 x 1026 m3/mol.second; 1.08 x 10-3 1/second; 2.65 x 10-18 m3/mol.sec; 9.04 x 10-25 m3/mol.sec; and 1,38 x 10-21 m3/mol.second. Based on the parity chart and AARD analysis, the kinetic parameters obtained for hydrotreating triglycerides into green diesel are valid with the AARD value for 5 bar pressure being 12.10%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library