Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
Damanik, Safina
Abstrak :
ABSTRAK
Unterm rad adalah salah satu roman awal karya Hermann Hesse yang ditulis pada tahun 1904 sampai 1905. Jalinan cerita atau jalinan peristiwa di dalam roman ini tidak dapat dipisahkan dari perjalanan hidup pengarangnya. Oleh sebab itu untuk dapat memahami roman ini orang harus melihat dan menelusuri kembali perjalanan hidup pengarangnya, terutama pengalaman dan konflik yang dialami oleh pengarangnya pada usia remajanya. Pengalaman dan konflik pada masa remaja pengarang merupakan faktor yang melatarbelakangi proses penciptaan roman Unterm Rad.
Adapun teknik yang dipakai oleh Hermann Hesse di dalam upayanya memunculkan kembali pengalaman dan konflik masa remajanya tersebut ke dalam sebuah karya sastra adalah dengan mempergunakan prinsip polarische Spaltung.
Penerapan prinsip Polarische Spaltung dalam karya Hesse berangkat dari suatu konflik atau derita jiwa yang amat mendasar yang pernah dialami sendiri oleh Hermann Hesse, tetapi dalam pengungkapannya Hesse menciptakan atau kenghadirkan dua orang tokoh yang mewakili ciri-ciri yang bertentangan dari kepribadian Hesse. Kedua tokoh itu mempunyai sikap, tingkah laku dan cara berpikir yang sangat berlawanan dalam menghadapi suatu tema dasar yang sama. Kehadiran kedua tokoh tersebut membuat konflik menjadi lebih hidup. Seakan-akan pembaca menghadapi keadaan yang sebenarnya seperti dalam kehidupan sehari-hari.
Pembahasan penerapan prinsip Polarische SPaltung dalam skripsi ini dilakukan dengan bantuan metode historis geografis karena pada hakekatnya peristiwa dan tokoh-tokoh dalam roman Unterm Rad memiliki banyak kesamaan dengan pengalaman pribadi Hesse, namun ini bukanlah berarti bahwa karya tersebut merupakan replika atau fotokopi dari kehidupan Hesse sebab banyak pula hal-hal yang bersifat rekaan terdapat di dalam roman Unterm Rad.
1990
S14787
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bernard, Inggrid C.
Abstrak :
Menyusulnya Perang Dunia Kedua setelah Perang Dunia Pertama menghadapkan manusia di Eropa pada suatu pandangan yang absolut dalam menghadapi kehidupan. Angan-angan manusia yang berharap bahwa ilmu pengetahuan akan menjanjikan masa depan yang lebih baik dan dengan sendirinya akan mengangkat derajat mereka sebagai manusia, setelah Perang Dunia Kedua berkobar dirasakan sangat ironis, sebab segala usaha manusia untuk memperbaiki nilai kemanusiaan mereka nyatanya hanya rnenghasilkan bencana perang. Pesimisme mewarnai kehidupan masyarakat di. Eropa waktu itu. Juga perasaan yang soma muncul. dalam diri para sastrawan. Sebagai anggota masyrakat reaksi mereka terhadap keadaan ini tecermin dalam hasil karya mereka. Lahirnya karya sastra yang memasalahkan arti.dan peran manusia, serta waktu, di mana didalamnya tecermin pandangan skeptic sastrawannya terhadap _
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S15746
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rohana Jusuf
Abstrak :
Bagi kritikus--kritikus sastra Aart van der Leeuw adalah salah seorang tokoh aliran Neo Romantik. Siapakah dia sebenarnya, bagaimanakah latar belakang kehidupannya dan bagaimana perkembangan kepribadiannya, hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk membahasnya. Dalam kesempatan tanya-jawab di tahun 1925 dengan G.H.'s-Gravesande, Aart van der Leeuw mengemukakan apa yang menjadi inti pandangan hidupnya. la menyebut, bahwa 'cinta dan hormat untuk hidup' adalah 'titik tolaknya yang sebenarnya'. Cinta dan hormat itulah yang memung_kinkan Van der Leeuw untuk menerima kehidupan, walau_pun kehidupan itu sering berat dirasakan olehnya (Hulsker, 1946: 46). Dalam suatu wawancara, sesudah tanya-jawab tersebut di atas, Van der Leeuw secara gamblang mengata_kan: Zoolang wij mensch zijn, ligt onze taak in daze wereld. Die taak is moeilijk, maar on_beschrijfelijk schoon (Hulsker, 1946: 47). Selama kita manusia, di dunia inilah ter_letak tugas kita. Tugas itu sukar, tetapi tak terlukiskan indahnya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15932
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Diah Wulandari Marsono
Abstrak :
Syair ini merupakan motto yang dipakai oleh Remco Campert dalam romannya yang pertama Het Leven is vurrukkulluk, yang merberitahu permbacanya inti cerita sesungguhnya, yaitu ketiadaan rasa cinta kasih sebenarnya dalam kehidupan bebas yang didambakan oleh kaum remaja artistik.Dalam skripsi yang dibuat ini, penulis ingin membicarakan tokoh Remco Campert, sebagai salah seorang pengarang penting dari generasi tahun limapuluhan dengan karya seninya yang tidak sedikit.Yang pertama-tama menarik perhatian penulis adalah judul romannya yang ditulis jelas seperti ucapan fonetisnya, Het Leven Is Vurrukkulluk (tulisan sebenarnya 'ver_rukkelijk' dan artinya 'menyenangkan') . Oleh karena penu_lisan yang demikian, maka penulis berkeinginan untuk membaca roman itu berulang kali hingga faham betul akan isinya. Makin lama makin tampak jelas ciri dan gaya bahasa Campert, selain dalam pengungkapannya yang terbuka (banyak kata-kata yang ditulis secara fonetis) juga dalam penggambaran situasi yang begitu jelas. Mungkin seperti pembaca lainnya, penulis pun berusaha melibatkan diri ...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S15801
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nasution, Azhar
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis bagaimana P. A. Daum dan Louis Couperus menampilkan aspek kekuatan gaib dalam karya mereka, Goena-goena dan De stille kracht. Lebih jauh lagi skripsi ini menyoroti pandangan tokoh-tokoh yang berasal dari golangan masyarakat yang berbeda dalam memandang keberadaan kekuatan gaib dalam Goena-goena dan De stille kracht. Kedua karya ini mempunyai latar tempat yang sama, yaitu di pulau Jawa. Cerita dalam kedua buku ini juga membahas hal yang sama, yaitu tentang kepercayaan dan norma masyarakat Jawa.
Dalam melakukan analisis digunakan metode struktural_ Analisis diiakukan terhadap anasir-anasir dalam cerita, yaitu latar, penokohan dan fokalisasi. Pembahasan mengenai kekuatan gaib melalui pendekatan sejarah dan kebudayaan masyarakat Jawa diberikan sebelum analisis diiakukan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai kekuatan gaib menurut masyarakat Jawa, agar mempermudah analisis yang akan dilakukan. Dalam kesimpulan dirangkum bagaimana Daum dan Couperus menampilkan aspek kekuatan gaib serta pandangan terhadap kekuatan gaib menurut tiga kelompok masyarakat di Hindia Belanda pada masa itu, yaitu: Eropa, Indo-Eropa dan Pribumi (diwakili oleh suku Jawa).
1997
S15941
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rorimpandey-Roring, Juliana E.
Abstrak :
Buku De Voorstad Groeit karangan Louis Paul Boon- di_terbitkan tahun 1942. Ditulisnya setelah dibebaskan dari tahanan perang Jerman pada akhir tahun 1940.1) Buku ini muncul ditengah-tengah Perang Dunia Kedua, dan berhasil meraih penghargaan 'Leo Kryn' pada tahun 1942 itu juga.2) Setelah karya pertamanya itu berhasil meraih hadiah, maka selanjutnya karya-karyanya yang lain terus mengalir, dan kembali dapat meraih beberapa penghargaan sastra, se_perti hadiah 'Henriette Roland Hoist' untuk karya syair epiknya berjudul De Kleine Eva uit de Kromme Bijlstraat pada tahun 1956. Kemudian hadiah 'Karel Barbieri untuk karyanya yang memuat bahan sejarah, berjudul De Bende van Jan de Lichte, pada tahun 1963, dan hadiah 'Constan_tijn Huygens'untuk seluruh hasil karyanya pada tahun 1966. Dan pada tahun 1971, hadiah 'Dirk Martens' untuk karyanya Pieter Daens of Hoe in de Negentiende Eeuw de Arbeiders van Aalst Vochten Tegen Armoede en Onrecht. Pada tahun 1972, Boon mendapat dukungan dari: 'vereniging van Vlaamse Letterkundigen', 'Vlaamse Pen-Club', 'Nederlandse ...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S15931
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Budi Djoko Setiawan
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kehidupan beragam pada masyarakat Belanda pada awal abad 19 dan bagaimana Arthur van Schendel melihat masalah tersebut. Penelitian dilakukan dnegan cara meneliti data di dalam roman tersebut, kemudian melalui pendekatan sosiologis, data tersebut dilihat hubungannya dengan kenyataan sejarah yang terjadi pada masa tersebut.
Dari penelitian tersebut penulis mendapatkan kesimpulan (1) pengkotakan masyarakat berdasarkan agama (verzuiling) yang terjadi pada awal abad 19 merupakan warisan pertentangan yang bermula pada awal abad 16 yaitu yaitu ketika Pengeran Willem van Oranye dan kaum Kalvinis memenangkan pertempuran melawan Spanyol; (2) Atas keadaan tersebut Artur van Schendel memberikan kritik-kritiknya dan menginginkan adanya kehidupan yang saling berdampingan tanpa adanya pertentangan satu sama lainnya. Ungkapan tersebut diungkapkan dalam scene perkawinan Maarten yang beragama Proetestan dengan Marie yang beragama Katholik.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S15791
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Martina W. Sumali
Abstrak :
Dalam sejarah, tiap-tiap bangsa pernah mengalami masa-masa jaya dan pernah pula mengalami masa-masa suram, misalnya jaman kejayaan kekaisaran Romawi pada abad pertama dan kedua sesudah Masehi. Bangsa Belandapun pernah mengalami jaman keemasan yang terjadi pada abad ketujuh belas. Karena Amsterdam merupakan kota pelabuhan dan perdagangan Belanda, maka sebagian kecil dari wilayah ini yang berperan pada periode itu cukup menarik untuk dibahas. Sehubungan dengan itu, penulis merasa tertarik untuk melihat bagaimana sebenarnya yang disebut jaman keemasan itu bagi kota Amsterdam. Jaman keemasan yang dikenal de_ngan sebutan De Louden Eeuw, merupakan masa Jaya negeri Belanda, terutama dalam bidang perekonomian dan kebudayaan.Pemilihan pokok pembicaraan mengenai jaman keemasan Amsterdam, disebabkan karena ingin mengetahui apakah pre_dikat ini berlaku bagi semua lapisan masyarakat di kota ini.Di sini akan dikaji keadaan kota Amsterdam terutama yang berhubungan dengan masa itu, karena Amsterdam pada abad ke 17 merupakan pusat bagi baik kegiatan perdagangan maupun kebudayaan. Kedua bidang tersebut menonjol pada _
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S15904
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Enny Suryani
Abstrak :
Eline Vere adalah roman pertama yang ditulis oleh Louis Couperus, yang sekaligus menjadi penentu jati diri Louis Couperus sebagai penulis prosa. Seperti halnya roman Louis Couperus lainnya, yang pada umumnya bertema kekuatan noodlot atau takdir atas kehidupan manusia, Eline Vere menggambarkan hal serupa. Nasib manusia dibatasi oleh faktor keturunan dan lingkungan merupakan tema Eline Vere yang disimpulkan dari enam motif utama yang terdapat,di dalam cerita. Ada keraguan tentang aliran sastra yang menjiwai roman tersebut, karena ada dua kemungkinan aliran yang dominan di dalamnya, yaitu Naturalisme dan Dekadensi. Analisis tema, motif dan penokohan menunjukkan bahwa Eline Vere memiliki aspek dan ciri kedua aliran tersebut, dengan aspek Dekadensi yang lebih dominan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15764
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Maila Sonja Tahar
Abstrak :
Dalam Twee Vrouwen ini kepada pembaca disajikan segala kebebasan seks yang dilakukan tokoh-tokoh cerita. Berawal dari Laura, setelah bercerai dengan Alfred, kadangkala dia suka membawa laki-laki menginap di rumahnya. Disambung dengan hubungan lesbiannnya dengan Sylvia. Setelah itu Sylvia menyalin pula hubungandengan Alfred. Di sini Sylvia telah melakukan hubungan biseksual. Sedangkan Alfred dapat diibaratkan sebagai seorang suami yang tidak setia kepada istrinya. Pada akhir cerita Muclisch menghancurkan semua hubungan yang tidak normal itu. Sylvia meninggal akibat penganiayaan Alfred, sedangkan Alfred harus mendekam dalam penjara. Akibat percintaan Laura dengan Sylvia, Laura tidak saja harus kehilangan Sylvia, tetapi juga kehilangan ibunya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S15973
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library