Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pegler, Martin M.
New York: Fairchild Books, 2012
659.157 PEG v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Fajrina
Abstrak :
Ruang belanja terbentuk oleh display dan perilaku belanja. Display sebagai bagian dari arsitektur ritel merupakan sarana yang menghubungkan antara penjual dan pembeli. Dalam hal ini display bukan hanya berupa produk yang ditata dan diperlihatkan dalam ruang belanja namun sebagai satu kesatuan ruang yang membentuk fungsi tersendiri. Display dialami melalui perjalanan belanja. Perjalanan belanja akan menjadi berbeda apabila dilakukan dalam keluarga secara bersama karena setiap anggota keluarga yaitu, anak, ibu, dan ayah memiliki variasi dalam perilaku belanja. Hal yang menjadi pembahasan di sini adalah apabila kegiatan belanja dilakukan oleh keluarga secara bersama serta hubungannya dengan display pada ruang belanja dalam mewadahi kegiatan tersebut. Dalam melihat bagaimana display dialami oleh anggota keluarga, dilakukan pengamatan terhadap perjalanan belanja keluarga secara keseluruhan dan pengamatan terhadap display sebagai sarana interaksi yang dialami dalam belanja bersama. Hasil yang didapat adalah berupa gambaran mengenai gagasan ruang belanja keluarga yang dapat mewadahi kegiatan belanja keluarga secara bersama.
Shopping space is formed by display and shopping behavior. Display as a part of retail architecture is a means of connecting sellers and buyers. In this case, the display is not just a product that is organized and displayed in shopping space but as a unity of space that creates particular function. Display is experienced through a shopping journey. Shopping journey would be different when it is perfomed together by a family together because each member of the family have variations in their shopping behavior. This study discusses how shopping activities are performed together by a family and its relationship with the display in shopping space where these activities happen. In looking at how the display is experienced by family members, the methods are through observations on a family shopping journey as a whole and observations on the display as a means of interaction that might occur during shopping activities. The study results are the description of the idea of family shopping space that can accommodate a family shopping experience.
Jakarta: Universitas Indonesia, 2012
S42458
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emeralda
Abstrak :
Etalase sebagai elemen arsitektur yang telah menjadi fasad bangunan di sepanjang jalan di kawasan komersial memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan lebih dari sekadar keperluan bar-window shopping bagi orang yang melihatnya. Karena fungsi utama etalase adalah untuk kegiatan memamerkan (display, exhibif) yaitu untuk memamerkan sesuatu yang ingin diperiihatkan kepada orang banyak atau publik. Kegiatan memamerkan ini diharapkan untuk menjadi tontonan yang dapat dinikmati olah setiap orang yang melalui etalase ini. Pengolahan etalase dapat berperan sebagai karya seni yang dapat dinikmati oleh masyarakat di ruang publik apabila didalamnya terdapat daya tarik universal, misalnya seni, etalase dapat diapresiasikan sebagai sebuah ruang yang mewadahi seni oleh publik. Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana pengolahan etalase yang mewadahi seni tenyata sangat terkait dengan kolaborasi antara elemen pada ruang etalase dan elemen seni, sehingga keberhasilan etalase untuk mewadahi seni dapat tercapai apabila elemen-elemen seni hadir sebagai sebuah keutuhan pada ruang tersebut. Apabila ini telah tercapai. maka etalase dapat memberikan kontribusi yang positif untuk seni yang ditempalkan pada ruang komersial publik
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiktik Martika
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian inl adalah untuk mengetahul apakah tampilan iklan cetak vertical split lebih berpengaruh dibandingkan tampilan iklan cetak dominan kata dan tampilan iklan cetak dominan gambar terhadap brand awareness. Pemlllhan pokok permasalahan dilandasi oleh perbedaan pendapat dari 3 orang ahli perlklanan mengenal bentuk tampilan iklan cetak yang seperti apakah yang lebih efektif menyampalkan pesan bagi produk kosmetik perawatan. Menurut Wright (1977) iklan cetak yang lebih menekankan unsur gambar mampu membuat calon pembeli mengenali produk dengan cepat, sementara Norris (1984) berpendapat bahwa pesan iklan cetak yang lebih banyak disampaikan dengan kata-kata dapat membuat orang yang membaca mengetahui apa yang dijual oleh suatu produk, sedangkan Darmon & Laroche (1991) mengatakan bahwa iklan cetak lebih efektif Jlka dibuat dalam bentuk yang menonjolkan kedua unsumya (kata-gambar) dengan proporsional dan berlaku bagi semua macam produk.

Wlelalul metode accidental sampling, subyek sebanyak 90 orang (45 laki-laki dan 45 perenripuan) dengan usia subyek berkisar antara 14-19 tahun dillbatkan sebagal sampel penelitian. Data mengenai brand awareness diperoleh melalui skor brand recall yang diuji dengan Brand Recall Test. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh ketiga varlasi tampilan iklan cetak terhadap brand awareness dilakukan pengujian dengan F Test. Anallsa terhadap data pendukung lalnnya dilakukan dengan prosentase.

Hasil utama penelitian Ini yaitu tampilan iklan cetak vertical split tidak lebih berpengaruh dibandingkan tampilan iklan cetak dominan kata dan tampilan iklan cetak dominan gambar terhadap brand awewess. Hasil lain yang diperoleh yaitu kelompok subyek yang disajikan iklan cetak dengan tampilan dominan kata memperoleh skor rata-rata me-reea// yang lebih tinggi dibandingkan kelompok subyek yang disajikan Iklan cetak dengan tampilan vertical split dan tampilan Iklan cetak dominan gambar. Sedangkan kelompok subyek yang disajikan iklan cetak dengan tampilan dominan gambar memperoleh skor rata-rata vne-recall yang lebih rendah dibandingkan kelompok subyek yang disajikan iklan cetak dengan tampilan dominan kata dan vertical split. Dari penelitian ini diketahui pula bahwa informasi yang diletakkan pada bagian kanan-atas dan kanan-bawah dari halaman kertas lebih banyak diingat oleh pembaca. Selain letak, Informasi yang dibuat dalam ukuran leblh besar dibandlngkan Informasi lalnnya ternyata lebih mudah diingat oleh pembaca.

Penelitian inl menunjukkan has!! yang berbeda dengan pendapat Darmon dan Laroche (1991). Ternyata Iklan cetak dengan tampilan vertical split belum tentu akan lebih baik dibandingkan iklan cetak dengan tampilan dominan gambar dan domlnan kata dalam menyampaikan pesan bagi semua macam produk. Saran yang dapat diberikan melalul penelitian ini adalah apablla ingin melakukan penelitian serupa petlu kiranya dipertimbangkan untuk dllakukan penyetaraan kemampuan/keblasaan tertentu yang dimlliki oleh setiap orang dalam melihat/membaca suatu iWan cetak (terbiasa leblh memllih melihat unsur gambar atau unsur kata) sebelum ditetapkan sebagal sampel penelitian. Bilamana ingin mengetahui iebih jauh tentang brand awareness seseorang dalam menerlma iklan cetak, lebih baik kiranya diiakukan pembandlngan antara hasil tes brand recall dan hasil tes brand recognition secara bersamaan pada saat itu juga.
1999
S2435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharima
Abstrak :
Visual merchandising merupakan aspek penting pada ruang ritel fesyen dan juga salah satu cara agar calon pengunjung dapat melihat identitas dari suatu brand. Salah satu cara untuk menunjukannya adalah dengan menggunakan window display toko. Didalam skripsi ini guna untuk dapat memberikan informasi baru untuk pembaca tentang bagaimana pentingnya keterikatan antara calon pengunjung dan window display dan juga untuk mengetahui seberapa berpengaruh kaitan antara locomotion dan elemen desain window display untuk membantu membuat pengunjung terikat kepada toko. Skripsi ini bertujun untuk mengetahui keterhubungan locomotion, manipulasi ruang, dan desain pada area window display dan bagaimana prinsip locomotion dapat memicu keterikatan konsumen dengan window display. Dengan studi kasus pada toko X di Osaka, Jepang dan toko Y, di Singapura yang sama - sama menerapkan mekanisme locomotion yang diterapkan dengan cara yang berbeda. ......Visual merchandising is an important aspect of the fashion retail space and also one way for potential visitors to see the identity of a brand. One way to show it is to use store window displays. In this thesis, in order to provide new information for readers about how important the attachment between prospective visitors and window displays and also to know how influential the relationship between locomotion and the window display design elements to help make visitors tied to the store. This thesis aims to find out the locomotion connectivity, space manipulation, and design elements in the window display area and how the locomotion principle can trigger consumer to attach with the window displays. With a case study on store X in Osaka, Japan and store Y, in Singapore who are equally applying locomotion mechanisms that are applied in different ways.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arichi Christika Lorery
Abstrak :
ABSTRAK
Pengalaman belanja tidak hanya hadir melalui produk yang ditawarkan. Atmosfer juga berperan penting dalam menghadirkan pengalaman. Atmosfer toko tercipta dari kontrol dan penataan elemen desain di dalamnya. Lalu muncul pertanyaan, apakah format permanen yang hadir dari sebuah event ritel dapat menghasilkan pengalaman yang relatif sama? Pembahasan dilakukan melalui literatur dan kasus tentang bagaimana elemen desain berpengaruh terhadap terbentuknya pengalaman ruang. Perubahan elemen desain akan menghasilkan dampak yang berbeda. Sebuah event mengandung karakter collative properties yang tidak terdapat dalam sebuah ritel permanen. Namun ruang ritel permanen hasil dari usaha replika tersebut memiliki karakter lain yang mampu menghadirkan pengalaman yang baru bagi konsumennya.
Abstrak
Shopping experiences are not only present through the products which offered. Atmosphere also plays an important role in bringing the experience. Store atmosphere created by the design control and arrangement of elements in it. Then comes the question, whether a permanent format which comes from a retail event can produce a relatively similar experience? The study based on literature and cases of how design elements affect experience. Changes of design elements also produce different effects. An event contain collative properties characters that can not be imitated by a permanent retail. However, a permanent retail space is the result of a replica of another character who is able to present a new experience for consumers.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43203
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Retail Reporting Corporation, 1989
R 641.81 SUC
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Cincinnati, Ohio: ST Publications, 2000
725.21 INS s II
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Tersebar luasnya bangunan-bangunan yang menggunakan tipologi ruko di Jakarta dapat dimaknai sebagai dampak pertumbuhan pesat ekonomi. Kecendrungan tersebut mendorong masyarakat untuk membangun lebih banyak lagi ruko, yang dinilai sebagai asset dan investasi bernilai, namun hal ini dilakukan dengan mengesampingkan pentingnya fungsi ruang yang tepat. Hal ini menurunkan minat masyarakat untuk tinggal di ruko, yang menjadii masalah karena ruko memfokuskan dirinya pada dualsime antara ruang tinggal (residensial) dan ruang kerja (komersil). Melalui konsep simulakra, skripsi ini mencoba memperjelas fenomena ini, secara sederhana pada realitas dan miniaturnya, yang pada konteks ini adalah hubungan antara bangunan dengan istilah “ruko” yang melambanginya. Gagasan Baudrillard (1994) bahwa terdapat fase-fase pada proses tersebut yang menjadi metode untuk mempelajari keberadaan masalah ruko ini di proses simulacra. Dalam hal dualism, studi kasus di Bekasi menemukan bahwa komponen bangunan yang berfungsi sebagai ruang tinggal telah hilang sepenuhnya, untuk memberi ruang pada fungsi komersil. Bangunan tersebut bahkan tidak punya ruang apapun yang mengandung nilai kerumahan. Kondisi ini menantang kesalahpahaman kita pada pemberian nama bangunan tersebut. Suatu peninjauan ulang untuk menilai ketepatan pemberian nama menjadi sesuatu yang penting, karena sang nama tidak lagi merepresentasikan realita. Hal ini berpotensi menyebabkabkan ambiguitas dan bahkan mengubah realitas itu sendiri. Keyword: ruko, Baurdillard, Simulacra,hilangnya, konsept residensial , The widespread distribution of new and existing ruko in Jakarta has been seen as one of the indications in the city’s economic growth. Such tendency pushes the public toward building more rukos as part of asset and investment strategy, which may rule out the basic spatial use that the building mass provides. This phenomenon encourages public hesitation toward dwelling in the ruko. This is a problem because ruko emphasizes its function toward the duality between residency and commerciality. Through concept of Simulacra, this thesis tries to highlight the phenomenon as it is simply the study between reality and its miniaturization, which in this context is between building with the term ruko that is supposed to represent it. Baudrillard’s (1994) idea of simulacra is that there are phases in in such process, the study tries to see in which phase that the ruko problem resides. In the case of the duality, case study in Bekasi found that the building element that functions to serve the activity of dwelling, elements that are residential has demised entirely, to make room for the commercial. The building provides absolutely no space for the dwelling activity. This condition challenges our misconception toward its name. A review in a way that the building is labelled is necessary to be taken, because the name does no longer represent reality. This can potentially cause ambiguity, and even changes the]
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syavira Ashila
Abstrak :
Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan ritel berusaha untuk mempertahankan citra toko dari masing-masing perusahaan. Salah satunya adalah perusahaan di bidang automotif dimana kendaraan menjadi salah satu sarana yang dibutuhkan oleh setiap orang dalam memenuhi kebutuhannya. Agar kendaraan tetap bisa dipakai untuk jangka panjang, pastinya memerlukan pergantian perlengkapan-perlengkapan seperti oli. Karena itu, para perusahaan ritel khususnya di bidang automotif sangat peduli dengan bagaimana cara mempertahankan citra toko agar pelanggan dapat melakukan repurchase intention. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh store image dengan repurchase intention serta dimensi manakah yang paling kuat dari store image untuk mempengaruhi repurchase intention. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil contoh studi kasus salah satu ritel automotif yaitu Shop & Drive dengan produknya yaitu oli Shell dikarenakan oli Shell banyak diminati oleh konsumen di Shop & Drive. Kemudian penelitian ini melibatkan 100 responden yang sudah pernah membeli oli Shell di Shop & Drive Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan berjenis kuantitatif eksplanatif. Pengambilan sampel menggunakan metode random sampling. Model penelitian ini diuji menggunakan SPSS 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara citra toko (store image) dengan minat membeli kembali (repurchase intention).
Business competition is getting tougher to made a retail company strives to maintain the image of the store of the respective companies. One is in the field of automotive where the vehicle into one of the means needed by everyone to meet their needs. So that the vehicle can still be used for the long term, certainly require replacement vessels such as oil. Therefore, the retail companies, especially in the automotive field are very concerned with how to maintain the image of the store so that customers can perform repurchase intention. The aim of this study was to determine the influence of store image to repurchase intention and which is the most powerful dimensions of store image to influence the repurchase intention. In this study, researchers took a sample of case studies, namely the automotive retail Shop & Drive with a product that is because Shell oil is high demand by consumers in the Shop & Drive. Then, this study involved 100 respondents who have ever purchased a Shell oil in the Shop & Drive Jakarta. This study used a quantitative method with an explanatory quantitative manifold. Sampling using random sampling method. The research model was tested using SPSS 22. The results of this study indicate that there is a significant and positive influence between store image with repurchase intention.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library