Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syifa Ananda
"Evaluasi Penggunaan Obat atau EPO adalah kegiatan yang digunakan untuk mengevaluasi penggunaan obat dalam rangka menjamin obat yang digunakan sesuai dengan infikasi, efektif, aman, serta rasional sehingga dapat memberikan manfaat dalam rangka perbaikan pola pada penggunaan obat berkelanjutan dengan berdasarkan bukti. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) secara kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk melihat ketepatan penggunaan obat yang dilakukan berdasarkan kriteria penggunaan obat, sehingga EPO yang dilakukan secara kualitatif dapat dilakukan dengan adanya evaluasi Penggunaan Obat Rasional (POR) yang merupakan upaya untuk melakukan evaluasi kerasionalan penggunaan obat di Puskesmas dengan pedoman indikator peresepan pada WHO sedangkan secara kuantiatif dilakukan dengan metode ATC/DDD dan DU90% yang dilakukan oleh Puskesmas Kecamatan Kalideres dengan penggunaan data obat periode Juli – Desember 2021 dengan hasil yang telah memenuhi target pemerintah dengan persentase >70% dan obat-obatan yang berada pada segmen DU 90%, yaitu Kaptopril tablet 25 mg, Metformin tablet 500 mg, Parasetamol tab 500 mg, Omeprazol kapsul 20 mg, dan Asam askorbat tablet 500 mg.

Evaluation of Drug Use or EPO is an activity used to evaluate drug use in order to ensure that the drug used is in accordance with the indications, effective, safe, and rational so that it can provide benefits in order to improve patterns of sustainable drug use based on evidence. Quantitative Drug Use Evaluation (EPO) is a method used to see the accuracy of drug use which is carried out based on the criteria for drug use, so that EPO which is carried out qualitatively can be carried out with an evaluation of Rational Drug Use (POR) which is an attempt to evaluate the rationality of drug use at the Health Center with guidelines on prescribing indicators at WHO while quantitatively carried out using the ATC/DDD and DU90% methods carried out by the Kalideres District Health Center using drug data for the period July - December 2021 with results that have met the government's target with a percentage of > 70% and drugs drugs that are in the 90% DU segment, namely Captopril tablets 25 mg, Metformin tablets 500 mg, Paracetamol tablets 500 mg, Omeprazole capsules 20 mg, and Ascorbic Acid tablets 500 mg. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Meltiara
"Salah satu aspek terpenting dari pelayanan dan peran farmasi adalah pengoptimalan penggunaan obat dan mampu menjamin ketersediaan obat yang aman, bermutu dan berkhasiat. Salah satu cara adalah memaksimalkan proses pengelolaan obat adalah melalui pengendalian perbekalan farmasi. Persediaan obat yang berlebih akan menimbulkan tempat dan memakan saving cost serta stok yang tersimpan tersebut merupakan modal yang perputarannya berhenti. Sedangkan, jika stok terlalu sedikit akan berakibat pada kemungkinan resep yang tertunda karena persediaan mengalami stockout atau kekosongan sehingga menyebabkan merosotnya mutu pelayanan rumah sakit khususnya instalasi farmasi akibat tertundanya pengobatan pasien. Hal tersebut cukup sering terjadi di depo farmasi rawat inap RSUI. Untuk mengatasi dan mencegah terjadinya kekosongan obat, dilakukan pembuatan sistem reminder restock otomatis saat stok obat sudah menipis. Sistem reminder restock dibuat dengan menghitung stok minimum dengan menghitung penggunaan rata-rata, lead time, dan safety stock, yang kemudian dihubungkan ke sistem melalui fungsi VLOOKUP dan IF Bertingkat.

One of the most important aspects of pharmacy services and roles is optimizing drug use and being able to ensure the availability of safe, quality and efficacious drugs. One of the way to maximize the drug management process is through controlling pharmaceutical supplies. Excessive drug supplies will create unnecessary space and use up extra saving costs while the turnover money for those products gets paused. Meanwhile, if there is too little stock, it will result in the possibility of prescriptions being delayed due to stockouts, causing a decline in the quality of hospital services, especially pharmaceutical installations, due to delays in patient treatment. This happens quite often at the RSUI inpatient pharmacy. To overcome and prevent stockout, an automatic restock reminder system was created when drug stocks ran low. The restock reminder system is created by determining minimum stock by calculating average usage, lead time, and safety stock, which is then connected to the system via the VLOOKUP and Multilevel IF functions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifah Novanti Putri
"Salah satu faktor penunjang kelancaran pelayanan kesehatan di puskesmas adalah tersedianya obat yang cukup untuk masyarakat yang melakukan pengobatan di puskesmas. Ketersediaan obat yang optimal dapat direncanakan dari proses perencanaan termasuk proses pencatatan dan pelaporan. Proses perencanaan kebutuhan obat tiap tahunnya dilakukan dengan sistem berjenjang (bottom-up) dari puskesmas yang berada di kelurahan hingga ke kecamatan. Tiap puskesmas akan membuat dan melaporkan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Formulir ini berfungsi untuk memonitoring pemakaian dan permintaan obat setiap bulan dan dapat diketahui profil penggunaan obat yang paling banyak hingga paling sedikit digunakan di puskesmas sehingga dapat disesuaikan dengan pola penyakit yang tersebar di masyarakat wilayah kerja puskesmas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian kartu stok obat dengan LPLPO dan mengetahui profil 10 (sepuluh) obat terbanyak di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Periode Oktober-Desember 2022 sehingga dapat membantu dalam proses perencanaan dan permintaan untuk periode selanjutnya. Pengambilan data menggunakan metode retrospektif dengan melihat LPLPO Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Periode Oktober-Desember 2022. Hasil dari penelitian ini berupa 10 (sepuluh) profil penggunaan obat terbanyak dari 228 obat di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Periode Oktober-Desember 2022 dengan urutan sebagai berikut: Metformin 500 mg; Parasetamol 500 mg; Calcium lactate 500 mg; Guaifenesin 100 mg; Chlorpheniramine maleate (CTM) 4 mg; Amlodipin 5 mg; Deksametason 0,5 mg; Vitamin B Kompleks; Glimepirid 2 mg; dan Vitamin B6 10 mg.

One of the factors supporting the smooth operation of healthcare services at health centers is the availability of sufficient medications for the community seeking treatment. Optimal medication availability can be planned through processes including recording and reporting. The annual medication planning process is conducted in a hierarchical (bottom-up) system from health centers in villages to those in districts. Each health center will prepare and report the Medication Usage Report and Request Form (LPLPO). This form functions to monitor monthly medication usage and requests, allowing the identification of the most to least used medications at the health center, which can then be adjusted according to the disease patterns prevalent in the community served by the health center. This study aims to determine the conformity of medication stock cards with LPLPO and to identify the profile of the ten most used medications at the Kramat Jati District Health Center for the period of October-December 2022, thereby assisting in the planning and requesting process for the next period. Data collection was conducted retrospectively by reviewing the LPLPO of the Kramat Jati District Health Center for the period of October-December 2022. The results of this study include the profile of the ten most used medications out of 228 at the Kramat Jati District Health Center for the period of October-December 2022, in the following order: Metformin 500 mg; Paracetamol 500 mg; Calcium lactate 500 mg; Guaifenesin 100 mg; Chlorpheniramine maleate (CTM) 4 mg; Amlodipine 5 mg; Dexamethasone 0.5 mg; Vitamin B Complex; Glimepiride 2 mg; and Vitamin B6 10 mg.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Syarifah
"Kusta merupakan penyakit yang menyerang sel saraf tepi dan organ tubuh dalam jangka panjang sehingga mengakibatkan sebagian anggota tubuh penderita tidak dapat berfungsi dengan normal. Kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Saat ini Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit kusta. Menurut data WHO tahun 2020, Indonesia masih menjadi negara dengan kasus baru Kusta nomor 3 terbesar di dunia dengan jumlah berkisar 8% dari kasus dunia. RSUP Fatmawati merupakan salah satu rumah sakit yang melayani pengobatan untuk penyakit kusta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan obat kusta dan sekaligus mengetahui jumlah pasien yang melakukan pengobatan selama periode Mei – Agustus 2023. Pengambilan data dilakukan dengan melihat arsip data resep fisik dan nantinya data akan dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia dan terapi yang digunakan serta lama pengobatannya. Terdapat 84 pasien yang mengidap kusta pada periode Mei – Agustus 2023 yang terdiri dari 26 wanita dan 58 pria dalam rentang usia anak anak hingga lansia. Jenis obat yang digunakan juga beragam dari jenis MB (multibasiller) sampai PB (pausibasiller).

Leprosy is a disease that affects the peripheral nerves and internal organs in the long term, resulting in some of the patient's body parts being unable to function normally. Leprosy is caused by the bacterium Mycobacterium leprae. Currently, Indonesia still faces various challenges in the prevention and control of leprosy. According to WHO data in 2020, Indonesia remains the third largest country in terms of new leprosy cases globally, comprising approximately 8% of worldwide cases. RSUP Fatmawati is one of the hospitals that provides treatment for leprosy. This study aims to identify the usage of leprosy drugs and simultaneously determine the number of patients undergoing treatment during the period from May to August 2023. Data collection was conducted by examining physical prescription records, which will later be categorized by gender, age, type of therapy used, and duration of treatment. There were 84 leprosy patients during the period from May to August 2023, consisting of 26 women and 58 men spanning from children to the elderly. The types of drugs used varied from multibacillary (MB) to paucibacillary (PB).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dezh Nahda Athiyya
"Evaluasi penggunaan obat (EPO) merupakan suatu metode yang bertujuan mengidentifikasi masalah terkait penggunaan obat (WHO, 2003). Evaluasi penggunaan obat merupakan salah satu standar pelayanan kefarmasian yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 (Kementrian Kesehatan, 2016). Evaluasi penggunaan obat dapat melihat dan menilai penggunaan obat secara bijak. WHO telah merekomendasikan metode Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) / Defined Daily Dose (DDD) dalam mengevaluasi penggunaan obat. Metode ini mengukur secara kuantitatif besarnya nilai DDD penggunaan antibiotik (WHO, 2021). Perbaharuan data kode ATC/DDD di Rumah Sakit Universitas Indonesia dilakukan dengan mengumpulkan data dari web WHO dan menghasilkan data yang berisi kode internasional obat (ATC), dosis harian (DDD), unit dose, dan rute pemberian obat yang dapat digunakan sebagai basis data untuk kebutuhan rumah sakit salah satunya dalam melakukan evaluasi penggunaan obat pasien Rumah Sakit Universitas Indonesia. Sebanyak 2.120 dari 2.331 sediaan farmasi telah terisi kode ATC/DDD yang terdiri dari 990 sediaan oral, 322 sediaan parenteral, 14 sediaan rektal, 3 sediaan transdermal, dan 3 sediaan vaginal.

Evaluation of drug use is a method that aims to identify problems related to drug use (WHO, 2003). Evaluation of drug use is one of the pharmaceutical service standards regulated in the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 74 of 2016 (Ministry of Health, 2016). Evaluation of drug use can see and assess drug use wisely. WHO has recommended the Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) / Defined Daily Dose (DDD) method in evaluating drug use. This method quantitatively measures the DDD value of antibiotic use (WHO, 2021). Updating ATC/DDD code data at the University of Indonesia Hospital is carried out by collecting data from the WHO website and producing data containing international drug codes (ATC), daily dose (DDD), unit dose, and route of drug administration which can be used as a database for One of the hospital needs is evaluating the use of medicines for patients at the University of Indonesia Hospital. A total of 2,120 of the 2,331 pharmaceutical preparations were filled with ATC/DDD codes, consisting of 990 oral preparations, 322 parenteral preparations, 14 rectal preparations, 3 transdermal preparations and 3 vaginal preparations.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hesty Putri Intan Pratiwi
"Puskesmas merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan pada tingkat pertama. ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, diantara mikroorganisme yang sering menjadi penyebab ISPA ialah virus dan bakteri. ISPA yang disebabkan oleh bakteri, pada pengobatannya membutuhkan suatu antibakteri atau dikenal dengan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang sering digunakan mengakibatkan besarnya peluang terjadinya penggunaan antibiotik yang tidak rasional dan mengakibatkan  terjadinya resistensi antibiotik. Umur sangat berpengaruh terhadap kejadian ISPA, anak dan balita lebih beresiko daripada usia dewasa. Tujuan dilakukan tugas khusus ini untu mengetahui nilai rasionalitas dan peresepan antibiotik pada pasien balita di Poli ISPA Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo pada Periode 17 Maret hingga 17 Juni 2023. Pengamatan dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder berupa rekam medik pasien balita di Poli ISPA kemudian ditentukan kriteria inklusi lalu ditentukan kategori rasionalitas dengan metode gyssens. Hasil yang didapat yaitu penggunaan antibiotik peroral pasien  balita di Poli ISPA yang sudah rasional sebanyak 30%.

Distrcit Health Center (Puskesmas) is a health service facility that organizes community health efforts and individual health efforts at the first level. ISPA (Acute Respiratory Infection) is a disease caused by microorganisms, among the microorganisms that often cause ISPA are viruses and bacteria. ISPA caused by bacteria, treatment requires an antibacterial or known as an antibiotic. Frequent use of antibiotics results in a large opportunity for irrational use of antibiotics and results in antibiotic resistance. Age greatly influences the incidence of ISPA, children and toddlers are more at risk than adults. The aim of carrying out this special task is to determine the value of rationality and antibiotic prescribing in toddler patients at the ISPA Poly, Pasar Rebo District Helath Center in the period 17 March to 17 June 2023. Observations were carried out by collecting secondary data in the form of medical records of toddler patients at the ISPA Poly Clinic and then determining the inclusion criteria. then determine the category of rationality using the Gyssens method. The results obtained were that the use of oral antibiotics in toddler patients at the ISPA Poly was rational at 30%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Darsih Sarastri
"Evaluasi penggunaan obat (EPO) menjadi kegiatan farmasi klinis yang penting untuk mengetahui pola, evaluasi berkala, masukan perbaikan, dan pengaruh intervensi pola penggunaan obat. EPO antibiotik perlu dilakukan karena tingginya potensi resistensi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pola pemakaian antibiotik oral di Puskesmas Kecamatan Makasar tahun 2022 berdasarkan jenis (nama generik), kelas terapi dan pengeluaran biaya (expenditure) serta pola pemakaian ATC level 3 antibiotik berdasarkan nilai DDD value dan pengeluaran biaya. Data pemakaian obat yang diperoleh dari Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO), alokasi gudang obat (BULD) dan resep tahun 2022 diolah menggunakan pivot table software Microsoft Excel dan dipresentasikan dalam diagram batang. Hasil pola pemakaian obat antibiotik oral tertinggi di Puskesmas Kecamatan Makasar tahun 2022 berdasarkan jenis yaitu Amoksisilin (67,63%), berdasarkan kelas terapi yaitu J01 – Antibacterials for Systemic Use (95,18%) dan berdasarkan expenditure yaitu Amoksisilin (66,47%). Selanjutya, hasil pola pemakaian kelas terapi antibiotik oral tertinggi berdasarkan expenditure yaitu J01 – Antibacterials for Systemic Use (97,88%) serta pola pemakaian ATC level 3 antibiotik oral tertinggi berdasarkan nilai DDD value dan expenditure yaitu J01C – Beta-lactam Antibacterials, Penicillins dengan DDD value 67,63% dan Expenditure 66,47%.

The evaluation of drug usage (EPO) has become an important clinical pharmacy activity to understand patterns, conduct periodic evaluations, provide improvement inputs, and assess the impact of interventions on drug usage patterns. EPO for antibiotics is necessary due to the high potential for resistance. A study was conducted to determine the pattern of oral antibiotic usage in the Makasar District Health Center in 2022 based on type (generic name), therapeutic class, expenditure, and the pattern of ATC level 3 antibiotic usage based on DDD values and expenditure. Data on drug usage obtained from Drug Usage Reports and Drug Request Forms (LPLPO), drug warehouse allocation (BULD), and prescriptions in 2022 were processed using Microsoft Excel pivot table software and presented in bar diagrams. The results showed that the highest pattern of oral antibiotic usage in the Puskesmas District Makasar in 2022 based on type was Amoxicillin (67.63%), based on therapeutic class was J01 – Antibacterials for Systemic Use (95.18%), and based on expenditure was Amoxicillin (66.47%). Furthermore, the results indicated that the highest pattern of therapeutic class usage of oral antibiotics based on expenditure was J01 – Antibacterials for Systemic Use (97.88%), and the highest pattern of ATC level 3 oral antibiotic usage based on DDD values and expenditure was J01C – Beta-lactam Antibacterials, Penicillins with DDD value of 67.63% and Expenditure of 66.47%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Alti
"Trauma Brain Injury (TBI) merupakan kondisi cedera pada otak yang terjadi ketika terjadi serangan fisik secara tiba-tiba dari kondisi eksternal. Kerusakan dapat bersifat focal (terbatas pada satu area otak) atau diffuse (terjadi di lebih dari satu area otak). Perubahan fisiologis pada pasien geriatri seperti penurunan fungsi ginjal, fungsi hati dan komposisi tubuh menyebabkan adanya perbedaan farmakokinetika dan farmakodinamika pada pasien geriatri. Dengan dilakukannya PTO diharapkan dapat mengoptimalkan efek terapi obat dan mencegah atau meminimalkan efek merugikan akibat penggunaan obat. Apoteker berperan penting dalam pelaksanaan PTO untuk mencegah terjadinya masalah terkait obat. Tujuan dalam penyusunan laporan tugas khusus ini adalah melakukan pemantauan terapi obat dan mengidentifikasi masalah terkait penggunaan obat pada pasien Ny. YS di lantai 6 Selatan Gedung Anggrek di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Berdasarkan hasil kegiatan Pemantauan Terapi Obat pada pada pasien Ny. YS dengan Trauma Brain Injury di Gedung Teratai Lantai 6 Selatan RSUP Fatmawati dapat disimpulkan bahwa pengobatan yang diterima oleh pasien Ny. YS telah tepat indikasi dan tepat dosis. Penggunaan antibiotik seftriakson telah tepat sesuai dengan PPK KSM Bedah Saraf RSUP Fatmawati dengan diagnosis Trauma Brain Injury. Namun durasi penggunaannya terlalu lama yaitu 22 hari.

Trauma Brain Injury (TBI) is a condition of injury to the brain that occurs when there is a sudden physical attack from external conditions. Damage can be focal (limited to one area of the brain) or diffuse (occurring in more than one area of the brain). Physiological changes in geriatric patients such as decreased kidney function, liver function and body composition lead to differences in pharmacokinetics and pharmacodynamics in geriatric patients. Drug Therapy Monitoring can optimize the effects of drug therapy and prevent or minimize adverse effects due to drug use. Apothecary play an important role in implementing Drug Therapy Monitoring to prevent drug-related problems. The purpose of preparing this special assignment report is to monitor drug therapy and identify problems related to drug use in Mrs. YS on the 6th floor South of the Orchid Building at Fatmawati General Hospital. Based on the results of monitoring drug therapy activities in patients Ny. YS with Trauma Brain Injury at Teratai Building South Floor 6 Fatmawati Hospital, it can be concluded that the treatment received by patient Ny. YS has the right indication and the right dose. The use of ceftriaxone antibiotics was appropriate according to PPK KSM Neurosurgery at Fatmawati Hospital with a diagnosis of Trauma Brain Injury. But the duration of use is too long (22 days).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alifatha Amartya Naufal
"Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 Tahun 2016 mengenai Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, beberapa tugas apoteker dalam pelayanan farmasi klinik yang dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum obat adalah pelaksanaan pelayanan informasi obat dan konseling. Pemberian konseling juga penting terutama pada pasien dengan penyakit kronis agar pasien memahami terkait pengobatan yang dilakukan, memiliki pengetahuan mengenai penyakitnya, dan mengetahui resiko jika tidak meminum obat secara tepat. Pengamatan kepatuhan dilakukan di Puskesmas Matraman di bagian Instalasi Farmasi dari pukul 07.30 – 16.00 dengan menggunakan kuisioner MMAS-8 dan wawancara terhadap pasien yang diresepkan obat Diabetes Mellitus dengan teknik accidental sampling. Kepatuhan pasien diabetes mellitus di Puskesmas Matraman dalam menggunakan obat adalah sebanyak 18 responden memiliki kepatuhan yang rendah, 13 responden dengan kepatuhan sedang, dan 2 responden dengan kepatuhan yang tinggi. Karakteristik yang memiliki hubungan signifikan dengan kepatuhan adalah umur dan lama pengobatan. Hal ini disebabkan karena semakin lama responden telah melakukan pengobatan, semakin menunjukkan pemahamannya dalam tujuan dari pengobatan yang dilakukan serta umur responden mempengaruhi proses degenerasi dari organ tubuh manusia, salah satunya penurunan memori yang menyebabkan meningkatnya resiko kelupaan pasien dalam meminum obat. Peran apoteker dalam meningkatkan dan mempertahankan kepatuhan pasien dalam minum obat diabetes melitus adalah dengan melakukan pelayanan informasi obat secara tepat dan konseling dengan baik agar tersampaikannya informasi dengan baik mengenai pengobatan yang sedang dilaksanakan pasien.

According to Minister of Health Regulation No. 74 of 2016 concerning Standards for Pharmaceutical Services at Community Health Centers, some of the duties of pharmacists in clinical pharmacy services that can increase patient compliance in taking medication are the implementation of drug information and counseling services. Counseling is also important, especially for patients with chronic diseases so that patients understand the treatment being carried out, have knowledge about their disease, and know the risks if they do not take the medicine properly. Observation of compliance was carried out at the Matraman Health Center in the Pharmacy Installation section from 07.30 – 16.00 using the MMAS-8 questionnaire and interviewing patients prescribed Diabetes Mellitus drugs using accidental sampling techniques. Compliance with diabetes mellitus patients at the Matraman Health Center using the drug was 18 respondents who had low adherence, 13 respondents who had moderate adherence, and 2 respondents who had high adherence. Characteristics that have a significant relationship with adherence are age and duration of treatment. This is because the longer the respondent has been taking treatment, the more he shows his understanding of the purpose of the treatment being carried out, and the age of the respondent affects the degeneration process of the human body's organs, one of which is memory loss which causes an increased risk of patient forgetfulness in taking medication. The role of pharmacists in improving and maintaining patient adherence to taking diabetes mellitus medication is to provide appropriate drug information services and good counseling so that good information is conveyed regarding the treatment being carried out by the patient."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Hanunah Ulfa
"Pelayanan kefarmasian menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam rangka memenuhi hak asasi akan kesehatan. Pelayanan farmasi klinik di apotek bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang meliputi rangkaian pelayanan dari pengkajian dan pelayanan resep, dispensing, pelayanan informasi obat (PIO), home pharmacy care, pemantauan terapi obat (PTO), dan monitoring efek samping obat (MESO). Observasi ini bertujuan untuk menilai kesesuaian sistem pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma 050 Merdeka dengan standar pelayanan kefarmasian di Apotek, serta memperoleh data kesesuaian dan kelengkapan resep yang diterima Apotek Kimia Farma 050 Merdeka. Data dikumpulkan secara deskriptif. Analisa resep dilakukan berdasarkan aspek administratif, farmasetik dan klinis, kemudian ditentukan apakah pemberian resep tersebut sudah sesuai persyaratan aspek atau belum. Hasil observasi menunjukkan bahwa sistem pelayanan kefarmasian yang diterapkan di Apotek Kimia Farma 050 Merdeka meliputi pengkajian resep secara administratif, farmasetik, klinis dan Pelayanan Informasi Obat (PIO), serta resep-resep yang diterima pada periode April di Apotek Kimia Farma 050 Merdeka telah sesuai, ditinjau dari aspek administratif, farmasetik dan klinis.

Pharmaceutical services are a very important aspect in order to fulfill the human right to health. Clinical pharmacy services in pharmacies aim to improve the quality of life of patients which includes a range of services from assessment and prescription services, dispensing, drug information services (PIO), home pharmacy care, monitoring drug therapy (PTO), and adverse drug reaction monitoring (MESO). This observation aims to assess the suitability of the pharmaceutical service system at Apotek Kimia Farma 050 Merdeka with pharmaceutical service standards at the Pharmacy, as well as to obtain data on the suitability and completeness of prescriptions received at Apotek Kimia Farma 050 Merdeka. Data was collected descriptively. Prescription analysis is carried out based on administrative, pharmaceutical and clinical aspects, then it is determined whether the prescription meets the aspect requirements or not. The observation results show that the pharmaceutical service system implemented at Apotek Kimia Farma 050 Merdeka includes reviewing administrative, pharmaceutical, clinical prescriptions and Drug Information Services (PIO), as well as prescriptions received in the April period at Apotek Kimia Farma 050 Merdeka are appropriate, from administrative, pharmaceutical and clinical aspects."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>