Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gandi Purnama
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang aspek-aspek yang menyebabkan Karang Taruna Lubang Buaya dan Karang Taruna Tampomas bisa bertahan dan meningkatkan aktivitasnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatitif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka aspek-aspek organisasi yang menyebabkan KT Lubang Buaya dan KT Tampomas bisa mempertahankan eksistensi dan keberlanjutan organisasinya adalah memiliki visi dan misi yang jelas; memiliki pereneanaan tahunan; adanya kerjasama dan koordinasi yang baik; dan memiliki program yang fokus. Aspek lainnya yang dimiliki oleh KT Lubang Buaya adalah : melakukan monitoring dan evaluasi program yang dilaksanakannya dan kemampuan membangun jaringan. Sumber pendanaan berasal dari proposal-proposal kegiatan yang diajukan ke jaringan atau mitra yang dimiliki oleh karang taruna. Sedangkan aspek yang dimiliki secara khusus oleh KT Tampomas adalah kegiatan berbasis sumber daya lokal seperti kesenian tradisional dan pariwisata. Sumber pendanaan tetap berasal dari pengelolaan daerah wisata yang bekerjasama dengan pemerintah desa dan Perum Perhutani. Kepemimpinan di KT Lubang Buaya dan KT Tampomas memiliki karakteristik : memberikan kereladanan; membangun kepercayaan, memberikan semangat dan membangun kebersamaan; dan mampu mengelola konflik. Ada beberapa karakteristik kepemimpinan berbeda dan hanya dimiliki oleh KT Lubang Buaya, yaitu : memiliki visi yang kuat dan mampu menginspirasikan visinya kepada seluruh anggota; inovatif dan memiliki jiwa entrepreneurship. Anggota KT Lubang Buaya dan KT Tarnpomas memiliki karakteristik memiliki keterikatan yang kuat dengan wilayah tempat tinggalnya, Khusus anggola KT Lubang Buaya memiliki karakteristik tambahan, yaitu : memiliki keinginan untuk berprestasi; memiliki solidaritas pertemanan atau persahabatan; dan memiliki keinginan untuk eksis di masyarakat.
This thesis discusses the aspects that cause the Youth Organization 'Lubang Buaya' and Youth Organization 'Tampornas' can survive and increase its activity. This study used a qualitative approach. Based on researeh that has been done then the aspects of the organization that led youth organizations 'Lubang Buaya' and youth organizations 'Tampomas? can maintain its existence and sustainability of the organization is having a clear vision and mission; has an annual planning; the cooperation and coordination; and has programs that focus. Another aspect which is owned by youth organizations 'Lubang Buaya' are: monitoring and evaluation of programs implemented and the ability to huild networks. The source of funding comes Hom the proposals of tl1e proposed activity to the network or partner owned by the youth organizations. While the aspect that is owned exclusively by youth organizations ?Tampomas' is an activity based on local resources such as traditional arts and tourism. Sources of funding still comes from the management of tourist areas in collaboration with village governments and Perhutani. Leadership at youth organizations 'Lubang Buaya' and youth organizations "Tampomas" characteristics : provide exemplary; build trust; encourage and build up unity, and able to manage conflict. There are several diEerent leadership characteristics and only owned by youth organizations 'Lubang Buaya', namely: having a strong vision and able to inspire his vision to all members; irmovative, and has an entrepreneurship. Members of youth organizations 'Lubang Buaya' and youth organizations 'Tampomas? characteristics have a strong attachment to the arca where he lives. Special youth organizations 'Lubang Buaya' members have additional characteristics, namely: having a desire to excel; have a friendship or Hiendship solidarity, and have the desire to exist in society.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi
Abstrak :
Kematian eksistensial hanya terjadi pada eksistensi. Kematian ini bukan bagian dari dunia manusia, meskipun terjadi pada tiap-tiap manusia. Akan tetapi, kematian dapat dihadirkan dalam dunia manusia melalui domestifikasi seiring berkembangnya kemampuan manusia untuk meningkatkan harapan hidupnya. Hal ini mengakibatkan kematian selalu mengalami pergeseran dan perubahan, bukan hanya pada tataran konseptual, tapi juga secara faktual. Konstruksinya tergantung pada kemampuan manusia untuk mempertahankan kehidupannya. Meskipun memiliki kemampuan untuk mengorganisasi kematian, namun manusia tidak mungkin menundukkannya secara penuh. Ini berarti, manusia tidak mungkin menjadi immortal. Bukan karena teknologi belum memungkinkan, tapi karena immortalitas melenyapkan kemanusiaan.
Existential death occurs only on existences. Existential death is not part of human-world, although it happens to every human. But, death may presents on human-world through its domestification along development of human_s ability to increase their lifespan. As the result, there always displacement and alteration of death, not only conceptually, but also factually. Construction of death depends on human_s ability to survive. Although, human ables to organize death, but impossible to defeat it completely. It means, human can not be immortal. It is not because of disability of technology, but immortality vanishes our humanity
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16054
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library